Sunday, July 10, 2016

Keluargaku = Ladangku


Ev. Daesy Sanger

Kejadian 1:26-27
26   Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Kis 18:1-28
1   Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
2  Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
3  Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.
4  Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.
5  Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.
6  Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain."
7   Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.
8  Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
9  Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam!
10  Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini."
11  Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.
12   Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan.
13  Kata mereka: "Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat."
14  Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: "Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu,
15  tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian."
16  Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.
17  Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.
18  Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
19  Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20  Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21  Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
22  Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23  Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
24  Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.
25  Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.
26  Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
27  Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.
28  Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Pendahuluan

                Ladang berada di daerah pertaninan. Istilah ladang, sawah dan kebun sudah tidak asing walau kita tinggal di kota. Kita banyak mengetahuinya karena hidup di negara agraris. Sekarang bayangkan kita berada di sebidang ladang. Aktivitas apa yang dilakukan orang di ladang? Menanam. Menanam artinya mempersiapkan ladang garapan  mulai dari menggali tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan bisa ditanami. Ada aktivitas menaburkan benih dan memberi pupuk. Ketika tunas bertumbuh ada aktivitas merawat di mana tanaman yang rusak dipotong sehingga ulat-ulatnya tidak merusak tanaman-tanaman di ladang. Setelah tanaman menghasilkan buah maka akan dipanen. Setelah itu hasilnya bisa dinikmati dalam keluarga sendiri. Untuk seorang pengusaha agronomi, dia akan menjual buah yang dipanen tersebut sehingga orang lain bisa menikmati.

                Keluarga ku = ladangku berarti ada aktivitas yang harus dilakukan agar keluarga ‘menghasilkan’. Tujuan mengolah  ladang adalah untuk menghasilkan buah, produk atau sesuatu yang bisa dimakan dan menghasilkan kesegaran. Sekarang banyak yang memakai produk-produk pertanian hidroponik dan makan yang sehat. Visi gereja ini agar mempunyai pengajaran yang sehat. Sehat yang bisa dinikmati dan tidak menjadi buah yang busuk. Untuk itu jemaat harus belajar dari firman Tuhan dan firman yang diberitakan di atas mimbar. Mengapa pelayanan harus melalui keluarga? Tidak cukupkah di gereja saja? Tidak cukupkah aktivitas di gereja atau sekolah Kristen? Kita masih ingat kalau orang bertanya, “Tuhan menciptakan keluarga atau gereja terlebih dahulu?” Keluarga! Keluarga yang diciptakan pertama kali mempunyai peranan yang penting dan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia. Kalau Tuhan menciptakan keluarga berarti keluarga itu penting, berguna dan Tuhan punya maksud dan tujuan saat menciptakanNya.

Beberapa Landasan Firman Tuhan terkait Keluargaku = Ladangku

-        Tuhan meletakan misi dalam keluarga (Kej 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi).
Bicara tenang misi berarti kita berbicara tentang keluarga Kristen dengan kata lain berarti Tuhan punya misi dalam keluarga. Waktu Tuhan menciptakan Adam dan Hawa bukan sekedar untuk bersenang-senang saja (piknik dan liburan keluarga menjadi bagian penting dalam keluarga). Misi manusia diciptakan Allah : beranak cucu dan bertambah banyak. Sehingga tidak mengherankan pasangan yang sudah menikah cepat-cepat ingin punya anak. Tugas regenerasi : beranak cucu dan bertambah banyak. Sekarang program keluarga berencana membatasi jumlah kelahiran anak karena lahan tempat hidupnya terbatas. Ketika semua anak sudah menjadi dewasa dan meninggalkan rumah, maka rumah menjadi sepi. Sekarang kalau keluarga mempunyai  4-5 anak repot mengurusnya tapi setelah mereka dewasa, rumah menjadi sepi. Manusia harus melaksanakan misi itu. Penuhi bumi, taklukkanlah itu, berkuasalah atas semua binatang. Ini mandat budaya dalam keluarga. Ada hal yang harus diwariskan ke anak-cucu karena Allah telah menetapkannya. Hal ini harus dilaksanakan walau tugas Allah ini berat.

-        Allahpun bermisi melalui sebuah keluarga  

Alkitab luar biasa karena diilhami Allah. Allah membuat keluarga untuk melaksanakan dan memakai misiNya. Yesus lahir melalui keluarga Yusuf dan Maria. Allah sangat konsisten. Pertama Allah menciptakan keluarga. Waktu Allah mau bermisi dan mengutus anakNya yang tunggal dalam dunia ini, Allah menggunakan keluarga. Bisa tidak Yesus datang tidak melalui keluarga? Anak Sekolah Minggu yang ditanya menjawab : Bisa! Misal : bisa datang dari luar angkasa. Apa alasannya? Karena Yesus adalah Tuhan, Dia mau jadi apapun bisa! (bisa karena Dia adalah Tuhan). Terkadang sebagai orang dewasa kita tidak sanggup berpikir seperti anak Sekolah Minggu itu. Di sini kita melihat Allah tetap memilih lembaga keluarga untuk lahir dan dibesarkan. Lukas 2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Ketika berumur 12 tahun, Yesus sebagai keturunan Yahudi mengikuti ajaran Yahudi. Usia 12 tahun dianggap cukup besar untuk pergi ke rumah Tuhan. Orang Yahudi datang ke Yerusalem 3 kali setahun. Jarak dari Nazaret (tempat Yesus dan keluarganya berdomisili) ke Yerusalem cukup jauh. Kalau berjalan kaki atau menunggang keledai membutuhkan waktu 3 hari. Sebagai orang Yahudi, Yesus mengikuti semua tata cara itu. Seorang Allah yang merendahkan diri dalam kondisi dan nilai keluarga Yahudi dibentuk untuk 3 kali setahun pergi ke Yerusalem bersama papa-mama Nya. Keluarga adalah ladangku itu tugas kita dalam keluarga. Bukan sekedar memberi makanan, menyekolahkan anak tetapi melihat apa yang Tuhan Yesus lakukan. Mereka memsiapkan anak mereka.

Walau Yesus adalah Allah sejati tetapi ia mengikuti proses dalam keluarga. Itulah pentingnya sebuah keluarga. Alkitab bukanlah buku tentang keluarga  (family book) yang menulisi bagaimana menjadi keluarga sehat tetapi Alkitab berbicara tentang manusia dan menyentuh hidup kita dalam keluarga. Oleh karena itu kalau punya anak, janganlah membesarkannya tanpa Allah. Kita ikuti perkembangan anak. Kita harus marah kalau anak tidak datang ke Sekolah Minggu. Yesus pernah tertinggal di Bait Allah  dan orang tuanya pun kembali lagi. Yang menarik ketika Maria bertanya, “Mengapa Engkau melakukan ini Nak?” Yesus pun menjawab,”Memang Aku harus tinggal di rumah Bapaku.” Ayat 51, Yesus pulang bersama keluargaNya ke Nazaret dan tetap hidup dalam asuhan (nurturing) mereka. Yesus mengikuti proses dalam keluarga. Anak tukang kayu dibesarkan dalam keluarga tukang kayu. Papanya mengajarkan tentang pertukangan kayu dan itu diajarkan oleh keluarga Yahudi yang menurunkan ketrampilan ke anak. Yesus sebagai anak dilibatkan dalam ibadah. Jangan takut kalau anak mengganggu dalam ibadah. Beberapa gereja ada ruang bayi. Kalau yang tidak punya, agak susah untuk beribadah. Kami berdua membawa anak-anak kami ke ruang  ibadah yang tidak punya ruang bayi dan mendidikan anak untuk tidak mengganggu ibadah. Kalau ada orang yang tidak konsentrasi karena anak berisik, itu karena kurang konsentrasi saja. Saya ingat suami saya mendisiplinkan anak ketika rewel , dia dibawa keluar dan ditanya, “Kamu mau ikut ibadah atau di luar?” Maka anak itu menjawab, “Mau ikut ibadah” . Anak-anak melihat papa-mama yang begitu ‘besar’, harus tetap duduk tenang mengikuti pemberitaan firman. Berarti ada yang lebih ‘besar’ dari papa-mama nya yaitu Allah.

-        Tuhan juga menggunakan lembaga keluarga untuk melayaniNya

1 Taw 25:6 Mereka ini sekalian berada di bawah pimpinan ayah mereka pada waktu menyanyikan nyanyian di rumah TUHAN dengan diiringi ceracap, gambus dan kecapi untuk ibadah di rumah Allah dengan petunjuk raja. Demikianlah keadaan bani Asaf, Yedutun dan Heman.
Di Mamur kita juga menemukan nama Asaf, Yedutun dan Heman di mana mereka menjadi pimpinan pujian. Mereka melayani sebagai singer. Anak Heman dan Yedutun melayani dalam persekutuan bersama. Mereka butuh biduan. Dalam 1 Tawarikh 25:6 dikatakan keluarga terlibat dalam sebuah pelayanan. Papa dan anak melayani bersama. Tidak semua orang bisa bermusik, tapi bisa melayani dalam bentuk apa saja. Anak saya melayani sebagai pianis. Awalnya kami memaksa anak-anak kami  untuk belajar memainkan alat musik. Waktu kecil mereka  berkata, “Jangan paksa kami untuk mengajar di Sekolah Minggu.  Sepertinya saya tidak bisa mengajar anak-anak Sekolah Minggu.” Waktu menikah saya sudah berdoa agar anak-anak kami punya talenta rohani untuk melayani. Talenta itu kemudian diberikan. Saya berdoa bersama dengan suami,”Berikan talenta khusus kepada anak-anak sehingga bisa dipakai untuk melayani Tuhan.” Mama saya sekarang hadir mengikuti ibadah di sini. Mama mengajarkan kami melayani. Mama memberikan rumahnya untuk dipakai anak-anak Sekolah Minggu, saya dan adik-kakak saya melayani. Jadi saya begitu takut saat anak berkata, “Jangan suruh saya mengajar Sekolah Minggu karena  saya tidak punya bakat mengajar.” Saya ingat waktu umur anak saya 7 bulan  sampai umur batita (di bawah 3 tahun) saya sengaja berhenti bekerja. Waktu saya menyanyikan lagu “nina bobo”, anak saya bisa mengikuti nada saya tanpa nada fals. Mungkin musik yang menjadi talentanya. Jadi saya pikir dan berkata,”Papa dan mama bantu kamu untuk menemukan bakatmu”. Ia mengamuk dan menjawab, “Mama terlalu terobsesi.” Namun setelah besar (17 tahun) ia berkata,”Bersyukurlah mama cukup strong. Mama terima kasih sudah meminta saya belajar piano.” Pernah saya ada pelayanan dan saya mengajak anak perempuan saya (Abigail) untuk ikut melayani karena saya pikir kurang efektif kalau hanya dengan bicara saja. Maka kami akan berkolaborasi pergi berdua sebagai tim. Ia yang bermain musik.

-        Keluarga dipakai Tuhan untuk mempersiapkan para pelayan misi (Keluarga Musa, Yohanes dan Timotius)

2 Tim 1:5  Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
Pernahkah seorang ibu membayangkan ketika sedang menggendong dan menyuapi anak-anaknya : mungkin kita sedang mempersiapkan seorang misionaris. Biarlah kita menjadi bagian untuk memperlengkapi dan mempersiapkan para pelayan misi seperti hamba Tuhan. Bukan hanya misi di mimbar tapi pelayan Tuhan di mana saja. Mungkin saya banyak berdoa untuk hal-hal yang tidak didoakan orang lain. Selain berdoa untuk talenta anak-anak kami, saya dan suami juga berdoa agar anak-anak kami mengambil salah satu dari 3 profesi yang bersentuhan dengan jemaat (manusia). Kami berdoa, “Tuhan boleh tidak anak kami menjadi hamba Tuhan, guru (dosen) atau dokter?” Tuhan kalau boleh anak saya menjadi salah satu dari ketiga profesi tersebut. Saya pikir ini misi dan menyentuh jiwa manusia. Jadi kalau ada anak yang menjadi hamba Tuhan bersyukurlah (give thanks) karena kita dipilih dalam keluarga yang menginvestasi anak untuk pelayanan kepada Tuhan. Seorang mama seharusnya merasa senang dan bangga kalau anaknya bisa menjadi hamba Tuhan. Dulu mungkin orang tua akan berkata,”Tidak usah menjadi hamba Tuhan karena miskin.” Seharusnya kita bersyukur kalau membesarkan anak yang bisa menjadi hambaNya. Kami membawa anak-anak kami  ke sekolah Alkitab di mana kami pernah menjalani pendidikan. “Ini lho dulu papa sekolah di sini (di bandung). Mama dulu S2 juga di sini”, kata saya.  Anak saya berespon,”Jadi kami harus bersekolah di sin?” Kami juga mengajak anak-anak saya untuk melihat sekolah Alkitab di luar negeri seperti tempat tantenya bersekolah di SBC. Saya berkata, “Di luar negeri juga banyak sekolah teologia.” Saya ingin anak-anak kami  melihatnya. Yang besar akhirnya berkata, “Ma saya mau sekolah Alkitab tapi tidak sekarang.” Yang pertama memilih bidang medis. Hati saya bersyukur, lalu saya mengusulkan agar anak-anak mengambil sekolah Alkitab agar seimbang antara fisik, mental dan rohani. Anak-anak belum selesai pendidikannya sekarang, tetapi ini adalah bagian ladang yang harus diselesaikan. Tokoh Alkitab seperti Musa, Yohanes dan Timotius juga dididik dalam keluarganya.

Keluarga melayani dalam persepektif Kisah Para Rasul

-     Rumah (baca keluarga) menjadi perluasan dari Bait Allah dalam peberitaan Injil dan pelayanan (band. dengan kehidupan jemaat mula-mula Kis 2).

Pernah bayangkan keluarga kita menjadi perluasan dari gereja kita? Di gereja ada hamba Tuhan dan guru Sekolah Minggu, tapi di rumah kita juga ada ladang kecil yang hasilnya bisa dipasok ke gereja. Keluarga perluasan dari Bait Allah .

-        Dampak keselamatan pada seluruh isi rumah

(Kis 16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.").
Satu orang percaya semua diselamatkan. Tetapi keselamatan bukan warisan seperti kalau Papa percaya maka semua anak jadi selamat. Namun pengertiannya : iman ditularkan, diperbincangkan sehingga anggota keluarga lainnya berespon dan menjadi percaya. Keluarga kami bukan berasal dari keluarga Kristen tetapi Tuhan mengasihi keluarga kami. Popo saya yang sudah tua tidak bisa datang ke gereja sendiri sehingga mama menemaninya setiap minggu. Karena mendengar firman Tuhan, akhirnya mama menjadi percaya. Mama orang pertama yang percaya sedangkan papa hidupnya hanya untuk bekerja. Setelah mama bertobat, ia ingin anak-anaknya menjadi anak-anak Tuhan. Ia tahu agar anak Kristen seharusnya dimasukkan ke sekolah Kristen. Jadi kami dibesarkan dalam sekolah Kristen dan mengikuti Sekolah Minggu yang baik. Sehingga waktu tumbuh besar, kami punya kerohanian yang baik. Papa juga mulai percaya walau masih jatuh bangun. Rumah kami dijadikan ladang pelayanan. Saudara kami menjadi ladang kami. Di daerah , kami menjadi satu-satunya keluarga Kristen. Kami tidak tinggal dalam kompleks keluarga Kristen.  Rrumah kecil kami menjadi tempat iman diperbincangkan , dibagikan dan diberitakan. Hasilnya dari keluarga mama yang berjumlah sembilan orang, ada 8 orang yang dimenangkan dengan paket lengkap (anak-cucu semua menjadi percaya). Keluarga adalah ladang pelayanan. Jadi bukan hanya keluarga kami, tetangga kami juga menikmati. Bahkan tetangga jauh datang menikmati persekutuan.

-        Contoh keluarga yang memuliakan Tuhan

Diteladankan oleh keluarga Akwila - Priskila (Kis 18:1-28; Roma 16:3-5 3  Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus.  Mereka telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku. Kepada mereka bukan aku saja yang berterima kasih, tetapi juga semua jemaat bukan Yahudi.  Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus , 1 Kor 16:19 Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu).
Akwila dan Priskila adalah orang awam. Memang ada orang-orang  awam yang melayani sesuai profesi. Seperti Akwila  dan Priskila yang menjadi wiraswasta (membuat kemah) dan pasti cukup kaya. Mereka melayani secara holistik yang bukan saja melalui pemberitaan firman tetapi melayani dalam berbagai hal (termasuk finansial). Mereka menjadi teman sekerja Rasul Paulus dalam melayani. Mereka melayani Tuhan dalam konteks keluarga (suami-istri). Pada ayat 24-26 ada Apolos pengkhotbah besar. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.  Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.  Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
Keluarga ini dipakai Tuhan untuk mengajar pengkhotbah besar yang bernama Apolos. Ini hebat sekali. Dalam keterbatasan, mereka dipakai Tuhan. Mereka menjelaskan tentang Injil , jalan Tuhan, tentang apa yang Yesus lakukan. Akwila dan Priskila tidak setenar Paulus karena bukan rasul tapi pelayanannya dicatat oleh Lukas. Mereka mungkin tidak terkenal. Banyak orang yang memang dipakai di belakang layar. Orang yang tidak bisa berkhotbah bukan berati kiamat dan tidak bisa melayani. Karena banyak bagian yang bisa dipakai dalam memuliakan Tuhan. Mama saya menjadi ‘marketing’ kami. Karena tidak bisa berkhotbah , ia melayani dengan caranya yang unik. Kalau ada orang tua berbelanja di tokonya dengan membawa anak-anaknya, mama akan bertanya kepada anak-anak tersebut,”Kamu Minggu ngapain? Nanti hari Minggu kamu datang ke rumah belajar nyanyi bersama Didi dll ya.” Mama menjadi anggota paduan suara  dan dia suka menyanyi di toko. Ada anak-anak yang berkata,”A-yi kok aneh ya. Sudah tua suka menyanyi.” Mama kemudian bertanya,”Memang kamu tidak bisa menyanyi?” Si anak menjawab,”Tidak bisa”. Mama kemudian berkata lagi,”Nanti hari Minggu datang ya  untuk belajar menyanyi.” Jadi siapapun bisa dipakai untuk melayani ‘ladang’ dan menghasilkan buah.
Roma 16:4  mereka menampung orang-orang untuk datang ke rumah. Mereka membuka rumah mereka sebagai tempat ibadah. Saya diberkati melalui teks tentang Akwila dan Priskila dan mengalami bagaimana keluarga bisa menjadi ladang yang subur . 

No comments:

Post a Comment