Saturday, July 9, 2016

Kesaksian Justin Faith Chen


Justin Faith hadir di dunia

Edward Chen bahagia bukan main. Hidupnya makin komplit sejak anak pertama mereka Justin Faith Chen lahir 22 Februari 2009 lalu. Tuhan memang pencipta ulung. Ia dan Agnes Prawoto, istrinya bersyukur atas pemberian Tuhan itu. Mereka tak perlu menunggu momongan terlalu lama. “Seumur-umur aku ndak berani menggendong bayi di bawah 5 bulan, takut keseleo atau salah tulang. Tapi saat Justin lahir, hari itu juga tiba-tiba aku berani menggendong. Naluri seorang ayah muncul...,” ujar pencipta dan penyanyi rohani kelahiran 24 Agustus 1978.
Edward kerap terbangun di tengah malam. Mengganti popok, memberi minum susu formula, dan menimang Justin agar tidur kembali. Edward dan Agnes terbangun setiap 2,5 jam sekali. Kadang dari jam 12 malam sampai subuh Justin melek, Edward pun ikutan melek. Biarpun ngantuk-ngantuk Edward mengaku excited banget. Hidupnya makin berwarna.

“Sekarang kalau lagi diundang pelayanan ke luar kota atau ke luar negeri, pengennya cepet pulang aja....rindu Justin,” ungkapnya. Edward tidak akan kekurangan lagu untuk menimang Justin, “Aku nyanyi untuk Justin sejak dia masih dalam kandungan. Entah berapa lagu yang sudah Justin dengar di perut mamanya, lagu yang sering kunyanyikan Engkau Baik, Hatiku Percaya-Trust in You serta lagu yang khusus aku buat untuknya yaitu Bapa Yang Baik. Aku ingin terus belajar jadi bapak yang baik untuknya.”

Jangan Pernah Menyerah

Faith selalu merasa bahagia dan selalu tersenyum. Saat Faith berusia 2 tahun, Faith menderita sakit perut. Dan ini terus berlangsung selama berbulan-bulan. Setiap kali sakit perutnya datang, Faith sangat menderita sampai-sampai ia berguling-guling di lantai. Karena sudah berbulan meminum obat antibiotik namun tidak juga sembuh, akhirnya dokter yang merawatnya mengusulkan untuk kolonoskopi. Setelah dilakukan kolonoskopi ternyata ketahuan bahwa ada polip yang hampir menutupi usus besarnya. Akhirnya diputuskan bahwa dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat polip tersebut. Sekitar 1 jam setelah operasi berlangsung, Faith mengalami pendarahan. Darah segar terus mengalir. Wajah Faith menjadi pucat dan berwarna kebiruan karena kehilangan banyak darah dan mulai mengalami sesak nafas. Kami berseru dan berserah. Kami menyembah Tuhan dengan hati yang hancur. Kami belajar setia dan percaya akan janji Tuhan. Faith pun tidak menyerah, Tuhan pun menyatakan mujizatNya untuk Faith. Tanpa melakukan operasi untuk menghentikan pendarahannya Faith sembuh dan Faith sudah mengalami pengalaman pribadi bersama Tuhan. Dan sekarang Faith hidup melayani Tuhan.


Tuhan tak pernah janji,langit selalu biru.
Tetapi Dia berjanji,selalu menyertai.

Tuhan tak pernah janji,jalan selalu rata.
Tetapi Dia berjanji,berikan kekuatan.

Jangan pernah menyerah,jangan berputus asa.
Mujizat Tuhan ada,saat hati menyembah.

Jangan pernah menyerah,jangan berputus asa.

Mujizat Tuhan ada,bagi yang setia dan percaya.


No comments:

Post a Comment