Thursday, July 7, 2016

Transformational Mind-Set menuju Gereja Sehat ; Pemimpin Sehat ; Jemaat Sehat. Retreat Sesi 5 (KPR2) , Kamis 7 Juli 2016


Pdt. Joseph Theo

Gereja yang Sehat

                Gereja yang sehat seperti apa? Jemaat yang sehat seperti apa? Pemimpin yang sehat seperti apa? Gerja yang sehat diawali oleh pemimpin yang sehat. Keluarga yang sehat harus diawali dari papa-mama yang sehat. Kalau gereja pemimpin , aktifis, panatua dan diakennya  tidak sehat maka jemaat juga tidak sehat. Terlalu banyak gereja pemimpinnya sakit. Kalau pemimpin ribut jemaat ribut. Kalau pemimpin tidak sehat, jemaat tidak sehat. Pemimpin yang sehat, gereja yang sehat, jemaat yang sehat harus diubah dulu mind-set nya. Jangan bilang tidak bisa berubah dari dulu. Sifat saya begini dari dulu, tidak bisa berubah dulu sekarang dan selamanya. Siapa bilang tidak bisa berubah? Kalau mau, kita bisa banyak berubah. Orang Kristen sehat harus berubah sifat dan karakternya. Dengan pelayanan dan membaca Alkitab belum menjadikan kita  orang Kristen yang sehat. Kalau membaca Alkitab tapi tidak berubah karakternya seperti  perlakuan ke pasangan (suami atau istri) tidak berubah berarti omong kosong. Kalau karakternya berubah, pasti baca Alkitab. Banyak orang melayani tidak berubah karakternya, tapi kalau berubah karakternya pasti melayani Tuhan. Banyak orang pelit kepada Tuhan, tapi minta emas perak dicurahkan dari langit. Jadi ingin memberi persembahan yang terkecil dari penerimaan berkat yang terbesar. Minta yang banyak kasih yang sedikit. Ini yang terkecil dari yang terbesar.

Di dalam bukunya 9 Tanda Gereja yang Sehat, Rev. Mark E. Dever, Ph.D. memaparkan 9 tanda yang membuat sebuah gereja itu disebut sebagai gereja yang sehat yaitu :
5 tanda pertama berkaitan dengan pemberitaan dan pengertian firman disusul dengan 4 aplikasinya. Kesembilan tanda tersebut meliputi:
1.       Khotbah Eksposisional. 
2.       Theologi Alkitabiah
3.       Injil. 
4.       Pemahaman alkitabiah tentang konversi.
5.       Pemahaman alkitabiah tentang Penginjilan.
6.       Pemahaman Alkitabiah tentang keanggotaan gereja.
7.       Disiplin Gereja yang Alkitabiah
8.       Perhatian terhadap pemuridan dan pertumbuhan
9.       Kepemimpinan gereja yang Alkitabiah
Kesembilan prinsip ini akhirnya ditutup dengan saran Dr. Mark Dever tentang bagaimana memimpin gereja ke arah yang sehat dan juga ciri-ciri lain dari gereja yang sehat melalui referensi buku-buku tentang pertumbuhan gereja. Namun hal ini tidak bisa terjadi tanpa perubahan pola pikir (mind-set).

Transformational Mind-Set (perubahan pola pikir) mencakup 5 hal yakni :
1.       Keteladanan
2.       Inspirasi
3.       Kepedulian
4.       Relasi
5.       Pemberdayaan.

1.    Keteladanan

Matius 4:1-11. Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.   Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.   Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."   Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."   Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,   lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."   Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"   Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,   dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."  Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"  Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Kisah Matius 4:1-11 tentang apa? Pencobaan Yesus di padang gurun sebanyak 3 kali. Pencobaan pertama : batu menjadi roti. Pencobaan kedua : jatuhkan diri ke bawah karena ada malaikat yang akan menatangNya. Pencobaan ketiga : akan kasih seluruh dunia kalau menyembah iblis. Dalam Matius 4 ini ada 3 pencobaan. Tapi itulah keteladanan Yesus. Sebelum melayani, Dia diuji terlebih dahulu. Apakah kita berani seperti ini : sebelum melayani, uji saya terlebih dahulu Tuhan. Apa hal yang mengerikan dari negara Indonesia , gereja dan keluarga? Tidak ada teladan! Siapa yang menjadi teladan dalam hidup kita? Ada anak yang berkata,”Papa tidak bisa menjadi teladan dalam hidup saya” atau “Mama tidak bisa jadi teladan”. Pergi ke gereja, tapi di gereja juga tidak ada teladan yang bisa dijadikan contoh. Anggota DPR tidak ada yang bisa dijadikan teladan. Bung Karno berkata, “Yang dibutuhkan Indonesia bukanlah nation-building, tetapi character-building. Bangsa ini butuh karakter. Kalau bangsa ini tidak punya karakter maka bangsa ini akan kalah dengan bangsa terkecil di dunia yang punya karakter. Bung Karno menjadi penyambung lidah bangsa Indonesia. Sekarang terbukti Indonesia sudah kalah dari Singapore. Penduduk Singapore tidak sampai 5 juta jiwa sedangkan  Indonesia 250 juta jiwa. Singapore adalah bangsa yang kecil yang jauhnya hanya 1 jam dari Jakarta. Indonesia kalah disiplin , kebersihan dan ketertibannya. Saya datang ke vila 3 G lewat tol dengan perasaan kesal luar biasa. Bukan karena macet tapi karena orang buang sampah seenaknya di tol padahal naik mobil mewah. Untung bukan musim panas, karena buang puntung rokok bisa menimbulkan kebakaran. Buang tisue, kertas kacang dsbnya. Apa yang dibutuhkan dari gereja dan orang Kristen? Karakter! Itu sebabnya Yesus Kristus diuji terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam pelayanan. Apa yang menjadi teladannya?

Artis yang ditangkap karena pelecahan homoseksual, Syaiful Jamil, saat diborgol tertawa terkekeh-kekeh. Fans klub-nya menghadiri sidang , berfoto selfie dan tertawa-tawa. Saat divonis pengadilan, semuanya menangis. Saya tidak menganjurkan untuk melempar batu dan menghujatnya. Kita sudah salah mengidolakan orang. Itu Indonesia. Orang yang benar, lurus, jujur, punya karakter paling dibenci dan mau dimusnakkan. Orang yang tulus dan benar yang paling sering disingkirkan di Indonesia dan di gereja. Saat penyanyi Ariel Peterpan ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya puluhan remaja membawa bunga. Melihatnya saya merinding. Kita salah mengidolakan dan itu krisis negara ini dan krisis gereja.

Gereja yang mengundang artis ramai luar biasa. Suatu kali seorang artis diundang di suatu KKR Surabaya. Dia baru menikah lagi setelah bercerai dan menginap di JW Mariot sedangkan saya menginap di pastori gereja. Saya dibayar RP 700.000 sedangkan dia Rp 5 juta untuk kesaksian selama 5 menit dan saya tidak tahu apa kesaksiannya. Lalu dia minta tampil duluan sebelum khotbah. 10 menit dia omong apa saya tidak tahu. Lalu hidupnya cerai dan kawin lagi. Setelah kesaksian , ia ingin meninggalkan tempat dan pulang. Saya minta dia duduk mendengarkan saya khotbah karena  diundang satu paket. Kita kehilangan keteladaan. Ada anak yang berkata, “Papa mama tidak bisa jadi teladan, tetapi saya senang dengan kakek-nenek yang bisa menjadi teladan”.

-          Teladan dalam menggunakan dan membatasi kekuasaan.

Yesus tahu pemimpin adalah pelayan dan oleh sebab itu Dia tahu kapan, kepada siapa dan sejauh mana kekuasaan itu harus digunakan. Kalau mau tahu karakter orang yang sebenarnya, kasih ia jabatan. Ada yang setelah menjadi ketua sinode lalu pakai kekuasaan. Yesus kadang pakai kekuasaan , kadang tidak pakai dan merendahkan diri.

-          Bijak dalam melihat dan memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan pribadi atau kebutuhan yang dilayani (bekerja – bergereja – berkeluarga).

·         Yesus melihat kebutuhan orang lain bukan sebagai alat manipulasi orang lain tetapi sebagai panggilan (pengabdian).

Kalau melayani Tuhan kebutuhan yang dilayani adalah kebutuhan keluarga. Kalau berkeluarga kebutuhan yang dipenuhi adalah kebutuhan keluarga. Ada yang berkata menikah untuk memenuhi kebutuhan seksual berarti ia pasangan yang egois. Kalau kita bekerja seolah untuk memenuhi kebutuhan diri, tapi sebenarnya sedang memenuhi kebutuhan keluarga (istri dan anak) dan menyayangi mereka. Ada orang yang belum menikah ditanya apa kriteria orang yang mau menjadi istrinya menjawab,” Saya mau dia menyiapkan pakaian, makanan, kalau saya capai dia harus pijat” Kalau seperti itu cari saja pembantu rumah tangga (karena dimulai dari saya). Begitu kebutuhannya tidak dipenuhi, maka saya tinggalkan dia dan mencari yang bisa memenuhi kebutuhan saya.

Istri saya tidak bisa masak padahal berasal dari keluarga yang memiliki restoran ternama. Saya menikah kamu karena ingin berbuat sesuatu baginya. Akhirnya ia bisa masak. Dia berkata ke mamanya, “Ma saya mau belajar masak.” Mamanya heran dan berkata,”Wah surga mau datang.” Awalnya dia belajar masak sayur asam. Saya tidak tahu rasanya seperti apa. Waktu istri bertanya bagaimana rasanya, saya menjawab,“Sebetulnya enak tapi lebih enak kalau engkau tidak masak. Tapi saya tidak peduli rasanya, karena bagi saya masakan yang terenak adalah yang dimasak dengan cinta kasih. Rasa tidak penting.” Saya menikah karena ingin berbuat sesuatu buatnya.

Saya bertanya, “Kalau jemaat ke GKKK Mabes, karena apa? Siapa yang ingin ditemui? Apakah karena enak pujiannya ? Enak khotbahnya? Enak karena diperhatikan? Enak karena dijemput? Enak karena diberkati? Tetapi kalau orang Kristen yang sehat berkata, “Saya datang ke sini karena Tuhan menggerakan saya untuk datang ke sini.” Terlalu banyak orang Kristen yang menjadi parasit bagi gereja yang hanya menghisap dan menyedot tapi harusnya jadi pemberi sumbangsih bagi gereja. Teologi kemakmuran, itu sebenarnya orang Kristen parasit. Mana yang benar : orang Kristen harus diberkati atau memberkati terlebih dahulu? Apa yang kau ingin orang lain lakukan, maka kau lakukanlah dulu. Bukan Tuhan berkati saya dulu baru saya mampu memberkati. Tetapi memberkati dulu baru engkau diberkati. Orang kristen berkata, “Saya tidak punya duit buat persembahan.” Pertanyaannya : punya uang berapa dulu untuk bisa memberi persembahan? Saya diberi perhatian dulu baru memperhatikan. Itu salah. Jadi jangan tunggu perhatian dulu baru memperhatikan. Jangan bergerak karena ada contoh. Bergeraklah maka engkau akan menjadi contoh. Jangan tunggu contoh baru bergerak. Jadi yang benar memberkati dan engkau akan diberkati.

Ingat persembahan janda miskin. Sebenarnya ia tidak memberi persembahan juga tidak apa. Tapi dengan persembahannya, ia akan diberkati luar biasa. Pola mind-set harus diubah. Kau memberi maka kau akan diberi. Engkau melayani maka engkau dilayani. Engkau mendoakan maka engkau akan didoakan. Nenek dari istri saya selalu mendoakan orang walau tidak ada yang mendoakan dia. Pagi pk 4 dia bangun dan dia mendoakan orang lain satu per satu. Ia mendoakan gereja walau gereja tidak memberikan apa – apa buatnya. Banyak orang yang tidak setia di satu gereja karena menganggap gereja tidak bisa memberi apa-apa.

·         Yesus melihat kebutuhan diri sendiri juga bukan alat manipulasi Firman Tuhan tetapi sebagai penundukan diri

Lukas 7:8   Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."; 17:10   Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." -> Perbedaan Obey and Submit).
Yesus melihat kebutuhan Yesus sendiri untuk menundukkan diri. Mat 4:1-11 luar biasa. Yesus butuh makan dan Dia bisa mengubah batu menjadi roti. Kebutuhan sendiri tidak dipakai untuk manipulasi firman Tuhan, tapi justru untuk menundukkan diri. Apa beda obey (taat) dengan submit (menundukkan diri)? Obey berarti taat tetapi seringkali ketaatan itu kalau menyukakan saya, kalau tidak suka saya tidak taat. Sedangkan ‘submit’ adalah ketaatan yang suka atau tidak suka harus taat. Jadi submit lebih berat.

Yesus tidak menekankan obey tetapi submit. Suka tidak suka menundukkan diri. Mana yang lebih susah : tidak marah karena tidak bisa marah atau tidak boleh marah? Tidak boleh marah. Tidak makan karena tidak bisa makan atau tidak boleh makan? Yang lebih berat kalau tidak boleh makan. Di dalam kekristenan , Yesus mengosongkan diri. Kalau boleh aku mau pergi, tapi kalau Tuhan suruh tetap harus submit. Suami-istri  yang telah menikah 30 tahun lebih banyak menyenangkan atau menjengkelkan? Istri saya lebih banyak menjengkelkan daripada menyenangkan saya. Saya berkata kepadanya,”Sayang , hanya satu wanita sepertimu. Sudah langka karena produksi 1967 jadi saya harus merawatnya. Tetapi walaupun engkau menjengkelkan tapi saya tetap merawatmu.” Tahun ini kami sudah menikah selama 25 tahun.

·         Dalam menilai dan menghargai hakekat manusia.
Yesus melihat manusia sebagai mahluk mulia yang punya nilai intrinsik untuk menggambarkan karakter ilahi -Subjek & Objek--Pelayanan bukan penyaluran hobby atau isi waktu-

Gereja yang sehat adalah adalah gereja yang diisi oleh para pemimpin yang telah mengalami transformasi pola pikir kita sehingga melihat pelayanan, kekuasaan dan gereja sebagai alat untuk mengabdi, menundukkan diri dan menjadi teladan dalam perubahan. Apakah kita demikian? Tidak boleh ada krisis keteladanan.

2.    Inspirasi

-          Visi

Markus 1:16-20 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.  Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."  Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.  Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.   Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Ada 2 macam visi yaitu :
·         Visi “Memberi” yang mencari kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang lain.
·         Visi “Memiliki” yang mencari kebahagiaan dengan cara mengorbankan orang lain.

Tuhan punya visi. Visi Allah -? Visi reproduksi
Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." (reproduksi fisik) dibandingkan Mat 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (reproduksi rohani)

Kejadian 1:28                                                                         Matius 28:19-20
1.       Beranak cuculah                                                            1. Pergilah – Beritakanlah
2.       Penuhilah bumi                                                              2. Jadikan muridKu
3.       Berkuasalah                                                                    3. Ajarkan
4.       Taklukanlah                                                                     4. Baptiskan

Longman Dictionary: Visionary = ‘Someone who has clear ideas and strong feelings about the way something should be in the future’.  Seorang yang visioner akan mampu memberikan inspirasi bagi pengikutnya
George Barna, Leaders on Leadership,  VISI adalah ”Sebuah gambaran masa depan yang sangat jelas yang Allah komunikasikan kepada para pemimpin dan pelayanNya berdasarkan pengenalan yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan lingkungan’
The leader is a man who has a desire (ambisi);  a vision (target) , a dream (harapan/ekspektasi)  and an action (strategi).
John Stott:  Visi adalah “ketidakpuasan yang mendalam tentang fakta masa kini, yang membangkitkan pandangan tentang masa depan yang seharusnya terjadi sebagai suatu kemungkinan di masa kini.”
Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi adalah para “pemimpi” yang percaya bahwa kita bisa membangun sebuah dunia (keluarga, gereja, negara) yang lebih baik.

Gerakan LGBT ingin menghancurkan reproduksi fisik sehingga tidak ada lagi reproduksi rohani. Gerakan LGBT untuk menghancurkan visi Allah. Hidup kalau tidak punya tujuan dan visi untuk apa hidup?

-          Kerja keras

Markus 1:35-39 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.  Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;   waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."   Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."   Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Ikut retreat karena taat atau menundukkan diri? Bangun pagi pk berapa? Retreat adalah latihan menundukkan diri kita. Bayar tetapi semua diatur. Suatu kali saya ikut camp, ada satu keluarga marah dan pulang. Dia benci karena semua acara diatur. Gereja harus bekerja keras. Pelayanan di Indonesia lebih enak dibanding di Singapore. Karena di akhir tahun ada yang namanya appraisal bonus (appraisal berarti dinilai kerja kita). Ada KPI. Pertama pendeta harus masuk kantor dari pk 9 - 17.30 kecuali Senin. Kedua dia harus mengikuti semua kegiatan. Ketiga, ia harus khotbah sebulan 2 kali. Ia boleh cuti meninggalkan minggu 2 kali setahun jadi selebihnya selama 50 minggu harus ada. Setiap tahun pertambahan jemaat 2-3%. Kalau tidak tercapai akan mengurangi bonus kita. Pelayanan di gereja seperti bekerja di kantor. Saya merasa tidak sejahtera kalau dinilai seperti itu. Saya seorang pekerja keras, tapi bukan karena mencari bonus. Tanpa bonus saya sudah begitu. Tapi saya melihatnya positif, bagus. Mau tidak mau memacu saya bekerja keras. Untuk menjadi guru SM harus buat kurikulum untuk  kelas kecil dan kelas besar. Anak SM kelas kecil untuk lulus naik kelas harus bisa berdoa di depan kelas, naik kelas berikutnya bisa hapal 2 ayat, naik lagi kalau bisa membawa teman. Kita harus membangun spiritualitas kerohanian. Tidak bisa begini-begini terus. Tahun ini apa, tahun depan apa.

Pemimpin yang berani bermimpi harus berani pula menjadi pemikir, perencana, dan pekerja keras agar mimpinya bisa menjadi kenyataan. -> Man of vision -> Man of perspiration.
Thomas Alva Edison: “Genius is 1% inspiration and 99% perspiration” (genius 1 %, keringat(kerja keras) 99%)
Musa: bermimpi tentang tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, dan untuk itu ia harus mengorganisir Israel, memimpin mereka melewati bahaya dan kesulitan dan mengalami masa-masa yang penuh masalah dan tantangan.

Stott: “Without the dream the campaign loses its direction and its fire; but without hard work and practical projects the dream vanishes into thin air” (Tanpa mimpi kampanye kehilangan arah dan semangat; tetapi tanpa kerja keras dan berani mencoba, maka mimpi akan hilang menguap)
Yesus bermimpi akan penjala manusia dan Ia mendoakan, memilih, memberi inspirasi, mengajar, mengutus dan memberikan otoritas kepada murid-muridNya.

-          Ketekunan

Markus 4:30-32 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?  Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.  Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."

God’s purpose -> God’s way -> God’s time
Bermimpi akan sebuah VISI, perlu melahirkan sebuah AKSI.  Namun setiap MIMPI dan AKSI membutuhkan KETEKUNAN karena berbagai tantangan pasti akan datang menghadang.
Tanpa ketekunan seseorang atau satu institusi tidak akan bertahan sampai kepada kesudahannya.

John Mott: “We have to turn stumbling-blocks into stepping stones”  (kita harus mengubah batu sandungan menjadi batu loncatan)

Yesus bertekun menghadapi murid-muridnya yang lambat mengerti, mengandalkan kekuasaan dan mengharapkan jabatan dan kekuasaan politik.

Rasul Paulus: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim 4:7)

Kejujuran dan Kegigihan Akhirnya Berbuah
Pada umur 21 tahun, bisnisnya gagal.
Pada umur 22 tahun, ia kalah dalam pemilihan Dewan  Legislatif Negara Bagian.
Pada umur 23 tahun, bisnis keduanya gagal.
Pada umur 25 tahun, kekasihnya meninggal.
Pada umur 26 tahun, ia menderita depresi hebat.
Pada umur 28 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 30 tahun, ia kalah dalam pemilihan lain.
Pada umur 33 tahun, ia kalah lagi dalam pemilihan lain.
Pada umur 38 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Kongres.
Pada umur 45 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 46 tahun, ia kalah dalam pemilihan wakil presiden.
Pada umur 49 tahun, ia kalah dalam pemilihan anggota Senat.
Pada umur 51 tahun, ia terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Jika sedang menjalani berbagai kesulitan dalam kehidupan, Anda tengah dipersiapkan untuk satu tujuan penting dan besar. (Abraham Lincoln, 1809-1865; Presiden AS ke 16, 1860-1865)

Di Singapore paling tidak enak karena harus banyak membesuk orang sakit. Saya pernah membesuk seorang ibu yang sakit dan dirawat di NUS Hospital. Dulu waktu saya pernah membesuk orang sakit di Medistra dan bertanya, “Mau didoakan apa?” dijawab,”Saya baru operasi. Saya minta didoakan agar cepat kentut.” Sedangkan Ibu ini di NUS kena kanker payudara stadium akhir. Saya bertanya,”Minta didoakan apa?” Ia hanya berkata, “Pak pendeta doakan agar jangan saya menyangkal Yesus kalau saya tidak bisa sembuh.” Saya menangis. Saya mendoakan sambil memeluknya. Dia duduk di ranjang. Biasanya yang minta doakan : pekerjaan lancar dll. Saya pikir itu contoh yang baik dari ketekunan.

Gereja yang sehat diawali dengan Pemimpin yang sehat; jemaat yang sehat yang menginspirasi melalui visinya; kerja kerasnya dan ketekunannya dalam pekerjaan, keluarga dan pelayanan. (Gereja yang memiliki desire; vision; dream dan action)

3.     Kepedulian

Matius 14:13-21  Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka.  Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.  Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."   Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan."   Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."  Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."  Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.  Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.  Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.

Melihat – memperhatikan – bertindak.

·       Kepedulian rohani
Matius 23:37, “Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya dibawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.”
·       Kepedulian batin
Yesus melihat kebutuhan orang lain bukan sebagai alat manipulasi tetapi sebagai panggilan
Matius 9:16, “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
·       Kepedulian jasmani
Mat 14:16, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.”

Gereja yang sehat jemaatnya tidak menuntut dipedulikan tapi yang saling mempedulikan. Kepedulan apa?

Nodding (2002), “Ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengekspresikannya menjadi sebuah tindakan.”

May (dalam Leininger 1981), “Dedication, Mattering and Concern adalah elemen penting dari kepedulian.”

Henri Nouwen, “Banyak gereja hanya bicara tentang Kristus tetapi tidak tentang dunia. Sebaliknya banyak pula gereja bicara hanya melulu tentang dunia tetapi tidak tentang Kristus.”

Albert Schweitzer (14 Jan 1875-04 Sept 1965)
Albert adalah seorang teolog sekaligus dokter yang menerima hadiah nobel karena pengabdiannya kepada kemanusiaan. Kehadiran Albert di Afrika membuat orang-orang bersyukur sebab selain penyakit jasmani mereka terobati, iman mereka kepada Yesus bertumbuh oleh pelayanan Albert. Di Afrika, Albert dan isterinya tidak hanya berkutat selama 1-2 tahun saja, tetapi selama berpuluh-puluh tahun. Hasilnya, setelah 41 tahun mengabdi di Afrika dan meninggalkan keramaian dan kesenangan hidup, dunia mengetahui karya sucinya.

Gereja yang sehat adalah tempat orang saling menunjukkan kepedulian dan bukan tempat dimana orang selalu minta dipedulikan?
Ada jemaat yang menuntut diperhatikan tetapi tidak memperhatikan. Jadi mind set harus diubah. Gereja yang sehat jemaatnya saling mempedulikan. Biasanya kalau ada orang kaya yang meninggal dunia, banyak orang telepon ke gereja dan pendetanya mencari tahu rumah dukanya dimana? kebaktian jam berapa? Semua orang bertanya sehingga pendeta tidak perlu telpon. Tapi begitu orang miskin yang meninggal, pendeta sibuk menelpon karena orang tersebut tidak dikenal. Orang kaya meninggal , saat dikuburkan ada 200 mobil yang mengiringi. Sedangkan orang miskin? Saya pernah pimpin kebaktian di Pondok Rangon. Hanya ada 2 mobil yang mengiringi yaitu mobil jenazah dan mobil saya. Saya berlima dengan anak istri. Sewaktu tiba, tidak bisa dimakamkan karena makam di sebelahnya ada ratusan orang. Saya grogi. Itu ratusan orang banding 5 orang. Mereka selesai kebaktian, baru saya pimpin dan  peti pun diturunkan dari mobil. Karena sepi dikira sedang buat film. Akhirnya ada pemuda-pemuda di belakang saya ikut nyanyi. Mungkin mereka merasa kasihan. Jadi kalau orang miskin meninggal, kalau ditelepon, jemaat tidak ada yang kenal. Makanya akhirnya di GKI Jatinegara , dibentuk tim Lazarus. Saat ada yang meninggal,  tim itu harus datang . Saat tim itu ditelepon. Halo : Yes? Ada yang meninggal? Siap! Karena seringkali saat kedukaan seperti itu tidak ada yang datang. Mereka datang untuk memberi kekuatan bagi keluarga yang ditingalkan. Jadi seharusnya jemaat saling memperhatikan dan mempedulikan.

Apakah gereja kita tempat dimana orang menunjukkan kepedulian atau tempat dimana orang minta dipedulikan?

4.     Relasi yang sehat.

Gereja yang sehat dibangun di atas hubungan yang sehat.

7 relasi antara manusia zaman kini.

-          Orang yang hidup di atas orang lain. Orang ini mendominasi , memanfaatkan, mengontrol, menekan dan meremahkan. Kalau satu kelompok, ia yang berbicara terus, tidak bisa dihentikan. Seolah-olah ia paling tahu dan hebat, paling kaya. Paling ini-itu. Punya istri yang seperti ini tidak enak juga. Sebaliknya ada istri yang digoblokin suami. Saya omong 1 patah kata dia omong 100 kata. Tidak enak hubungan seperti ini. Talking maniac. Talking too much. Tidak enak aura orang seperti ini. Ia cenderung mendominasi, seolah paling tahu. Ada orang seperti ini?

-          Hidup melawan orang lain.  Berkompetisi, iri hati, melukai, segala cara ingin menang sendiri -> antagonis. Tidak hidup di atas orang lain seperti tipe pertama, tapi melihat orang lain sebagai kompetitor. Saingan. Kalau beda maka ia akan irihati dan dengki. Irihati  adalah apa yang orang lain punya saya harus punya. Dia punya rumah, saya punya rumah. Dia punya TV 30 inch saya 40 inch. Dia punya istri 1, saya 2 . Tetapi dengki lebih jahat. Apa yang saya tidak punya, orang lain tidak boleh punya. Ada pemuda yang diputus cinta oleh pacarnya, maka pacarnya dibunuh karena kalau saya tidak mendapatkan dia, maka orang lain tidak boleh mendapatkannya. Yesus mengutuk orang Farisi, kalau kamu tidak masuk sorga , jangan halangi orang lain masuk sorga.

-          Hidup terpisah dari orang lain : isolasi diri, cukupkan diri, menarik diri, pisahkan diri -> kosong diri. Ia merasa tidak ada gunanya ikut ini-itu. Kalau ada orang seperti ini perlu ditemani.

-          Hidup masa bodoh : cuek, pura-pura tidak tahu, bukan urusaku, semua dilakukan jika ada untungnya -> egocentris. Gereja yang banyak orang kristen yang cuek adalah gereja yang sakit. Gereja mau hancur atau tidak, dia cuek. Sebaliknya ketika gereja kurang sesuatu jemaatnya iuran. Itu terjadi pada gereja di kota kecil. Waktu diumumkan butuh keyboard, satu kelompok sel lalu berdoa dan mengumpulkan uang untuk membelinya. Orang yang sehat adalah orang yang peduli. Apakah kita berdoa untuk gereja, pendeta dan majelis? Kalau berdoa untuk diri sendiri, itu terlalu egois.

-          Hidup di dalam orang lain : in fusion, menjadi parasit,  manfaatkan sesama, kehilangan identitas. Jadi kalau orang diajak pindah gereja maka ia akan pindah. Habis kebaktian dikasih RP 100.000, dikasih makanan, dikasih bungkus plastik. Jangan jadi orang kristen parasit. Jangan pesan ke anak, kalau cari mantu yang kaya, karena itu salah. Kalau cari mantu : yang rajin bekerja dan Kristen. Kalau rajin kerja, kerja keras dan mau kerja apa saja dan jujur itu hebat. Carilah mantu yang satu iman, yang rajin dan kerja keras.

-          Hidup di bawah orang lain : mengalah, idolakan orang lain, digunakan orang lain -> dapat muncul stres – kebencian. Orang yang selalu mengalah tidak terlalu baik juga.

-          Hidup dengan bersama orang lain : dalam kebenaran dan kasih, saling memberi dan melengkapi , setara , sebagai rekan, kepenuhan dan bertumbuh dalam kristus. It is not tolive over agaist, from, despite, inside, under the other, but to live with the other. Bukan menganggap jemaat yang duduk di sebelah sebagai kompetitor, orang bodoh tetapi sebagai sesama kita yang harus dihormati.  Ini relasi yang terbaik.

Mazmur 133:1 Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Sungguh alangkah buruknya dan rusaknya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan ribut

Pertanyaan  Refleksi:
-          Dari pengamatan pribadi, dengan cara apakah seringkali seseorang merasa tertolak dalam satu komunitasnya?
-          Penghalang terbesar apakah yang menyebabkan setiap pribadi tidak dapat menjadi syalom bagi komunitasnya?

Gereja yang sehat : Adalah gereja yang memiliki pola relasi yang sehat (to live WITH the other)
-          Apakah gereja kita bicara tentang Kristus dan melengkapi jemaat untuk bagaimana hidup di dunia?
-          Apakah gereja kita saling rukun?

5.    Pemberdayaan (empowerment)

Yohanes 14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Pengertian pertama: Memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. (Lih: Kisah 1:8)

Pengertian kedua:  Upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan kepada orang lain (Lih: Yohanes 14:12, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu..”

Kartasasmita (1996): “Setiap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta untuk mengembangkannya  (pengkapasitasan dan pendayaan)

Pemberdayaan adalah sebuah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. (Wrihatnolo & Dwidjowijoto, 2007):
KUNCI UTAMA: Manusia bukan OBJEK tetapi SUBJEK.

Problem umum pelayanan di gereja :

1.     Misuse (salah pakai). Seorang pemimpin paduan suara ingin membentuk paduan suara dan mengumumkan, “Siapa yang mau daftar silahkan”. Akhirnya ada 1 enci yang mendaftar. Pemimpin padus itu senang. Tetapi suaranya parah karena tidak ada pitch control dan nyanyinya fals. Setelah terbentuk, tidak ada yang mau nyanyi di sebelahnya karena bisa jadi  jelek. Suara enci ini fals dan keras sekali. Akhirnya pemimpin padus berkata, “Ci, kalau nyanyi tidak usah bersuara (lip sync)”  karena suaranya fals. Yang suaranya bagus tidak mau melayani, sebaliknya yang suaranya tidak bagus malah mau melayani. Itu misuse. Tidak ada yang mau jadi guru Sekolah Minggu. Yang ada orang yang streng (preman) jadi pengajar. Begitu selesai, anak SM tidak mau ke gereja lagi. Suaranya membuat jantungan. Tapi orang yang bagus melayani jadi guru tidak ada yang mau menjadi guru Sekolah Minggu.

2.     Disuse (tidak terpakai). Tidak terpakai, padahal bertalenta.

3.     Abuse (terlalu dipakai). Begitu mau pelayanan, semua bidang dikasih (seabreg-abreg). Seperti menjadi panitia natal, Paskah, pembanguan gereja, guru sekolah minggu, tukang parkir dan koster. Jadi kesannya 4 L (lo lagi lo lagi). Itu bukan gereja yang sehat. Yang sehat gereja yang memberi kepercayaan kepada anak muda dengan mendampingi sehingga terjadi alih generasi. Gereja yang sehat, orang yang lupa berdiri saat duduk. Saat berdiri lupa duduk.

Pemberdayaan adalah proses:
1.     Mempercayakan (Matius  25:14-30)
“Demikianlah hendaknya orang memandang kami; sebagai hamba-hamba Kristus yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.” (1 Korintus 4:1)
2.     Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi seseorang berkembang (enabling).
- “Aku menyertai kami sampai kepada akhir jaman”       (Matius 28:20)
- “Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku datang kembali kepadamu.” (Yohanes 14:15)
3.     Memperkuat  potensi atau daya yang dimiliki oleh seseorang (empowering)
“…diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu…” (Matius 16:18)
4.     Melindungi  (Protecting)
“Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka daripada yang jahat.” (Yohanes 17:15)

Gereja yang sehata adalah Adalah Gereja yang memberdayakan sehingga terjadi proses alih generasi yang sehat.
-      Menemukan dipercaya?
-      Merasakan dihargai?
-      Merasakan menjadi manusia sebenarnya bukan manusia materi; manusia angka; manusia posisi.

GKKK Mabes punya prospek yang bagus karena ada semua generasi dan saling melengkapi satu dengan lain. Gereja sehat, pemimin  sehat dan jemaat sehat dimulai dari transormational mind-set : mari kita jadi teladan, inspirasi bagi ofang lain. Kalau tidak ada, setidaknya anak dan suami mengidolakan kita. Ada seorang pemuda di GKI Jatinegara berkata,”Kalau cari pacar, saya mau mencari yang seperti mama.” Berarti mamanya menginspirasi dia. Ada juga mau cari pacar tetapi tidak mau seperti mama karena bisa hancur dunia ini katanya. Ada yang berkata, “Kalau saya mau cari agama tidak mau jadi orang Kristen”. Ini menyedihkan. Mari kita peduli. Saling peduli satu dengan lain, peduli dengan gereja. Di gereja Singapore saya berkata ,”Hai jemaat. Pelit kepada pendeta tidak apa-apa tapi jangan pelit kepada gereja dan Tuhan”. Gereja yang sehat adalah gereja yang relasinya bagus, satu dengan lain tidak bermusuhan, tidak berantem, tidak saling iri. Saling memberdayakan satu dengan lain.

Sesi Api Unggun
-        Apakah kita pribadi yang sehat yang telah mengalam transformasi pola pikir sehingga pelayanan, pekerjaan dan keluarga kita menjadi teladan?
-        Apakah hidup kita menginspirasi melalui visi; kerja keras dan ketekunan dalam pekerjaan, keluarga dan pelayanan?
-        Apakah kita menunjukkan kepedulian dan bukan selalu minta dipedulikan?
-        Apakah kita memiliki pola relasi yang sehat (to live WITH the other)
-        Apakah kita memberdayakan orang lain sehingga terjadi proses alih generasi yang sehat.            

No comments:

Post a Comment