Wednesday, May 25, 2016

Gods at War (Seminar Pembinaan Pemuda 22 Mei 2016) 3/4


sambungan dari bagian 2/4

Gods at war di zaman kerajaan.

Banyak yang tidak menyadari Saul saat petama kali jadi raja diberi kuasa oleh Roh Allah sehingga ia bisa melakukan sesuatu yang hebat. Roh Allah yg memberi Saul kuasa sehingga menjadi berani dan membawa Israel pada kemenangan, 1 Sam. 11.1-2   
1   Maka Nahas, orang Amon itu, bergerak maju dan berkemah mengepung Yabesh-Gilead. Lalu berkatalah semua orang Yabesh itu kepada Nahas: "Adakanlah perjanjian dengan kami, maka kami akan takluk kepadamu."
2  Tetapi Nahas, orang Amon itu, berkata kepada mereka: "Dengan syarat inilah aku akan mengadakan perjanjian dengan kamu, bahwa tiap mata kananmu akan kucungkil; dengan demikian aku mendatangkan malu kepada segenap orang Israel."

Dalam perjanjian antar 2 bangsa, maka bangsa yang kalah akan tahluk sebagai budak dari bangsa yang menang. Dalam perjanjian dengan bangsa Amon, hal ini tidak cukup. Orang Amon maunya setiap mata kanan orang Yabesh-Gilead dicungkil. Hal ini bukan saja penghinaan, tetapi merupakan strategi dari orang Amon agar Yabesh tidak pernah lagi bisa mengangkat senjata. Karena saat bertempur tangan kanan akan memegang senjata dan tangan kiri memegang perisai. Ukuran perisainya besar sehingga menutupi mata sehingga hanya mata kanan yang bisa melihat. Kalau mata kanannya dicungkil maka orang Yabesh tidak akan bisa berperang lagi. Ini merupakan strategi yang brilian walau kejam.
1 Sam 11:6  Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.
Ketika Saul yang tadinya terkenal penakut, waktu diundi sebagai raja tidak ketemu orangnya karena bersembunyi di antara barang-barang. Tapi begitu Roh Allah berkuasa atas dia, dia memotong lembu dan mengirim ke seluruh Israel dengan ancaman kalau tidak datang berkumpul, maka lembu-lembu mereka akan di potong. Hal ini penting, karena pada zaman Hakim-hakim, seorang hakim tidak bisa berkuasa atas seluruh Israel. Sehingga pada zaman Hakim, suku Israel bisa berperang dengan suku Israel lainnya. Contoh Yefta berperang dengan Ezra di mana Yefta membunuh 42.000 orang Israel. Saul bisa mengumpulkan rakyat dan bertempur dengan Amon.  Itu tidak bisa melepas dari Allah yang berkarya. Yonatan mengerti bahwa Allah yang bertempur.
Saul tidak berani muncul karena takutnya.  Ia dan rakyatnya tidak berani berbuat apa-apa. Yonatan dengan berani berkata pada  1 Sam. 14:6.
Berkatalah Yonatan kepada bujang pembawa senjatanya itu: "Mari kita menyeberang ke dekat pasukan pengawal orang-orang yang tidak bersunat ini. Mungkin TUHAN akan bertindak untuk kita, sebab bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang."
Yonatan berbuat dan melawan orang Farisi dengan memanjat tebing.
1 Sam 14:4
Di antara pelintasan-pelintasan bukit, yang dicoba Yonatan menyeberanginya ke arah pasukan pengawal orang Filistin, ada ujung bukit batu di sebelah sini dan ada ujung bukit batu di sebelah sana: yang satu bernama Bozes, yang lain bernama Sene.
Yonatan harus memanjat bukit yang sulit dipanjat dan musuh sudah menunggu di atas. Secara manusiawi , sudah tidak mungkin menang. Yonatan kemudian berani.  Jadi bagi Yonatan, Tuhan yang bertempur. Yonatan berkata, “mungkin Tuhan menolong (bertindak untuk kita)”. Ia tidak memakai kata pasti.  Berarti ia beriman. Ini tokoh Alkitab mengerti bahwa Tuhan mampu, tetapi sebagai hamba Tuhan ia tidak boleh mendikte Tuhan. Terserah Tuhan mau menolong atau tidak. Jangan katakan ia tidak beriman tetapi dengan kerendahan hati berkata bahwa yang terjadi sesuai dengan kehendakNya.
Seperti juga Kaleb juga beriman. Yos 14:12
12  Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN."
Orang Enak adalah orang raksasa, berarti Kaleb beriman. Tetapi ia mengatakan ,”Mungkin TUHAN menyertai aku”.  Jadi bukan pasti, tetapi mungkin. Ia punya kerendahan hati, memberikan kebebasan Tuhan. Ia percaya Tuhan akan menolong, tetapi pada akhirnya hak Tuhan untuk menolong. Yonatan dan Kaleb mengerti bahwa yang berperang adalah Tuhan.

Demikian juga dengan Daud.  Saat berhadapan dengan Goliat ,Saul dan tentaranya ketakutan. Tetapi Daud mempunyai konsep yang berbeda dengan Saul dan tentaranya. 1 Sam. 17:26.
Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
Daud mengerti bahwa Israel bukan hanya Israel tetapi Israel adalah barisan Allah yang hidup. Yang bertempur bukan Israel lawan Filistin atau Daud melawan Goliat tetapi Allah Israel yang melawan allah-allah Filistin.
1 Sam. 17:42-43,45-46
42  Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.
43  Orang Filistin itu berkata kepada Daud: "Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?" Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.
45  Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
46  Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,
Tokoh-tokoh Alkitab jelas melihat bahwa pertempuran yang terjadi itu terutama adalah peperangan antara allah.

Tokoh lainnya. Suatu waktu Elisa dan bujangnya. Suatu kali bujang Elisa ketakutan saat dikepung. Mereka dihukum atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Elisa meminta Tuhan membuka mata pelayannya untuk melihat tentara Tuhan  yang melindungi mereka, 2 Raj. 6:17-18.
17  Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.
18  Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.
Tuhan mengirimkan tentaranya, termasuk kuda dan kereta yang berapi yang jauh lebih banyak dari tentara Aram.

Bahkan kita juga melihat, suatu waktu pada zaman Raja Hizkia. Tentara Asyur di bawah Raja Sanherib mengepung Yerusalem. Ia sengaja menyuruh utusan-utusannya untuk bicara kepada rakyat Yerusalem untuk menyerah. Dengan sombongnya ia berkata, bahwa tidak ada yang sanggup melepaskan Yerusalem dari tangan Raja Sanherib. Perkataannya sangat sombong.
2 Raja 18:34-35
34  Di manakah para allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para allah negeri Sefarwaim, Hena dan Iwa? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku?
35  Siapakah di antara semua allah negeri-negeri yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga TUHAN sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?"

Akibatnya Tuhan marah sehingga Malaikat Tuhan membunuh 185.000 tentara Asyur yang mengepung Yerusalem, 2 Raj. 19:35.
35   Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!
2Raja 19:35 Tuhan sanggup melepaskan dari tangan Sanherib.

Yang berperang? Tuhan membantai 185.000 tentara asyur. Sejarah mencatat Asyur tidak pernah lagi berani menyerang Israel. Karena mereka kalah tanpa sebab yang bisa dijelaskan seperti itu. Mereka mengerti bahwa itu Allah yang melakukannya. Itu terjadi dalam Perjanjian Lama.

Tabut Allah pernah diambil oleh orang Filistin. Setelah itu dibawa ke kuil Dagon. Jadi bangsa yang menang mengambil patung dari bangsa yang kalah lalu ditaruh ke kuil bangsa yang menang. Orang Israel tidak punya patung sehingga yang diambil adalah tabut Allah.

1 Sam 5:1-3
1   Sesudah orang Filistin merampas tabut Allah, maka mereka membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod.
2  Orang Filistin mengambil tabut Allah itu, dibawanya masuk ke kuil Dagon dan diletakkannya di sisi Dagon.
3  Ketika orang-orang Asdod bangun pagi-pagi pada keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya.

Dagon jatuh tersungkur dengan muka ke tanah berarti Dagon yang bersujud kepada Allah.
Ayat 4.
4  Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal.

Kepala dan kedua tangannya terpotong. Dalam dunia kuno, seringkali yang menang akan memenggal kepala yang kalah. Seperti juga Daud memenggal kepala Goliat. Ini menunjukkan Allah menang terhadap Dagon. Alkitab mau menggambarkan bahwa di dalam dunia ini yang terjadi adalah peperangan para allah. Ini menyatakan suatu konsep yang sangat kuat di Alkitab : peperangan para allah.

Gods at war di Perjanjian Baru

Peperangan allah juga berlanjut di Perjanjian Baru. Semua hal yang penting dalam Perjanjian Lama pasti berlanjut pada Perjanjian Baru.

Alkitab menggambarkan setelah kejatuhan, manusia berada di bawah kekuasan Iblis. Sehingga Rasul Paulus mengatakan pada  Ef. 2:1-2.
1   Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Ketika ayat 1 dikatakan bahwa kamu dahulu sudah mati. Ketika Tuhan di taman Eden berkata kepada Adam, “Pada waktu kamu memakan buah pengetahuan pohon yang baik dan jahat pastilah kamu mati”. Waktu Adam dan Hawa makan, ternyata tidak mati. Berarti Alkitab tidak benar? Benar langsung mati secara rohani. Walau 900 tahun kemudian Adam baru mati secara fisik. Semua anak Adam dan Hawa lahir dengan mati secara rohani. Maka pada Efesus 2, Rasul Paulus mengatakan bahwa kamu sudah mati secara rohani. Tidak mungkin jemaat Efesus mati suri semua.

Itu menyatakan betul kita semua dilahirkan mati rohani dan itu berarti kamu hidup di dalamnya, mentaati kerajaan angkasa,  yaitu roh yang bekerja di antara orang durhaka. Alkitab menggambarkan manusia jatuh dalam dosa, manusia di bawah penguasaan iblis. Kita semua, manusia, dilahirkan di bawah cengkeraman / kekuasaan iblis. Maka keselamatan pun tidak digambarkan dengan segala damai seperti pada penciptaan, Keluaran dll. Berarti Tuhan menyelamatkan umatNya dengan jalan peperangan. Jadi Perjanjian Baru tidak mungkin Tuhan menyelamatkan dengan jalan damai. Apa yang terjadi dalam Perjanjian Lama pasti menunjukan bayang-bayang atas apa yang terjadi dari Perjanjian Baru. Kalau di Perjanjian Lama digambarkan Allah harus menghancurkan kuasa-kuasa jahat, maka tidak mungkin di Perjanjian Baru dalam keadaan damai. Walau pun secara kasat mata, Tuhan Yesus mati di kayu salib, sepertinya Tuhan Yesus mati secara tenang, tetapi dibaliknya ada peperangan yang dahsyat. Di Perjanjian Baru mendadak banyak orang yang kemasukan. Padahal di Perjanjian Lama walau banyak peperangan terjadi tetapi belum pernah ada orang yang kerasukan seperti di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama , hanya Saul yang diganggu oleh roh jahat,tetapi kerasukannya tidak sama dengan di Perjanjian Baru karena ia masih sadar diri. Ia memakai kesempatan untuk menombaki Daud. Tapi karena Daud menganggap Saul tidak sadarkan diri, maka Daud tidak curiga dan masih tetap mau bekerja di bawah Saul. Ia masih berpikir mungkin ia masih kumat. Saul sadar apa yang dilakukan.

Realita apa yang sedang terjadi dengan begitu banyak orang kerasukan menggambarkan apa?
Tadinya orang tidak percaya di bawah cengkeraman iblis. Ketika Yesus membawa kerajaanNya, kerajaan iblis tidak senang.  Iblis merasuki orang-orang, apa yang dilakukan iblis dan roh-roh jahat. Iblis ingin menyatakan bahwa mereka itu miliknya. Ketika Yesus datang membawa kerajaanNya, Iblis dan roh jahat tidak tinggal diam. Ia menunjukkan klaim atas orang-orang di bawah kekuasaan mereka. Sehingga banyak orang yang kerasukan. Mereka menunjukan betapa orang-orang ini di bawah mereka. Itu bukti yang paling nyata dari kerajaan Allah sudah datang, Karena Yohanes Pembaptis berkhotbah bahwa kerajaan Allah sudah dekat. Sudah dekat dengan sudah datang apakah sama? Dari mana ketika Yesus mengatakan sudah dekat berarti kerajaan Allah sudah datang. Kelihatannya berbeda dengan sudah datang. Apa yang jadi tanda bahwa kerajaan Allah sudah datang? Yesus merebut umat dari kerajaan Iblis & dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah, Mat. 12:28-29.
28  Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Yesus ingin mengatakan bahwa bukti yang paling nyata bahwa kerajaan Allah sudah datang, Yesus mengusir roh-roh jahat dari orang.

29  Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.
Jadi Yesus menggambarkan seperti peperangan. Jadi digambarkan orang kuat diikat yaitu iblis. Kata kerja mengikat adalah kata kerja yang sama seperti pada kata kerja di Wahyu 20:1-2
1   Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya;
2  ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,

Yang ingin digambarkan, Yesus mengikat orang kuat tersebut yaitu iblis / naga yang diikat 1.000 tahun. Jadi 1.000 tahun masa sekarang, dari kedatangan Yesus yang pertama sampai kedatangan Yesus yang kedua di mana iblis diikat selama 1.000 tahun. Sampai dia datang kedua kali.
Karena orang kuat diikat, baru setelah itu harta bendanya dapat dirampas. Yang merampas Yesus. Yang dirampas adalah kita-kita ini yang tadinya berada dalam kuasa kerajaan angkasa. Kita yang tadinya dalam kerajaan iblis, setelah Yesus mengikat si iblis, Yesus merampas dan membawa kita masuk ke dalam kerajaan Allah. Keselamatan kita digambarkan bahasa perang. “Rampasan” , “jarahan” itu adalah bahasa perang yang ada di Perjanjian Lama. Bangsa yang menang merampas yang kalah. Apa yang dikatakan di sini sudah dinubuatkan dalam Yesaya.
Yesaya 53:12.
12  Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Tuhan berkata bahwa Tuhan akan membagikan kepada  hambaNya (Mesias), orang – orang besar sebagai rampasan . Dia (Mesias) akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan. Ketika Mesias mengikat orang kuat yaitu iblis yang kemudian mengambil kita menjadi tawanan dalam kerajaan iblis, dan mengambil kita sebagai jarahan. Karena itu kita melihat bahwa peperangan itu berlanjut. Yesus menyelamatkan kita bukan dengan jalan damai tapi dengan peperangan yang dahsyat. Saking dahsyatnya digambarkan orang-orang itu kerasukan. Digambarkan orang-orang itu di bawah cengkeraman roh jahat tapi iblis tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Iblis melakukan yang terburuk sehingga orang itu tidak sadar di bawah cengkeraman roh jahat. Itu realitanya bahwa  orang tidak percaya berada di bawah cengkeraman iblis. Sehingga keselamatan kita digambarkan kita masuk ke dalam kerajaan Allah. Kerajaan Allah digambarkan dalam perumpamaan salah satunya sebagai biji sesawi yang sangat kecil dan tumbuh menjadi pohon yang kecil dan kemudian bertumbuh, betumbuh sehingga akhirnya jadi pohon rindang di mana burung-burung bisa bertengger. Kerajaan Allah yang tumbuh dengan rindang itulah , baru Tuhan Yesus akan datang kedua kalinya. Dalam masa transisi, pohon itu harus bertumbuh menunjukkan kerajaan Allah harus bertumbuh. Allah bertahta dalam hati orang percaya, belum ada taman di bumi.

Berbeda dengan Perjanjian Lama , ada kerajaan Daud tetapi sayangnya umat tidak taat sehingga kerajaan Daud dihancurkan. Yesus datang dengan kerajaan AllahNya namun kedatanganNya ternyata harus dibagi 2 tahap. Karena itu mengapa Tuhan Yesus mengajarkan kita dalam Doa Bapa Kami , “Datanglah Kerajaanmu”. Ternyata kerajaan Allah  sudah datang tetapi harus bertumbuh seperti itu dan nanti baru dalam kepenuhanNya Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Jadi doktrin yang sangat penting : already came not yet. Kerajaan Allah sudah datang tetapi belum dalam kepenuhannya. Sementara ini, untuk mencapai kepenuhannya kerajaan Allah harus bertumbuh. Kerajaan Allah di surga dan di bumi hanya Itu atas orang-orang percaya. Nanti saat kedatangan kedua kalinya akan ada bumi dan langit baru. Untuk memperbesar kerajaan Nya, agar lebih banyak orang lagi masuk ke kerajaan Allah adalah tugas kita sebagai prajurit-prajurit kerajaan Allah. Raja kita yang pimpin peperangan. Raja bertempur dengan perajurit-prajuritnyanya bukan sendirian. Jadi bukan kebetulan, dalam Ef 6 Rasul Paulus katakan kita harus kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Efesus 6:14-18
14  Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15  kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17  dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
18  dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

Kenapa kita perlu mengenakan semua perlengkapan senjata? Karena perjuangan kita adalah melawan roh-roh jahat di udara, Ef. 6:12.
12  karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Masalahnya adalah orang Kristen tidak sadar kita sedang berperang. Kita tidak sadar waktu kuliah, apakah kita akan dengan sungguh-sungguh atau tidak. Itu peperangan rohani. Bila ada ujian yang bocor, apakah kita mau membelinya? Itu peperangan rohani. Juga di tempat kerja. Apakah kita mau bekerja dengan jujur? Itu peperangan rohani bukan sekedar masalah etika. Apakah kita mau taat kepada Allah atau tidak. Seluruh kehidupan kita adalah peperangan rohani. Jadi digambarkan begitu nyata dalam Perjanjian Lama, supaya kita melihat realita yang sama terjadi di Perjanjian Baru. Dalam dunia kuno, sesungguhnya yang bertempur adalah para allah. Di Perjanjian Baru, saat kita bekerja, membesarkan anak, melayani di gereja, sebenarnya terjadi pertempuran yang dahsyat yaitu peperangan rohani di baliknya. Apakah kita akan dengan mudah kecewa dalam pelayanan begitu tidak dihargai apakah kita meninggalkan pelayaann? Apakah kita setia mau melayani Tuhan atau kita dengan mudah digoda iblis untuk meninggalkan pelayanan? Itu semua peperangan rohani.
Kebanyakan kita orang Kristen tidak sadar , kita sedang berperang. Iblis sadar sedang berperang. Kalau 2 bangsa berperang, yang 1 sadar berperang yang lain tiedak sadar, maka yang menang adalah bangsa yang sadar sedang berperang. Maka kebanyakan orang Kristen hidupnya penuh kekalahan. Iblis sedang berstrategi sedangkan kita tidur nyenyak, main game, nonton TV, tidak mau membaca Alkitab, tidak mau berdoa kepada Tuhan, tidak mau mengenal Firman Tuhan, bagaimana mungkin orang Kristen bisa menang? Berperang bukan melawan darah dan daging tetapi melawan penguasa angkasa, roh-roh jahat yang ada di udara.  

Peperangan dahsyat akan terjadi pada akhir zaman (kitab Wahyu).

Ketika Yesus datang kedua kalinya, orang percaya akan diangkat, bertemu dengan Tuhan di awan-awan, tetap langsung turun dan bertempur dengan iblis dengan segala anteknya, di situlah Yesus menghancurkan si jahat. Sementara ini  kita melihat bahwa kita masih berada di antaranya. Setelah iblis dilepaskan baru terlihat. Sekarang sangat tersamar. Saat itu akan terlihat kekuatan si jahat secara terang-terangan.

Tetapi kita harus mengerti Gods at war bahwa Allah melawan kuasa roh jahat. Sebagai anak Tuhan pun, kita berperang melawan roh jahat. Itu realita yang paling utama. Dunia kasat mata adalah realita yang sekunder, di balik itu realita para Alllah melawan roh jahat. Tidak mungkin kita bisa menang kalau tidak dipenuhi Roh Kudus. Sehingga pada Efesus 5:18 dikatakan,
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,
Kenapa dikontraskan antara orang yang mabuk oleh anggur dengan orang yang dipenuhi roh? Karena orang yang mabuk oleh anggur dikuasai oleh anggur dan orang yang dipenuhi oleh roh dikuasi oleh Roh Kudus. Hasilnya memang sangat berbeda. Orang yang dikuasai anggur menjadi lepas kendali (tidak ada pengandlian diri), sedangkan yang di kuasai roh mengendalikan diri. Karena pengendalian diri adalah salah satu buah roh.

Hendaklah kamu penuh dengan roh (filled by the spirit) merupakan kata kerja pasif. Di Indonesia tidak terlalu kelihatan. Ini adalah kata perintah, hendaklah kamu penuh . Ini perintah tapi kata kerja pasif. Biasanya kata kerja aktif. Contoh : kasihilah sesamamu. Bukan dikasihilah oleh sesamamu. Bahasa perintah tapi pasif karena seharusnya kita yang berinisiatif untuk dipeuhi Roh Kudus tapi tidak mungkin boleh memerintah Roh Kudus memenuhi kita. Jadi Roh Kudus secara aktif memenuhi kita dan kita secara aktif memohon agar Roh Kudus melakukan. Ini present tense yang menunjukan sesuatu yang harus terjadi berulang-ulang.  Karena kita dengan mudah tidak lagi dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga kita harus memintanya kembali kepada Tuhan. Yang saya mau lihat di sini adalah hasilnya.
Ef 5:19-21
19  dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
Ada yang berkata, kita akan beribadah kepada Tuhan dan bersekutu dengan saudara-saudara seiman.
20  Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
Kehidupan kita akan penuh syukur berarti kita bisa menerima apa pun yang Tuhan ijinkan terjadi apakah itu  baik dan buruk.
21  dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

Itu bicara tentang relasi kita satu dengan lainnya. Kita akan saling merendahkan diri. Para ahli mengatakan bahwa ayat 21 menaungi 3 jenis relasi : suami -istri, orang tua-anak, tuan-hamba. Semua relasi baru bisa baik kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Bagian yang paling sulit dalam hidup kita adalah relasi, tetapi itu bagian yang paling sulit padahal itu bagian yang paling penting dalam hidup kita. Sehingga Hukum pertama adalah mengasihi Allah dan sesama. Yang paling penting itulah paling sulit. Pelayanan paling sulit karena kita sulit kerjasama dengan rekan-rekan. Itu hanya bisa terjadi dengan baik kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Jadi itu  pun adalah peperangan rohani. Dalam setiap aspek hidup kita adalah peperangan rohani.


Bersambung ke Bagian 4/4 (akhir) 

No comments:

Post a Comment