Monday, June 13, 2016

Roh Kudus dan Spirit Berdoa


Pdt. Hery Kwok

Kisah Para Rasul 2:41-42
41  Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Kisah Para Rasul 4:23-31
23   Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.
24  Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
25  Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?
26  Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.
27  Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi,
28  untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.
29  Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu.
30  Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus."
31  Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Pendahuluan

                Kisah 2:41  Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Istora Senayan mempunyai kapasitas untuk menampung sekitar 8.000 orang. Jadi kalau ada  3.000 orang bertobat berarti mereka memenuhi hampir separuh kapasitas stadion. Kisah 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Ada 2 kata menarik yang dicatat oleh dr. Lukas yaitu “bertekun” yang berarti serius, sungguh-sungguh dan antusias dan “mereka berkumpul dan memecahkan roti dan berdoa”. Jadi dikatakan mereka antusias, serius dan selalu berdoa. Ini catatan pertama dari Kisah 2:41-42.

                Dalam catatan Lukas pada pasal 4:31 dikatakan, “Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Pada saat mereka berdoa, goyanglah tempat mereka berada. Goyangan ini bukan karena tsunami, gempa bumi atau bangunannya akan roboh, tetapi ini merupakan manifestasi pekerjaan Allah. Dalam kekuatan Roh Kudus waktu berdoa tempat itu bergoyang. Dalam Perjanjian Lama, saat Allah hadir dinyatakan bahwa “tempat itu dipenuhi kemuliaan” dan disebutkan “bergoyanglah tempat itu”, “mereka melihat kemuliaan Allah dan mereka tidak tahan”.

Roh Kudus dan Spirit Berdoa

                Suatu kali di sebuah gereja ada seorang majelis (panatua) yang  memperhatikan kehadiran seorang pemuda yang rajin berdoa. Majelis ini tertarik karena biasanya yang rajin berdoa adalah orang-orang yang telah berusia tua. Jadi di antara jemaat berambut putih ada yang berambut hitam hadir mengikuti persekutuan doa. Majelis itu menganggapnya hebat sekali dan kemudian ia bertanya, “Dik, sekitar  8 minggu ini saya perhatikan kamu rajin datang ke persekutuan doa, saya ingin tahu apa yang membuatmu rajin berdoa.” Pemuda itu menjawab, “Saya sedang menghadapi masalah besar. Saya berpikir berdoalah cara yang paling tepat untuk mengatasinya.” Majelis tersebut senang sekali mendengarnya karena menganggap hal itu merupakan aplikasi dari firman yang ditabur dari mimbar dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda ini terus rajin datang ke persekutuan doa selama 3 bulan. Namun memasuki bulan keempat dan kelima, pemuda ini datang ke persekutuan doa secara bergilir pada Rabu minggu kesatu dan ketiga. Selanjutnya kunjungan menurun menjadi 1 kali dalam sebulan. Majelis ini penasaran. Saat sang pemuda datang lagi ia betanya, “Dulu kamu rutin berdoa. Mengapa sekarang kuantitasnya menurun? Awalnya setiap Rabu berdoa. Kemudian hanya Rabu ganjil dan sekarang malah sebulan hanya sekali.” Pemuda ini hanya tersenyum-senyum mendengar pertanyaan ini dan tidak memberikan jawaban. Sang Majelis terus memperhatikan. Ternyata kehadiran pemuda ini di persekutuan doa hanya 3 bulan sekali. Jadi Sang Majelis bertanya kembali kepadanya, “Maaf kalau dahulu pertanyaan saya membuatmu tidak nyaman. Hanya saya benar-benar ingin mengetahui mengapa sekarang kamu hanya datang 3 bulan sekali?” Akhirnya sang pemuda menjawab, “Sebenarnya dahulu saya ingin menjawab pertanyaan Bapak namun karena malu saya tidak menjawabnya. Sekarang ini saya jarang berdoa karena doa saya sudah dijawab. Jadi buat apa lagi berdoa?”

                Apa yang ada di benak kita saat berdoa? Apakah doa menjadi sebuah bagian kecil alias sempalan saja dalam kehidupan kita? Kalau tidak berdoa merasa tidak afdol saja atau doa itu dilakukan hanya saat ada kebutuhan? Kita tidak ikut persekutuan doa karena menganggap bahwa yang penting sudah datang beribadah pada hari Minggu. Itu  dianggap sudah cukup sehingga tidak perlu lagi datang di persekutuan doa. Orang seringkali memiliki pemahaman yang tidak kuat tentang doa. Banyak yang mengira, berdoa hanya dilakukan saat sedang memiliki kebutuhan atau menghadapi kesulitan. Bila sedang bahagia, makmur, hidup berjalan lancar, tidak ada hal yang membuat kesulitan, maka datang ke persekutuan doa menjadi hal terakhir yang dilakukan oleh orang Kristen.

Kitab Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas dan diletakkan setelah kitab Injil. Lukas dipakai Tuhan untuk mencatat perkembangan sejarah awal kekristenan. Saat pentakosta , Allah melawat umatNya dan memberikan Roh Kudus dan pada  Lukas pasal 2 diberitakan bahwa ada 3.000 orang bertobat. Lukas mencatat perjalanan gereja sejati yang lahir dari perbuatan Allah sendiri.

A.    Jemaat mula-mula mempunyai ciri-ciri berdoa , yang merupakan tanda Roh Kudus bekerja.

Ada 3 tanda Roh Kudus bekerja :
1.     Membuat orang percaya pada Yesus. Roh Kudus melahirbarukan orang-orang menjadi percaya pada Tuhan Yesus. Mereka bergabung dalam perkumpulan di gereja. Pekerjaan Roh Kudus dimunculkan demikian hebat membuat seseorang bisa percaya. Jika bukan pekerjaan Roh Kudus tidak ada orang bisa percaya. Memberi keberanian percaya pada Yesus.
2.     Roh Kudus membuat jemaat mula-mula sebagai perkumpulan orang percaya mempunyai sukacita untuk berdoa. Ini gambaran sebagai ciri dari gereja mula-mula. Ciri dimana orang-orang percaya-nya tekun berdoa. Roh Kudus membuat orang percaya setia berdoa.
3.     Roh Kudus memberikan spirit penginjilan.

Pemahaman kita dalam berdoa berasal dari kitab Kisah Para Rasul. Kitab ini berbicara tentang berdoa yang menjadi ciri dari  gereja yang paling kuat. Berdoa merupakan karakteristik dan sehingga gereja disebut sebagai gereja yang berdoa. Jadi sifatnya bukan sempalan yang baru dilakukan saat dibutukan. Berdoa adalah hidup dari gereja itu. Itu ciri dari gereja. Waktu orang melihat cirinya, orang akan mengatakan gereja itu berdoa seperti yang terjadi pada gereja-gereja di Korea. Orang-orang yang berkunjung dan belajar di Korea, setelah kembali  mereka mengatakan bahwa gereja di sana adalah gereja yang berdoa karena kehidupan bergereja di sana kental dengan doa.

Saat bersekolah para siswa seringkali punya guru favorit. Guru yang begitu masuk pasang muka angker, memakai suara yang menggelegar menakutkan dan kalau murid salah dicubit tidak akan menjadi guru favorit. Guru sekarang patut dikasihani karena tidak boleh mengajarkan disiplin. Misalnya : Guru Biologi SMPN 1 Bantaeng, Nurmayani resmi ditahan Kamis 12 Mei 2016 karena mencubit anak polisi yang nakal untuk mendisiplinkannya. Di samping itu juga ada guru honorer SDN Penjalin Kidul V, Majalengka, Jawa Barat, Aop Saopudin yang dilaporkan ke polisi karena melakukan tindakan disiplin dengan memotong rambut para siswanya saat melakukan razia rambut gondrong. Dulu saya senang berambut panjang. Saat rambut saya dipotong oleh guru, orang tua saya tidak melapor ke Komnas HAM. Guru yang disukai adalah guru yang tenang, tidak pernah marah-marah, kalau siswa tidak buat PR tidak dihukum dan kalau siswa ulangannya jelek tidak disorot. Jadi guru favorit punya ciri-cirinya. Demikian juga dengan gereja. Ciri-ciri gereja yang keluar adalah berdoa. Lukas mencatat 3.000 orang yang menerima perkataan Petrus saat Roh Kudus melawat, berkumpul dan berdoa. Saya bergidik saat membaca bagian ini karena mereka hidup dalam kondisi yang tidak mudah berdoa. Mereka sangat antusias dan rindu berdoa dalam kondisi susah berdoa, karena gereja mula-mula mendapat intimidasi dalam kondisi politik saat itu dan dari orang Yahudi. Saat itu, bukan perkara mudah untuk berdoa. Sekarang kita di Indonesia tidak ada tekanan dan intimidasi. Kita dipagari oleh UU dan aturan yang jelas sehingga kesempatan berdoa sangat luas dan mudah. Hal ini merupakan perbedaan yang menyolok dengan kondisi gereja mula-mula. Doa adalah ciri hidup yang bisa dilihat oleh orang lain. Sebagai orang Kristen yang mengaku bahwa Kristus adalah Tuhan , maka Roh Kudus yang bekerja dalam diri kita memberikan ciri sebagai orang yang berdoa.

          Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Rasul Paulus berbicara kepada jemaat di Roma bagaimana Roh membantu orang berdoa. Saat mengaku Yesus sebagai Tuhan, Roh Kudus membangkitkan semangat untuk berdoa. Mari pikirkan baik-baik, apakah kita menjadi orang Kristen yang dikenal dengan ciri berdoa? Apakah gereja ini dikenal sebagai gereja yang berdoa? 10 tahun mendatang kalau kita mengunjungi gereja di Korea kalimatnya akan sama yaitu gereja di sana adalah gereja yang berdoa. Yang berdoa di sana bukan orang tua saja tapi juga orang muda. Mereka rutin berdoa pagi. Berbeda dengan kondisi di sini. Ada yang kalau nonton sepak bola tahan tidak tidur sampai pagi, tapi begitu diminta berdoa malas. Ev. Alvian mengatakan kalau di Korea , keinginan untuk berdoa jemaat di sana kuat sekali. Mari kita refleksikan pada diri kita sendiri, “Apakah ciri saya sebagai orang berdoa ada tidak?” Kami rohaniawan, belajar agar doa menjadi bagian hidup kita. Saat keluar kota untuk berdoa agar tidak ada gangguan, kami mencari tempat yang baik. Kami bertanya kepada pemiliknya, “Tante boleh pinjam tempatnya untuk digunakan sebagai tempat untuk berdoa?” Sang Tanter terheran-heran dan bertanya,”Kok rame ya yang berdoa?” Menurut Tante itu, doa menjadi hal yang langka. Itu perkara penting untuk dipikirkan bersama. Roh Kudus dan berdoa menjadi ciri dari orang percaya sehingga melahirkan orang yang dikenal sebagai pelayan Tuhan.

B.    Doa adalah bentuk pengakuan kita sebagai orang yang tidak mampu

Kisah 4:23-24 Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Roh Kudus dan spirit berdoa melahirkan orang-orang yang menyadari bahwa doa adalah kekuatan saat kita tidak mampu. Saat Petrus dan Yohanes sebagai rasul berada di penjara , jemaat merasa kehilangan tokoh, panutan dan rasul mereka. Tetapi waktu Allah memberikan pertolongan dengan membebaskan kedua rasul itu, respon orang-orang yang mendengarnya : berdoa! Doa yang mereka angkat dari kitab Mazmur. Kisah 4: 29  Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Roh Kudus bekerja dengan karakterisitik yang kuat yaitu menginjil. Waktu berdoa, kita menyatakan bahwa kita tidak punya kekuatan dan kita membutuhkannya. Tuhan membenci dan sangat menentang orang sombong. Dalam kitab yang ditulis Rasul Paulus dikatakan “Rendahkanlah dirimu. Jangan menjadi orang sombong karena Allah murka dengan orang sombong”. Dosa nenek moyang kita adalah kejatuhan karena pikiran yang tidak mau diatur dan tidak mau berharap pada Allah  Kesombongan seperti inilah (saya bisa mengatur diri sendiri dan berbuat seperti yang saya mau) menjadi pikiran orang-orang jahat. Orang sombong tidak punya kekuatan dan apa-apa lagi untuk melakukan tugas (menyaksikan Kristus dalam hidup mereka). Berbeda dengan jemaat gereja mula-mula yang karena ada tekanan dari penguasa kota mereka berkata, “Ya Tuhan tolonglah!” Doa merupakan kesempatan untuk menyatakan kepada Allah, “Saya membutuhkan Engkau dalam hidup dan semua hal yang saya kerjakan.

          Berdoa berarti menyatakan orang-orang percaya membutuhkan Kristus. Allah senang orang-orang seperti ini. Karena hati mereka berharap pada Tuhan. Selasa kemarin , seluruh karyawan gereja melakukan penyegaran di Ancol. Setelah makan saya menjadi babysitter bagi Timo, anak Mario-Lydia. Saya suka kepada anak yang tidak banyak digendong sehingga saya meminta Timo untuk jalan sendiri. Dia senang sekali dengan suasana baru. Anak kecil larinya tertatih-tatih namun tidak takut jatuh. Saat Timo lari, saya yang takut dia terjatuh. Waktu ia mau jatuh saya buru-buru mengangkatnya, lalu saya arahkan dia berjalan lagi di atas pasir. Dia senang. Lalu dia naik ke pembatas pantai dengan laut membuat saya takut dia terjebur sehingga saya tarik dia. Hari itu saya belajar satu perkara : menghadapi ketidakmampuan orang maka belas kasihan kita keluar. Saya merasa berbelaskasihan kalau Timo jatuh. Saya merasa dia perlu diperhatikan dalam ketidakmampuannya. Saya senang menolongnya. Allah senang dengan orang yang rendah hati dan dekat denganNya. Allah senang umatNya berdoa bukan karena Tuhan tidak ada pekerjaan sehingga menunggu kita berdoa tetapi dia senang melihat anak-anakNya berkata, “Tuhan saya sungguh-sungguh membutuhkanMu” karena  pikiran dan uang saya tidak mampu menolong saya.


Saat kita menyanyikan lagu “Allah Peduli”, apa yang dipikirkan dalam hati?” Apa kita benar-benar peduli? Begitu kita mempunyai banyak  uang dan kekuatan yang hebat, apakah kepedulian Allah terasa? Kalau saya sudah bisa berusaha, memiliki depositio, punya gaji (penghasilan) , apakah hal itu membuat Allah sebagai sumber doa yang sungguh kita harapkan? Dalam Kisah Para Rasul,  jemaat gereja mula-mula sungguh-sungguh bertelut dan meminta Allah menolong mereka karena mereka sadar mereka tidak mampu. Namun pada saat gereja menjadi ‘kuat’ di abad 5 mereka lupa hal ini sehingga gereja hancur. Saat gereja tidak menyadarinya, maka barulah Allah berkarya dan memanifestasikan kuasaNya. Goyanglah tempat itu karena manifestasi kekuatan Allah dan Roh Kudus. Di situlah membuat gereja menjadi kuat. Tidak ada yang lebih hebat daripada Tuhan. Waktu berdoa, disitulah kekuatan Allah bekerja . Doa lahir dari kesadaran bahwa Roh Kudus ada di dalam diri saya. Roh Kudus menyadarkan bahwa kita tidak mampu dan butuh belas kasihan sehingga kita perlu berdoa dengan setia. 

No comments:

Post a Comment