Sunday, June 26, 2016

Roh Kudus dan Hati Mengampuni



Pdt. Jhonny Salomo Wihu (Liao Wei Hu)

1 Kor 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Kol 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Pendahuluan

Saya mengajar di salah satu Sekolah Tinggi Teologia. Suatu kali ada seorang rekan dosen yang sakit. Gejala sakitnya : seringkali malam tidak bisa tidur , sakit kepala  dan pencernaannya (makan) tidak enak sehingga badannya yang awalnya gemuk menjadi kurus. Ia sudah pergi ke banyak dokter selama 2,5 tahun, tetapi sakitnya tidak juga sembuh. Setelah hampir 3 tahun sakit , ia pergi lagi ke seorang dokter. Kebetulan dokter ini orang Kristen. Setelah memeriksa dengan teliti, dokter berkata, “Bapak ,secara medis saya tidak menemukan penyakit bapak. Jantung, paru-paru bagus, ginjal dan organ lainnya juga bagus. Jadi saya tidak tahu apa penyakit Bapak. Tetapi permisi tanya, ‘Apakah ada sesuatu yang menekan jiwa Bapak? Apakah ada rasa dendam atas kesalahan yang belum Bapak ampuni?’” Mendengar pertanyaan itu, hati dosen ini tersentak. Ia teringat kejadian 3 tahun lalu. Saat itu ia bertengkar dengan seorang rekan kerjanya sehingga ia merasa sakit hati, marah, terluka dan dendam. Ia menyimpan amarahnya dan tidak mau mengampuni rekannya itu. Dalam hidup ini ada penyakit yang disebabkan oleh jiwa kita dan kemudian mempengaruhi tubuh kita. Penyakitnya dinamakan psikosomatis (gangguan psikis yang menyebabkan gangguan fisik) seperti yang dialami Sang Dosen. Masalahnya : ia tidak bisa mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Seringkali dalam kehidupan, kita berjuang melawan dosa dan terus mengalami kegagalan.

Roh Kudus Menyembuhkan Luka Batin Kita

Dalam hidup seringkali kita tidak mampu menyembuhkan luka batin , namun kita bersyukur ada Roh Kudus yang Tuhan sediakan bagi kita. Roh Kudus diberikan kepada orang yang percaya pada Tuhan Yesus. Kuasa yang diberikan itu dapat mengubah manusia. Roh Kudus berkarya memperbarui dan melahirbarukan kita. Dosa kita diampuni melalui darah Kristus dan kita dijadikan anak Allah. Karena rahmat anugerahNya kita diselamatkan dan Roh Kudus masuk dalam hati kita. Rasul Paulus mengatakan pada 1 Kor 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Sebelum mengampuni orang lain, kita harus diperbarui terlebih dahulu. Kita tidak mampu mengampuni orang lain sebelum kita disembuhkan terlebih dahulu dari luka batin kita. Roh Kudus akan menyembuhkan luka batin kita. Pada Ayub 5:18 dikatakan Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. Pada Maz 147:3 dikatakan Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;. Kita tidak mungkin mengampuni orang lain sebelum diri kita yang terluka disembuhkan.

Ada kisah tentang mertua dan menantu yang tidak akur dan selalu ribut seperti Tom dan Jerry. Sang Mertua menjelekkan sang Menantu kepada anaknya, “Istri kamu harus diajar untuk menghormati mama. Istri kamu malas dan jarang mandi.” Sedangkan Sang Menantu mengadu kepada suami, “Mama kamu harus diajar bagaimana menghargai menantunya. Mama kamu cerewetnya minta ampun.” Posisi sang pria terjepit antara sebagai anak menghadapi ibu dan sebagai suami menghadapi istri. Suatu ketika Sang Menantu merasa jengkel, lalu ia pergi ke seorang dokter. Dokter mendengarkan cerita versi Sang Menantu yang menjelek-jelekkan Sang Mertua yang selalu mengawasi dan meminta anaknya untuk taat kepadanya. Si dokter berkata, “Begini saja. Bagaimana kalau ibu mertuamu dibunuh saja?” Sang Menantu kaget dan bertanya,”Dibunuh? Bagaimana caranya?” Sang dokter berkata,”Saya kasih obat yang bisa membunuh secara perlahan-lahan supaya kamu tidak ketahuan sebagai pembunuh. Kamu berikan obatnya selama 1 bulan. Agar tidak ketahuan, selama 1 bulan kamu harus berbuat baik kepada mertuamu. Ajak main ke mal, belikan makanan kesukaannya” Sang Menantu berkata, “Saya setuju” dan ia pun  pulang membawa obat itu. Setelah itu ia mengunjungi  rumah mertuanya. Ia berusaha mengambil hati Sang Mertua dan berkata, “Mama harus minum obat ini setiap hari.” Menantu yang dulunya tidak pernah kirim makanan, sekarang masak dan kirim ke mertuanya.  Hal ini dilakukan tidak hanya sehari. Keesokan harinya ia mengirim lagi makanan yang enak. Dia mengajak mertuanya ke mal berbelanja dan ia yang bayar. Sang Mertua tidak tahu. Dia pikir menantu jadi baik dengannya. Timbullah rasa sayang ke menantunya. Mertuanya juga masak dan kirim ke menantunya sehingga terjadi balas membalas kiriman makanan. Mertuanya terus makan obat yang diberikan Sang Menantu. Setelah berjalan 2 minggu , Sang Menantu berpikir, “Tinggal 2 minggu lagi” dan dia berusaha lebih baik lagi. Mertuanya jadi lebih sayang. Ia sering menelpon padahal  dulu boro-boro dan sekarang diajak main. Kalau Sang Menantu tidak datang, dicariin”Kemana memantunya?”. Sekarang sudah berjalan 3 minggu. Sang Menantu mulai berdebar-debar , “1 minggu lagi mertua saya mati.” Waktu berjalan sehingga tinggal 3 hari lagi. Dia datang ke Sang Dokter, “Dokter, tinggal 3 hari lagi mertua saya makan obat. Pasti mati kan?” “Ya “, jawab Sang Dokter. “Waduh dokter bagaimana ya? Sekarang mertua saya sudah berubah. Dia sudah baik dengan saya, dan saya juga sayang kepadanya. Kalau dia mati bagaimana? . Saya sudah menganggap dia sebagai mama sendiri.” Sang Menantu berkata dengan cemas. Sang dokter berkata, “Ya sudahlah, kamu sudah putuskan membunuh mertuamu.” Sang Menantu pun  pulang dengan gelisah. Dia tidak bisa tidur , mertuanya 3 hari lagi mati. Waduh bagaimana ya? Saya sudah sayang dengannya, dia sudah berubah. Sering kirim makanan, kasih barang, membelikan cincin dan kalung. Tidak ada mertua sebaik dia di dunia ini. Sekarang tinggal 1 hari lagi. Ia datang ke dokter lagi . “Dokter, tolong dokter! Kasih obat penawar ke mertua saya agar besok tidak mati!” seru Sang Menantu. “Lho mengapa? Bukannya kamu mau mertua kamu mati?” kata Sang Dokter. “Tidak Dokter. Sekarang ia sudah berubah dan sayang dengan saya.” Kata Sang Menantu.  “Dulu kamu bilang mertuamu jahat dan kamu tidak bisa mengampuninya.” Sang dokter mengingatkan. Sang menantu merasa bersalah, “Tidak. Saya sudah bisa mengampuni kesalahannya dan menganggap dia sebagai mama saya. Sekarang dokter kasih  obat penawarnya supaya besok dia tidak mati.” Sang dokter bertanya lagi, “Memang bagaimana ceritanya?” Sang Menantu menjawab,”Bukankah dokter berkata bahwa selama sebulan saya harus berbuat baik dan mengampuninya. Saya sudah melakukannya. Sekarang semua sudah berubah dan saya tidak mau dia mati!” Sang Dokter berkata, “Obat yang saya kasih itu bukan racun tapi vitamin. Jadi mertua kamu tidak akan mati. Kita tidak bisa berbuat baik dan mengampuni orang kalau hati masih terluka.  Kita harus membutuhkan kuasa Roh Kudus bekerja dalam diri menyembuhkan diri kita.

Roh Kudus Membuat Buah Roh dalam Hidup Kita.

Dia bukan saja menyembuhkan tapi juga membuat buah ROH dalam hidup kita. Buah Roh bukanlah sesuatu yang kita kerjakan. Ini pekerjaan Tuhan dalam diri orang yang percaya. Roh Kudus berperan dan akan menghasilkan buah-buah roh dalam hidup kita. Tanpa peranan Roh Kudus manusia yang berdosa tidak mungkin menghasilkan buah-buah roh in. Ketika Dia berdiam dalam diri kita, Dia menghasilkan buah roh yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23a). Berbeda dengan pekerjaan daging. Buah daging bertentangan dengan buah Roh. Sebelum membahas buah Roh , pada Galatia 5:19-21 Rasul Paulus membahas terlebih dahulu tentang buah daging.  Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,   penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,  kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu  —  seperti yang telah kubuat dahulu  —  bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Hidup dalam daging seperti Sang Menantu yang ingin membunuh Sang Mertua. Seseorang yang hidup di dalam daging, ia suka menyimpan rasa marah, berseteru, iri hati, dendam dll. Berbeda dengan Roh Kudus yang menghasilkan buah dalam kehidupan orang percaya berupa hidup dalam kedamaian dan sukacita, hidup dalam kasih. Saya hari ini khusus dibahas tentang kasih ini. Kol 3:13  Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Ekspresi Kasih adalah Mengampuni.

Mengampuni adalah ekspresi kasih. Ekspresi kasih dalam mengampuni seperti Tuhan Yesus yang walaupun disalibkan, disiksa dan menanggung segala dosa kita di kayu salib mengatakan ,” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Lukas 23:34). Saat seseorang kehilangan kasih maka ia akan sulit mengampuni. Tetapi kalau ada kasih, ia bisa mengampuni. Seperti Yesus mempunyai kasih sehingga mampu mengampuni manusia, seperti juga Roh Kudus. Inilah yang disebut sebagai kasih Agape. Yaitu semangat jiwa yang tidak mencari keuntungan atau apapun tetapi memberikan yang baik kepada orang lain. Tidak mengharapkan orang lain memberi tapi selalu memberi. Itulah agape. Setiap orang percaya kepada Tuhan Yesus telah menerima kasih agape ini. Kita telah menerima pengampunan yang cuma-cuma dari Tuhan. Karena Tuhan mengasihi kita. Oleh sebab itu, kasih ini harus dibagikan juga kepada orang lain yang bersalah kepada kita mengikuti teladan Tuhan Yesus. Sama seperti Tuhan telah mengampuni, kita juga harus mengampuni. Penelitian psikolog di Amerika menyimpulkan, “Orang berbahagia bukan karena kekayaan melimpah tetapi karena punya sahabat dan bisa menampuni orang.” Dalam harian USA Today dikatakan, “Orang yang paling berbahagia adalah orang yang dikelilingi oleh saudara dan teman yang tidak punya masalah dan mudah mengampuni.” Ketika kita sulit mengampuni maka kita sulit mengalami kebahagiaan dalam hidup ini. Ketika kita bisa mengampuni, tubuh kita bisa menjadi sehat. Pengampunan itu menyembuhkan kita.

Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba raja yang tidak mau mengampuni (Matius 18:21-35). Hamba tersebut punya utang begitu besar kepada raja (10.000 talenta) dan tidak bisa membayarnya bahkan bila ia menjual seluruh harta termasuk istri dan anak-anaknya. Dia kumpulkan uang hasil kerjanya sampai matipun tidak bisa membayar lunas utangnya lalu ia datang kepada raja meminta belas kasihan raja agar diberi waktu untuk melunasi utangnya. Raja melihat bahwa hamba ini tidak akan mampu membayar, maka raja berkata,”Sudah aku ampuni dan bebaskan utangmu. Sang hamba merasa sukacita karena dia bebas dari utangnya yang begitu besar. Tetapi apa yang terjadi ketika ia keluar dari istana raja? Dia melihat ada temannya sesama hamba (pegawai) raja  yang berutang kepadanya sebesar 100 dinar (jumlah yang jauh lebih kecil dari utangnya kepada raja). Dia langsung mencekik leher temannya dan mengancam,”Bayar sekarang!” dan dia pun memukul teman itu . Kejadian ini didengar oleh raja sehingga raja pun  memanggilnya. Raja berkata, “Betapa jahatnya engkau. Hutangmu sudah saya bebaskan. Tetapi kamu melakukan yang tidak baik kepada rekanmu. Sekarnag saya minta hutangmu kau bayar kembali!” Karena tidak bisa membayar utang, dia pun dimasukkan ke penjara dan disiksa oleh algojo. Cerita ini menggambarkan tentang dosa kita yang begitu banyak yang telah Allah hapuskan. Kalau ada orang yang menyakiti hati kita yang tidak sebesar dosa kita kepada Allah, mengapa kita tidak bisa mengampuni? Ingatlah kasih Tuhan yang begitu besar yang telah menyelamatkan kita. Dia telah mengorbankan diriNya mati di kayu salib. Ingatlah ketika kita tidak bisa mengampuni, betapa banyak dosa kita yang Tuhan sudah ampuni. Kalau kita tidak bisa mengampuni kesalahan orang lain, kita akan berhadapan dengan algojo-algojo. Algojo ini bisa saja berupa sakit-penyakit seperti sakit  jantung, migrain, maag , tidak bisa tidur , tidak enak makan dan lain-lain seperti yang dialami oleh dosen di atas. Dia tidak bisa mengampuni kesalahan rekannya sehingga dia berhadapan dengan algojo yang menyiksanya. Kita harus belajar mengampuni seperti Tuhan telah mengampuni kita.

Ada seorang Ibu datang ke pendetanya dan menceritakan  betapa susah hidupnya. Suaminya selingkuh , membawa uang, kendaraan dan tidak pulang karena selingkuh. Waktu ketahuan ternyata ia sudah mempunyai seorang anak. Selingkuhan ini kemudian meninggal dan Sang Suami kemudian selingkuh lagi dengan wanita yang kedua dan punya 2 orang anak. Mereka bertengkar dan akhirnya berpisah dan kedua anak ini dibawa ke istri petama. “Kamu mau menerima saya tidak? Kalau mau , kamu harus menerima 2 anak kecil ini.” Ibu ini bisa menerimanya dan menganggapnya sebagai anak sendiri dan mengampuni suaminya. Tetapi tidak lama kemudian, suaminya selingkuh  dengan wanita keempat. Setelah itu Sang Suami terkena penyakit hepatitis yang berat sampai menderita sirosis (kanker hati). Pada waktu saya membesuknya, tubuhnya sudah menjadi kuning dari kepala sampai kaki. Istri yang keempat membawa Suami ini ke istri pertama dan menyerahkannya “Inilah suamimu.” Waktu pergi Sang Suami gagah dan sehat dan sekarang usianya sekitar 52 tahun dan hanya terbaring di tempat tidur saja. Ia ibarat sampah sehingga tinggal dibuang saja. Waktu saya melayani Ibu ini, dokter mengvonis, “Umurnya tidak akan lama lagi!” Saya terbeban dan berdoa agar Sang Suami sebelum dipanggil Tuhan membereskan dulu masalahnya dengan istri yang pertama. Saya bertanya ke istri pertama,”Bisakah Ibu menerima Bapak ini yang telah sangat melukai hati ibu?  Kalau ibu bisa mengampuni dia, bisikan ke telinganya.”  Sang Ibu mendekati suaminya dan berbisik di telinganya, “Saya sudah mengampunimu sejak dulu. Saya menerima kamu apa adanya.” Dari mana kekuatan ibu ini kalau bukan dari Tuhan? Tidak mudah bisa mengampuni orang yang melukai hati kita. Ibu ini seorang yang percaya Tuhan, mantan majelis seperti juga  suaminya. Ibu ini ada Roh Kudus yang memampukannya untuk mengampuni suaminya dan bisa menerima kembali suaminya. Firman Tuhan katakan, “Ampunilah orang yang bersalah kepadamu!” dan ini adalah perintah. Namanya perintah harus ditaati dan dilakukan. Kita tidak bisa memilih dan menolak perintah Tuhan. Kalau kita mentaati perintah Tuhan maka ada damai sejahtera di hati dan hidup kita. Kita pun menjadi sehat. Tetapi kalau kita tidak melakukan perintah Tuhan untuk mengampuni, maka luka itu tetap ada dalam hati kita. Kita minta Roh Kudus menjamah hati kita. Roh Kudus menyembuhkan hati kita. Kita berterima kasih kepada Tuhan untuk menyalurkan kasih itu. Kita jangan mengeraskan hati, tetapi kita harus membagi kasih itu pada orang lain dengan cara mengampuni orang yang bersalah. 

No comments:

Post a Comment