Friday, June 10, 2016

Kesaksian Hamzah dari Malaysia - Keselamatan Bukanlah Lagi Mudah-Mudahan.


Majalah Komunikasi Kristiani – Standard Vol. XI No. 10 (Februari 2016)

Lahir dan dididik dalam lingkungan religius, Hamzah tidak yakin akan keselamatan dirinya. Bagaimana perjalanan pencarian dirinya terhadap kebenaran?

Saudara-saudara, inilah kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan dan memberikan paa saya sebuah panggilan khusus. Dia memilih saya sebagai anakNya dan seterusnya sebagai hambaNya. Anugerah Allah di dalam Yesus telah diberikan kepada saya dan kepada seluruh dunia.
            Tuhan menyelamatkan saya bukan melalui peristiwa supranatural. Meskipun secara manusia mustahil bagi saya untuk menerima  dan menjadi pengikut Kristus. Sebab saya dibesarkan di dalam lingkungan pendidikan agama sejak dari taman kanak-kanak. Dan saya menjalankan pendidikan saya dengan begitu baik. Pada tahun 1987, saya terpilih untuk mewakili kota saya guna ikut perlombaan membaca kitab suci dan sayalah juaranya. Tahun 1988, saya menjuarai perlombaan penulisan kaligrafi. Saya juga menjadi juara dalam perlombaan pidato tenang menyebarkan agama kepada sesama penganut dan penganut agama lain.
            Kemudian saya melanjutkan kuliah untuk mempersiapkan diri menjadi guru agama. Kami amat mantap dan sangat percaya bahwa agama kamilah yang paling benar, karena itulah yang dikatakan oleh kitab suci kami bahwa agama kami adalah agama yang benar di sisi Allah. Di kampus saya ajarkan bahwa dalam Perang Salib, agama kamilah yang menang. Ini berarti agama kamilah yang benar karena menurut ulama kami, Tuhan berpihak kepada agama kami sehingga kami menang dalam perang itu.
            Kewajiban besar kami di perguruan tinggi itu adalah memerikan penjelasan tentang agam kepada mereka yang tidak seagama dengan kami.
            Saya terpacu untuk mencari mereka yang belum mengenal agama kami. Di kota kami, komunitas terbesar yang belum terima agama kami adalah orang-orang dari keturunan Tionghoa. Saya sangat rindu untuk memenangkan mereka. Menurut tanggapan saya, agama orang-orang Tionghoa adalah salah dan mereka perlu mendapat ajaran kami. Walaupun demikian, saya sangat hati-hati ketika mendekati masyarakat yang memakan daging babi yang menurut kami adalah daging yang najis. Jika tersentuh, seseorang harus mencuci tujuh kali dengan lumpur, lalu mencuci dengan air bersih sebanyak tujuh kali. Jadi, saya selalu menjaga jarak supaya tidak bersentuhan dengan mereka.
            Saya selalu memulai percakapan dengan perkataan ini : “Hai kawan, maukah Anda mendengarkan cerita saya? Saya ingin tanya apakah agama yang Anda anut?”
            Pada suatu hari, saya berkata pada seorang kenalan dari keturunan Tionghoa tentang hal di atas. Orang itu menjawab,”Saya beragama Kristen.”
            Lalu saya berkata,”Halo kawan, tahukah Anda bahwa ajaran Kristen itu adalah benar pada dua ribu tahun yang lalu? Pada saat Nabi Isa masih hidup,tetapi sekarang agamanya telah digantikan dengan agama baru oleh seorang nabi yang baru?”
            Tetapi ia berkata,”Oh, bagi saya tidak menjadi masalah, apakah ada agama yang baru atau tidak, karena bagi saya dengan beriman maka saya pasti akan masuk surga!”
            Saya sangat terkejut mendengar jawaban itu. Selama 10 tahun belajar agama di sekolah agama dan 4 tahun di perguruan tinggi agama, saya tidak pernah mendengar bahwa masuk surga itu adalah hal yang pasti! Selama ini hanya ada kata-kata “Semoga saja.”
            Di dunia ini orang berlomba-lomba untuk menuju ke akhirat, dan untuk bisa masuk hanya ada istilah insyaallah. Tapi bagaimana orang Kristen itu bisa begitu yakin akan masuk surga? Karena itu saya menegurnya,”Hai kawan, memangnya surga itu kepunyaan Bapamu?”
            Lalu ia menjawab,”Ya! Memang surga itu kepunyaan Bapa saya.”
            Saya sangat terkejut mendengar jawaban itu dan terlintas dalam pikiran saya saat itu nas kitab suci yang berkata bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan dan nas lain yang mempersoalkan bagaimana Allah bisa mempunyai Anak kalau Dia tidak mempunyai permaisuri?
            Tetapi bagaimana orang ini bisa mengakui Tuhan sebagai Bapanya sendiri? Kemudian saya bertanya lagi,”Memangnya Tuhan kamu itu siapa? Siapa namaNya?”
            Dengan tenang ia menjawab,”Tuhan saya adalah Yesus.” Pada saat saya dengar kata-kata itu, emosi saya meledak dan saya sangat marah kepadanya. Karena bagi saya, dia telah menyekutukan Allah seba tidak ada Tuhan kecuali Allah.
            Saya anggap pertemuan itu telah selesai setelah saya berkata,”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.”
            Saya pulang ke perkampungan dan hidup seperti biasanya. Saya membaca kitab suci sambil terus mencari kebenaran baik di lembaga pendidikan maupun secara pribadi. Akan tetapi dialogi denganorang itu tidak bisa hilang dari pikiran saya. Akhirnya dialog itu menggerakkan saya untuk mencari tahu siapakah sebenarnya Yesus itu. Mengapa umat Kristen begitu yakin bahwa dengan iman seseorang pasti masuk surga?
            Saya mencari buku-buku yang bercerita tentang Yesus. Akhirnya saya temukan satu uku yang ditulis oleh Mundhir Dhan Nadzir yng berjudul Fa’firu Il’lallah (Jalan Menuju kepada Allah). Buku itu menjelaskan tentang peristiwa akhir zaman di mana diceritakan bahwa pada akhir zaman akan terjadi peperangan , kelaparan, gempa bumi, keributan dan peperangan di mana-mana; banyak orang akan ketakutan. Dalam keadaan seperti itu , muncullah satu kuasa yang sungguh dahsyat, bernama Dajjal. Dajjal ini sangat menakutkan. Matanya satu, tinggi dan besar, sehingga lautan hanya selangkah kaki baginya. Di tangan kanannya ada surga dan di tangan kirinya terdapat neraka. Dajjal ini pergi ke mana saja untuk mencari penghuni bagi surga dan neraka yang dibawanya. Sebenarnya surga yang ia bawa adalah neraka di mana para penghuninya akan disiksa selama-lamanya! Dia pergi ke mana saja mencari jiwa-jiwa untuk masuk ke surganya itu. Namun pada saat terakhir, datanglah Penyelamat yang akan menantang Dajjal yang sangat jahat itu.
            Saya terkejut mengetahui siapakah yang akan datang untuk menyelamatkan dunia ini dari cengkeraman Dajjal yaitu Isa Almasih (Yesus Kristus) sang Imam Mahdi! Datanglah Isa Almasih sebagai Imam Mahdi yang akan selamatkan dunia dari kejahatan Dajjal! Keduanya akan terlibat dalam peperangan yang dahsyat!
            Saya kagum dan heran dengan apa yang terjadi selanjutnya. Ketika bertemu dengan Dajjal, Isa Almasih berkata kepada bumi,”Hai bumi terbukalah!” Dengan serta-merta bumi pun terbuka dan Dajjal jatuh dan terhimpit di dalamnya. Lalu Dajjal pun mati.
            Dari sana saya bertanya lagi,”Mengapakah Isa Almasih yang dapat mengalahkan Dajjal?” dalam catatan kaki buku itu disebutkan bahwa Dajjal ini merupakan pengabungan segala kekuatan Iblis yang menjadi satu. Dan Dajjal ini akan menyesatkan banyak orang agar masuk ke dalam neraka.
            Pertanyaan yang timbul dalam pikiran saya adalah mengapa Isa Almasih yang dapat mengalahkan kuasa Iblis ini? Mengapa bukan Nabi Adam yang pernah bertemu secara langsung dengan Iblis itu? Kenapa bukan Nabi Nuh, Nabi Idris, Hud, Salleh dan nabi-nabi yang lainnya, dan bukan pula Nabi Muhammad yang saya sanjung dan muliakan?
            Dalam buku itu muncullah cerita yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tajam ini di dalam jiwa saya. Setelah Dajjal dikalahkan, Isa akan berkuasa, maka terjadilah Hari Kiamat. Pada hari kiamat, semua jiwa yang pernah hidup akan dikumpulkan di satu tempat yang bernama Ara Mahsyar atau Padang Mahsyar. Mereka akan dikumpulkan untuk menunggu waktu penghakiman di mana satu per satu akan menghadapi seorang Hakim yang akan menghakimi setiap umat manusia. Mereka sangat ketakutan karena panas yang amat sangat pada waktu itu. Menurut gambaran buku itu, lantai Padang Mahsyar adalah dari perak dan di atasnya terdapat matahari yang dapat dijangkau dengan tangan manusia. Sehingga panasnya begitu hebat dan membuat setia orang hancur menjadi air tetapi kemudian muncul lagi menjadi manusia. Pada saat itu mereka semua berduyun-duyun akan mencari pembela mereka, supaya masalah mereka dapat dengan cepat diadili. Mereka bertemu dengan Nabi Adam, lalu berseru kepadanya,”Ya Nabi Adam, ya Nabi Allah, tolonglah bela masalah kami segera!” Tetapi jawabnya Nabi Adam ialah,”Hai umatku, aku tidak sanggup membela perkara kalian, karena saya pun malu, saya pun harus mempertanggungjawabkan masalah saya sendiri di hadapan Hakim itu.”
            Kemudian mereka ke Nabi Nuh, Idris, Hud, Salleh dan kepada semua nabi yang lain untuk mencari pertolongan guna membela masalah mereka di hadapan Sang Hakim itu. Tetapi mereka semua pun tidak dapat menolong! Kemudian mereka pergi mencari Nabi akhir zaman, nabi Muhammad. Mereka berseru,”Ya Rasullulullah , tolong cepat bela masalah kami.” Lalu Muhammad menjawab mereka,”Wahai umatku, aku tidak bisa membela perkara kalian. Aku hanya bisa berdoa syafaat bagi kalian saja.” Dan Muhamad tidak dapat menentukan siapa di antara umatnya yang akan masuk surga ataupun neraka. Keputusan terakhirnya hanya berada di dalam tangan Hakim yang akan menghakimi umat Manusia!
            Saya sangat heran siapa yang menjadi Sang Hakim itu, saudara-saudari, ternyata yang menjadi Hakim adalah Isa Almasih.
            Pertanyaan yang melintas di dalam benak saya adalah mengapa Isa Almasih lagi yang muncul menjadi Hakim? Dialah yang menentukan mereka yang akan masuk surga dan juga mereka yang akan masuk neraka.
            Saya terus bertanya dan sangat amat ingin tahu jawabannya. Kemudian saya mulai melakukan sembahyang dan berdoa terus-menerus. Karena saya tidak mau berada di tengah-tengah, jika dosa dan pahala saya kedapatan seimbang. Karena saya tahu bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, yang kekal adalah yang di akhirat – surga atau neraka. Yang menentukan kita masuk surga atau neraka nanti adalah semasa kini; selama di dunia ini.
            Kemudian saya berdoa dan sembahyang sambil mencari jawaban dan penyelesaian bagi pertanyaan saya di atas. Saya menangis, hati saya senantiasa mencari tahu apa hakikat peran besar yang dimain oleh Nabi Isa yang juga bergelar Almasih itu, dalam perkara surga dan neraka. Selama tiga tahun saya bergumul dengan perkara yang penting ini, tiga tahun saya mencari-cari kebenaran siapakah sebenarnya Isa Almasih ini. Mengapa orang Kristen yakin akan masuk surga? Mengapa Tuhan umat Kristen adalah Yesus Kristus atau Isa Almasih?
            Tidak lama kemudian, saya diberi jawabannya. Tuhan telah bukakan mata dan hati saya kepada kebenaran tentang siapakah sebenarnya Isa Almasih itu. Jawabannya datang dari Surah Al-Imran 3 ayat 45 yang berkata,”Malaikat berkata : Ya Maryam, sesungguhnya , Allah itu memberi kabar sukacita kepadamu, Maryam, dengan Firman yang dari Allah, Firman itu bernama Isa Almasih ibnu Maryam, yang berkuasa di dunia dan di dalam akhirat dan yang paling dekat dengan Allah...”
            Sungguh indah hakikat ini. Firman Allah ini yang bernama Isa Ibnu Maryam yang berkuasa di dunia dan di akhirat. Kesimpulan dalam pikiran saya adalah : Dia yang akan datang kali kedua, Dia yang mampu mengalahkan Dajjal, Dia yang akan menghakimi umat manusia dan menentukan siapa akan masuk surga atau neraka – memang itulah hak Dia, sebab Isa Ibnu Maryam itu berkuasa di dunia dan juga di akhirat!
            Kemudian saya mencari sahabat Tionghoa itu dan ia memberikan sebuah Alkitab pada saya. Pada saat saya membukanya, saya merasa sangat gembira lalu saya mulai membaca kitab Kejadian. Sungguh enak dan menyenangkan sekali pembacaan saya itu! Karena ceritanya sangat jelas, dan kesinambungannya juga amat sempurna. Kronologinya sangat lengkap dan berurutan! Saya membaca kitab-kitab selanjutnya dan semua cerita di dalamnya cocok dengan ajaran dari ulama yang telah mengajarkan pada saya. Saya berusaha membaca dan memahami segala sesuatu yang terkandung dalamnya dengan hati dan pikiran yang terbuka Tuhan berkenan atas pencarian saya itu.
            Akhir kata, pada bulan Juli tahun 1991, sesudah bergumul selama tiga tahun dengan berbagai pertanyaan, setelah memiliki dan membaca Kitab Suci bagi diri sendiri, Tuhan telah memberkati saya dengan damai sejahtera dan keselamatanNya. Pada waktu yang sama, saya mulai tertarik pada sebuah lagu rohani yang memperingatkan saya tentang pencarian saya.
            Liriknya sebagai berikut : Sudahkah engkau siap sedia? Menghadapi kedatangan Yesus kelak kembali! Untuk mengangkat kita semua, yang sungguh-sungguh mengharap padaNya.
            Lirik itu memperingatkan saya bahwa kita semua harus siap menghadapi kedatangan Isa ke dunia ini. Ajaran ini ada juga diajar oleh agama saya sebelum ini dan nasihat untuk bersiap-siap bagi menyambut kedatangan Dia yang kedua adalah sama.
            Sambil berpikir tentang persiapan saya, saya telah diperlihatkan tentang dosa-dosa saya yang sungguh besar dan yang tidak mungkin dapat diampuni. Tuhan telah menunjukkan dosa saya yang begitu besar sehingga mustahil bagi saya masuk ke surga.
            Pada saat itu saya mulai menangis atas segala yang telah saya renungkan. Namun Tuhan menunjukkan pada saya bagaimana Isa Almasih telah menjadi Penebus saya, dan bagaimana Dia telah menanggung hukuman bagi dosa-dosa saya dan juga manusia sejagat.
            Sama seperti putra Abraham telah diselamatkan dari korban sembelihan oleh penggantinya – seekor domba yang telah disiapkan oleh Tuhan sendiri. Sesungguhnya peristiwa itu adalah satu gambaran nubuat yang Tuhan telah berikan kepada umatNya tentang kedatangan Isa Almasih yang datang sebagai Penebus umat manusia!
            Setelah saya meyakini penebusan hukuman dosa-dosa saya oleh korban yang telah dibayar oleh Tuhan sendiri – dengan nyawa Isa Almasih yang sempurna – saya kini beroleh keyakinan juga untuk kedatanganNya yang kedua. Karena Dia bukan saja Hakim yang adil itu, teapi Dia juga adalah Penebus dan Juruselamat saya untuk selama-lamanya! Halleluyah!
            Saya ingin sarankan kepada saudara-saudari yang dikasihi, kupaslah segala prasangka yang tidak berdasar terhadap Alkitab. Bacalah Kitab Suci ini dengan pikiran yang terbuka. Tuhan akan memberkati saudara-suadari dengan anugerahNya! Saya ingin menutup kesaksian saya dengan satu ayat dari Kitab Suci Inil yang sungguh bermakna dan indah sekali, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah , itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef 2:8-9).

            Semoga Tuhan memberkati pencarian saudara sekalian! Amin.

No comments:

Post a Comment