Tuesday, February 9, 2016

Meninggikan Yesus Kristus Juru Selamat

Pdt. Hery Kwok

Maz 19:2 Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
Roma 1:23-24  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.   Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
Yes 43:6-7 Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
Ibrani 1:3   Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Mengapa kita HARUS meninggikan KRISTUS?
               
                Ini merupakan pertanyaan yang prinsip, penting, utama dan mendasar dalam hidup percaya kita dan dalam kita beribadah kepada DIA. Mungkin ada yang menjawab, “Karena Dia Tuhan”, “Karena Dia Allah”, “Karena Dia Maha Kuasa” dan lain-lain. Jawabannya benar tapi tidak berhenti sampai di sana. Hal ini seperti kita diminta untuk menjawab pertanyaan, “Mengapa kita menghormati Presiden Indonesia?” Ada yang menjawab “Karena kita adalah WNI” dan “Karena dia presiden”. Jawaban tersebut merupakan pernyataan tapi belum tentu tercermin dalam tindakan. Karena dalam kenyataannya ada yang membicarakan sisi negatif bahkan mencurigai kebijakan-kebijakan yang diputuskan presiden. Atau seperti kita diminta untuk menjawab pertanyaan, “Mengapa kita menghormati orang tua?” Jawabannya bukan sekedar “Karena merekalah, saya dilahirkan di dunia” melainkan harus diaplikasikan dalam kehidupan. Karena ada orang yang masih mempunyai orang tua, tapi penghormatannya tidak nyata. Ia tidak pernah mengajak orang tua untuk berpergian atau makan-makan. Kalau itu terjadi, maka pernyataannya tentang hormat hanya sebatas kalimat saja. Setelah orang tuanya meninggal barulah ia menyesal. Dengan kata lain, hanyalah omong kosong belaka bagi orang yang berkata hormat orang tua tapi tidak melakukannya dalam tindakan.
                Pada waktu Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya, Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (Yoh 13:13). Tetapi apakah kamu melakukan hal-hal yang membuktikan bahwa kamu adalah hamba dari Tuhan, murid dari Guru dan kamu senang mendengar perkataanNya dan diajar olehNya? Hal itu seharusnya diaplikasikan. Sehingga pada awal tahun, kita perlu merefleksikan mengapa kita harus meninggikan Yesus. Apakah benar Tuhan menguasai dan berdaulat atas saya? Apakah untuk bidang tertentu masih merupakan kekuasaan dan wilayah saya pribadi? Istilah “Guru” digunakan di mana para murid harus duduk di depannya dan haus dalam mendengar pengajarannya. Apakah dalam perjalanan hidup kita setia dalam beribadah? Di awal tahun banyak orang yang menyampaikan resolusi (harapan yang coba ditingkatan dan dicapai). Ev. Merce mempunyai harapan ingin membaca Kitab Suci selesai dalam waktu setahun. Ini suatu harapan yang muncul dari kesadaran “Apakah saya meninggikan Tuhan dalam hidup saya?”




2 Alasan Mengapa Kita Harus MeninggikanNya

1.       Kita adalah ciptaanNya yang diselamatkan Allah dan diberi kesempatan untuk melihat, menyaksikan dan menikmati kemuliaanNya.

Pada Maz 19:2 pemazmur (Raja Daud) ingin mengatakan bahwa  ciptaan Allah yaitu langit diciptakan untuk menceritakan kemuliaanNya dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya. Waktu Allah menciptakan manusia, maka manusia diberikan tambahan untuk menikmatinya. Benda langit tidak bisa menikmati. Mereka hanya bisa menceritakan dan memberitakan. Kita harus meninggikan Kristus karena setelah diselamatkan kita diberi anugerah dan hak untuk melihat dan menyatakan kemuliaanNya. Adalah penting untuk membicarakan kemuliaan Allah seperti pada Mazmur 19 alam semesta menceritakan kemuliaan Allah. Mereka punya keberadaan yang berfungsi sesuai keberadaannya. Langit yang bisa kita lihat  menceritakan bahwa Penciptanyalah yang membuatnya. Saat melewati daerah Puncak pemandangannya sangat luar biasa dan indah sekali. Demikian pula dengan Grand Canyon Pangandaran dengan stalaktit (batuan yang menggantung di langit-langit gua kapur)-nya sangat mengagumkan dan luar biasa indahnya. Orang yang melihatnya mewakili benda-benda tersebut (batuan) untuk menceritakan kemuliaan Allah. Dengan memberitakan kemuliaan Allah mereka tetap eksis (ada) dan berfungsi seperti apa yang Allah ciptakan.
John Piper (70) dalam bukunya “Melihat dan Menikmati Yesus Kristus” (2013) menulis bahwa  ada suatu galaxy yang bila diukur dengan menggunakan inframerah diketahui jaraknya jutaan milyar cahaya (sangat jauh sekali)  dan berfungsi untuk menyatakan kemuliaan Allah. Ada juga galaxy lain yang besarnya 5 kali ukuran matahari. Galaxy-galaxy itu ada di tata surya yang hebat dan memancarkan kemuliaan Allah dan tetap berada di sana. Itu sebabnya Rasul Paulus menulis pada Roma 1:23-24  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.   Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Jadi penyimpangan kehidupan seksual terjadi karena tidak menikmati kemuliaan Allah dalam hidup.
 Apakah kita menikmati kemuliaan Allah?  Sebagai pelajar dalam menghadapi ujian apakah belajar dengan baik dan memuliakan Allah? Sebagai pengusaha apakah memuliakan Allah dalam usahanya? Kalau meniadakan kemuliaan Allah, maka seperti yang tertulis pada Roma 1, kita akan berada pada fungsi yang tidak tepat. Sedangkan benda-benda langit dan alam semesta ini bisa tetap eksis karena mereka menceritakan kemuliaan Allah yang kemudian dalam kitab ibrani ada dalam diri Kristus Yesus. Kita meninggikan diriNya, karena kita ciptaan yang ditebusNya. Bukan sekedar diselamatkan, selama hidup di dunia, kita diberi kesempatan untuk menyaksikan kemuliaaNya, diberi hak untuk menikmati kemuliaanNya, hidup dalam kemahabesaraan dan kemahakasihNya.
Kita sering mendengar orang yang disembuhkan Tuhan berkata, “Yesus luar biasa!” dan kemudian memberikan kesaksian bahwa ia atau keluarganya (anaknya) disembuhkan. Itu bukan saja menyatakan kemuliaanNya tapi juga mengalamiNya (mengalami pertolongan kuasaNya yang ajaib). Mari kita nikmati kemuliaanNya karena kita telah ditebus. KemuliaanNya dinikmati melalui persekutan dan relasi kita dengan Dia. Nabi Yesaya menulisnya dalam pasal Yes 43:6-7 Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" Tujuan Allah menciptakan kita adalah karena Dia ingin kita menikmati kemuliaanNya!
Salah seorang sahabat saya adalah salah satu cucu dari alm. Sudono Salim (Liem Sioe Liong, mantan konglomerat Indonesia). Beberapa waktu lalu ia berlibur ke Amerika. Saya bertanya kepadanya, “Apa saja pekerjaannya?” Dijawabnya, “Hanya main-main, naik Alphard ke jantung kota, makan di restoran mahal”. Uangnya banyak dan dia menikmati kekayaan keluarga Liem. Waktu kita diciptakan dan ditebus, Dia ingin kita menikmatiNya. Waktu tidak setia maka kita tidak menikmatinya. Pada waktu tidak setia beribadah dan tidak tekun membaca Kitab Suci , maka kita tidak menikmatiNya. MenikmatiNya berarti berada dalam relasi dengan Dia secara pribadi. Maka kita perlu menyatakan resolusi dan komitmen untuk menikmatiNya sehingga meninggikan Dia dalam hidup kita. Baik sebagai pelajar, pekerja rumah tangga dan pegawai, kita bisa memuliakanNya. Dalam perjalanan hidup yang sulit dan penuh tantangan, maka akan membuat frustasi dan hidup seperti orang yang tidak mengenal Kristus. Waktu mengenal, maka kita memuliakanNya dan menikmatiNya.

2.       Keunggulan Yesus Kristus luar biasa dan layak ditinggikan.

Ia adalah maha kuasa, maha agung dll. Itu semua sifat Allah yang luar biasa. Why 5:5-6  Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."  Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.  Rasul Yohanes ingin menceritakan keunggulan yang luar biasa. Ia mengatakan sifat dalam diri Yesus yang sepertinya bertentangan yakni :
-          “singa dari Yehuda”. Singa adalah raja hutan dan bisa makan binatang yang lebih besar. Dengan menyebutkan Yesus adalah singa dari Yehuda, Yohanes mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah pemenang. Tidak ada yang tidak dikalahkan dan ditaklukkanNya termasuk kekecewaan dll.
-          Anak Domba yang disembelih. Anak domba adalah binatang yang lemah dan bodoh. Kalau keluar dari kandang, tidak bisa pulang karena tidak ada kemampuan. Yesus Kristus harus menempuh jalan salib seperti anak domba yang tidak punya kemampuan. Betapa tidak berdayanya sehingga Allah sangat meninggikan diriNya walaupun Allah tidak mengutamakan diriNya. Ketaatan Yesus Kristus kepada Allah uar biasa. Waktu menikmati Allah kita menemukan keunggulan dalam diri Yesus Kristus. Itu yang membuat kita kuat dalam menghadapi rintangan.
Seorang guru sekolah minggu hampir bunuh diri karena hamil di luar nikah. Waktu bertemu saya berkata, “Bunuh diri bukanlah jalan luar. Setelah bunuh diri, apakah siap mempertanggungjawabkannya  di depan Allah?” Walau kondisi kehamilannya membuat malu, namun itu harus ditanggungnya karena itu bagian dari resiko. Orang tua tidak mungkin “menelan” anaknya . Apalagi mamanya orang Kristen yang taat sehingga ia akan mengampuninya. Demikian pula dengan Kristus. Mamanya berkata  untuk mengingatkannya “Kita punya Yesus Kristus.” Waktu anaknya bertobat dan minta ampun, mamanya bilang “Jangan gugurkan anaknya!” dan sekarang ia bisa beribadah dengan sukacita. Dialah Allah pemenang dan rendah hati , Dia tahu pergumulan kita. Singa dari Yehuda adalah pemenang karena pergumulan.


                

No comments:

Post a Comment