Sunday, February 28, 2016

Khotbah Homosexuality and Gay Marriage (Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D.)

Homosexuality and Gay Marriage
(Pandangan Alkitab tentang Pernikahan Sejenis)


Roma 1:21-27
21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
22  Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
23  Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
24  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
25  Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
26  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27  Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28  Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:

Kita percaya sekali bahwa semua kitab pada  Kitab Suci diinspirasikan oleh Roh Kudus. Walaupun Rasul Raulus belum mengunjungi Roma sewaktu menulis kitab Roma, tetapi dia sudah mendengar bahwa dari kaisar Romawi sampai rakyat jelata sudah terbiasa sekali melakukan dosa kemesuman yang dikenal dengan ‘homosexual’ atau ‘lesbianism’ dan istilahnya sekarang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) ditambah Queer. Sehingga secara khusus Rasul Paulus membicarakannya. Banyak orang mencoba menafsirkannya sedemikian rupa agar orang homo senang dan mau ke gereja tapi dengan mengubahnya. Padahal jelas sekali apa yang mau dikatakan Rasul Paulus. Itu mengulang dari Imamat 20 seterusnya dengan sangat jelas dan harafiah bahwa tingkah laku seksual yang menyimpang adalah hukuman dari Allah. Sehingga bila dikaitkan langsung antara dosa menolak Allah dengan tingkah laku seksual ini dengan kata lain dosa menolak Allah membuat manusia seperti binantang yang kehilangan segala-galanya yang menjadi natur peta dan gambar Allah.

Pada tahun 1970 pertama kali saya melihat di salon ada tulisan unisex. Saat itu saya berpikir ada sesuatu yang berubah. Bukan hanya pakaian, tetapi bagaimana laki dan perempuan dalam hal tertentu mencoba untuk diminimalkan perbedaannya. Hal itu tidak masalah. Tetapi kalau diperhatikan sebetulnya setiap belahan sejarah menghasilkan paradigma baru. Orang yang dilahirkan tahun 1946-1964 lahir dalam generasi yang dikenal sebagai  baby boomers. Seperti saya yang lahir tahun 1946. Mereka yakin sekali masih butuh pegangan hidup yang jelas dan konkrit. Meskipun secara teologi sejak 1779-1989, selama 200 tahun , di era modern, manusia sudah merasa “lelah” karena tidak berhasil memahami core belief iman Kristen yang ajaib ini. Sehingga teolog-teolog besar mulai menggeser pandangannya. Akibatnya seluruh daratan Eropa menjadi hancur. Gereja-gereja menjadi kosong di era modern ini. Manusia menjadi semakin pintar tetapi manusia tidak bisa lagi mempercayai inti iman Kristen yang ajaib seperti Allah mengapa harus Tritunggal, mengapa Firman menjadi daging? , Mengapa Dia harus menjadi manusia?, mati di kayu salib untuk menggantikan manusia yang berdosa (substitusi)? Berpegang pada yang begitu ternyata tidak ada kaitan langsung dengan kebutuhan hidup. Mereka menggantikan dengan filosofi dunia sehingga gereja hancur. Semua gereja lama di Eropa kosong dan sekarang hanya dipakai sebagai ‘museum’, gereja tapi tidak ada pengunjungnya. Orang Kristen di Eropa sekarang pergi ke gereja-gereja yang  baru . Tidak memakai gereja lama karena itu tanda dari kematian gereja.

Setelah itu kita masuk 1989 , ke era postmo. Jadi generasi Baby Boomers sebetulnya gelisah ingin punya pegangan, maka Generasi X (1965-1980) sebenarnya tidak membutuhkan lagi pegangan dari Alkitab.  Erickom , orang jadi Kristen karena ingin lari dari rasa bebas. Rasa bebas berlebihan menimbulkan perasaan bersalah. Manusia beragama tetapi tidak mempedulikan. Yang dicari adalah apa yang dilihat dan didengar hanya dikaitkan dengan masalah praktis sehari-hari. Sehinga kita menghadapi LGBT. Kita mengalami kesulitan karena gereja ini lemah sekali. Mengapa kita perlu dengan serius memikirkannya?

LGBT = Budaya

Kita harus memahami bahwa LGBT menghadirkan budaya, bukan hanya tingkah laku seksual secara individu si A, B, Dan C . Ada kekuatan budaya (culture) yang memang ingin mengubah tatanan hidup. Natur manusia dan pernikahan ingin dibuah. ‘Apa itu keluarga’ mau diubah. Berbicara tentang keluarga , berarti berbicara mengenai new paradigm. Cara berpikir kita sudah dicuci. Suka dan tidak silahkan. Juni 2015 saya berada di Amerika, dan saat itu Supreme Court 50 negara bagian harus menerima pernikahan sejenis. Kalau tidak tinggal di down town tidak terasa. Begitu melihat di TV (New York, San Fransisco, Los Angelos) di down-town ribuan orang LGBT  semuanya memakai V-sign. Mereka bercumbuan dan berciuman di depan umum. Mereka merasa dunia seperti kiamat. Aneh sekali. Dilakukan oleh ribuan. Jadi kita harus waspada. Ini budaya yang masuk. Seorang anak yang masuk TK berbicara kepada papanya“My teacher is a gay.” Tetapi anak itu senang karena dari sekian puluhan guru, dia terbaik, paling ramah, paling pintar mengajar dan paling memperhatikan. Anak ini sudah sangat familiar orang gay masuk ke segenap jajaran hidup dan mereka tidak aneh. Kehadiran mereka tidak bisa dihindarkan. Seperti kita sendiri, pria dan wanita pergi ke salon dan potong rambut berhadapan dengan mereka. Saat anak saya menikah yang mendadani seorang gay. Kita tidak menolak tapi waspada. Ini culture. Kekuatan setan meresap ke dalam relung hidup  dan tidak bisa ditolak. Anak kita sudah familiar. Sekian juta situs porno, lebih dari 40% dari pornografi dari adegan gay dan lesbian. Anak remaja bisa menontonnya. Sekali nonton sudah terkesan sesuatu. Di dalam otak itu jadi toleransi (ternyata bisa dinikmati dan terangsang). Secara tidak sadar sudah diubah. Tidak ada manusia yang mampu hadapi budaya. Kebanyakan mereka hadir tidak mengganggu. Saat makan restoran Indonesia di San Fransisco ada adegan aneh yaitu gay yang plus. Ada psikotik dan personality disoreder. Tetapi mayoritas gay tidak kelaihtan. Dokter, lawyer , perdana menteri, guru, pendeta tidak kelihatan maka sejak 1970 psikologi sudah resmi mengatakan bahwa gay tidak ada kelainan. Mereka pakai standar, kalau namanya orang yang punya berkelainan, psikolgi ada orang lain yang salah. Tetapi mayortias gay bisa bersosialisasi dengan kita. Mereka main dengan kita tidak dengan menyolek-nyolek. Mereka bekerja dengan produktif dan efektif. Mereka bisa menjadi penyumbang masyaratakat dengan baik. Dia independen, tidak menggantungkan diri pada orang lain. Jadi mereka manusia normal. Namun saat ada kebutuhan pelampiasan sex, di belakang pintu tertutup tingkah lakunya lain. Laki dengan laki , perempuan dengan perempuan. Ini adalah budaya dan ini sulit dihindari. Secara diam-diam sudah begitu banyak korban. Menjadi korban bisa betul-betul oleh karena kedua orang tua, misalnya : anak laki dibesarkan di mana papanya lemah tidak punya inisiatif dan pasif sedangkan  mamanya dominan dan agresif. Sehingga anak kecil sejak kecil tidak bisa mengembangkan male ego-nya, Sehingga ak yang jantan tidak ada contohnya dan akhirnya ia tidak tertarik dengan mamanya yang galak. Ini namanya korban. Bukan hanya itu (Kompas pernah mengadakan riset), banyak anak pinggir jalan anak yang jockey, anak yang normal diambil oleh orang gay dibawa ke kantor dan kamar, dikasih uang Rp 100.000. Anak ini mula-mula tidak mengerti dan ketakutan. Lalu dikasih coklat yang membuatnya terangsang. Mereka melakukan sesuatu yang tidak biasanya dan kemudian terangsang. Anak 12-13 tahun, kemaluannya dimasukkan ke mulut orang homo sehingga orgasme. Sekali terangsang tidak bisa hilang seumur hidup, menempel jadi kebutuhan.
Bagaimana kita? Sikap gereja seringkali ambivalen sekali. Banyak pendeta besar yang ternyata pro. Saya diorbit dari PCA. Di AS ada 5 gereja Presbiterian Church of America (presbiterian) yang besar. Salah seorang pendeta besar dari City Light Churc San Fransico. Fred Harlord mengatakan blak-blakan gereja yang anggotanya lebih dari 1.400 orang mengklaim kami setuju dengan gay marriage. Padahal ia salah satu penandatangan dari PCA yang anti-gay. Tahu-tahu salah satu anaknya gay, sehingga mengubah sikap. Lalu didukung milyader gay Peter Keon untuk menjadi gerakan. Sekarang mencoba mengambil gereja PCA lain (seperti Nashville, Seatle) sudah mendukung PCA. Sehingga sinode gereja kami takut, bagaimana menular seperti ini? Karena mereka mencipta budaya. Hamba-hamba Tuhan besar, seperti pemimpin National Association of Evangelical America yakni Ted Haggard (1956), sahabat dekat George Bush, sering bicara di White House penandatangan anti-gay marriage. Ternyata suatu hari ada seorang pelacur laki-laki, Mike John, minta diwawancari. Saat itu ia mengatakan bahwa ia sudah 3 tahun menjadi kekasih dari Ted Haggard. Ia sudah menikah dan punya anak dan diam-diam menikmati perilkaku gay. Ini pendeta besar  yang tahu Alkitab dan dari kaum injili yang selalu mengklaim dirinya percaya Alkitab secara penuh. Pemimpin-pemimpin  dunia besar , presiden dari kulit putih sulit ditemukan yang anti-gay. Semua dalam kampanye blak-blakan. Dari South Amerika Desmond Tutu mengakui gay sekarang. Mereka mencoba untuk memberikan pembuktian-pembuktian ilmiah bahwa mereka lahir gay. Mereka membuktikan bahwa neuron transmitter antara neuron di otak ada satu unsur kimia yang namanya serotonin mempengaruhi tingkah laku dan mengatakan bahwa terbukti orang gay jumlah tonin nya berbeda dengan orang normal. Hemespherenya berbeda sekali antara gay-lesbian dengan orang normal. Bahkan sampai bagaimana otak bereaksi terhadap bau-bauan. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka menjadi gay dan lesbian karena dilahirkan gay (born gay). Mereka tidak sama. Memang pada Matius 19 Yesus menyatakan ada orang lahir sebagai orang kebiri. Tapi jumlahnya sedikit sekali, 0,01%. Jadi orang yang mengaku gay sebetulnya tidak lahir gay. Ini menular. Ini terjadi dalam hidup ini , trus berkembang dan kita tidak mampu menghadapi. Bahkan mereka memakai jalur hukum. Orang gay yang menikah, Romeo-Romeo just married. Mereka memakai jalur hukum. Dan jalur hukum ini sulit sekali dicegah. Bahkan pemimpin Supreme Court (Mahkamah Agung-nya Amerika) sebenarnya anti-gay (tidak setuju gay) orang Kristen yang baik tetapi tidak berdaya. Kepalanya Supreme Court, John Roberts ,tidak berdaya dan mengatakan “Begitu kalah, berikutnya pasti Amerika akan meresmikan poligami juga dengan alasan hak asazi manusia. 5 orang anggota Supreme Court yang memaksakan, 4 orang menolak sehingga kalah. Seluruh Amerika sejarahnya berubah. Lebih mengerikan lagi , mereka memakai segala macam cara termasuk buku handbook kedokteran The Essence  , Diagnostic Statistical Manual yang pertama dan kedua : Homo dan lesbian masih dimasukan non psychotic disorder berarti masih ada deviasi (keluar dari jalur). Tapi The Essence  3-5 sekarang sudah tidak ada homosex atau lesbian di bagian abnormality karena dianggap normal. Bagaimana kita? Bahkan di sekolah-sekolah teologia. Saya anggota Persetia yang memaksa dan mengubah kurikulum. Agar calon pendeta sejak masuk sampai lulus pikirannya diubah. Supaya memasukkan pelajaran minimal yakni teologia gender. Rasanya tidak masalah, tetapi isinya mau ke sana semua. Ini budaya, kekuatan yang luar biasa yang sedang mengubah pikiran manusia. Jangan pikir ini merupakan suatu fenomena kecil. Dengan segala cara, apa yang mereka lakukan adalah sejarah yang baru di mana orang-orang dengan kelainan jiwa ini sekarang sedang memperjuangkan hak mereka untuk diterima dan diakui sebagai orang normal. Mereka berjuang mati-matian supaya diterima jadi orang normal. Homosexuality benar-benar dipakai setan . Untuk menjadi cara dan instruman supaya kehidupan hancur. Rencana Allah melalui keluarga dan pernikahan rusak semua. Setan memakainya untuk menyerang dan manusia tidak berdaya. Maka saya memahami gereja serius memikirkan dan mengambil sikap. Ini hadir, anak-anak kita bisa ada di antara mereka yang punya simpati dan toleren dan  punya selera yang mulai menyimpang. Ini masalah insting dan masalah insting berarti ini tidak rasional. Sekali menjadi adiksi (arahnya menyimpang) maka bila menyimpang akan selama-lamanya. Bicara tentang deviasi seks macam-macam dan kita perlu waspada.

Mengapa kita menolak perilaku LGBT dengan serius?

Ini permainan setan. Ini bukan kelemahan si A, dan B. Ini betul-betul grand design dari setan. Manusia ternyata menganggap enteng  karena mereka sudah hadir sekarang ini  di antara kita dan ternyata nembuat perasaan dan insting berubah. Kita harus waspada dengan sungguh-sungguh .

Allah yang hidup yang menyatakan diri dalam Alkitab yang menyingkapkan apa yang Dia mau di Alkitab. Secara hurufiah, manusia diciptakan sebagai peta dan gambar Allah dan Allah menciptakan laki dan perempuan dengan punya tujuannya. Seks diciptakan untuk prokreasi walaupun ada perempaun dan laki yang tidak punya anak. Walau ada yang tidak bisa punya anak. Tuhan menciptakan laki dan perempuan tidak sama. Bukan hanya tubuh tapi juga secara kimia tiak sama laki dan perempuan. Laki tidak punya vagina, uterus,  fallopian tube, ovarium, mengeluarkan hormon estrogen lebih banyak sehingga mengatur tatanan ini. Tidak ada. Ini merupakan realita yang Tuhan ciptakan. Jadi bila ada kelainan jangan terpancing untuk hanya belas kasihan, simpati, seolah hak asazi manusia dan menolak grand design of God. Hati-hati! Bila diperhatikan dengan sungguh-sungguh, kita percaya manusia punya hak untuk love (cinta) dan happiness (kebahagian). Orang homo selalu alasannya “kami juga saling mencintai” dan “kami punyak hak untuk mendapatkan love dan happiness” tapi love dan happiness harus sesuai dengan tujuan Allah. Bahkan orang heterosex menikah pun belum tentu Tuhan setujui. Manusia punya 3 komponen dari love. Ada eros (mengembangkan intimasi,  relasi) dan storge (decision commitmen). Allah mengatakan, “Kau tidak mungkin membangun keluarga kalau tidak mau menerima anugerah agape love yang mengubah pola pikirmu.” Kalau pernikahan untuk love dan happiness, pernikahan itu bukan pernikahan Kristen. Kita percaya Tuhan yang menentukan tujuan pernikahan. Bukan hanya perasaan subjektif : love dan happiness. Kita percaya, tujuan sex antara lain untuk kenikmatan (pleasure). Tuhan mengingatkan kepada kita, dosa yang namanya dosa adalah missing target. Sehingga orang hetero pun, kalau melampiaskan dengan mulut (oral sex) berarti berzina. Ini bukan masalah orang homo harus sesuai target, jangan melakukan tingkah laku seks orang yang tidak mengenal Allah. Kita hati-hati sekali. Deviasi sex macam-macam. Masturbasi pun perzinahan walaupun dokter mengatakan tidak apa-apa. Bagaimana mungkin orang masturbasi tanpa fantasi sex. Pada Mat 5:27-28 dikatakan Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Kamu berzina kalau melakukan tidak dengan istri.
Michael Jackson (1958-2009, penyanyi dan penulis lagu dari Amerika Serikat. Ia terkenal sebagai the "King of Pop" dan memopulerkan gerakan dansa "Moonwalk" yang telah menjadi ciri khasnya) melampiaskan dengan anak kecil (walau bisa ereksi dengan orang dewasa). Dia menikmatinya dengan selera pedofil, ini penjahat. Akhirnya ia hampir kehilangan semua harta bendanya untuk menyuap orang tua yang melaporkan. Anak-anaknya entah pernah diapakan.
Gerontopilia adalah perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku jatuh cinta dan mencari kepuasan seksual kepada orang yang sudah berusia lanjut (nenek-nenek atau kakek-kakek. Saya pernah tinggal di Atlanta Georgia dengan mama dari teman saya. Orangnya kaya dan rumahnya bagus. Teman dekatnya janda tua kaya sekali terpaksa menjual rumah sekarang tinggal di nursing home. Suatu malam ia didatangi seorang pemuda yang kemudian memperkosa nenek ini yang berusia 80 tahun lebih. Sang nenek berdarah-darah tidak karuan, merasa takut dan malu luar biasa. Ini tingkah laku setan yang membuat manusia jadi setan.
Necrofil adalah orang yang suka melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah menjadi mayat / orang mati. Orang ini pengecut tidak mau melakukan dengan orang hidup. Masa penyimpangan ini okey? Ini penyakit, termasuk homo masa manusia tertarik laki dengan laki. Ini kutukan dari Allah. Yang menolak akan diserahkan ke nafsu binatang yang lebih rendah dari binatang. Kita harus waspada. Jangan terpancing kanan-kiri kita okey. Ini grand-design dari setan yang akan menghancurkan seluruh tatanan hidup manusia. Kita menolak karena sekali menerima, kita terjebak dan tidak bisa keluar. Homosexuality ini suatu penyakit menular. Tentara-tentara Amerika dikirim ke luar negeri, kadang 3-4 tahun keluar negeri. Saat punya uang untuk memenuhi kebutuhan seksnya , mereka menggunakan uang untuk pergi ke pelacur. Setelah uangnya habis bagaimana? Di satu barak ada 70 orang mandi dan telanjang bersama. Bila di antaranya ada 1 orang yang homo maka selanjutnya bisa menjadi 10-20 orang homo. Kadang mereka bawa permen coklat dan mereka jadi terangsang. Mereka minta ‘dibantu’ untuk melakukan masturbasi. Lalu alat vitalnya dimasukkan ke mulut. Saliva (air liur) bisa merangsang lebih dari wanita. Sekali orang orgasme, kemudian berita kepuasan diteruskan ke hipotalamus (bagian dari otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh banyak termasuk pelepasan hormon ke otak dari kelenjar pituitari)  yang berkaitan dengan Autonomic Nervous System. (mengatur segala sesuatu dengan otonom, seperti makan keluar air liur). Yang mengatur saraf secara otomatis (tidak perlu berpikir) termasuk susunan saraf simpatetic dan para simpatetik. Ini mengatur termasuk kenikmatan sex. Sekali orgasme, sudah terjadi begitu dan menjadi otonom. Nanti beberapa minggu lagi ingin mengulang. Sehingga homosex menular. Setiap orang bisa menjadi homo atau lesbian. Tidak benar orang lahir homo. Hanya sedikit yang lahir dengan kelainan. Tetapi yang lebih banyak menjadi homo melalui melihat film dan pengalaman permainan homo, hidupnya berubah.

Bagaimana adiksi terjadi?

Ada seorang pengurus pemuda yang konseling bahwa ia sudah orang Kristen dan menjadi pengurus pemuda tapi tidak bisa lepas dari masturbasi. Ternyata dari SMP 1 ia sudah melakukan masturbasi dengan fantasi seks yang diperolehnya dari film porno. Dia pun kemudian mengoleksi buku-buku porno. Saya berkata, “Kamu terjerat addiksi”. Yang terjadi saat melihat adalah bagian di belakang mata ada retina. Orang telanjang  ditangkap retina dan diteruskan ke oxipital yang membuatnya melihat. Jadi bukan bola mata yang melihat. Bila tabrakan dan oksipital rusak maka mata tidak bisa melihat walau retinanya masih utuh. Beritanya diteruskan ke frontal (ke depan) yang berisi kumpulan neuron yang luar biasa untuk berpikir. Sekali sudah punya pikiran apa lalu bisa dikembangkan menjadi lebih lagi. Sekali nonton film porno ceritanya lebih dahsyat dari yang ditonton, dan bila terangsang  bisa ke gonad (alat kelamin), lalu melakukan mastrubasi. Hal ini bisa dialami bertahun-tahun. Sekarang walau tidak mau nonton lagi, tapi gerakan dari retina, oxipital dan ke gonad (kemaluan) tidak bisa hilang seumur hidup. Rasul Paulus mungkin mengalami adiksi walau bukan seks. Roma 7 22-24  Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,  tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.  Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?. Ada hukum akal budi yang ingin melayani Tuhan dan hukum darah daging yang terus menyeretnya ke dalam perhambaan dosa dan celaka (Roma 7). Rasul Paulus sadar, ada adiksi. Mungkin bisa berupa mudah benci dan marah. Musa juga seringkali mudah marah sehingga sampai Bilangan 20 dia gagal dan tidak bisa masuk Tanah Kanaan. Hati-hati! Yang bisa melepaskan adalah iman kepada Yesus Kristus.

Sekali pernah melakukan tingkah laku homo dan lesbian, celaka-nya berlangsung selamanya.

Berat sekali Karena semua membentuk pola. TIngkah laku seksual, dorongannya sudah menjadi dorongan insting, yang munculnya seperti setan. Setiap kali muncul minta pelampiasan. Muncul secara tidak sadar  dan tanpa perlu direkayasa muncul ingin dipuaskan. Begitu berada di kamar sendiri dan nganggur lalu muncul dorongan (insting) ini. Hal Ini sulit dihindari. Maka kita harus waspada. Melakukan praktek homo berarti melakukan dosa perzinahan. Kita jangan berdebat tentang hal ini (fenomenalogical). Karena ujung-ujungnya mereka ingin agar kita setuju dan tidak melarang mereka melakukannya. Menghadapi realita seperti ini sulit sekali. Sikap kita harus jelas. Kita orang reformed dan evangelical. Artinya kita percaya, segala sesuatu harus  diatur oleh kebenaran yaitu firman Allah. Jadi bukan firman Allah sesuai dengan tafsiran dan kemauanku sendiri, tetapi apa yang benar-benar ada di dalam Alkitab.  Setiap orang yang mau menghadapinya harus waspada, apakah saya orang yang sudah diselamatkan atau belum. Yang sudah diselamatkan seharusnya punya gratia ini (anugerah Tuhan sudah hadir) yang membuat bisa percaya. Orang yang sudah terima gratia, pikiran dan jiwanya melihat Alkitab dan mendengar kebenarannya, dia memiliki notisia. Ia mengenali dan menghargai kebenaran.  Orang seperti ini harusnya mengijinkan Roh Kudus menuntun sehingga mau bertekad, “saya ingin menggantungkan diri dan dituntun oleh kebenaran firman”. Baru setelah itu kita mengalami pengalaman, bahwa hidup kita tidak sendiri. Hidup kita dipelihara oleh Roh Kudus. Kita dituntun Roh Kudus. Kita semua orang lemah. Hamba Tuhan yang besar seperti Ted Haggard saja bisa jatuh. Jangan anggap enteng. Baru setelah itu kita punya fidusia, iman yang sejati. Hati-hati menanggapinya Ini yang disediakan Tuhan di dalam hidup kita. Kita jangan terpancing orang yang mengeluh, “Aku terlahir homo, bagaimana?”. Padahal sedikit sekali yang mengalami hal ini. Mungkin dia punya pengalaman main-main atau apa tetapi kemudian merasa dirinya seperti itu. Jangan bersimpati dan merasa kasihan dengannya lalu mengatakan,”Masa ia tidak punya hak untuk melampiaskan kebutuhan seksnya  dan masa ia tidak bisa hidup dengan orang yang dikasihi?”. Deviasi itu tidak dilayani. Kalau orang lahir cacat maka perginya ke dokter. Di sana ia mungkin dilayani secara hormonal. Kalau tidak berhasil, berarti ia memang cacat, tidak bisa disembuhkan dan ia harus menerimanya. Karena memang ada orang yang lahir cacat (buta, pincang dan sumbing) dan bila tidak bisa diobati, “terimalah dirimu sebagai orang yang punya kelemahan yang tidak bisa terobati”. Jangan pikir semua kebutuhan harus dipuaskan. Bahkan sex hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan dan tidak boleh terlampiaskan. Contoh : orang mongolis punya cacat (mentally retarded) dan bila menikah dengan orang yang mentalnya terbelakang juga maka terjadi double defect sehingga bila punya anak maka mental anaknya akan terkebelakang (mentally retarded). Orang harus terima realita. Jangan pikir, setiap cacat punya alasan untuk dibenarkan.
Henri Jozef Michel Nouwen (seorang tokoh Katolik besar yang lahir 1932) mengatakan bahwa ia punya kecenderungan gay. Tapi dia tahu sekali bahwa menurut Alkitab gay tidak boleh, maka ia rela mematikan nafsunya. Ada orang yang dekat sekali dengan Rev. Dr. Stephen Tong (1940, pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia tahun 1990). Ia perempuan yang terjebak di tubuh laki-laki. Ia tahu Alkitab sehingga ia tidak pernah membiarkan dorongan seks menguasai pikiran dan perilaku. Maka seumur hidup ia tidak melakukan hubungan sex. Jangan melayani perdebatan dengan orang-orang yang sebenarnya mau mencari alasan yang didukung oleh gelombang LGBT yang luar biasa. Usulan saya, setidaknya sinode gereja harus berani membuat statement of faith (pernyataan iman) dan ajak semua gereja injili ikut,  supaya jelas menuntun jemaat bahwa gereja tidak membenarkan pernikahan gay, namun tidak berarti mengajarkan homophobia. Karena ada di antara mereka adalah korban. Entah jumlahnya berapa banyak tetapi tidak boleh homophobia. Bahkan bila ada pelacur datang ke gereja terimalah sebagai saudara beriman namun jangan mempraktekan homo. Ini harus jelas sehingga kita harus punya kekuatan. Bahkan dengan atau tanpa dukungan dari PGI , jangan takut. Iman tidak bergantung dengan organisasi di mana kita bernaung. Karena dalam organisasi bisa saja ada orang yang ‘miring’ yang bisa menjadikan miring semua. Pikiran kita harus jelas. Di gereja tidak ada pernikahan gay. Orang homo harus disembuhkan. Jika ingin menikmati, harus diingatkan bahwa tidak semua kebutuhan harus dipuaskan dan dinikmati. Saya usulkan  barangkali kita bisa membentuk Homosexuals Anonymous. Semua orang bermasalah membentuk anonymous. Begitu anak kena autis, ada yang menelpon dari kumpulan autis (Autism Anonymous = di mana orang tua yang anaknya autis membentuk kumpulan yang saling menguatkan dan membantu dalam berbagai jalur dan kadang bertemu saat retreat). Juga Alcoholics Anonymous (perkumpulan informal untuk mantan pecandu alcohol, didirikan pertama tahun 1935 oleh Bob Smith dan Bill W.) yang membantu orang yang dulunya mabuk-mabukan tidak bisa melepaskannya sendiri. Mereka saling menguatkan dan latihan untuk tidak minum. Homoseksual tidak mungkin diatasi sendiri tetapi gereja bisa menaungi anonymous sehingga ada bimbingan dan bahan pelajarannya. Bisa dalam bentuk bertemu seminggu sekali. Saya sudah bertemu cukup banyak orang homo. 20% dari klien saya cenderung homo. Ada yang berkata, “Pak saya membutuhkan cinta dan teman. Saya tidak boleh menikah tapi butuh cinta dan teman. Saya tidak bisa terus berstatus jomblo.” Maka perlu sekali komunitas dan ini yang namanya perkumpulan gay anonymous sehingga orang LGBT tidak menjadi orang tersingkir. Kita tidak melatih orang menjadi homophobia karena  itu jahat. Tetapi kita waspada bahwa dipakai setan yang ingin menghancurkan lembaga keluarga. Jangan-jangan anak-anak dan cucu-cucu kita sudah membuka diri terhadap LGBT. Kita harus waspada. Doakanlah agar orang-orang  dekat kita agar kita semua kembali ke Alkitab. Kita terus berpegang pada Alkitab. Tuhan tolong di tengah dunia seperti ini kita ingin hidup diperkenan Tuhan dan biarlah Tuhan memberkati setiap individu yang ingin menyenangkan hatiNya.

Pdt. Yakub B. Susabda Ph.D., Oktober 2015
(tidak dibaca dan diedit oleh pembicara)
Ditranskrip, ditambah  dan diubah seperlunya oleh OPH


No comments:

Post a Comment