Thursday, January 2, 2014

Karena Masa Depan Sungguh Ada

Pdt. Hery Kwok

Maz 1:1-6
1  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4  Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5  Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6  sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Amsal 23:17-18
17  Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
18  Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Pendahuluan
Harga-harga barang di Indonesia di akhir tahun ini mengalami kenaikan. Hal ini dipicu oleh nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap mata uang lainnya sehingga harga barang di Indonesia yang masih sangat tergantung dari barang impor, juga ikut mengalami kenaikan. Saat gereja akan melengkapi fasilitas untuk keperluan Sekolah Minggu berupa mainan anak-anak yang dibuat dari bahan fibre glass harganya juga sudah melonjak. Demikian juga dengan barang elektronik, makanan  dan lain-lainnya naik dengan cepat. Dulu dengan uang Rp 100.000 bisa membeli banyak barang, sekarang sudah tidak bisa lagi. Kondisinya sudah berbeda. Tahun  mendatang bukan tahun  yang gampang. Menjelang imlek yang jatuh di akhir Januari 2014, sudah terbit buku-buku yang dikarang oleh peramal yang menggambarkan tahun depan makin susah. Secara logis dengan berlakunya hukum permintaan dan penawaran, dimana jumlah barang yang tersedia semakin berkurang karena keterbatasan jumlah sumber daya alam (seperti minyak bumi, mineral dll) sedangkan permintaan semakin meningkat karena jumlah penduduk dunia yang semakin banyak, maka tidak mengherankan harga barang-barang akan terus meningkat. Kemerosotan melanda berbagai hal sehingga hidup semakin tidak mudah. Bukan saja terjadi kemerosotan ekonomi, tetapi juga moral dan etika.

Paradoks Masa Depan Sungguh Masih Ada
Kesulitan akan melanda dunia di masa mendatang. Orang akan sulit mendapat pekerjaan, bertambahnya pergumulan hidup sehari-hari, biaya kesehatan semakin mahal. Realita hidup memang tidak mudah sehingga tema “Masa Depan Sungguh Masih Ada” apakah relevan? Sepertinya timbul paradoks antara tema dan realita. Sewaktu kecil, saya harus menunggu kuah bakso dari kedai saudara kami. Jadi saya pernah mengalami kesulitan. Untuk hidup memang tidak gampang. Tetapi Alkitab mengatakan “masa depan sungguh ada” (Amsal 23:18a). Namun ayat Ini tidak bisa dipecahkan dari ayat sebelumnya. Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa (Amsal 23:17). Kata sambung “karena” pada ayat 18 menunjukkan ayat 18 tidak terlepas dari ayat 17.

Ada 2 hal yang akan kita pelajari saat memasuki tahun 2014 supaya kita yakin bahwa harapan itu ada :

1.     Janganlah hatimu iri kepada orang yang berbuat dosa. Pasal 1 kitab Mazmur sangat tepat diletakkan di paling awal dari kitab Mazmur. Pada pasal 1 ditulis, “berbahagilah orang yang tidak menuruti jalan orang fasik”. Berarti penulis kitab Mazmur (pemazmur) dan kitab Amsal memiliki pikirannya yang sama yakni “jangan iri dengan orang fasik”. Sewaktu dunia tidak punya harapan, maka orang yang ikut dengan permainan dunia akan terjebak di dalamnya, sehingga pemazmur dan penulis Amsal mengingatkan untuk tidak hidup dalam dosa.  Minggu lalu (29 Des 2013), saya diundang makan malam oleh sahabat kami yang menjadi agen perusahaan elektronik dan lampu perusahaan Jerman. Ada seorang karyawannya  yang mencoba mencuri gulungan kabel (tembaga). Saat gulungan tersebut dimasukkan ke tas dan ia tergesa-gesa keluar dari pabrik, ada teknisi lain yang melihatnya. Waktu ditegur, ia kabur dan satpam yang menjaga di depan menahannya. Waktu diperiksa, memang benar orang itu mencuri barang perusahaan dan dia sudah melakukannya selama 2 tahun. Dia memahami peralatan listrik sehingga bisa memadamkan sementara CCTV yang dipasang sehingga ia bisa memasukkan barang perusahaan ke tasnya dan baru setelah itu pesawat CCTV nya dinyalakan lagi. Setelah 2 tahun baru ketahuan. Ia melakukan pencurian  karena ia merasa tuntutan dunia sangat tinggi, sehingga ia ingin mendapat uang dengan cara apapun juga. Alkitab mengatakan, “Janganlah hatimu iri dengan orang berhasil dengan cara yang tidak benar”. Ia juga pernah bertemu dengan salah satu anggota kamar dagang dari provinsi Papua. Pejabat tersebut menawarkan, “Kalau kamu mau bisnis yang empuk di Irian Jaya, saya bisa kasih kamu tapi kamu harus kasih persentase. Saat ditawari komisi 5% dia menampiknya. Dia ingin mendapatkan penawaran yang fantastis. Misalnya : kalau nilai proyek 10 miliar, dia minta Rp 4-5 miliar. Jadi sangat besar. Setelah mempelajari transaksi tersebut, bagian legalnya memberikan nasehat, “Kalau Bapak mau makan dan tidur enak, jangan ambil penawaran ini walaupun untungnya besar! Karena akan berbahaya.” Kedua cerita itu membuat saya berpikir, dunia membuat tuntutan hidup yang tinggi dan menimbulkan irihati melihat cara orang yang berdosa. Dengan semakin berkembangnya  cara yang tidak benar, maka engkau akan berpikir untuk mengikutinya. Dunia dengan hebat menarik kita dengan sistemnya dan membuat kita iri kepada cara yang sia-sia. Banyak bisnisman Kristen terjebak mengikutinya. Ini yang diperingati pemazmur dan Amsal. Orang percaya jangan mengikuti orang fasik dan jangan iri dengan orang yang berbuat dosa. Tuntutan hidup bisa membawa kita berpikir untuk mengikuti dunia dengan caranya. Kalau kita melihat dunia , maka bisa membawa ikut jalan pikiran dunia dan membuat kita iri hati. Alkitab memberi sinyal, jangan engkau mengikuti gaya hidup sia-sia yang ada di dunia ini.
Jangan mengikuti jalan orang fasik, karena dunia menawarkan pola hidup instan dan enak. Walau hal ini tidak berarti pola hidup enak tidak boleh dinikmati. Tetapi biasanya cara hidup instan, caranya  tidak sesuai prosedur dan dapat menghasilkan uang dengan cepat. Ada orang yang bekerja mati-matian dari pagi hingga malam tetapi hasilnya biasa saja. Namun ada juga yang buka pk 10-pk 13 hasilnya luar biasa. Rupanya ada cara yang tidak benar (potong kompas) dan membuat kita terjebak mengikuti cara dunia. Iklan cereal memberi pemawaran, betapa sempitnya waktu para pekerja sehingga makan pagi juga tidak sempat. Lalu cereal membuatnya menjadi sempat. Aktivitas di dunia bisnis dan keluarga serta kegiatan sehari-hari harus cepat. Pola instan untuk hidup enak membuat kita terjebak dalam hidup yang tidak benar. Dalam salah satu wawancara di salah satu TV swasta di Sukamiskin, Gayus diwawancara. Dulu sewaktu dia mengambil uang dari terdakwa pajak alasannya karena dia ingin hidup enak dengan cara yang cepat. Dunia menawarkan hidup enak dengan cara yang tidak sesuai dengan Firman. Pada waktu mengikutinya dan menganggap Alkitab tidak usah dipusingkan maka dia hidup dalam 2 dunia yakni dunia hitam (hidup mengikuti cara dunia yang ingin cepat cara dengan menghalalkan berbagai cara) dan dunia putih (datang ke gereja). Itu yang tidak boleh. Kita jangan iri dengan orang fasik yang kaya lalu terpincut hidup di dalamnya.

2     Takutlah akan Tuhan senantiasa

Terdapat 2 pengertian tentang “Takut akan Tuhan” yakni :

a.     Mengenal Allah dengan baik. Waktu semakin mengenal Tuhan dengan baik, hidup takutmu semakin nyata. Hidup takut Allah dalam perjalananmu , disebut sebagai kenallah Tuhan dengan baik seperti yang dikatakan penulis kitab Amsal dan Mazmur. Ini yang membuat kita bisa melihat ayat 18 di mana Allah menegur Abrahan, “hiduplah dengan tidak bercela”. Jangan kamu tidak mengenal akan Aku. Karena di Kejadian pasal 17, Abraham mencoba dengan caranya sendiri untuk mendapat anak sementara Sara, istrinya,  mandul dan kepadanya Allah menjanjikan keturunan dan negeri impian. Abraham mengira melalui Ismail janji Tuhan akan digenapi. Lalu Allah menegurnya. Waktu kita mengenal Allah dengan baik, maka masa depan sungguh ada dan harapan tidak hilang. Pada film Titanik dikisahkan ada sepasang kekasih yakni Jack dan Rose sedang mempertahankan cinta mereka sementara kapal tenggelam. Sebelumnya Jack ditangkap dengan tuduhan mencuri mantel. Ia diborgol sementara air yang masuk kapal yang sudah bocor semakin meninggi. Rose mencari Jack. Jack merasa heran Rose tidak meninggalkan dia dalam kondisi tersebut. Terjadilah dialog. “Rose , kamu percaya saya tidak melakukan itu?” kata Jack.  Rose menjawab, “Saya percaya”. Saat bilang saya percaya menunjukkan Rose mengenal Jack dengan baik. Dengan semakin dekat dengan pasangan, atau orang tua dekat dengan anak, maka nilai percaya tidak akan dikoyakkan oleh apapun termasuk oleh ketidaksetiaan. Ini sesuatu yang tidak sederhana. Saya punya papa yang lumpuh karena waktu kecil disuntik polio. Waktu kecil saya “dikerjai” karena bermata sipit. Tapi waktu kecil, papa saya jauh dari kehidupan “preman”. Karena mengenal papa, saya percaya. Masa depan tidak hilang, yang menjaminnya Allah yang menciptakan langit. Allah memelihara dan menuntun perjalanan hidup kita dan menjaga hidup kita dalam dunia yang jahat. Dia yang perkasa ada dalam perjalanan engkau dan saya. Sehingga ada masa depan dan harapan. Jangan pernah takut dan khawatir karena Allah yang kita kenal dengan baik bisa dipercaya!

b.     Dalam konteks Perjanjian Lama, bukan saja mengenal tetapi menggantungkan hidup kepada Allah, menaruh harapan kepada Dia. Waktu menaruh harapan, Allah punya cara untuk mematangkan iman kita. Allah ingin anak-anakNya bergantung kepadaNya 100%. Ia mau agar kita percaya sepenuhnya. Caranya, Dia berikan tantangan yang mungkin disebut dengan kesulitan. Dalam hidup yang naik turun membuat kita semakin bergantung kepadaNya, mendewasakan pengenalan kita kepadaNya. Prosesnya seperti ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan 10 hari agar pertumbuhan janin menjadi matang. Kalau lahir sebelum waktunya dikatakan lahir premature dan biasanya punya masalah. Pematangan janin ada dalam proses waktu, setelah waktunya ia akan keluar. Kalau hari ini masalah kita sepertinya tidak ada pintu (jalan keluar) dan  dunia terasa gelap sekali, tetapi waktu kenal dengan baik dan menaruh harapannya dengan baik, maka kita dimatangkan dan didewasakan dalam pengenalan akan Allah. Allah senang dengan iman yang dewasa sehingga tidak akan terjebak dan tidak goyah dengan tawaran apapun. Keponakan dari istri saya ada 3 orang. Papa mereka adalah dosen SAAT dan melarang mereka untuk memakan makanan yang tidak sehat. Lalu saya kasih cobaan, “Ayo makan. Tidak apa”. Dia menjawab, “Kata papa tidak boleh.” Saya coba lagi,” Nanti kalau dicari papa, katakana aja paman yang bilang”. Saya jadi penasaran dengan keteguhan hatinya.  Hal ini seperti pada Matius 4 sewaktu Tuhan Yesus tidak mau mengikuti keinginan iblis, iblis terus menunggu waktu yang tepat. Jadi saya cari cara agar anak tersebut mengambil makanan yang dilarang. Tapi anak itu tetap tidak mau makan. Dalam hati saya berkata, “Hebat! Perkataan papanya dipegang”. Padahal dia masih kecil. Seperti juga orang yang menaruh harapan kepada Dia, ada kematangan dalam ketaatan kepada Tuhan, kematangan yang membuat kita takut dan bergantung pada Tuhan. Jangan pernah mencari pertolongan dunia dan mengikuti cara dunia. Waktu belajar dari Tuhan akan memunculkan harapan yang ada, memberikan masa depan di dalam Dia. Mari jalani tahun ini yang masih pajang, yang kita tidak tahu apakah kesulitan kita semakin besar seperti kesehatan menurun, usaha tidak ada harapan atau tidak dapat pekerjaan. Waktu mencapai titik yang rendah, ingat masih ada harapan! Waktu engkau percaya kepada Tuhan dan menggantungkan hidup kepada Tuhan, di situlah akan dilihat kehebatan Tuhan dalam menyertai kita dalam menghadapi masalah hidup. Rajinlah membaca ALkitab, rajinlah beribadah, hiduplah dalam firmanNya!

No comments:

Post a Comment