Tuesday, December 3, 2013

Ibadah yang Munafik

Pdt. Hery Kwok

Yer 7:21-28
21  Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: "Tambah sajalah korban bakaranmu kepada korban sembelihanmu dan nikmatilah dagingnya!
22  Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan;
23  hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!
24  Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.
25  Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus,
26  tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka.
27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau.
28  Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."

Yeremia disebut sebagai nabi yang menangis. Penyebabnya ada pada ayat 27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau dengan perkataan lain Nabi Yeremia menangis karena orang-orang  Israel adalah orang-orang yang tegar tengkuk dan tidak mau mendengarkan perkataan yang disampaikannya dan kemudian ia menulisnya dalam kitab Ratapan.

Pendahuluan
Di suatu hari Minggu, di kedai tuak (kedai minuman) di salah satu desa Brastagi (Medan Sumatra Utara) ada  2 orang laki-laki sedang bercakap-cakap di kedai tuak (kedai minuman). Yang satu bernama Ucok dan yang lain bernama Poltak. Poltak bertanya, “Jadi tidak besok kita berjudi lagi?” Ucok menjawab,”Bukannya besok hari Minggu? Saya mau ke gereja dulu.” Poltak tersadar dan berkata, “Oh iya, saya lupa besok adalah hari Minggu. Jadi kita ibadah dulu ya.” Ucok melanjutkan,”Iya. Baru setelah selesai kita lanjutkan lagi.” Ini adalah kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga mungkin terjadi dengan diri kita di mana setelah ke gereja, lalu melakukan hal yang tidak berkenan kepada Allah.

Konsep ibadah yang salah
1.     Kewajiban agamawi (beribadah untuk membayar hutang, “menyetor muka” kepada Allah, agar jangan dihukum oleh Allah atau supaya diberkati oleh Allah). Orang Israel melakukan ibadah mereka dengan cara yang salah. Itu sebabnya , ibadah mereka adalah ibadah yang munfaik. Yang dimaksud munafik adalah apa yang dilakukan berbeda dengan yang ada di dalam pikiran. Mereka datang ke rumah Tuhan sebagai kewajiban agama mereka. Itu sebabnya pada Yer 7:2-3, firman Tuhan datang kepada Nabi Yeremia untuk menyerukan kepada umat Israel,” Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN!  Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Bagi mereka ibadah hanya merupakan kewajiban, sekedar kegiatan agamawi mereka yang mempunyai unsur bayar hutang atau setor muka kepada Allah. Dalam konteks hari ini, serupa dengan hal itu adalah alasan pergi ke gereja karena “Saya orang Kristen. Tidak enak kalau hari Minggu tidak pergi ke gereja” atau  “Tidak enak karena mertua saja majelis (hamba Tuhan)” Artinya dengan kata lain, orang pergi ke gereja dengan alasan yang tidak benar. Jadi saat orang Israel datang ke pintu gerbang bait Allah mereka menganggap mereka sudah “setor muka” kepada Allah. Juga dalam melakukan kewajiban agama, mengandung unsur supaya mereka tidak dihukum Allah dan supaya mereka merasa diberkati oleh Allah. Pada Yer 7:10 dikatakan, “kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!” Jadi ada orang yang punya konsep beribadah seperti yang disebutkan dalam ilustrasi di atas.

2.     Lebih mementingkan ritual (kegiatan) agama. Dalam konsep yang bersifat agamawi mereka lebih mementingkan ritual atau kegiatan agama. Pada Yer 7:21 dikatakan, Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: "Tambah sajalah korban bakaranmu kepada korban sembelihanmu dan nikmatilah dagingnya! Orang Israel merasa sewaktu mereka membawa korban persembahan, agama yang mereka lakukan itu sudah benar. Sepertinya dengan membawa persembahan, Tuhan sudah puas. Orang Israel kalau bawa persembahan tidak tanggung-tanggung. Mereka membawa binatang dari rumah yang tentunya tidak mudah. Jadi orang-orang Israel menganggap ritual atau kegiatan itu sangat penting. Kegiatan atau ritual tidak salah, tetapi mereka berpikir karena mereka sudah lakukan, maka Allah sudah dipuaskan, padahal hidup mereka tidak mau berubah dari yang jahat menjadi yang baik.

3.     Tidak mau diarahkah ke jalan yg benar Setiap nabi yang mengajarkan, mereka tolak. Pada Yer 7:24-26 dikatakan,”Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya.  Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus,  tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka.” Orang Israel tidak mau diajar kebenaran. Apa yang disampaikan oleh Nabi Yeremia, juga kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga sering menolak waktu diajar kebenaran. Seringkali waktu hamba Tuhan menyampaikan kebenaran yang menyakitkan,  kita merasa tidak suka. Pada acara (program) TV, anak-anak sekolah tidak boleh dimarahi gurunya. Mau jadi apa bangsa ini, kalau tidak ada orang yang mengarahkan dengan suara yang benar? Wakil gubernur DKI (Ahok) , berkata tentang pelajar yang tawuran, “Itu calon bajingan!” Ada yang bilang, pernyataan Ahok keras tapi ada yang mendukung dengan alasan kalau tidak diajar dengan keras, maka pelajar akan terus tawuran. Bangsa ini sama seperti bangsa Israel tidak mau diajar kebenaran. Itu sebabnya apa yang mereka lakukan di rumah Tuhan sesungguhnya adalah ibadah yang munafik. Apa yang tampak di luar berbeda dengan apa yang ada di hati mereka.

Arti Ibadah yang sejati

Konsep yang Tuhan berikan tentang Ibadah bisa dilihat pada  Yer 7:22 Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan. Pada kisah tentang Musa waktu membawa keluar bangsa Israel dari Mesir. Musa berbicara kepada Firaun “Biarkanlah umat Tuhan ini pergi ke padang gurun untuk beribadah kepada Allah sebagai Allah yang memanggil umatNya untuk beribadah di padang gurun”. Ibadah artinya :

1.     Allah memanggil umatNya untuk datang dan bersekutu dengan Dia (Yer 7:22) Di dalam ibadah , inisiatif yang memanggil adalah Allah bukan manusia. Itu sebabnya dalam kisah Musa, ibadah merupakan keharusan sehingga Firaun pun tidak boleh menolaknya. Karena Allah mencintai umatNya sehingga Dia berkata, “UmatKu akan Kubawa ke padang gurun karena Aku mau beribadah dengan mereka”. Waktu Firaun menolaknya dengan keras hati, Tuhan menghukumnya dengan 10 tulah. Itu sebabnya ibadah merupakan panggilan dari Allah kepada kita. Itu sifatnya harus supaya umatNya datang. Ev. Inawaty (dosen PL dari STT Reform) mengatakan, “Ibadah merupakan keharusan sehingga orang tidak boleh menolak untuk beribadah meskipun hati kita tidak senang dengan seseorang di gereja, itu bukan alasan tidak ke gereja. Atau kita punya pergumulan yang membuat kita sulit ke gereja. Atau sibuk dengan pekerjaan dan rumah sehingga beribadah dengan siaran TV saja.” Konsep beribadah seperti ini sudah bergeser. Orang tidak ke rumah Tuhan untuk beribadah. Mereka menonton acara gereja di TV dan mengira itulah ibadah. Itu bukan ibadah karena  ibadah adalah Allah memanggil kita untuk datang ke rumahNya. Allah yang sedemikian kasih ini memanggil umatNya untuk bertemu dengan ciptaanNya.

2.     Ibadah yang sejati agar umatnya mendengar suara-Nya sehingga mengenal Dia dengan benar. Pada Yer 7:23 dikatakan, hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! . Allah memanggil umatNya, agar makin mengenal Dia. Itu sebabnya dalam ibadah, FT yang disampaikan adalah sesuatu yang penting agar kita mengenal Allah. Allah jangan kita kenal karena perasaan kita. Ada orang merasa, waktu diberkati Allah baik sekali, tetapi waktu dia merasa Allah tidak memberkatinya, bertanya, “Koq Allah seperti ini?” Hal itu terjadi kalau mengenal Allah dengan perasaan atau pikiran kita. Itu sebabnya kita sering keliru dalam mengenal Allah. Waktu kita mendengar Allah berbicara, Dia menjadi Allah kita dan kita jadi umatNya. Di sini terjadi relasi antara Allah dengan umatNya. Itulah sebenarnya esensi ibadah dimana Allah ingin kita punya persekutuan antara Allah dengan umatNya. Dengan terjadi relasi, kita makin nengetahui benar Dia Allahku dan kita umatNya. Suami istri kalau tidak punya relasi akan menemui kesulitan. Satu dengan lain tidak saling kenal dengan dalam. Dari luar kita melihat mereka suami istrik tapi secara esensi mereka tidak saling mengenal satu dengan lain. Waktu sang suami dengar suara istri dan sebaliknya maka terjadilah sebuah interaksi. Bayangkan saat malam hari, kita merenung dan melihat pasangan kita lalu  kita bertanya,”Tuhan benarkah itu pasanganku?”. Kalau relasi kita baik, “Dia itu benar istri saya walau dia suka mengomel”. Atau mungkin “Suami saya keras tapi dia sangat mencintai saya”. Pertanyaan itu bisa terjawab waktu kita punya relasi yang baik. Aku akan menjadi Allahmu dan engkau jadi umatKu.

3.     Agar umat-Nya melakukan apa yangg dikehendakinya sehingga hidup berbahagia (Yer.7:23). Waktu engkau mendengar maka engkau akan tahu apa yang harus dilakukan supaya hidupmu berbahagia. Keselamatan itu dari Allah dan Allah yang tentukan caranya. DIa berkuasa dan berdaulat untuk tentukan cara. Kita tidak bisa protes, mengapa tidak bisa begini dan begitu. Mengapa keselamatan di  dalam Kristus dan yang lain tidak? Karena Allah yang tentukan. Waktu Allah menentukan jalan kita, kita tahu apa yang Dia kehendaki. Kalau Allah memberi perintah / jalan, Dia tidak membuat kita jadi susah. Kadang jalan Tuhan sepertinya susah, tapi ujungnya indah. Waktu orang Israel menyeberang lautan Teberau mereka kesulitan minuman. Saat mereka bersungut-sungut lalu Allah memberikan mereka air. Sesungguhnya Allah menyediakan air yang melimpah yang disebut Elim. Seringkali mata kita tidak bisa melihat jauh sehingga Firman Allah menolong kita. Waktu Allah memanggil dan kita lakukan, itulah ibadah sejati. Kalau anak sudah besar dan memberikan sesuatu, orang tua selalu bilang, “Saya tidak butuh ini tetapi hatimu”. Waktu beribadah kepada Tuhan, Allah ingin hati kita.

Kesimpulan Ibadah yang tidak munafik


1.     Ibadah sebagai respon/tanggapan terhadap cinta kasih Allah yang ingin bersekutu dengan umat-Nya (keharusan dan kecintaan). Keharusan supaya kita datang kepada Dia dan kecintaan karena kita ingin bertemu denganNya. Di zaman dulu saat orang tua kita hidup dalam zaman presiden Soekarno, para petani dengan segera melepas cangkulnya kalau mendengar presiden Soekarno akan pidato. Kita yang hidup zaman sekarang tidak bisa menangkap hal ini dengan baik. Tetapi waktu mendengar cuplikan pidatonya baru saya pahami hal ini. Bagi mereka, suara presiden Soekarno adalah suara yang harus mereka dengar. Karena mereka menganggapnya  pemimpin mereka dan mereka mencintai pemimpin ini. Seharusnya respon orang Kristen terhadap Tuhannya melebihi orang-orang biasa. Namun banyak orang Kristen yang diajak ke gereja tidak mau dengan alasan masih sibuk. Berbeda dengan si petani yang melempar cangkul untuk mendengar pidato Soekarno. Ada orang Kristen yang tidak ke gereja karena alasan tokonya buka di hari Minggu karena takut tidak mendapat untung. Ada seorang anak Tuhan yang berbicara tentang tokonya di Mangga Dua yang justru paling ramai pada hari Minggu. Dia pernah bergumul untuk menutup tokonya pada hari Minggu atau tidak datang ke gereja. Karena waktu ibadah gerejanya bertepatan dengan waktu buka tokonya Apalagi ada pembelinya berkata, “Buka dong ko, karena kita bisanya hanya hari Minggu”. Dia berkata “Kalau saya tidak bulatkan hati untuk tutup, rasanya tidak pernah tutup.”

2.     Ibadah yang berpusat/mendengar Firman Tuhan sebagai kebutuhan pokok manusia untuk dapat mengenal Allah dengan benar. Tuhan Yesus waktu digoda ibis, “Manusia bukan hidup dari roti saja tetapi dari setiap Firman Tuhan”. Firman menjadi makanan pokok rohani yang kalau tidak “dimakan” maka kita akan lemas. Ibarat orang indonesia yang kalau belum makan nasi, rasanya belum makan. Walau sudah makan bapao dan harmburger, tetap rasanya belum makan, karena makanan pokoknya adalah nasi. Kebutuhan pokok rohani kita adalah Firman. Waktu kita berangkat dari rumah untuk mendengar firman Allah itu seharusnya menunjukkan kehausan yang luar biasa.


3.     Ibadah yg dapat dilihat melalui sikap hidup sehari-hari yang diubahkan oleh Firman yg didengarnya. Ibadah terefleksi / tercermin dalam hidup kita sehari-hari. Jangan sampai kita punya ritual hebat tetapi aktual kita miskin sekali. Jangan rajin ke gereja tapi kehidupan praktis tidak benar. Suatu kali ada seorang anak Tuhan buka bengkel. Usaha bengkel mobil adalah usaha dalam bidang jasa. Perusahaan jasa berhubungan dengan ketepatan dan kecepatan waktu. Kalau janji tentang waktu pengerjaan mobil tidak ditepati, pembeli tidak akan datang ke bengkel lagi. Kalau kita ke Auto 2000, waktu yang dijanjikan sesuai. Di monitor terlihat jelas, sampai di mana proses pengerjaannya. Kalau orang buka bengkel tapi tidak tahu berapa lama waktu pengerjaannya, pembeli akan kapok. Di Bandung ada anak Tuhan yang buka bengkel. Setiap pembeli datang disapanya, “Syalom”. Suatu kali ada kliennya yang juga Kristen servis mobil di bengkelnya. Awalnya dijanjikan selesai 4 hari. Tetapi setelah 4 hari, ternyata belum selesai dan dia minta maaf dan minta diundur 2 hari. Kliennya kesal tapi terpaksa balik lagi 2 hari kemudian. Lalu disambut lagi “syalom” yang  dibalas syalom juga. Namun saat ditanya apakah  sudah selesai, kembali dia minta maaf dan bilang besok selesai. Keesokan harinya kliennya datang lagi dan kembali bertanya apakah sudah selesai. Namun ternyata masih belum selesai juga. Sang klien merasa kesal dan berkata, “Syalom-syalom tetapi ngaret terus”. Ibadah yang sejati bisa dilihat dalam hidup kita. Apa yang engkau katakana, itu yang engkau lakukan.. Engkau memberi persembahan, hatimu penuh kelimpahan. Itulah ibadah yang tidak munafik.

No comments:

Post a Comment