Friday, August 2, 2019

Who Do You Think That I Am?





(Ibadah Penutupan Sidang Tahunan Sinode GKKK 26 Juli 2019)

Ev. Teddy Wijaya

Pendahuluan

Pada siang hari ini, saya ingin mengajak kita bergumul dengan satu tema “What do you think that I am?” (apa yang kamu pikirkan tentang saya? menurut kamu siapakah saya?). Mengapa pertanyaan ini menjadi sangat penting? Karena pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh Tuhan Yesus! dan dari pertanyaan inilah lahir gereja. Itulah mengapa hari ini kita akan bergumul tentang gereja yang dimulai dari pertanyaan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya : What do you think that  I am?”. Bukan kebetulan juga kemarin  Pdt. Budianto mengatakan bahwa kalau berbicara tentang menyembah Tuhan, perlu satu pengenalan yang intim yang akan membawa kita untuk mampu menyembah Tuhan. Di dalam persiapan firman Tuhan ini, dan ketika membaca beberapa buku, J. I Packer mengatakan hal yang sama. J. I. Packer berkata, “Setiap anak Tuhan tidak akan mampu menyembah Tuhan tanpa mengenal Tuhan terlebih dahulu.” Saya selalu mengatakan kepada jemaat saya di GKKK Pekan Baru, ’Kamu tidak mungkin akan dapat mengasihi Tuhan, kalau kamu tidak mengenal Tuhan. Kamu tidak mampu mengatakan I Love Jesus jika tidak mengenal-Nya. Ketika saya berpacaran dengan istri saya , mengenal istri saya di SAAT dan kemudian dalam proses,  saya tidak mungkin memberikannya bunga dan hadiah lainnya tanpa terlebih dahulu mengenal dan kemudian masuk ke dalam tahapan bahwa saya mengasihi dia. Ini menjadi fondasi yang sangat penting bagi setiap kita untuk mengarahkan untuk melihat bahwa manusia tidak dapat menyembah Allah tanpa mengenal Allah terlebih dahulu.
Yohanes juga mencatat demikian. Yohanes 4:22 Kamu menyembah apa yang kamu tidak kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebaga keselamatan datang dari orang Yahudi. Dalam konteks yang sama, kita melihat pertanyaan unik yang tercatat dalam kitab Yohanes. Pertanyaan ini yang dilontarkan Pilatus kepada Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus menjawab dengan melontar balik kepada Pilatus. Yohanes 18:33-34 Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"  
Ketika pilatus mencoba mengenal Tuhan Yesus di dalam konteks yang dia miliki dengan segala keterbatasannya, Tuhan Yesus bertanya balik kepada Pilatus, “Itu dari hatimu sendiri atau perkataan orang lain?”
Kalau pertanyaan yang sama hari ini ditanyakan kepada kita, “Menurut kamu siapakah Saya?” kira-kira  apa jawaban kita? Kalau menurut saya siapakah Yesus bagi saya? Siapakah Allah Bapa bagi saya? Atau lebih lagi, Siapakah Allah Roh Kudus bagi saya? Atau dalam konteks gereja, “Menurut gereja saya, siapakah Tuhan Yesus?”. Bagaimana kita mengenal Tuhan Yesus, akan membawa kita untuk mengetahui gereja harus kita bawa. Kita  akan  menentukan gereja kita dengan segala visi yang ada di dalamnya dengan segala kerinduan yang kita persembahkan kepada Tuhan, kita membawa jemaat bertumbuh bergantung bagaimana kita mengenal Allah kita. Contoh sederhana : seorang worship leader yang bermain HP selama ibadah, bagi saya ia tidak mengenal Tuhan. Karena baginya Tuhannya tidak perlu dihormati dalam ibadah. Sehingga bagi dia, ketika ibadah main HP, it’s not problem. Tetapi bagi orang yang pada saat itu sangat menyadari bahwa Allah perlu dihormati, maka ia tidak berani menyentuh HP di dalam ibadah. Jadi tergantung bagaimana pengenalan dia terhadap Tuhan. Mari kita bersama bergumul dengan jawaban dari pertanyaan,”Menurut kamu siapakah Saya?”

Matius 16:13-20
13  Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
14  Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."
15  Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16  Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

Lahirnya Gereja

Saya pernah punya satu pengalaman menarik di GKKK Pekan Baru. Ketika itu ada satu keluarga baru datang ke GKKK Pekan Baru. Mereka keluarga Kristen yang baru pindah ke Pekan Baru. Ketika mulai mencari tempat ibadah, maka suatu sore mereka datang mencoba GKKK Pekan Baru. Ketika datang pertanyaan pertama ketika bertemu Gembala Sidang, pertanyaan yang diajukan, “Mengapa saya harus memilih GKKK di antara semua gereja yang ada di Pekan Baru?” Pertanyaan itu tentunya membuat stress.  Kalau hari ini jemaat yang sama, yang kritis, datang ke GKKK di mana Bapak/Ibu bertanya , “Mengapa saya harus memilih GKKK di antara semua gereja yang ada di kota ini?” Bagaimana kita akan menjawab? Jawaban kita akan tergantung bagaimana kita mengenal Allah, yang membawa kita untuk mengetahui bagaimana kita mengarahkan gereja kita. Bagaimana Gereja lahir dan akan menuju ke mana di masa mendatang akan sangat tergantung dari jawaban atas pertanyaan ini.

Membangun Gereja di Atas Batu Karang (Tuhan Yesus)

Tuhan Yesus mengajukan 2 pertanyaan :
1.     Tuhan Yesus bertanya kepada para murid, “Apa opini orang-orang di sekitar tentang Tuhan Yesus?” Kalau dikontekskan dalam gereja kita saat ini, maka pertanyaan ini diajukan kepada kita seperti ini,”Apa opini orang-orang berada di sekitar gereja tentang Allah yang disembah di dalam gereja?
2.     Tuhan Yesus bertanya kepada para murid, “Secara pribadi, menurut kamu, Saya ini siapa?”
Pertanyaan ini sangat tidak mudah untuk dijawab. Tetapi luar biasanya, di dalam konteks ini Simon Petrus menjawabnya. Matius 16:17-20
17  Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19  Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
20  Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!". Pada ayat 17, Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.  Ketika kemudian Petrus mengatakan “Engkau adalah Mesias.” Tuhan Yesus menekankan,”It’s not coming from human. It’s not coming from living being. It’s coming from God” Itu datang dari Allah, Bapa. Pernyataan pertama adalah Tuhan Yesus menegaskan bahwa pengenalan gereja akan Dia dimulai dari pernyataan daripada Bapa kepada setiap kita. Pernyataan yang kedua, pernyataan Tuhan Yesus Ayat 18, “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kita tidak akan berdebat panjang di area ini tentang pemahaman teologi kita bersama-sama tentang batu karang itu jelaslah bukan Petrus. Objek batu karang itu adalah Tuhan Yesus. Dalam bahasa Inggris lebih jelas. Petrus hanya merupakan gereja kecil yang akan didirikan di atas fondasi batu karang yaitu Yesus. Murid-murid Yesus hanya satu gereja kecil. Kita semua hanya satu gereja kecil yang akan dibangun diatas batu karang yang adalah Yesus itu sendiri. 2 pernyataan dari 2 pribadi Tritunggal, Bapa dan Yesus yang menyatakan pengenalan akan Allah dimulai dari pernyataan Bapa dan satu lagi adalah Yesus.
Di masa sekarang, kita mengenal konteks itu lalu kita mulai melihat ada satu hal yang terlupakan di dalam satu pribadi Tritunggal yaitu pernyataan Allah Roh Kudus tidak secara eksplisit tercatat di sini. Tetapi secara teologis kita dapat melihat pernyataan Roh Kudus, pribadi yang ketiga. Yoh 14:26 26  tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Kalau kita baca lengkap dari ayat 15-31 akan lebih jelas penjelasannya. Bapa mengutus Roh Kudus untuk menyatakan Yesus di dalam gerejaNya. Sehingga dalam konteks ini kita sama-sama melihat pernyataan Yesus “Menurut kamu siapakah Saya?” dinyatakan di dalam Allah Tritunggal untuk apa? Poinnya hanya satu yaitu : untuk membawa gereja-Nya mengenal diri-Nya! Tujuan gereja adalah untuk mengenal Allahnya.

Jangan Menjadikan Gereja sebagai EO (Aktivitas Belaka)

Saya membaca beberapa buku dari Rev. Edmund Chan , Thom Rainer, Francis Chan, Ed Stetzer, John Stott dll. Dimana saya dapat mendapatkan kesimpulan yang unik dan ironis yaitu gereja tidak lain adalah EO – event organizer – yang membuat acara demi acara dan berharap GEREJA mengenal Allahnya. Banyak gereja pada zaman sekarang menjadi EO. Saya pernah berkata kepada jemaat di GKKK Pekan Baru, “Kalau gereja mau banyak jemaat , jangan panggil hamba Tuhan tapi panggil artis.” Maka langsung mau jemaat dari gereja mana pun ditarik mudah sekali. Detik itu juga mau 1.000 jemaat GKKK , panggil Sidney Mohede. Mudah, jangan panggil hamba Tuhan! Ironisnya adalah bahwa gereja pada zaman sekarang banyak menjadi EO. Tolok ukur dari sebuah keberhasilan adalah ketika acara sukses dan jemaat banyak yang datang.           
Contoh sederhana yang pernah terjadi di Pekan Baru. Acara apologetika Ev. Bedjo Lie. Waktu itu, karena beliau ingin memperkenalkan apologetika di Pekan Baru dalam konteks Sumatra. Beliau mengkontak. Saya mengiyakan dan melemparkan ke PGTI. Ketika seminar diadakan. Banyak sekali orang yang datang dari berbagai gereja sehingga penuh. Kalau kita mengacu pada acara saja, maka acara itu sangat sukses. Tetapi setelah itu semua pulang, kembali begitu saja. GKKK Pekanbaru tetap seperti itu, tetapi even itu sukses. Pertanyaan : apakah even itu membawa jemaat mengenal Allah sehingga waktu pulang dari gereja mengatakan bahwa Tuhan Aku mencintaimu. Tuhan ini hidupku, aku abdikan kepadamu.
Yang menjadi ketakutan saya pribadi ketika saya bergumul dengan Tuhan dalam kesederhanaan saya menjadi Gembala Sidang. Yang saya lakukan hanya sebuah aktivitas! Bukan sebuah relasi. Saya tidak mengabdikan pentingnya aktivitas, program dan sistem. Tidak! Tetapi saya takut bahwa saya hidup mengabdikan diri kepada program dan sistem karena  sistem tidak pernah melahirkan person karena sistem akan melahirkan sistem!
Tidak aneh kalau di Matius 7:21-23 dikatakan Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?  Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Saya pernah di posisi demikian. Saya pernah jatuh. Saya gagal dalam menjalankan teladan-teladan senior saya ke saya. Saya mengenal Pdt. Albert Konaniah sudah lama sekali. Sejak masa saya mau percaya tapi tidak mampu percaya. Saya ikut katekisasi 5 kali untuk dibaptis tetapi tidak mampu untuk percaya karena saya melihat gereja. Namun saya melihat kerendahan hati Pdt. Albert Konaniah yang menolong GKKK Pekan Baru untuk bangkit kembali. Keteladanan itu pernah saya abaikan. Saya pernah mengabaikan mandat-mandat para senior seperti Pdt. Bambang, Pdt. Karyanto, Pdt. Philip Andrew yang mengingatkan saya,”Ted ingat! Hargai seniormu dan yang lain”. Saya pernah terjatuh dan berada di area ini. Tetapi bersyukur saya tidak berada dalam kategori orang yang tidak diselamatkan.
Saya praktek 2011 praktek 1 tahun. 2012 masuk orientasi sampai 2014. Saya orang yang gila-gilaan dalam melayani. Dalam konteks pengukuran (evaluasi) maka saya adalah  investasi yang sangat baik bagi gereja. Malahan tidak perlu mendapatkan kenaikkan gaji. Saya akan melakukan apa pun, tidak peduli hari libur (senin sampai senin tidak masalah) dari pagi sampai malam. Dari mimbar sampai kepada warta. Saat khotbah sekaligus teknisnya juga sekaligus. Investasi yang sangat baik. Dalam perjalanan itu, saya melayani banyak hal, saya kemudian bisa main keyboard, berkhotbah dll. Saya melakukan banyak hal. Saya sangat berharap Tuhan senang dengan apa yang saya lakukan. Sampai suatu hari, ketika dalam perjalanan kita belajar bersama-sama Gembala Sidang ke Singapore. Ada beberapa unit diutus. Dari GKKK Pekan Baru, saya dan istri diutus. Ada juga Pdt. Fri Suhandi, Pdt. Martinus, Ev. Bill Kindangen, Pdt Andreas dari Bandung, kami bersama-sama ke sana belajar. Ada satu momen ketika saya mengikuti breakthrough di sana. Dalam pikiran saya, di dalam breakthrough itu, saya akan sangat mengalami Tuhan karena saya sudah melakukan banyak hal di hadapan Tuhan. Tetapi di dalam perenungan saya pribadi (bukan di tengah sesi khotbah atau lainnya), saya mendengarkan dengan sangat jelas, Tuhan berkata kepada saya, Saya tidak senang dengan apa yang kamu lakukan!” Sakit.
Saya berkata, “Tuhan, saya sudah melakukan segala-galanya untuk Tuhan.” Tetapi Tuhan berkata,”Maaf Teddy, Saya tidak senang!” Tuhan yang saya layani berkata,”Saya tidak senang!” Itu masa-masa di mana saya bergumul apakah saya akan tetap menjadi hamba Tuhan atau tidak. Saya tidak punya mentor dalam segala kemudaan saya, saya berjalan. Tetapi Tuhan tidak pernah membuang saya. Saya termasuk kategori orang yang diingatkan oleh Tuhan. Setelah evaluasi segala pelayanan yang saya lakukan semata-mata demi nama saya bukan pengenalan akan Bapa saya. Yang saya lakukan untuk menunjukkan saya juga bisa (mampu). Jemaat Pekan Baru tahu bagaimana saya. Itu momen di mana saya bertobat. Itu momen dimana GKKK Pekan Baru mulai pemuridan. Fase di mana seorang Gembala Sidang gagal pada saat itu! Kalau bukan Allah Roh Kudus maka  saya tidak akan mampu mengenal Bapa saya. Secara teologi, saya selesai dari studi di SAAT. Saya diwisuda! Tetapi hati ini? Mungkin saya harus berkata, kalau Pdt. Buby berkata,”Orang -orang yang demikian adalah orang-orang munfafik!”.  Saat itu saya duduk di belakang dan berkata,”Itulah saya!” Saya tahu rasanya, apa yang saya lakukan tidak sesuai kehendak Bapa karena dibalik semua itu ada ego saya semata.

Yohanes 13:13-15 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu;  sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Suatu tindakan yang dilakukan (pembasuhan kaki) dimulai dari pengenalan siapakah Yesus. Yohanes 14:15-31. 15  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 21  Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 23  Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Setelah membaca semua ayatnya, kita akan melihat bahwa konteks suatu tindakan pelayanan yang dilakukan oleh gereja entah waktu mendesain program, entah melakukan tindakan pelayanan semuanya didasari atas dasar karena “kita mengenal Allah”. Pertanyaan balik kepada kita,”Seberapa jauh kita mengenal Allah sehingga kita tahu bagaimana membawa gereja kita ke mana”.
Yohanes 16:13 (konteksnya sama) 13  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Bagaimana Mengenal Tuhan Yesus?

Semua fondasinya adalah mengajak kita mengenal Bapa, Yesus dan Roh Kudus dan sarananya hanya satu yaitu melalui Firman (Back to Bible). Pertanyaan  : bagaimana caranya “meneladani Firman” dapat kita lakukan dalam konteks kita bergereja. Jawabannya hanya satu yaitu Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Saya sangat setuju dengan pendapat Pdt. Budianto bahwa teks ini bukan hanya berbicara tentang penginjilan. Bukan panggilan untuk menginjili . Itu hanya pintu (open door) untuk kemudian memasuki panggilan pemuridan. Bagaimana kemudian setiap kita bisa bergumul mengenal Tuhan kalau gereja tidak pernah mengajarkan Firman itu ke jemaat sesuai konteks-nya. Apa yang dimaksud dengan konteksnya? Kita mengajar Firman di hari Minggu ketika beribadah dan persekutuan. Saya pernah bergumul dengan setiap hamba Tuhan yang ada karena saya selalu berkhotbah mengajak jemaat bertumbuh. Kamu harus bertumbuh. Jemaat bertanya, “Saya sekarang bertumbuh sampai di mana? Dari mana ke mana?” Kalau gereja tidak mendefinisikan pertumbuhan lalu mengajarkan pertumbuhan dan memberikan makan Firman sesuai dengan konteks pertumbuhan (apakah dia harus minum susu atau makan daging) maka jemaat tidak akan bisa bertumbuh dengan baik. Apa yang dia ketahui hanya secara global. Ujung-ujungnya yang kita lakukan hanya moralitas. Ujung-ujungnya kita melakukan aktivitas kerohanian seperti kamu tidak boleh menghakimi , kamu harus berbuat baik, kamu harus mengampuni seperti Yesus mengampuni dll. Aksi-aksi praksis. Matius 28:19-20 satu-satunya solusi bagi jemaat untuk mengenal Allah. Sehingga ketika mereka mengenal Allah, mereka akan semakin mencintai Tuhan. Kalau Penginjilan, itu hanya sebuah efek dari pengenalan jemaat kepada Tuhan.

Menginjil sebagai Dampak Mengenal Tuhan Yesus

Ketika melayani GKKK Pekan Baru masa praktek, saya memegang komisi pemuda. Kita tidak punya aktivitas apa-apa kepada pemuda. Tidak ada valentine’s day dll. Kita menanamkan firman kepada mereka dalam kelompok-kelompok yang ada. Mulai dari 1 kelompok, kemudian kelompok itu bertumbuh. Tidak ada program untuk mengajari mereka EE, training dll. Dalam setahun jumlah mereka bertambah, 80% convert dari dari Budhis ke Kristen. Mereka belum pelajari EE. Pada umumnya jemaat berkata,”Saya tidak dilatih maka saya tidak mampu menginjili, sehingga saya tidak PD”. Saya mendapati hal yang berbeda di lapangan. Karena anak-anak muda mencintai Tuhan  dan bergumul. Mereka menyaksikan Tuhan di mana mereka berada. Mereka  menyaksikan bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupan mereka sehingga mereka membawa banyak saksi-saksi, membawa banyak orang untuk kembali mengenal Tuhan Yesus. Bukan karena mereka sudah dilatih, tetapi karena mereka mengenal Tuhan sehingga mereka mencintai Tuhan dan selanjtnya hati mereka dipersembahkan. Mulut-bibir mereka tidak mampu untuk diam. Mereka selalu menyaksikan Injil. Mulut mereka tidak mampu untuk diam. Apa yang gereja lakukan pada masa ini? Pertanyaan ini biarlah menjadi refleksi bagi setiap kita untuk bergumul kembali waktu di gereja kita. Mengapa saya melakukan ini? Mengapa saya melakukan itu? Mau dibawa ke mana gereja? Apa  yang menjadi visi gereja ini? Tuhan Yesus akan bertanya,”Menurut gereja siapakah Saya?”



Melayani Tuhan Yesus di GKKK

Firman Tuhan yang saya sampaikan hari ini adalah Firman Tuhan yang menentukan saya memutuskan untuk melayani GKKK. Itulah mengapa saya membawakan firman (teks) ini. Ketika saya sudah memutuskan mau ke SAAT. Dalam proses itu, saya masih belum  menentukan apakah akan kembali ke GKKK Pekan Baru karena dibea-siswai tetapi karena tidak ada tanda tangan apa-apa, mungkin tidak terikat. Pada masa itu saya membuat sistem keuangan untuk Kalam Kudus. Kemudian Tuhan berikan kesempatan untuk saya berkeliling ke beberapa GKKK seperti Surabaya, Ambon , Selat Panjang. Maaf, ini panggilan saya. Ketika saya melihat bahwa Tuhan mengapa GKKK dan SKKK dimana-mana sangat terbatas? Mengapa GKKK dan SKKK di mana-mana tidak ada hambaNya? Bukankah ini gerejaMu? Di sana saya memutuskan,”Tuhan gereja-gereja terbatas ini, saya mau di sini! Saya mau di sini!”.
Kemudian ketika saya menjadi Gembala Sidang , juga ini tidak mudah. Saya bergumul dengan banyak hal. Dalam awal kepemimpin saya, satu tahun bahkan jemaat tidak tahu siapa Gembala Sidang. Tapi masa-masa  itu, Tuhan membentuk saya untuk menjadi Gembala Sidang yang benar di hadapan Tuhan sehingga pada hari ini saya mampu berkata, “Tuhan, saya mampu melakukan semua ini semata-mata karena Tuhan.” Kemarin saya berkata kepada Pak Karyanto ketika Pak Karyanto berkata,”Tanggal 25 jatuh pada hari Minggu, harusnya ada ibadah lagi.” Saya katakan, “Sejak running pemuridan, tanggal 25 kita ibadah. Tidak ada meriah-meriah bagaimana, sederhana saja. Tanggal 24 malam kita berkumpul berefleksi. Kita mendorong Jemaat pergi, bukan balik ke gereja. Tanggal 24-25 mereka pergi kepada orang-orang mengabarkan Injil Tuhan. Tanggal 25 kami beribadah bersama-sama. Apakah membosankan? Ternyata tidak! Jemaat datang , haus mencari Tuhan. Bapak Ibu, Gereja kita mau dibawa ke mana? Bagaimana kita mengenal Allah, maka kita akan mengetahui bagaimana kita harus memimpin gereja kita.
Tuhan tidak pernah memilih gembala sidang tanpa visi. Dan visi itu selalu untuk memuliakan nama Tuhan bukan untuk memuliakan gembala. Tidak akan pernah! Itu untuk memuliakan nama Tuhan. Itulah mengapa kita hari ini  bersama-sama ada di GKKK.

Penutup

              Saya mau mengucapkan sebesar-besarnya untuk setiap kesaksian teladan dari setiap senior di tempat ini yang terus-menerus membakar hati saya. Saya harus diam dan belajar. Tetapi kepada teman-teman yang muda, mari kita bersama-sama bergumul di GKKK. Kita mungkin berjalan sendiri, tidak ada teman bergumul dan lainnya. Tetapi ingat, Jangan pernah pergi dari GKKK. Bukan kebetulan kamu di GKKK.  Ada pekerjaan Tuhan menanti di sana. Kenali Tuhan kita baik-baik , Bawa gereja untuk mengenal Allah kita! Amin.


No comments:

Post a Comment