(Ibadah
Penutupan Sidang Tahunan Sinode GKKK 26 Juli 2019)
Ev. Teddy Wijaya
Pendahuluan
Pada siang hari ini, saya ingin mengajak kita bergumul
dengan satu tema “What do you think that I am?” (apa yang kamu pikirkan tentang
saya? menurut kamu siapakah saya?). Mengapa pertanyaan ini menjadi sangat
penting? Karena pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh Tuhan Yesus! dan dari
pertanyaan inilah lahir gereja. Itulah mengapa hari ini kita akan bergumul
tentang gereja yang dimulai dari pertanyaan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya :
What do you think that I am?”. Bukan
kebetulan juga kemarin Pdt. Budianto
mengatakan bahwa kalau berbicara tentang menyembah Tuhan, perlu satu pengenalan
yang intim yang akan membawa kita untuk mampu menyembah Tuhan. Di dalam
persiapan firman Tuhan ini, dan ketika membaca beberapa buku, J. I Packer
mengatakan hal yang sama. J. I. Packer berkata, “Setiap anak Tuhan tidak akan
mampu menyembah Tuhan tanpa mengenal Tuhan terlebih dahulu.” Saya selalu mengatakan
kepada jemaat saya di GKKK Pekan Baru, ’Kamu tidak mungkin akan dapat mengasihi
Tuhan, kalau kamu tidak mengenal Tuhan. Kamu tidak mampu mengatakan I Love
Jesus jika tidak mengenal-Nya. Ketika saya berpacaran dengan istri saya ,
mengenal istri saya di SAAT dan kemudian dalam proses, saya tidak mungkin memberikannya bunga dan
hadiah lainnya tanpa terlebih dahulu mengenal dan kemudian masuk ke dalam tahapan
bahwa saya mengasihi dia. Ini menjadi fondasi yang sangat penting bagi setiap
kita untuk mengarahkan untuk melihat bahwa manusia tidak dapat menyembah Allah
tanpa mengenal Allah terlebih dahulu.
Yohanes juga mencatat demikian. Yohanes 4:22 Kamu
menyembah apa yang kamu tidak kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebaga
keselamatan datang dari orang Yahudi. Dalam konteks yang sama, kita melihat
pertanyaan unik yang tercatat dalam kitab Yohanes. Pertanyaan ini yang
dilontarkan Pilatus kepada Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus menjawab dengan melontar
balik kepada Pilatus. Yohanes 18:33-34 Maka kembalilah Pilatus ke dalam
gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau
inikah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal
itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu
tentang Aku?"
Ketika pilatus mencoba mengenal Tuhan Yesus di dalam
konteks yang dia miliki dengan segala keterbatasannya, Tuhan Yesus bertanya
balik kepada Pilatus, “Itu dari hatimu sendiri atau perkataan orang lain?”
Kalau pertanyaan yang sama hari ini ditanyakan kepada
kita, “Menurut kamu siapakah Saya?” kira-kira apa jawaban kita? Kalau menurut saya siapakah
Yesus bagi saya? Siapakah Allah Bapa bagi saya? Atau lebih lagi, Siapakah Allah
Roh Kudus bagi saya? Atau dalam konteks gereja, “Menurut gereja saya, siapakah
Tuhan Yesus?”. Bagaimana kita mengenal Tuhan Yesus, akan membawa kita untuk
mengetahui gereja harus kita bawa. Kita
akan menentukan gereja kita
dengan segala visi yang ada di dalamnya dengan segala kerinduan yang kita
persembahkan kepada Tuhan, kita membawa jemaat bertumbuh bergantung bagaimana
kita mengenal Allah kita. Contoh sederhana : seorang worship leader yang
bermain HP selama ibadah, bagi saya ia tidak mengenal Tuhan. Karena baginya
Tuhannya tidak perlu dihormati dalam ibadah. Sehingga bagi dia, ketika ibadah
main HP, it’s not problem. Tetapi bagi orang yang pada saat itu sangat
menyadari bahwa Allah perlu dihormati, maka ia tidak berani menyentuh HP di
dalam ibadah. Jadi tergantung bagaimana pengenalan dia terhadap Tuhan. Mari
kita bersama bergumul dengan jawaban dari pertanyaan,”Menurut kamu siapakah
Saya?”
Matius 16:13-20
13 Setelah
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
14 Jawab
mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan:
Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para
nabi."
15 Lalu Yesus
bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
16 Maka jawab
Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Lahirnya Gereja
Saya pernah punya satu pengalaman menarik di GKKK
Pekan Baru. Ketika itu ada satu keluarga baru datang ke GKKK Pekan Baru. Mereka
keluarga Kristen yang baru pindah ke Pekan Baru. Ketika mulai mencari tempat ibadah,
maka suatu sore mereka datang mencoba GKKK Pekan Baru. Ketika datang pertanyaan
pertama ketika bertemu Gembala Sidang, pertanyaan yang diajukan, “Mengapa saya
harus memilih GKKK di antara semua gereja yang ada di Pekan Baru?” Pertanyaan
itu tentunya membuat stress. Kalau hari
ini jemaat yang sama, yang kritis, datang ke GKKK di mana Bapak/Ibu bertanya , “Mengapa
saya harus memilih GKKK di antara semua gereja yang ada di kota ini?” Bagaimana
kita akan menjawab? Jawaban kita akan tergantung bagaimana kita mengenal Allah,
yang membawa kita untuk mengetahui bagaimana kita mengarahkan gereja kita. Bagaimana
Gereja lahir dan akan menuju ke mana di masa mendatang akan sangat tergantung dari
jawaban atas pertanyaan ini.
Membangun Gereja di Atas Batu Karang (Tuhan Yesus)
Tuhan Yesus mengajukan 2 pertanyaan :
1.
Tuhan Yesus
bertanya kepada para murid, “Apa opini orang-orang di sekitar tentang Tuhan
Yesus?” Kalau dikontekskan dalam gereja kita saat ini, maka pertanyaan ini
diajukan kepada kita seperti ini,”Apa opini orang-orang berada di sekitar
gereja tentang Allah yang disembah di dalam gereja?
2.
Tuhan Yesus
bertanya kepada para murid, “Secara pribadi, menurut kamu, Saya ini siapa?”
Pertanyaan ini sangat tidak mudah untuk dijawab.
Tetapi luar biasanya, di dalam konteks ini Simon Petrus menjawabnya. Matius
16:17-20
17 Kata Yesus
kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
18 Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
19 Kepadamu
akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat
di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
20 Lalu Yesus
melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia
Mesias.
Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup!". Pada ayat 17, Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan
itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Ketika kemudian Petrus mengatakan “Engkau adalah
Mesias.” Tuhan Yesus menekankan,”It’s not coming from human. It’s not coming
from living being. It’s coming from God” Itu datang dari Allah, Bapa. Pernyataan
pertama adalah Tuhan Yesus menegaskan bahwa pengenalan gereja akan Dia dimulai
dari pernyataan daripada Bapa kepada setiap kita. Pernyataan yang kedua, pernyataan Tuhan Yesus Ayat 18, “Dan
Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Kita tidak akan berdebat panjang di area ini tentang
pemahaman teologi kita bersama-sama tentang batu karang itu jelaslah bukan Petrus.
Objek batu karang itu adalah Tuhan Yesus. Dalam bahasa Inggris lebih jelas. Petrus
hanya merupakan gereja kecil yang akan didirikan di atas fondasi batu karang yaitu
Yesus. Murid-murid Yesus hanya satu gereja kecil. Kita semua hanya satu gereja
kecil yang akan dibangun diatas batu karang yang adalah Yesus itu sendiri. 2
pernyataan dari 2 pribadi Tritunggal, Bapa dan Yesus yang menyatakan pengenalan
akan Allah dimulai dari pernyataan Bapa dan satu lagi adalah Yesus.
Di masa sekarang, kita mengenal konteks itu lalu kita
mulai melihat ada satu hal yang terlupakan di dalam satu pribadi Tritunggal yaitu
pernyataan Allah Roh Kudus tidak secara eksplisit tercatat di sini. Tetapi secara
teologis kita dapat melihat pernyataan
Roh Kudus, pribadi yang ketiga. Yoh 14:26 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan
diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu
kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Kalau kita baca lengkap dari ayat 15-31 akan lebih
jelas penjelasannya. Bapa mengutus Roh Kudus untuk menyatakan Yesus di dalam
gerejaNya. Sehingga dalam konteks ini kita sama-sama melihat pernyataan Yesus “Menurut
kamu siapakah Saya?” dinyatakan di dalam Allah Tritunggal untuk apa? Poinnya hanya
satu yaitu : untuk membawa gereja-Nya mengenal diri-Nya! Tujuan gereja adalah
untuk mengenal Allahnya.
Jangan Menjadikan Gereja sebagai EO (Aktivitas Belaka)
Saya membaca beberapa buku dari Rev. Edmund Chan ,
Thom Rainer, Francis Chan, Ed Stetzer, John Stott dll. Dimana saya dapat
mendapatkan kesimpulan yang unik dan ironis yaitu gereja tidak lain adalah EO –
event organizer – yang membuat acara demi acara dan berharap GEREJA mengenal Allahnya.
Banyak gereja pada zaman sekarang menjadi EO. Saya pernah berkata kepada jemaat
di GKKK Pekan Baru, “Kalau gereja mau banyak jemaat , jangan panggil hamba Tuhan
tapi panggil artis.” Maka langsung mau jemaat dari gereja mana pun ditarik mudah
sekali. Detik itu juga mau 1.000 jemaat GKKK , panggil Sidney Mohede. Mudah,
jangan panggil hamba Tuhan! Ironisnya adalah bahwa gereja pada zaman sekarang
banyak menjadi EO. Tolok ukur dari sebuah keberhasilan adalah ketika acara
sukses dan jemaat banyak yang datang.
Contoh sederhana yang pernah terjadi di Pekan Baru. Acara
apologetika Ev. Bedjo Lie. Waktu itu, karena beliau ingin memperkenalkan apologetika
di Pekan Baru dalam konteks Sumatra. Beliau mengkontak. Saya mengiyakan dan melemparkan
ke PGTI. Ketika seminar diadakan. Banyak sekali orang yang datang dari berbagai
gereja sehingga penuh. Kalau kita mengacu pada acara saja, maka acara itu
sangat sukses. Tetapi setelah itu semua pulang, kembali begitu saja. GKKK
Pekanbaru tetap seperti itu, tetapi even itu sukses. Pertanyaan : apakah even
itu membawa jemaat mengenal Allah sehingga waktu pulang dari gereja mengatakan bahwa
Tuhan Aku mencintaimu. Tuhan ini hidupku, aku abdikan kepadamu.
Yang menjadi ketakutan saya pribadi ketika saya
bergumul dengan Tuhan dalam kesederhanaan saya menjadi Gembala Sidang. Yang
saya lakukan hanya sebuah aktivitas! Bukan sebuah relasi. Saya tidak
mengabdikan pentingnya aktivitas, program dan sistem. Tidak! Tetapi saya takut
bahwa saya hidup mengabdikan diri kepada program dan sistem karena sistem tidak pernah melahirkan person karena sistem
akan melahirkan sistem!
Tidak aneh kalau di Matius 7:21-23 dikatakan Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Saya pernah di posisi demikian. Saya pernah jatuh.
Saya gagal dalam menjalankan teladan-teladan senior saya ke saya. Saya mengenal
Pdt. Albert Konaniah sudah lama sekali. Sejak masa saya mau percaya tapi tidak
mampu percaya. Saya ikut katekisasi 5 kali untuk dibaptis tetapi tidak mampu
untuk percaya karena saya melihat gereja. Namun saya melihat kerendahan hati Pdt.
Albert Konaniah yang menolong GKKK Pekan Baru untuk bangkit kembali. Keteladanan
itu pernah saya abaikan. Saya pernah mengabaikan mandat-mandat para senior
seperti Pdt. Bambang, Pdt. Karyanto, Pdt. Philip Andrew yang mengingatkan
saya,”Ted ingat! Hargai seniormu dan yang lain”. Saya pernah terjatuh dan
berada di area ini. Tetapi bersyukur saya tidak berada dalam kategori orang
yang tidak diselamatkan.
Saya praktek 2011 praktek 1 tahun. 2012 masuk
orientasi sampai 2014. Saya orang yang gila-gilaan dalam melayani. Dalam
konteks pengukuran (evaluasi) maka saya adalah investasi yang sangat baik bagi gereja. Malahan
tidak perlu mendapatkan kenaikkan gaji. Saya akan melakukan apa pun, tidak
peduli hari libur (senin sampai senin tidak masalah) dari pagi sampai malam. Dari
mimbar sampai kepada warta. Saat khotbah sekaligus teknisnya juga sekaligus. Investasi
yang sangat baik. Dalam perjalanan itu, saya melayani banyak hal, saya kemudian
bisa main keyboard, berkhotbah dll. Saya melakukan banyak hal. Saya sangat berharap
Tuhan senang dengan apa yang saya lakukan. Sampai suatu hari, ketika dalam
perjalanan kita belajar bersama-sama Gembala Sidang ke Singapore. Ada beberapa
unit diutus. Dari GKKK Pekan Baru, saya dan istri diutus. Ada juga Pdt. Fri Suhandi,
Pdt. Martinus, Ev. Bill Kindangen, Pdt Andreas dari Bandung, kami bersama-sama
ke sana belajar. Ada satu momen ketika saya mengikuti breakthrough di
sana. Dalam pikiran saya, di dalam breakthrough itu, saya akan sangat
mengalami Tuhan karena saya sudah melakukan banyak hal di hadapan Tuhan. Tetapi
di dalam perenungan saya pribadi (bukan di tengah sesi khotbah atau lainnya),
saya mendengarkan dengan sangat jelas, Tuhan berkata kepada saya, Saya tidak
senang dengan apa yang kamu lakukan!” Sakit.
Saya berkata, “Tuhan, saya sudah melakukan
segala-galanya untuk Tuhan.” Tetapi Tuhan berkata,”Maaf Teddy, Saya tidak
senang!” Tuhan yang saya layani berkata,”Saya tidak senang!” Itu masa-masa di
mana saya bergumul apakah saya akan tetap menjadi hamba Tuhan atau tidak. Saya
tidak punya mentor dalam segala kemudaan saya, saya berjalan. Tetapi Tuhan
tidak pernah membuang saya. Saya termasuk kategori orang yang diingatkan oleh Tuhan.
Setelah evaluasi segala pelayanan yang saya lakukan semata-mata demi nama saya
bukan pengenalan akan Bapa saya. Yang saya lakukan untuk menunjukkan saya juga
bisa (mampu). Jemaat Pekan Baru tahu bagaimana saya. Itu momen di mana saya
bertobat. Itu momen dimana GKKK Pekan Baru mulai pemuridan. Fase di mana seorang
Gembala Sidang gagal pada saat itu! Kalau bukan Allah Roh Kudus maka saya tidak akan mampu mengenal Bapa saya.
Secara teologi, saya selesai dari studi di SAAT. Saya diwisuda! Tetapi hati ini?
Mungkin saya harus berkata, kalau Pdt. Buby berkata,”Orang -orang yang demikian
adalah orang-orang munfafik!”. Saat itu
saya duduk di belakang dan berkata,”Itulah saya!” Saya tahu rasanya, apa yang saya
lakukan tidak sesuai kehendak Bapa karena dibalik semua itu ada ego saya semata.
Yohanes 13:13-15 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan
katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh
kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh
kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat
kepadamu. Suatu tindakan yang dilakukan
(pembasuhan kaki) dimulai dari pengenalan siapakah Yesus. Yohanes 14:15-31. 15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku. 21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi
Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun
akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." 23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi
Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan
datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Setelah membaca semua ayatnya, kita akan melihat bahwa
konteks suatu tindakan pelayanan yang dilakukan oleh gereja entah waktu mendesain
program, entah melakukan tindakan pelayanan semuanya didasari atas dasar karena
“kita mengenal Allah”. Pertanyaan balik kepada kita,”Seberapa jauh kita
mengenal Allah sehingga kita tahu bagaimana membawa gereja kita ke mana”.
Yohanes 16:13 (konteksnya
sama) 13 Tetapi apabila Ia datang,
yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia
tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang
didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang.
Bagaimana Mengenal Tuhan Yesus?
Semua fondasinya adalah mengajak kita mengenal Bapa,
Yesus dan Roh Kudus dan sarananya hanya satu yaitu melalui Firman (Back to
Bible). Pertanyaan : bagaimana caranya
“meneladani Firman” dapat kita lakukan dalam konteks kita bergereja. Jawabannya
hanya satu yaitu Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Saya sangat setuju dengan pendapat Pdt. Budianto bahwa
teks ini bukan hanya berbicara tentang penginjilan. Bukan panggilan untuk
menginjili . Itu hanya pintu (open door) untuk kemudian memasuki panggilan
pemuridan. Bagaimana kemudian setiap kita bisa bergumul mengenal Tuhan kalau
gereja tidak pernah mengajarkan Firman itu ke jemaat sesuai konteks-nya. Apa
yang dimaksud dengan konteksnya? Kita mengajar Firman di hari Minggu ketika
beribadah dan persekutuan. Saya pernah bergumul dengan setiap hamba Tuhan yang
ada karena saya selalu berkhotbah mengajak jemaat bertumbuh. Kamu harus
bertumbuh. Jemaat bertanya, “Saya sekarang bertumbuh sampai di mana? Dari mana
ke mana?” Kalau gereja tidak mendefinisikan pertumbuhan lalu mengajarkan
pertumbuhan dan memberikan makan Firman sesuai dengan konteks pertumbuhan
(apakah dia harus minum susu atau makan daging) maka jemaat tidak akan bisa
bertumbuh dengan baik. Apa yang dia ketahui hanya secara global. Ujung-ujungnya
yang kita lakukan hanya moralitas. Ujung-ujungnya kita melakukan aktivitas
kerohanian seperti kamu tidak boleh menghakimi , kamu harus berbuat baik, kamu
harus mengampuni seperti Yesus mengampuni dll. Aksi-aksi praksis. Matius
28:19-20 satu-satunya solusi bagi jemaat untuk mengenal Allah. Sehingga ketika
mereka mengenal Allah, mereka akan semakin mencintai Tuhan. Kalau Penginjilan,
itu hanya sebuah efek dari pengenalan jemaat kepada Tuhan.
Menginjil sebagai Dampak Mengenal Tuhan Yesus
Ketika melayani GKKK Pekan Baru masa praktek, saya
memegang komisi pemuda. Kita tidak punya aktivitas apa-apa kepada pemuda. Tidak
ada valentine’s day dll. Kita menanamkan firman kepada mereka dalam kelompok-kelompok
yang ada. Mulai dari 1 kelompok, kemudian kelompok itu bertumbuh. Tidak ada
program untuk mengajari mereka EE, training dll. Dalam setahun jumlah mereka
bertambah, 80% convert dari dari Budhis ke Kristen. Mereka belum pelajari EE.
Pada umumnya jemaat berkata,”Saya tidak dilatih maka saya tidak mampu
menginjili, sehingga saya tidak PD”. Saya mendapati hal yang berbeda di
lapangan. Karena anak-anak muda mencintai Tuhan
dan bergumul. Mereka menyaksikan Tuhan di mana mereka berada.
Mereka menyaksikan bagaimana Tuhan
bekerja dalam kehidupan mereka sehingga mereka membawa banyak saksi-saksi, membawa
banyak orang untuk kembali mengenal Tuhan Yesus. Bukan karena mereka sudah
dilatih, tetapi karena mereka mengenal Tuhan sehingga mereka mencintai Tuhan
dan selanjtnya hati mereka dipersembahkan. Mulut-bibir mereka tidak mampu untuk
diam. Mereka selalu menyaksikan Injil. Mulut mereka tidak mampu untuk diam. Apa
yang gereja lakukan pada masa ini? Pertanyaan ini biarlah menjadi refleksi bagi
setiap kita untuk bergumul kembali waktu di gereja kita. Mengapa saya melakukan
ini? Mengapa saya melakukan itu? Mau dibawa ke mana gereja? Apa yang menjadi visi gereja ini? Tuhan Yesus akan
bertanya,”Menurut gereja siapakah Saya?”
Melayani Tuhan Yesus di GKKK
Firman Tuhan yang saya sampaikan hari ini adalah Firman
Tuhan yang menentukan saya memutuskan untuk melayani GKKK. Itulah mengapa saya
membawakan firman (teks) ini. Ketika saya sudah memutuskan mau ke SAAT. Dalam
proses itu, saya masih belum menentukan
apakah akan kembali ke GKKK Pekan Baru karena dibea-siswai tetapi karena tidak
ada tanda tangan apa-apa, mungkin tidak terikat. Pada masa itu saya membuat sistem
keuangan untuk Kalam Kudus. Kemudian Tuhan berikan kesempatan untuk saya
berkeliling ke beberapa GKKK seperti Surabaya, Ambon , Selat Panjang. Maaf, ini
panggilan saya. Ketika saya melihat bahwa Tuhan mengapa GKKK dan SKKK dimana-mana
sangat terbatas? Mengapa GKKK dan SKKK di mana-mana tidak ada hambaNya?
Bukankah ini gerejaMu? Di sana saya memutuskan,”Tuhan gereja-gereja terbatas ini,
saya mau di sini! Saya mau di sini!”.
Kemudian ketika saya menjadi Gembala Sidang , juga ini
tidak mudah. Saya bergumul dengan banyak hal. Dalam awal kepemimpin saya, satu
tahun bahkan jemaat tidak tahu siapa Gembala Sidang. Tapi masa-masa itu, Tuhan membentuk saya untuk menjadi Gembala
Sidang yang benar di hadapan Tuhan sehingga pada hari ini saya mampu berkata, “Tuhan,
saya mampu melakukan semua ini semata-mata karena Tuhan.” Kemarin saya berkata
kepada Pak Karyanto ketika Pak Karyanto berkata,”Tanggal 25 jatuh pada hari Minggu,
harusnya ada ibadah lagi.” Saya katakan, “Sejak running pemuridan, tanggal 25
kita ibadah. Tidak ada meriah-meriah bagaimana, sederhana saja. Tanggal 24 malam
kita berkumpul berefleksi. Kita mendorong Jemaat pergi, bukan balik ke gereja.
Tanggal 24-25 mereka pergi kepada orang-orang mengabarkan Injil Tuhan. Tanggal
25 kami beribadah bersama-sama. Apakah membosankan? Ternyata tidak! Jemaat
datang , haus mencari Tuhan. Bapak Ibu, Gereja kita mau dibawa ke mana?
Bagaimana kita mengenal Allah, maka kita akan mengetahui bagaimana kita harus
memimpin gereja kita.
Tuhan tidak pernah memilih gembala sidang tanpa visi. Dan
visi itu selalu untuk memuliakan nama Tuhan bukan untuk memuliakan gembala. Tidak
akan pernah! Itu untuk memuliakan nama Tuhan. Itulah mengapa kita hari ini bersama-sama ada di GKKK.
Penutup
Saya
mau mengucapkan sebesar-besarnya untuk setiap kesaksian teladan dari setiap senior
di tempat ini yang terus-menerus membakar hati saya. Saya harus diam dan
belajar. Tetapi kepada teman-teman yang muda, mari kita bersama-sama bergumul
di GKKK. Kita mungkin berjalan sendiri, tidak ada teman bergumul dan lainnya. Tetapi
ingat, Jangan pernah pergi dari GKKK. Bukan kebetulan kamu di GKKK. Ada pekerjaan Tuhan menanti di sana. Kenali Tuhan
kita baik-baik , Bawa gereja untuk mengenal Allah kita! Amin.
No comments:
Post a Comment