Sunday, August 18, 2019

Generasi yang Hilang (Lost Generation)

Ev. Anne Kartawijaya

Hakim-Hakim 2:10-13
10  Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.
11  Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.
12  Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.
13  Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret.
Kitab Ester

Pendahuluan

              Hari ini kita berkumpul sebagai anak-anak yang diberikan kesempatan untuk mengenal Tuhan tetapi hari ini kita membahas tema yang menyedihkan : Generasi yang Hilang (Lost Generation) bertepatan dengan hari ini kita merayakan kemerdekaan 17 Agustus 1945-2019 (74 tahun kemerdekaan Indonesia). Bangsa Indonesia tidak bisa merdeka kalau tidak karena jasa-jasa pahlawan. Hakim-Hakim 2:10  Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel.  Disebutkan pada ayat di bawahnya bahwa angkatan-angkatan itu kemudian hidup melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan mereka beribadah kepada Baal. Dikisahkan dalam Perjanjian Lama, Nabi Musa mempunyai seorang murid yang bernama Yosua. Yosua ini kemudian menggantikan Nabi Musa untuk memimpin Bangsa Israel memasuki tanah Kanaan yang luar biasa susu, madunya dan sangat subur. Namun kemudian, setelah berada di Tanah Perjanjian itu ada dosa yang dilakukan mereka. Walaupun Tuhan sudah mengingatkan agar jangan melupakan Tuhan dan perbuatanNya tetapi mereka ternyata melupakan Tuhan. Apa yang terjadi? Generasi hilang! Satu angkatan hilang, tidak mengenal lagi Tuhan dan lupa perbuatan Tuhan. Apa penyebabnya? Penyebabnya adalah
1.     Orang tua yang tidak mengajarkan kebenaran dan tidak melakukan pesan Nabi Musa sebelum masuk tanah Kanaan yaitu “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:7). Lakukanlah itu supaya generasi itu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan.
2.     Anak-anak yang tidak mau mendengar dan taat serta memperhatikan.
Dalam sejarah bangsa Israel itu yang terjadi. Jadi keduanya harus aktif terlibat yakni  orang tua-nya mengajarkan dan anaknya mendengarkan.

Dalam suratnya ke jemaat di Efesus, Rasul Paulus mengingatkan bapak-bapak untuk mendidik anak-anaknya dengan kasih bukan sebaliknya dengan membuat anak-anak tawar hati, ibu-ibu mengasihi dan  tunduk kepada suami dan anak – anak taat pada orang tua.
Hari ini saya mau menceritakan sebuah generasi yang hampir hilang (musnah). Sebuah generasi (satu bangsa) yang hampir musnah. Musnah : artinya apa? Bayangkan saja sekumpulan balon tiba-tiba meletus dan hilang musnah yang artinya tidak ada lagi. Bisa bayangkan tidak kalau bangsa Indonesia (yaitu saya dan kamu  mau dari keturunan apapun  seperti Khe, Hokian, Batak, Sunda, Jawa dll) musnah? Dalam Kitab Ester ada bangsa Yahudi yang hampir musnah. Generasi hampir hilang tetapi akhirnya generasi ini diselamatkan oleh seorang anak yang taat yaitu Ester.

Kisah Ester

              Ester adalah kitab yang sangat menarik karena di dalam kitab Ester tidak kita temukan kata ‘Tuhan’. Tetapi di dalam kitab Ester jelas sekali perbuatan tangan Tuhan. Waktu itu Raja Ahasyweros mempunyai istri yang sangat cantik yaitu Ratu Wasti. Namun karena Ratu Wasti tidak mau melakukan permintaan Raja Ahasyweros akhirnya diusir keluar dan tidak bisa bertemu raja. Dan raja mencari gantinya. Setelah Ratu Wasti tidak lagi menjadi ratu, yang menjadi ratu penggantinya adalah Ester. Ester ini sangat cantik. Dia juga baik hatinya sehingga orang-orang di Benteng Susan (tempat di mana ia tinggal) sangat menyukai. Sedari kecil, Ester diasuh oleh Mordekhai (pamannya) karena ayah-ibu-nya sudah tiada. Mereka adalah bangsa Yahudi, bangsa yang mengenal dan menyembah kepada Allah. Suatu hari, ada orang yang bernama Haman. Haman adalah pembesar negeri yang baru naik jabatan dan dia adalah tangan kanan raja. Suatu kali Haman berjalan di pintu gerbang kota dengan sombong sekali dan semua orang menghormatinya.  Namun ada satu orang yaitu Modekhai yang tidak menghormati Haman. Dia tidak mau sujud menyembah Haman. Haman mencari tahu tentang Mordekhai. Akhirnya dia mengetahui namanya Mordekhai ,seorang Yahudi. Karena marah, Haman menganggap Yahudi adalah musuh bangsa Agag dan ia pun bermaksud membunuh semua orang Yahudi hingga tidak ada yang tersisa.  Haman mau membuktikan bahwa bangsa Agag adalah bangsa yang terkuat. Bagaimana cara membunuh Mordekhai? Haman adalah pembesar sehingga ia bisa datang kepada raja. Pada waktu yang sudah dijadwalkan, Haman mau bertemu dengan raja. Haman ingin mendapat izin dari raja untuk mengeluarkan surat perintah pembunuhan Bangsa Yahudi  besar-besaran. Semuanya akan dibunuh. Haman mengajukan surat yang harus dicap oleh raja. Rencana Haman berhasil. Saat itu Haman menawarkan 10.000 talenta perak agar ia diberi izin membunuh orang-orang Yahudi. Dipanggillah prajurit untuk menyampaikan bahwa pada tanggal yang ditetapkan dalam surat, semua orang Yahudi harus dibunuh!
Kalau sudah ada surat perintah yang dicap dengan cincin raja, maka perintah itu tidak bisa ditarik lagi. Ini sangat mengejutkan bangsa Yahudi  Mordekhai mendengar hal itu dan merasa sangat terkejut dan sedih karena ia adalah orang Yahudi. Ia pun mengoyak jubahnya sambil menangis (melolong-lolong dengan keras). Mordekhai melolong di dekat tempat Ester tinggal. Ester belum tahu. Dayang-dayang Ester saat itu ada di dekat sana. Mereka berlari dan menanyakan Mordekhai. Mordekhai berpesan kepada dayang untuk menyampaikan kepada Ester bahwa Bangsa Yahudi sedang dalam keadaan bahaya. Maka cepat-cepat dayang melapor ke Ester dan memberitahu Ester apa yang terjadi. Mordekhai minta agar Ratu Ester menghadap raja untuk meminta belas kasihan raja karena orang Yahudi mau dibunuh. Ester pun bersedih. Tetapi Ester berkata, “Kalau tidak dipanggil tidak boleh menemui raja karena ancamannya mati! Sudah 30 hari raja tidak memanggil ratu. Jadi ratu tidak bisa membantu dan merasa sedih.” Akhirnya dayang datang lagi dan melapor ke Mordekhai menyampaikan bahwa sudah 30 hari ratu belum dipanggil raja, bagaimana caranya ia dipanggil oleh raja. Mordekhai berkata, “Ester, Ester. Jangan engkau berpikir karena engkau ada di istana maka engkau bisa aman. Sekarang pergi kepada nya dan katakan,’Jangan berpikir dia berada di istana dia pasti lolos dari malapetaka ini. Tetapi bangsaku bisa ditolong oleh tangan orang lain’. Sekarang pergilah dan katakanlah hal itu kepada Ratu Ester”. Dayang pun menghadap Ester kembali. Ester takut karena kalau datang ke raja tanpa dipanggil pasilah dibunuh karena raja saat itu tidak mengenal Tuhan. Ester berada di istana dan dipilih menjadi ratu, jangan-jangan untuk hal seperti ini dan sekarang Mordekhai mengingatkan kalau Ester tidak taat maka nasib bangsa ini bagaimana? Tetapi Tuhan pasti bisa menolong dengan cara  lain hanya kesempatan bagi Ester untuk dipakai bisa lewat. Akhirnya Ester setuju dengan syarat agar semua bangsa Yahudi di benteng Susan bersama-sama dengan Ester berpuasa 3 hari lamanya. Setelah itu Ester akan menghadap raja. Jikalau Ester harus mati dia siap.
Akankah sang ratu tenang hatinya mendengar bangsanya akan binasa? Walaupun ada di istana akankah sang ratu tenang hatinya? Akankah sang ratu taat perintah memohon belas kasih dari sang raja? Walau dia akan pertaruhkan nyawa, akankah sang ratu berani melangkah? Taat itu memang susah, tetapi justru di sinilah Ester bergantung pada Tuhan. Dia puasa untuk berdoa minta tolong kepada Tuhan. Jadi dalam kisah ini ada Tuhan. Inilah indahnya kitab Ester. Walaupun tidak ada nama Allah di dalamnya tetapi Ester bergantung kepada Allah. Kita melihat bagaimana Allah bekerja dengan luar biasa. Sementara itu di istana , Allah membuat raja tidak bisa tidur dan kemudian ia minta agar diadakan nyanyian-nyanyian. Namun karena belum bisa tidur juga kemudian kepadanya dibacakan kitab sejarah. Sewaktu dibacakan ternyata raja baru tahu bahwa ada orang yang berjasa karena melaporkan rencana pemberontakan untuk membunuh raja sehingga raja tidak mati dan pahlawan itu bernama Mordekhai. Mordekhai berjasa tetapi kerajaan belum memberi penghargaan dan hadiah. Negara seharusnya menghargai orang yang berjasa.
Hingga dinihari raja terus memikirkan apa yang ingin dia lakukan untuk menghargai Mordekhai. Semenara itu raja melihat Haman di depan istana. Haman kebetulan ingin meminta izin kepada raja untuk menyulakan dan menghukum mati Mordekhai. Raja memanggil Haman dan bertanya kepadanya,”Saya mau tanya kepadamu. Saya sedang memikirkan apa hadiah penghargaan yang bisa diberikan setinggi-tingginya kepada orang yang berjasa kepada negeri ini”. Haman mengira bahwa dialah orang yang akan dikasih hadiah penghargaan itu. Haman pun mengusulkan agar orang itu harus diberikan pakaian yang biasa raja kenakan, orang itu harus diberikan kuda dan dikenakan  mahkota yang biasa dikenakan oleh raja. Orang itu harus dibawa keliling kota melewati lapangan , diarak dan disorak-sorak. Orang di depannya harus berteriak,’Inilah orang yang sangat dihormati oleh raja”. Raja merasa usulan itu sangat baik dan memerintahkan Haman untuk melakukannya kepada orang yang paling berjasa yaitu Mordekhai.
Ini cara humoris Tuhan untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu baik. Surat yang sudah dicap oleh raja belum ditarik akan tetapi ini menjadi kesempatan. Maka Mordekhai diarak-arak sekeliling kota dan Haman berjalan di depannya berteriak,”Inilah orang yang dihormati oleh Raja!”. Haman dan istrinya sangat kesal, karena istri Haman sudah menyiapkan tiang sula untuk membunuh Mordekhai. Padahal istri Haman sangat narsis, matre dan pamer kehormatan suaminya dan miliknya. Dalam kesempatan itu, Tuhan membeikan kesempatan untuk Ester. Jadi waktu Mordekhai sudah ada di hati raja, kemudian Ester mengundang raja dan Haman untuk datang ke perjamuan. Kalau raja tidak setuju, maka Ester akan dihukum mati. Raja bertanya, “Mengapa ratuku yang cantik bermuram durja? Apakah engkau tidak tahu kalau engkau meminta kepada rajamu,  setengah dari kerajaan ini akan diberikan.” Ester memohon kepada raja,”Ada seseorang yang mau membunuh bangsa hamba dan hamba”. Raja merasa gusar dan menanyakan siapa orang itu. Ester pun menunjuk kepada Haman. Raja pun merasa marah. Haman mohon ampun kepada raja. Raja pun meminta prajurit menangkap dan menghukum Haman.  Tuhan membalikan apa yang tadinya mau mencelakakan akhirnya dia kena celaka sendiri. Dalam kesempatan inilah Tuhan menyiapkan hati raja mendengar permohonan yang sangat penting dan sulit yaitu menarik kembali perintah yang sudah dibuat raja sendiri untuk membunuh orang-orang Yahudi karena Raja pernah mencap surat perintah berisikan pembunuhan bangsa Yahudi. Surat tidak bisa ditarik sehingga Raja mengeluarkan surat yang isinya  raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya. Akhirnya Haman dihukum dan seluruh hartanya  disita dan diberikan untuk Ratu Ester. Karena ketaatan Ester dan kasih karunia Allah kepada orang-orang Yahudi saat itu maka bangsa Yahudi tidak hilang.
              Bangsa Indonesia juga mendapat kasih karunia Allah. Tahun 1945, kedua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom Amerika. Kesempatan ini dgunakan Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun perlu diingat bahwa sekarang kita masih ada ancaman. Ancaman apa? Kalau orang Yahudi bisa merayakan Purim, karena mereka diselamatkan. Kita sebenarnya belum benar-benar merdeka kerohanian kita. Karena di gereja dan kalangan orang Kristen, ada ancaman generasi hilang. Salah satunya adalah dengan kemajuan teknologi. Kalau dulu ada Haman yang mau memberi 10.000 talenta perak untuk membinasakan bangsa Yahudi dan sekarang ada orang yang meraup banyak uang dengan memproduksi games dan apa saja di dalam media online yang membuat anak-anak hilang karena lupa akan Tuhan dan perbuatan Tuhan. Jadi anak-anak kecil bisa hilang dalam arti mereka melupakan Tuhan. Jadi orang tua harus mengajarkan firman Tuhan.

Generasi tunduk seperti apa? Control this madness before it’s too late. Saat ini, untuk mencari jodoh dilakukan secara online. Generasi ini adalah generasi yang cuek, tidak peduli , tidak terlibat, tidak ada empati bahkan mem-bully. Banyak anak-anak yang kesepian, banyak orang-orang  yang karena media ingin menjadi cantik sehingga melakukan operasi plastic di sana-sini, tidak sedikit anak-anak yang  mau bunuh diri karena kesepian. Tetapi ketika ada masalah terjadi, masyarakat pun tidak punya empati. Hanya difoto saja lalu masukkan ke  media. Generasi kita sebenarnya generasi yang menyedihkan , tidak beda banyak dengan orang-orang Yahudi yang hampir hilang. Ini adalah sebuah peringatan bagi kita bahwa  generasi kita pun bisa terhilang. Generasi yang hilang (kita adalah orang-orang berdosa dan pasti dihukum dalam neraka, tetapi Tuhan Yesus sudah memberikan diri, Tuhan Yesus tidak menghindari diri dari sula dan salib. Waktu Tuhan berkata,”Semua orang berdosa dan upah dosa adalah maut serta harus dihukum.  Allah sendiri yang datang dalam dunia dalam bentuk Yesus Kristus dan Ia sendiri yang mengorbankan diriNya dan mempertaruhkan nyawaNya, agar kita bisa menikmati kebahagiaan sebagai anak-anak Tuhan. Agar generasi manusia diselamatkan. Namun kita perlu taat menerima panggilan itu dan taat menjawab panggilan itu. Panggilan bagi orang tua, maukah orang tua mengajarkan kebenaran? Seperti Mordekhai mengingatkan Ester sehingga Ester bisa berjalan di dalam panggilan Tuhan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.
Kalau orang tua tidak memberi peringatan, maka anak bisa tersesat, tidak mendapat kesempatan dipakai  oleh Tuhan. Anak-anak yang tidak taat, maka mulai hari ini taatlah! Bila papa-mama berkata, “Sudah waktunya, jangan main handphone! jangan marah-marah tetapi taatilah!” Papa-mama juga jangan main handphone terus. Panggilan untuk orang muda dan ayah, akankah taat pada panggilan Tuhan? Tuhan memberikan kita sebuah rencana dalam sejarah hidup ini seperti Tuhan sudah merencanakan Ester berada istana. Kita ada di posisi kita masing-masing untuk sebuah rencana Tuhan. Peka-kah kita ? Tahukah kita akan rencana itu? Tanyakan mengapa kita ada di Indonesia, Jakarta atau di GKKK Mangga Besar? Apa yang Tuhan maksudkan? Mengapa Tuhan memberikan pekerjaan ini? Mengapa Tuhan memberikan  suami/istri seperti ini? Mengapa Tuhan memberikan anak seperti ini? Tuhan mempunyai rencana. Adakah Tuhan memanggil kita untuk menyelamatkan generasi di masa mendatang. Generasi ini satu demi satu akan meninggalkan gereja. Amerika sudah kehilangan 70% anak-anak mudanya di gereja. Gereja Tionghoa sudah hilang minimal 30%. Lima tahun mendatang akan kehilangan banyak anak. Dalam survey pemimpin gereja ada 50% anak-anak  yang mogok datang ke gereja. Maukah kita melakukan sesuatu bagi Tuhan? Maukah kita menyerahkan diri kepada Tuhan untuk menyelamatkan generasi yang akan hilang? Kesempatan itu hanya sebentar. Saya bicara khusus kepada para ayah, “Anda sangat berperan memegang satu generasi bukan untuk anak-anak sendiri, tetapi juga anak-anak yang orang tuanya bukan orang-orang yang percaya Tuhan.” Kalau tidak, kesempatan itu akan berlalu.

Daddy you can let go now

Tuhan mengutus setiap orang tua untuk memimpin anak-anaknya menuliskan sejarahNya dalam kehidupan setiap anak. Di dalam bahtera yang aman bersama orangtua, setiap anak menuliskan sejarah hidup sesuai dengan rencana Allah. Dj dalam pimpinan dan pemeliharaan Allah, setiap kisah menjadi indah pada waktuNya. Angin bertiup menerpa wajah ketika aku mengendarai sepeda. Untuk .pertama kali aku merasakan apa itu kebebasan. Ayah berlari-lari di sebelahku memegangi kursi sepeda. Aku menarik nafas panjang seraya meluncur ke jalan sendiri. Sekarang papa bisa membiarkan aku berjalan sendiri. Rasanya saya sudah siap. Masih sedikit takut, sih. Tapi aku ingin papa tahu. Aku akan baik-baik saja. Aku berdiri di antara 2 orang yang aku cintai. Sebagai seorang anak dan sebagai calon istri bagi yang lain.  Ketika pendeta bertanya : siapa yang memberikan wanita ini , mata papa penuh dengan air mata. Papa terus memegang tanganku dengan kuat. Sampai aku berbisik di telinganya,”Relakan papa, biarkan aku pergi. Aku rasa aku sudah siap menjalankan hidupku sendiri. Masih sedikit menakutkan, tetapi akau mau papa tahu sekarang saya akan baik-baik saja.” Beberapa waktu kemudian, sangat sulit melihat orang yang paling kuat bagiku, terbaring tak berdaya.”Dia hanya bertahan untukmu”, kata seorang suster di suatu malam. Suaraku parau, hatiku hancur. Sambil merangkak ke atas tempat tidurnya aku berkata,”Relakan papa… relakan.. Anak perempuan kecilmu sudah siap menjalankan kehidupanku sendiri” Ada waktu untuk memeluk. Ada waktu untuk menahan diri dari memeluk. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Terima kasih papa, untuk semua perlindunganmu. Kami merasa aman berada di dalam bahteramu. Terima kasih mama, sikap hormat mama pada papa menjadi teladan untuk kami. Kami anak-anak mau taat, karena kami mau menuliskan kisah-kisah indah sampai akhirnya kami menjalani hidup sendiri. Happy parents’ day.
Suatu saat anak-anak kecil, remaja-pemuda akan mengambil jalannya sendiri dan mereka akan menemukan jalannya sendiri dan mereka akan mengatakan,“Relakan kami berjalan sendiri. Kami sudah siap karena papa-mama waktu kami kecil sudah menyiapkan kami sedemikian rupa sehingga kami menjadi seperti Ester yang berpengaruh bagi negara, bangsa dan gereja”.

No comments:

Post a Comment