Monday, May 14, 2018

KEDAULATAN ALLAH Sesi 2 (Tiranus XIV 22 April 2018) Ev. Thomy Matakupan

Ev. Thomy Matakupan

Sesi 2

Allah penuh humor dalam pergumulan hidup dan pelayanan. Allah penuh dengan hal-hal yang mengejutkan (hal-hal yang membuat surprise). Ia muncul dengan tidak terduga dan membuat kita tersenyum. Hal yang tak terduga membuat kita menata ulang tentang aspek keberadaan kita.  Saya membaca buku Chicken soup for the souls. Ada cerita tentang seorang mantan militer : Kamu berkata,”Allah dapat ditemukan di dalam deretan bangku gereja yang rapi.” Saya tidak. Kamu katakan,”Allah dapat ditemukan dalam kehikmadan sebuah gereja dengan  tata liturgi yang mengagungkan Tuhan” tetapi saya tidak. Kamu berkata,”Allah dapat dijumpai dalam doa-doa yang dipanjatkan dengan sepenuh hati” itu pun saya tidak. Justru aku menemukan Allah, pada waktu berada di medan peperangan di tengah desingan peluru di tengah ledakan mortir di kiri-kanan, di situ aku menemukan Allah. Aku menemukan Allah saat mengangkat serpihan-serpihan tubuh temanku” Saya tertegun membacanya. Allah tidak selalu hadir. Ia hadir di tempat-tempat yang hancur hati. Di tempat di mana kita salah mengerti atau putus asa. Justru dengan belas kasihanNya Ia hadir. Ia hadir di tempat yang tidak terduga. Mengejutkan sekali! Masa seperti itu?

Saya seorang pasien kanker. Suatu kali karena dampak dari kemoterapi membuat badan saya hancur. Mulut saya susah untuk makan, semua makanan yang masuk terasa tidak enak. Baru makan sekali - dua suap, saya minta makanannya disimpan di lemari es. Istri saya pergi mencari makanan lain karena saya harus punya berat yang cukup agar bisa menjalani kemo kedua. Dia pergi untuk menemukan makanan yang sesuai dengan kondisi saya. Saya dirawat di rumah sakit di Singapore sedangkan istri saya pergi mencari makanan. Mulut saya penuh seriawan sehingga susah makan. Air itu seperti api di ujung tenggorokan. Waktu saya isap air, rasanya seperti terbakar di tenggorokan karena penuh seriawan. Ia akhirnya pulang dengan membawa es krim dan itu membuat sedikit rasa. Akhirnya semua model Haagen Dazs pernah saya rasakan dan enak. Dengan es krim itu saya bisa makan. Istri saya bercerita “Waktu pergi ke luar rumah sakit, saya tidak tahu harus berbuat apa? Mau membeli makanan apa? Saya telusuri jalan di Orchard Road. Akhirnya saya berhenti dan menangis lalu berdoa,’Tuhan, apa yang harus saya perbuat?’ Di Takashimaya , saya bertemu orang yang bertanya, ‘Ibu sedang membawa orang yang sedang dirawat. Sakit apa?’” Ia pun mengusulkan untuk diberi madu. Akhirnya istri saya membeli madu. Saya pun meminumnya hingga bersih sariawannya. Madu itu merk-nya Manuka Honey. Istri saya berkata, “Saya masuk ke suatu sudut di Orchad Road. Saya berdoa dan menangis.” Mendengarnya, saya tertegun. Salah satu jalan itu adalah tempat kudusnya Tuhan. Ia hadir di tempat yang tak terduga. Lalu ia bercerita juga bahwa waktu pertama kali ia mau memberitahu kepada saya bahwa saya terkena kanker, dia  tidak tahu bagaimana. Dia berkata,”Saya masuk ke kamar mandi di toilet dan berdoa.” Itu pun tempat kudusnya Tuhan. Tuhan hadir di tempat yang tak terduga dan membuat tersenyum pada akhirnya. Tuhan berkata,”Musa copot sepatumu, karena tempat di mana kamu berdiri adalah kudus” Di gereja seharusnya lebih bersih dan menjadi tempat kudusnya Tuhan tapi kalau bukan tempat kudus maka statusnya tetap tidak bersih. Dalam adegan akhir film Air Force One (1997), Harrison Ford berperan menyelamatkan pesawat presiden Amerika Serikat yang dibajak dan ia memindahkan sang presiden ke pesawat Hercules. Lalu crew pesawat Hercules berdiri dan memberi hormat kepada sang presiden. Lalu dari pesawat itu ada pengumuman bahwa pesawat itu sudah berubah menjadi Air Force One. Tempat di mana Allah hadir menjadi tempat kudus. Itu surprise.

B.  Allah mendelegasikan kekuasaanNya
Dia berhak memberikan kekuasaanNya kepada :
1. Kekuatan – Samson
2. Kekayaan – Abraham
3. Kemampuan
4. Kehidupan – Metusalah
Allah tidak memberikan kepada semua orang tanpa terkecuali.

Dia memberikan kekuasaanNya kepada Samson untuk menunjukkan tentang Allahnya seperti apa. Meskipun pada akhirnya Samson mati untuk membalaskan matanya yang dibutakan orang Filistin. Sebelum mati ia meminta Allah memberikannya kekuatan sekali lagi untuk membalaskan matanya. Tetapi Allah berkuasa lebih dari allah bangsa Filistin (dagon). Allah mendelegasikan kekuasaanNya untuk menunjukkan siapakah diriNya. Allah akan memberikan catatan sedikit tentang siapakah Aku (bukan kamu). Allah juga memberikan kekuasaanNya kepada Abraham.
Allah memberikan kemampuan kepada seorang tukang kayu untuk mengerjakan bait Allah. Roh Kudus turun kepada orang ini supaya bisa menyerut kayu dengan bagus. Allah memberikan kemampuan dan talenta itu adalah bukti dari pekerjaan Roh Kudus. Semua yang paling bagus, tinggi, mulia, sempurna itu punyanya Tuhan. Sebab Ia memberikannya dengan tujuan agar yang paling sempurna untukKu.
Dalam melayani, ada banyak hal di mana kita tidak boleh bertanya lagi. Itu sudah konsekuensi logis. Kita harus beranjak dari pertanyaan itu. Misalnya : saat melayani jangan bertanya tentang pengorbanan. Kalau masih bertanya hal itu , berarti kita masih di level kindergarden. Pengorbanan itu konsekuensi logis dari sebuah pelayanan. Jangan bicarakan tentang kesempurnaan. Kesempurnaan itu juga konsekuensi logis. Tapi apakah semua dilakukan dengan ketaatan dan kepuasan hati? Tuhan tidak butuh semua itu, itu konsekuensi logis. Tuhan mau kita beranjak lebih. Jangan tanyakan aspek waktu (sampai kapan ya?) tetapi berpikirlah tentang apakah aku dapat mempertanggungjawabannya di hadapan Tuhan? Melakukan pelayanan itu baik, itu namanya kontrak kekal. Jangan coba memikirkan tentang kebanyakan dalam pelayanan dan minta dikurangi. Harusnya kita bertanya, “Apalagi? Apalagi?” maka  Tuhan senang. Ada yang merasa keberatan melayani? Jadi tanyalah,”Apalagi?” karena pelayanan itu kontrak kekal. Jangan berpikir untuk pensiun dari pelayanan. Kita pensiun hanya pada waktu Tuhan sudah mencabut napas kita.

Suatu kali pembantu di rumah berkata, “Pa-nyonya adalagi pekerjaan yang bisa dilakukan? Jangan khawatir gaji tetap.” Maka sebagai tuannya kita akan senang (wuih mahluk langka). Jadi jangan bilang,”Tuhan, kebanyakan” tapi tanyalah,”Apalagi Tuhan?” karena Tuhan senang. Di situ baru gereja bisa maju. Kalau jemaat bilang,”Kebanyakan. Capai” maka perlu dipikirkan apakah pelayanannya perlu dibatasi agar jangan sampai jadi parasit.  Tapi kalau mau usulkan sesuatu, dipersilahkan dan saya katakana,”kita tunggu dulu 6 bulan. Kita berdoa dahulu agar jangan sampai mendahului pekerjaan Allah.” Kita lihat dahulu bagaimana pergumulan dan perjuangan seperti apa. Kalau ia pikirkan tentang pelayanan itu, maka ia pertama-tama harus berjuang. Kita lihat konsukeunsinya. Kalau ia bisa share dan orang lain menangkap beban itu, maka baru kita mulai membuka pelayanannya.” Jadi tunggu dulu, jangan mendahului, tanya, “Tuhan maunya apa?” Kalau sudah sesuai dengan maunya Tuhan maka saat bicara, semuanya akan menyambarnya. Target saya 70% dari jemaat terlibat dalam pelananan.

Allah mendelegasikan hidupnya kepada Metusaleh yang paling panjang umurnya. Allah ingin menunjukkan tentang aspek kekekalan Allah. Allah juga mendelegasikan hidupNya kepada seorang Henokh. Ia adalah orang yang dicatat pada awal Perjanjian Lama (kitab Kejadian). Upah dosa adalah maut, tetapi menariknya Henokh tidak pernah mengalaminya. Apakah Tuhan konflik? Allah ingin mengatakan,”Dosa tidak bisa mengubah dan mengganggu rencana Tuhan. Kalau Aku mau, kamu mau apa?” Henokh diangkat dan tidak ada lagi.  Juga Nabi Elia yang saat diangkat hanya dipandangi oleh Elisa pada saat Tuhan mengirim kereta api mengangkatnya. Itulah kedaulatan Allah terhadap dosa. Aspek ini tidak diberikan kepada semua orang tanpa kecuali. Allah memberikan kepada semua orang yang kepadanya Allah ingin menyatakan siapa diriNya. Kita diberi kesempatan melayani baik-baik untuk mengekspresikan keberadaan Allah dalam pelayanan itu. Jangan mengekspresikan kelakuanmu karena engkau akan kecewa, tetapi keberadaan Allah dalam hidupmu. Saya menerapkan prinsip, “Kalau berkhotbah tapi tidak melihat kehadiran Allah dalam khotbah maka khotbah saya adalah fail.” Walau struktur dalam khotbah baik, sistematika bagus, bahasa baik tetapi tidak menunjukkan Allah, maka fail. Maka Tuhan mendelegasikan kekuasaanNya agar orang melihatNya bukan melihat sang pengkhotbah. Setiap kali ingin berkhotbah saya berdoa,”Tuhan , ijinkan kami berbicara tentang Engkau dan kehendakMu. Jaga jangan sampai saya salah menyampaikannya”. Mimbar itu tempat sendiri di kolong langit antara saya dan Him. Inilah tempat yang paling menakutkan (the most sacred place in the church). Setiap kali kebaktian , maka orang tua harus menjaga jangan sampai anak-anak main di atas mimbar, karena di tempat itu  adalah tempat di mana Allah berbicara. Allah mendelegasikan tugas itu dan tidak kepada setiap orang tetapi kepada orang yang Ia mau untuk menyatakan diriNya.

C. Kedaulatan Allah dalam kemurahanNya (Allah menyatakan kedaulatan dalam kemurahanNya)
Ini adalah demonstrasi kebaikan Allah atas dosa dari kehidupan seorang Henokh dan Elia dan Allah juga memberikan keselamatan pada orang-orang tersebut.
1. Dominasi Allah terhadap dosa : hidup dan mati.
2. Pemberian Keselamatan menurut kesenangan dan kemauanNya sendiri (suka-suka Allah, itu demonstrasi).
3. Hak Allah dan tidakberhakan Manusia
4. Tindakan spesifik – penguasaan kehendak.
Ulangan 3:25, 2 Raja-raja 20:1-6 . Roma 9:15
                             
Dalam kedaulatan Allah kita tidak bisa bicara dalam konteks sama rasa dan sama rata. Dalam arti kalau Allah menyelamatkan aku, mengapa Allah tidak menyelamatkan orang lain. Itu bicara tentang konteks pemilihan. Allah memilih mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kenapa ada aspek kebencian di dalamnya? Memangnya mengapa? Bila dijawab,”Allah itu harus baik dan tidak boleh benci”, maka kalau Allah tidak boleh membenci maka ada bagian yang Allah tidak punya dan itu berarti Ia bukan Allah tidak sempurna.” Di Alkitab ada ditulis,”Aku membenci pengikut-pengikut si ini”. Jangan melihat secara parsial tetapi lihatlah secara keseluruhan. Aku memilih engkau dan bukan yang lain. Ini pemilihan predestinasi. Ide ini membangkitkan pikiran logis, kalau ada yang dipilih maka ada yang tidak dipilih (ada sekelompok orang yang tidak dipilih).

Untuk menjelaskannya, orang yang dipilih dan yang tidak dipilih, yang membedakannya adalah : orang yang dipilih adalah orang yang mendapat anugerah keselamatan dan yang lain tidak. Kalau anugerah Allah tidak ada, maka posisi keduanya sama yaitu orang berdosa, orang yang berada di tempat sampah - dibuang dan berakhir di tempat pembuangan. Yang berbeda, yang satu diberikan anugerah. Tapi ada yang minta anugerah ini juga tetapi Allah tidak memberinya.

Saat hari libur pernah bersih-bersih rumah (nyapu dan ngepel)? Jongkok dan lihatlah banyak sampah di rumah. Lalu kita lihat tempat sampah tersebut, rasanya ada benda yang masih bagus lalu diambil dan disimpan. Kalau saat datang dan tidak diambil, maka benda itu ada di tempat sampah. Kalau tidak ada anugerah maka kedua jenis orang tersebut akan dibuang ke tempat sampah. Tetapi karena anugerah Tuhan, orang yang dipilih akan diambil. Orang yang dibuang ini bukanlah dibuang Allah tapi dibuang sendiri. Waktu manusia memutuskan berdosa, maka ia mengambil keputusan sendiri membuang diri ke tempat sampah. Itu keputusan yang mereka buat sendiri dan Allah biarkan. Orang seperti ini adalah orang yang tidak Allah pilih. Tapi bukankah Alkitab berkata bahwa Allah mengasihi seluruh isi dunia? Bukankah Alkitab berkata: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16).  Bukankah ada kata-kata “semua”? Bukankah dikatakan kesabaran Allah menunggu agar semua orang bertobat? Jawabannya sederhana : istilah ‘semua’ bukan bicara semua tanpa kecuali tetapi semua dalam limitasi. Bandingkan pada Lukas 2:1 dikatakan Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Di sini ada kata ‘semua’. Pengertian ‘semua’ bukan semua ‘bulat’, tetapi semua yang berada di bawah kekuasaan Kaisar Agustus. Jadi bukan dunia bulat (hanya sebagian). Ini dunia dalam limitasi. Jadi bukan semua bulat tanpa kecuali melainkan semua dalam limitasi. Jangan ajukan keberatan (jangan pandailah awak bercakap atau jangan banyak bicara).

Anak saya suatu kali komplain, “Kenapa harus begini?” saya pun menjawabnya. Dia terus bertanya dan saya menjawab dan seterusnya. Suatu kali saya merasa mulai mentok dengan jawabannya dan saya berkata,”Karena papa yang omong. Titik! Jangan banyak awak bercakap”. Ini menunjukkan kedaulatan saya. Maka ia pun ngedumel. Pernahkah kita berdoa,”Terima kasih Tuhan, engkau tidak menjawab doaku?”. Kalau doa dijawab maka tidak usah ngomong, karena itu lumrah. Tuhan katakan,”Itu kehendakKu. Janganlah engkau pandai bercakap”. Terusannya kalau engkau menjawabnya aku tidak tahu nasibku bagaimana. Ini seakan-akan lambat di belakang. Kita memilah-milah di mana Allah boleh ada dan tidak. Contoh : kalau makan maka sebelumnya kita berdoa terlebih dahulu. Tadi waktu makan snack tidak berdoa karena dianggap makanan kecil. Makan kwaci kita juga tidak berdoa. Jadi dianggap kecil. Saat minum juga kita tidak berdoa. Karena itu satu paket (dengan makanan). Kalau malam mau tidur berdoa, kalau siang tidak berdoa. Kita bisa berkata, “Terima kasih Tuhan atas makanan ini.” Tuhan melatih kita untuk berterima kasih atas semua makanan. Mungkin saja kita sakit setelah makan snack. Ujung-ujungnya kita masuk rumah sakit dan meninggal. Tuhan mengajarkan kita pada perkara sederhana yang dapat kita menanggungnya dan suatu kali Tuhan akan membawa kita agar dapat menanggung hal-hal yang lebih besar. Tuhan menunjukkan dominasinya dalam kemurahanNya dan keselamatan. Jangan jadi orang Kristen yang ge-er.

Contoh : kita baru melewati Paskah di mana ada kalimat yang sering muncul di dalam kebaktian, “Allah menyelamatkan kita orang berdosa.” Yesus datang menyelamatkan orang berdosa , itu yang kedua. Yang pertama Yesus mati untuk memuaskan keadilan Allah. Tidak ada urusannya dengan penebusan dosa. Keselamatan manusia merupakan second place. Jadi jangan ge-er dan mengatakan,”Aku biji mata Allah”, “Aku umat pilihan Tuhan yang dikasihi Tuhan” itu ge-er. Kita hidup karena belas kasihan semata. Siapa yang bisa menyambung kekhawatiran sehari ke sehari? Itu belas kasihan Tuhan. Ujung-ujungnya lupa kebaikan hati Tuhan dan kita begging :  bahwa Allah berdaulat di dalam kemurahanNya.

Aplikasi

1.     Takut akan Tuhan

Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan. Kalau kita tidak takut akan Tuhan, jangan harap kita punya pengertian tentang Tuhan. Kalau takut akan Tuhan, maka kita akan tahu bagaimana bersikap kepada Tuhan? Kepada orang ini Tuhan akan limpahkan pengetahuan akan Dia. Semua pengetahuan membawa kita semakin menunduk (bow down) kepadaNya. Hidup kita menyambung dan sangat tergantung kepada kekuasaan Allah. Terima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu yang kualami dalam hidupku, terima kasih Yesus untuk kebaikanMu sepanjang hidupku. Terima kasih Yesusku buat anugerah yang kau beri sebab hari ini Tuhan adakan syukur bagiMu. Di dalam takut akan Tuhan ada kelimpahan pengertian tentang Dia. Jangan mendahului Dia dalam segala sesuatu, berhentilah sejenak dan bertanyalah terlebih dahulu. Kalau punya masalah yang terjadi, coba pikirkan  mana yang dikerjakan lebih dahulu : keinginan menyelesaikan masalah atau berhenti dulu untuk berdoa? Rasanya ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah karena masalah itu nyata.

Suatu kali dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta pada pagi hari saya bermaksud melakukan persiapan khotbah (sudah ada 3 naskah khotbah) di pesawat dan finalisasi akan dilakukan di Jakarta. Setelah itu baru terbang dari Jakarta ke Denpasar. Ternyata di Jakarta saya sibuk sekali, sehingga tidak ada waktu sama sekali. Saya siapkan khotbah di pesawat. Seperti nya saya merasa kurang sreg lalu pindah lagi ke naskah lainnya. Sampai saya berkata, “Saya mau khotbah apa Tuhan?” Ketiga naskah khotbah yang ada saya merasa tidak sreg sekali. Saya melihat pramugari dan pelayanannya. Lalu muncul pertanyaan ini,”Mengapa tidak tanya kepadaNya?” Saya sebagai pendeta yang sudah memiliki jam terbang tinggi merasa malu. Saya merasa bingung dan hati yang tidak sreg. Dekat dengan Tuhan berarti tidak ada kesulitan logika tentang Allah di kepala dan tidak ada lagi masalah di hati maka jalannya. Kalau ada kesulitan di salah satu kepala atau hati , maka berhentilah. Ditanya begitu, saya malu hati dan bertanya , “Kalau Tuhan tidak berikan Firman , saya mau bicara apa besok?” Pendeta bergantung kepada Tuhan. Pendeta tergantung belas kasihan Tuhan untuk mau menyampaikan apa. Tiba-tiba saat diam, ayat muncul lalu saya catat. Lalu keluarlah poin-poin khutbah dengan lancar. Saya coba membawakannya. Ketika pesawat mendarat di Ngurah Rai saya masih sempat makan rawon. Saya bisa masuk kamar hotel sekitar pk 0.30 dan tidur hingga pk 3 pagi dengan tahu mau khotbah apa. Jadi ask him. Saya suka membaca buku karangan John Piper, “Brothers , We Are Not Professionals” (2002). Coba beli bukunya dan baca. Dalam bukunya ini, John Piper meminta kepada rekan-rekan sesama hamba Tuhan untuk meninggalkan sekularisasi pastoral dan mengejar panggilan profetik yang Alkitabiah untuk masuk dalam pelayanan yang radikal. Para pendeta sedang sekarat oleh adanya upaya profesionalisasi terhadap pelayanan pastoral. Mentalitas kaum professional bukanlah mentalis para nabi. Itu bukan mentalitas seorang hamba Kristus. Profesionalisme tidak sedikit pun memiliki keterkaitan dengan esensi dan jiwa pelayanan Kristen. Semakin rindu untuk menjadi profesional, semakin pula hamba Tuhan akan mati secara rohani. Sebab memang tidak ada keluguan professional; tidak ada empati professional, tidak ada hasrat profesional akan Allah.

2.     Tidak mendahului Tuhan – Yakobus 4:13-16; Amsal 16:9; 19:21.

3.     Kepercayaan yang Teguh Jaya – Yesaya 7:9

Yesaya 7:9 Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya." Cerita ini diceritakan saat Yesaya berhadapan dengan Raja Ahas yang sudah meminta bantuan Mesir untuk melawan Asyur. Yesaya berkata,”Jangan! Jangan percaya kepada Mesir. Jangan mengandalkan kepada kereta-kereta perang Mesir. Mintalah tanda bahwa Tuhan akan menolong.  Jangan takut kepada kedua puntung berasap itu!” Tetapi Raja Ahas tidak percaya kepada seruan dari Yesaya. Dan hal ini sangat rohani sendiri. Dia berkata,”Aku tidak mau mencobai Tuhan.” Tetapi Tuhan tidak berkenan. Jangan membuat kesan rohani di hadapan Tuhan. Jangan cari muka. Sepertinya rohani sekali, tapi Dia tahu dan marah sekali. Saya kesal dengan orang yang cari muka. Kita perlu pondasi iman yang benar. Kita bisa manipulasi aspek rohani namun Tuhan marah.

4.     Ketenangan & Sukacita.

Pada Mazmur 23 kita melihat pergumulan seorang Daud tentang apa yang ia kenal akan Allah dan bagaimana sikap akhir dari Daud. Pengalaman dia dengan Allah lahir dari  konteks kehidupannya. Dulu dia seorang gembala dan sekarang ia melihat Allah sebagai gembala. Dulu ia menggembalakan domba dan sekarang ia melihat dirinya sebagai domba dan Allah sebagai gembala. Jangan abaikan konteks hidup. Allah bekerja dalam konteks hidup. Inkarnasi dalam konteks hidup. Ada yang berkata,”Iman kita jangan bergantung pengalaman”, itu betul  tetapi jangan abaikan pengalaman karena pengalaman dipakai Allah sebagai bukti bahwa iman kita betul. Jangan menghina pengalaman karena Tuhan pakai. Daud salah satu contohnya. Ia katakan Tuhan adalah gembala karena ia pernah menjadi gembala (sekarang ia menjadi dombanya). Kita lihat pergumulan Daud dengan cara berpikir yang terbalik baru kita melihat Maz 23. “Tuhan adalah gembalaku , takkan kekurangan aku” hal ini berarti Daud pernah mengalami merasa kekurangan. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, ia memimpin aku ke air yang tenang artinya Daud ingin berbicara bahwa ia mengalami keletihin dan membutuhkan tempat peristirahatan. Ia dahaga dan capai. Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya berarti Daud merasa jengah dengan jiwanya dan pernah tersesat. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, berarti dia pernah mengalami ketakutan akan kematian (sewaktu ia dikejar Saul mau dibunuh). sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku artinya Daud pernah mengalami kesedihan yang amat sangat. Itulah cara Daud mengungkapkannya,  Kesimpulan dari proses berpikir terbalik tentang bagaimana Daud menemukan Allahnya. Pertama dia melihat Allah sebagai pemimpin yang berjalan di depan dan ia merasa cukup puas (karena ada yang berjalan di depan). Tapi pada saat tertentu ia terkejut karena ia tidak melihat Allah berjalan di depan sehingga ia merasa kecewa kepada Tuhan. Namun Allah berkata, “Memang Aku tidak berjalan di depan, tetapi Aku berjalan di sampingmu”. Allah penuh dengan kejutan. Orang seperti ini adalah orang yang dulu mengenal Allah tetapi kemudian ia merasa Allah menjadi sangat asing (aku tidak tahu bagaimana cara Kamu memimpin aku. Asing sekali).

Saya lahir, TK, SD, SMP, SMA, kuliah STT di Jakarta. Dari SD -SMA saya tinggal di bilangan Senayan karena sekolahnya juga di Jakarta Selatan (Di jalan Hang Lekir). SMP 11 di Mayestik (Jl. Bumi). SMA 70 di Bulungan. Setiap kali pergi sekolah jalan kaki sekian waktu , sampai saya hapal mati rinciannya. Ada batu,  kios, rumah teropong, rumah terompet dll. Suatu kali ketika sudah menikah dan berpergian, saya ingin  mengajak anak saya pergi ke sekolah. Anak saya bertanya,”Papa mau ke mana? Aku mau mengajak ke tempat papa sekolah SD dulu”. Saya mulai mengumpulkan memori untuk mengingat-ingat jalannya. Suatu kali saya hentikan mobil dan keluar untuk mencari tahu jalannya. Anak saya bertanya, “Kita mau kemana sih pa?” Saya menjawab,”Mau ke sekolah papa dulu, tetapi papa tidak tahu sampai di mana karena jalannya sudah berubah.” Akhirnya sampai juga. Jalanan yang dulu saya kenal sekarang jadi asing karena banyak sekali perubahannya. Satu kali saya katakan,”Ada hal-hal baru yang Ia ingin nyatakan kepada kita. Jalan yang dulu kita pahami sekarang jadi asing. Jadi jangan banyak komplain. Ajarkan sesuatu tentang Engkau dan kehendakMu.” Allah tidak membiarkan diri kita tersesat, Ia akan beritahu. Pengaturan kembali itu bersifat positif. Ini catatan Daud saat dirinya menjadi gembala. Sebagai gembala, setiap hari Daud mau menuntun dombanya sambil menghadapi bahaya ia menjaga keselamatan dirinya sendiri (dari terkaman si jahat) sehingga semua domba mendapat makanan dan air yang baik. Satu hari telah dilewati dengan selamat. Semua domba dibawa pulang dan dimasukkan kandang lagi. Hari itu pun selesai. Setelah itu keesokan harinya gembala itu akan membawa domba-dombanya ke luar lagi, ia ulangi membawa mereka ke tempat yang sama untuk makan dan menghadapi resiko. Jadi bukanlah I’ll live ever dan after. Iman kita ,”Aku akan tinggal di rumah Tuhan sepanjang masa. Tapi tidak ada jaminan.”. Saya menggaribawahi kata ‘sepanjang masa”. Kita punya pengalaman, Dia pernah membawa kita keluar dan Dia akan membawa kita keluar lagi lalu membawa pulang lagi. Itu terjadi sepanjang masa. Puji Tuhan, di sini kita belajar cara berseru dan minta tolong kepada Dia. Tidak ada jaminan tapi satu hal aku tahu bahwa Ia pernah selamatkan aku dan bisa terus mengerjakannya. Ia akan membawa kita pada ketenangannya dan membawa kita kepadaNya.

Tanya Jawab

1.     Tanya :

Ada seorang Kristen yang awalnya bergereja di Gereja Reform lalu pindah ke gereja lain walau telah dicoba dirangkul (didekati).  Apakah pembiaran Allah ini merupakan kedaulatan Allah untuk membiarkan anaknya ‘jajan’ di gereja lain walau ternyata akhirnya kembali karena dia menilai doktrin gereja tempatnya pindah tidak benar? Ini salah satu contoh kasus. Kasus lain : ada seseorang pemuda Kristen naksir seorang gadis tapi mamanya tidak setuju karena tidak seiman. Pemuda tersebut dan mamanya membawanya dalam doa, namun akhirnya sang pemuda tetap mengikuti keinginan dan suara hatinya sendiri. Terjadilah pembiaran Allah sehingga pemuda itu menikah dengan orang yang tidak seiman. Bagaimana dengan kedaulatan Allah?

Jawab :

Pembiaran Allah nampaknya merupakan salah satu bagian yang ada di dalam blue print Allah. Contoh : waktu Adam dan Hawa datang ke taman Eden dan mengambil dan memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, mengapa Allah tidak mencegahnya? Kalau Allah mau manusia tidak berdosa, mengapa Allah menciptakan pohon itu? Lalu kalau ia ciptakan pohon itu, kenapa Dia tidak diam saja tapi memberitahunya? Mengapa Allah membiarkan saja Adam dan Hawa datang ke taman Eden? Kalau tahu manusia akan berdosa, mengapa Allah tidak menghilangkan saja pohon itu agar aman? Kenapa saat Adam dan Hawa datang, mengapa Allah tidak mengutus malaikatNya datang mencegah mereka datang? Allah membiarkan karena manusia memiliki sifat moralnya Allah yaitu kesucian, kebenaran dan percaya. Tapi waktu itu, maksudNya sempurna namun manusia dengan kesadaran utuh mengambil buah itu. Waktu diputuskan untuk mengambil buah, sudah masuk ke pertimbangan dengan pengertian dan kesadaran penuh untuk mengambil alih posisi Allah. Dosa bukan merupakan accident tapi terjadi melalui engan pertimbangan yang cukup panjang. Allah membiarkan untuk melihat bagaimana manusia menggunakan peta dan teladan. Allah biarkan dan tidak cegah. Allah ingin melihat. Memang ada aspek itu bukan dengan pengertian negative (rasain, biar mampus). Tuhan ada ungkapan kasihNya. Sehingga waktu masuk dalam dosa, Allah menjadi susah hati karena peta dan teladan merupakan gambar kesempurnaan Allah. Itu berkaitan dengan label Allah sendiri. Ia (=Kristus) adalah gambar kesempurnaan Allah. Yesus memulihkan konsep  tentang Allah di dalam dunia penciptaan.m

Kalau tidak suka seseorang jangan pakai alasan rohani. Ada yang menetapkan kekasih dengan kriteria anak Tuhan, cinta Tuhan, rajin pelayanan, anak pendeta dll. Ini adalah alasan untuk membatasi orang lain untuk mendekat. Misal : waktu kuliah ada yang naksir anak Pdt. Tong yang lalu meminta untuk menyebutkan five ways of Immanuel Kant, kalau seperti itu bisa buyar dan mengurangi pangsa pasar anak pendeta. Contoh lalu : saat ada pemuda yang menaksir anak saya datang mengetuk pintu. Saat menemuinya saya memasang muka datar. Selama bertemu dengan anak saya, saya sengaja turun ke bawah lalu naik ke atas lagi supaya ia tahu anakku sudah ada ‘penunggunya’ (supaya tidak mudah). Jangan terpesona dengan hal-hal rohani seperti hari minggu datang mau menjemput atau minta untuk pimpin doa dll. Banyak pemuda pakai senjata dengan menebar pesona melalui hal-hal rohani. Jangan terpesona hal seperti itu, tapi biarkan waktu menguji. Kita senang bila anak jatuh ke tangan yang tepat. Jadi kalau mendekati seorang gadis yang tidak disukai mamanya, maka perhatikan nasehat orang tua. Sebab Allah memberikan orang tua untuk bertanggung jawab atas hidup anaknya (secara khusus papanya). Kalau ada sesuatu maka orang tuanya yang akan ditanya. Dengarkanlah nasehat orang tua karena mereka dengan susah payah menjaga dengan susah dari kecil. Saat malam anak menderita sakit, mereka kebingunan dan bela-belain untuk bangun tidur dan membeli obat. Mereka menangis dan berdoa. Hormatilah ayah ibumu supaya lanjut usiamu! Itu cara Tuhan menjagamu. Tuhan hanya akan memberkatimu kalau engkau menghormati ayah dan ibumu. Jadi kalau ia memberikan pendapat dengarkanlah baik-baik.

Tuhan bisa pakai untuk memberikan peringatan. Atau kalau aku suka tetapi mama tidak suka, bisa jadi kita belum memberikan penjelasan yang cukup. Jangan bilang dengan atau tanpa persetujuan mama , saya akan jalan terus, karena akan kualat. Para pemudi/a menangkan hati orang tua dapatkan anaknya. Kalau dia tidak suka, menangkan hati orang tua-nya. Kalau ortu sudah tercantol hatinya, ia akan menjadi agenmu. Hari dimana saya mau ‘menembak’ Mercy (calon istri), saya duduk manis dan saya membuat diagram pohon. Pertanyaan pertama : aku suka kau, ada pertanyaan? Jawabannya : ya atau tidak. Kalau jawabannya ya, berhenti semua kesusahan. Kalau tidak, mungkin jawabannya mau sekolah, belum kepikiran, nanti saja, aku sudah punya pacar. Kita lihat jawabannya seperti apa. Saya sudah punya peta apa yang akan dijawab. Jadi saya melangkah dengan tenang. Akhirnya saya berhasil mengurung sedemikian rupa dan memojokkannya sehingga menjawab : Ya!. Berperanglah dengan strategi. Roh Kudus adalah roh strategi (roh yang pakai strategi). Jadi waktu mau ‘nembak’, berdoa dahulu agar siap menerima semua jawabannya. Kalau berani naksir seseorang maka harus berani patah hati, kalau tidak susah. Kalau dia penggemarnya banyak maka aturlah strategi dengan jalan menutup jalan yang lain setelah itu baru melangkah.

2.     Tanya :

Bicara tentang kedaulatan seperti membicarakan kedaulatan sebuah negara. Bagaimana pandangan Bapak untuk pendapat, “Kalau mau tahu sebuah negara berdaulat atau tidak maka harus dilanggar terlebih dahulu.” Bagaimana pandangan Bapak dengan Yakub saat bergumul dengan Tuhan dan mengalahkanNya? Di mana kedaulatan Tuhan?  

Jawab :

Apakah untuk bertemu dengan Allah harus melalui sebuah pelanggaran? Apakah untuk mengetahui betapa menakutkannya dosa perzinahan dilakukan dengan berzina terlebih dahulu? Tidak bukan. Kita cukup mengetahui dan mewaspainya. Apakah Allah pernah mengatakan Dia Allah berdaulat? Iya. Di Alkitab banyak sekali Allah mengatakan,”Aku mau”, “Inilah kehendakKu”. Jadi untuk mengetahui kedaulatan Allah, tidak perlu kita melawan kedaulatan Allah.
Pada Jemaat Pergamum ada jemaat yang mengikuti pengajaran Nikolaus. Kalau kamu berdosa, buatlah dosa aja untuk memberikan kesempatan kepada Allah untuk menunjukkan kemuliaanNya.  Rasul Paulus menjawab dalam kitab Roma , “Apakah dengan dosa semakin banyak, maka akan semakin banyak anugerah Allah bagimu? Sekali-kali tidak!” Jadi tidak harus melanggar sebuah kedaulatan untuk membuktikan kedaulatanNya. Tapi kalau melanggar hanya untuk merupakan konfirmasi atas kedaulatan Allah.
Yakub bergumul dengan Allah di mana kedaulatanNya? Yakub bergumul dan bertarung dengan Tuhan semalam-malaman. Yakub berkata,”Aku tidak akan pernah mau melepaskan Engkau sebelum Engkau memberkati aku.” Allah membiarkan diriNya bertarung dengan Yakub. Ini merupakan prinsip penting tentang bagaimana kita berproses dalam mengenal Allah. Engkau mau bertarung dengan Allah, silahkan. Tetapi kita harus siap hati karena setiap kali Allah akan memukul ‘pangkal paha’-mu dan berjalan dengan terpelecok sebagai monument engkau telah bertarung denganNya. Allah menikmati pertarungan itu bahwa ada tanda di pangkal paha sehingga Yakub menjadi pincang. Allah membiarkan Yakub memenangkan pertarungan itu dengan meninggalkan sebuah tanda berupa monumen.  Ini menunjukkan kedaulatanNya.

Allah memberi saya tanda berupa hasil biopsi. Saya bertarung dengan Tuhan. Dokter berani melakukan biopsi. Ia berani memberi dignosa setelah dilakukan biopsi untuk memberikan pengobatan. Biopsi ini untuk memberikan konfirmasi ulang dengan teori dia. Ternyata kanker saya tidak boleh dikutak-katik, begitu diganggu sedikit maka kankernya akan mengamuk (menyebar). Waktu saya di Surabaya saya biopsi 7 cm ternyata hasilnya meleset sehingga perlu dibiopsi ulang walau tanpa biaya tambahan. Seharusnya tidak boleh dioperasi (dibiopsi). Saya bertarung sebulan lamanya,”Tuhan , apakah kehendakMu?” “Tuhan,aku ingin mengerti dan mengikuti kehendakMu”, “Tuhan, aku janji kalau Engkau sembuhkan, aku akan melayani Mu lebih giat lagi” Jangan coba-coba negosiasi karena pasti kalah. Kita tidak punya hak untuk negosiasi dengan Allah. Doanya macam-macam dari doa model reform, semi reform, seperempat reform atau no reform sampai dengan gaya suka-suka. Saya berutang 2 kali ke istri saya. Ia berkata sambil menunjuk-nunjuk ke saya,”Kamu ya, kalau kamu tidak berdoa dan menundukkan kepala di lantai, jangan harap kamu mendengar suara Tuhan.” Tidak ada yang marahi pendeta kecuali istri pendeta walau membuat saya gondok. Seorang laki-laki (suami) tidak suka 3 hal : tidak suka diperintah, dinasehati dan diajari. Kalau diperintah, dinasehati dan diajari maka ia akan berkata, “Who do you think you are?” Tetapi istri tetap harus nasehati , perintah dan ajari suami. Maksudnya pakailah filsafat muterisasi. Tunggu suasana hati, buat teh dulu dll setelah ngobrol ngalor-ngidul baru sampaikan maksudnya sehingga suaminya akan berkata,”Oh gitu”. Waktu itu saya dongkol sekali tetapi perkataan itu mengganggu saya. Jadi pk 3 saya bangun dan berdoa sampai pagi hingga matahari muncul. Saya berdoa, “Tuhan saya tidak tahu mau doa apa lagi, stock sudah habis. Terserah Tuhan saja.” Saat berdoa seperti itu, lalu terlintas ayat,”Serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Dia yang memelihara kamu.” Jadi itu cukup. Pagi hari, saya buka horden melihat matahari pagi dan berkata, “now I’m different”. Itu saya tidak jumpai di bangku kelas teologi. Saya berjalan ke kamar mandi dan berkata, “Jangan takut untuk putus asa, merasa takut, merasa tidak ada pengharapan. Kalau engkau memelihara cintamu pada Tuhan maka Dia akan menjawab dan meredakan semua gejolak kekuatiran dalam hatimu. Tuhan kita punya banyak kejutan. Bagi laki-laki, “Hai para suami, istrimu membutuhkan tiga hal yaitu rasa nyaman, aman dan kestabilan.” Berikan kepadanya maka ia akan tunduk dengan rela (tanpa paksa) dan dengan kesenangan hati.


3.     Tanya :

Tuhan itu semau-maunya, seakan-akan menimbulkan kesewenang-wenangan. Apakah Tuhan itu ketika melakukannya ada pilihan atau tidak? Contoh : waktu Dia menciptakan manusia, apakah Dia punya pilihan atau tidak untuk menciptakannya? Pada akhirnya bukankah tidak dapat dikatakan “Tuhan semau-maunya karena ketika Dia melakukan sesuatu Dia tahu yang terbaik” (Dia menjadi tidak sewenang-wenang karena Dia memilih yang terbaik)?

Jawab :

Pertanyaannya saya kembangkan. Mengapa Tuhan Yesus harus mati di kayu salib? Bukankah Allah dapat mengampuni orang berdosa tanpa Yesus mati di kayu salib? Mengapa harus kayu salib ? Bukankah ada bentuk penghukuman lain yang lebih keji dan hina? Dalam seluruh bijaksana yang Tuhan punya, Dia tahu semua pilihan. Tetapi dari banyak pilihan, Dia harus melakukan apa yang Dia mau untuk memuaskanNya. Jadi pada akhirnya, yang terbaik adalah puncak dari semau-maunya Dia. Dalam bijaksana Dia, ia memutuskan. Ada aspek kemauanNya. Dalam aspek kemahatauanNya dibungkus dengan bijaksana. Sewenang-wenangnya adalah terhadap diriNya sendiri.

Sebelum Allah menciptakan manusia, Ia mendiskusikannya sendiri di antara 3 pihak (Allah Tritunggal) tidak ada siapa-siapa lagi. Lalu Allah menghadirkan manusia (Adam dan Hawa), itu keputusan dari Allah . Kalau digunakan kata sewenang-wenang, maka tidak perlu nasehat dan masukan dari siapa pun. Sebelum ada keberatan dari pikiran dari orang yang merasa susah (merasa tidak bisa begitu), Allah sudah mengerjakannya. Mereka diberi kesempatan untuk ada, berkembang dan berpikir bahwa Ia sewenang-wenang. Allah tidak akan pernah terganggu dengan aspek itu. Yang terganggu adalah kita. Dia dengan sabar akan menuntun pikiran kita yaitu “Dia itu seperti apa”. Suatu kali Ia berkata, “Kita mau bertarung dengan Dia maka kita harus siap hati karena membutuhkan tenaga yang besar.” Mari kita mencoba menyusun ulang ide kita tentang kesewenang-wenangan dikaitkan dengan dirinya Allah.  Jaga pikiran kita, jangan sampai kita bicara tentang Allah dengan tidak cara yang tidak hormat. Kalau orang bilang Allah tidak adil maka ia harus tahu bahwa Allah punya konsep kedaulatan. Saat Dia didudukkan di  kursi  terdakwa jangan kita mengatakan bahwa Engkau tidak adil. Maka itu kita harus serba hati-hati sekali saat berpikir tentang Tuhan karena takut salah. Termasuk saat belajar Alkitab dan bertemu dengan kalimat yang susah, saya berkata,”Sabar ya Tuhan, saya belum bisa mengerti. Aku lambata sekali buat mengerti. Tapi tolong kesabaranMu mengajarku Tuhan.”

4.     Tanya :

Saat mau ‘nembak’ calon pacar , bagaimana caranya?

Jawab :

Waktu mau menembak calon pacar, saya berdoa terus karena saingan saya banyak, “Bagaimana caranya Tuhan? Tolong!” Selain berusaha untuk masuk tetapi juga berusaha untuk bertemu. Saya terus berdoa. Saya tahu ini seperti pungguk merindukan bulan. Saya mengumpulkan sedikit keberanian karena ada orang yang mau memisahkan. Setelah doa, baru menyusun strategi dan ajak bertemu. Kata pendahuluannya saat bertemu, “Aku punya masalah, aku suka dengan seorang gadis, tapi saya tidak tahu apakah ia suka kepadaku tidak. Aku mau tahu caranya bagaimana?” Jadi ia bercerita panjang tentang bagaimana caranya bersikap. Setelah itu saya tanya,”Kamu tahu tidak gadis itu siapa?” Dia bertanya,”Siapa?” Saya langsung tembak,”Kamu!”

No comments:

Post a Comment