Sunday, June 18, 2017

Hati yang Berbelas Kasihan (Tidak Bisa Tidak, Hanya Memberitakan Kristus)


Ev. Airin Litasari

Mat 9:35-38
35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
36  Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
37  Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
38  Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Pendahuluan

                Tema hari ini adalah Hati yang Berbelas Kasih (Tidak bisa Tidak, Hanya Memberitakan Kristus). Kalau diperhatikan berita dalam media sosial, kenyataan yang kita hadapi, berita di TV dan lingkungan kita, kita bertanya-tanya, “Mau kemana dunia ini? Mengapa hari-sekarang ini makin mengerikan dan mengkhawatirkan?” Bencana alam terjadi di mana-mana, sakit penyakit yang tadinya musim-musiman sekarang tidak lagi menunggu musim tetapi muncul karena cuaca yang sangat ekstrim. Bahkan terorisme sekarang sudah masuk ke Indonesia atau ada di dekat kita. Kita melihat bagaimana kaum radikal berusaha menekan kaum minoritas yang ada di Indonesia seperti keturunan Tionghoa dan beragama Kristen khususnya. Melihat kondisi seperti ini tentu kita merasa sedih dan khawatir. Tetapi sebagai murid-murid Tuhan , anak-anak  Tuhan dan jemaat Kristus , kita yakin , percaya dan punya iman bahwa Tuhan akan menolong kita. Di tengah kondisi seperti itu, apa yang harus kita kerjakan untuk menyatakan kasih Tuhan?           Secara langsung dan tidak langsung, Tuhan rindu memakai kita sebagai alatnya, memberi penghiburan, perlindungan dan kekuatan, dan Tuhan rindu kita mengikuti Dia.

Pada Mat 9:35-38, Tuhan Yesus berkeliling dari kota dan desa untuk mengajar (berkhotbah) dan memberitakan Injil dan bahkan Tuhan Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tuhan Yesus digambarkan sebagai Mesias yang datang di tengah umatNya. Ia datang untuk menunaikan visi dan misi Allah yang diberikan kepadaNya. Ia datang untuk menyelamatkan manusia untuk menyatakan kasih Allah yang tiada batasnya. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, Allah berbelaskasihan kepada manusia. Sejak zaman penciptaan dan kejatuhan manusia  ke dalam dosa, Allah terus menyatakan belas kasihanNya melalui nabi. Manusia sudah jatuh hingga Allah sendiri turun ke dalam dunia dan menjelma sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristus hadir untuk menyatakan kasih Allah yang begitu besar. Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Saat Yesus datang ke dalam dunia, Ia mengajak para muridNya untuk melakukan hal yang sama yaitu memiliki hati yang berbelaskasihan bagi mereka yang terlantar, yang lelah dan bagi mereka yang memerlukan keselamatan. Hati yang bebelaskasihan yang bagaimana yang kita bisa miliki secara konkrit dan terlihat nyata dalam hidup untuk memberitakan siapa itu Yesus Kristus?

Ketika kita dikatakan memiliki rasa belas-kasihan, apa artinya?  Dalam bahasa Yunani, kata “belas kasihan” ialah “elios” atau “kane” dalam bahasa Ibrani yang berarti hati yang penuh rasa iba. Kita seringkali memahami belas kasihan secara umum yaitu perasaan iba, perasaan ingin menolong orang sekedarnya dan setelah itu lupa. Perasaan simpati, empati yang biasa saja. Menolong begitu saja setelah itu lupa. Tetapi Tuhan mengajarkan belas kasihan yang berbeda. Belas kasihan yang sungguh-sungguh ditaruh Allah dalam setiap hati orang percaya. Roma 9:15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."  Berarti belas kasihan yang dunia berikan dengan yang Tuhan berikan sangatlah berbeda jauh yaitu belas kasihan yang mencari orang-orang  berdosa untuk percaya kepada Tuhan. 

Bagaimana kita memperoleh belas kasihan yang seperti Tuhan?

1.     Kita harus memiliki kesungguhan iman.

Banyak orang yang di-KTP tercantum beragama Kristen namun yang secara perbuatan bukan. KTP-nya Kristen tetapi tanpa pertobatan. Di sini Tuhan ingin kita bukan hanya sekedar membicarakan keselamatan kepada orang lain, tetapi diri kita saja imannya tidak bertumbuh. Ada pepatah berbunyi, tong kosong nyaring bunyinya. Kita berkata tapi perkataan kita tidak berisi. Kita tidak bertumbuh dan kerohanian tidak nyata dalam kehidupan kita. Matius 9:36  Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Dikatakan,”Lihat mereka seperti domba yang tidak bergembala” padahal pada waktu itu ada ahli agama dan hukum Taurat. Mengapa dikatakan demikian? Karena di tengah mereka ada orang yang seharusnya menjadi teladan yang mengayomi tetapi mereka tidak lakukan. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, tetapi  tidak mengajarkan kebenaran yang diajakan dalam hukum Taurat dan para nabi. Mereka tidak memiliki teladan yang baik. Tetapi dengan kehadiran Tuhan Yesus di tengah mereka, Tuhan Yesus mempraktekkan visi dan misi Allah di tengah dunia yang berbeda dengan manusia yaitu menyatakan belas kasihan secara konkrit kepada manusia. Dengan cara : mengajar, melayani orang sakit , memberitakan firman Tuhan tentang Kerajaan Sorga dan Injil. Yesus sendiri mempraktekkan hal itu di tengah para muridNya yang nantinya akan  meneruskan tongkat estafet penginjilan ini di tengah dunia. Tuhan Yesus memberikan teladan dalam mengabarkan Injil supaya orang banyak melihat siapa Dia sesungguhnya. Supaya orang merasakan siapa Mesias itu, jamahan kasih Tuhan yang nyata dan begitu indah kepada mereka.

Orang Kristen rindu dipanggil sebagai murid Yesus. Kerinduan yang sama dari Tuhan : mari kita memilliki pertumbuhan dan kesungguhan iman yang nyata di hadapan Tuhan dan manusia agar apa yang dikatakan menjadi berkat bagi orang-orang yang belum percaya. Kita bertumbuh melalui kebenaran firman Tuhan, dengan menerima Kristus secara pribadi sebagai satu-satunya Juruselamat.  Setelah itu, kita harus mengerti bagaimana kehidupan kita harus menyenangkan hati Tuhan, bertumbuh sesuai kebenaran firman Tuhan, membaca firman Tuhan setiap hari, berdoa di hadapan Tuhan, beribadah secara rutin dengan motivasi yang indah di hadapanNya. Supaya apa yang kita lakukan, kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan kita dan ketika kita keluar melayani Tuhan serta memberitakan Injil maka orang yang berhadapan dengan kita, merasakan kuasa Tuhan bekerja dan menjamah hati mereka. Tuhan memberikan kepada kita Amanat Agung yang merupakan perintah Tuhan “Pergilah, beritakanlah, baptislah!” Hal pertama yang paling penting dalam kehidupan kita agar menjadi berkat dan alat Tuhan dalam memberitakan Injil adalah kesungguhan dan pertumbuhan iman kita di hadapan Tuhan sehingga saat kita pergi menyatakan belas kasihan Allah melalui Yesus Kristus kepada orang lain adalah nyata dan benar adanya. Orang yang berdekatan dengan kita bisa merasakan pelayanan kita dan merasakan Yesus dan kasih Tuhan dalam hidup kita.

Ilustrasi Gadis Penjual Apel.  Beberapa waktu lalu sebuah kelompok penjual (salesman) menghadiri sebuah konferensi di Chicago. Mereka telah berjanji kepada istri masing-masing akan tiba di rumah pada hari Jumat malam untuk makan malam bersama. Hal ini membuat mereka terburu-buru mengejar pesawat mereka sambil membawa koper-kopernya. Namun saat menuju ruang pemeriksaan boarding pass untuk naik pesawat ,tanpa sengaja salah seorang salesman itu menyenggol sekotak apel yang tengah dijajakan. Kotak itu terguling dan apel-apel-nya berhamburan kemana-mana. Namun para salesman itu tetap bergegas mengejar pesawat mereka, karena jika tidak maka mereka akan terlambat. Tapi satu orang di antara mereka tiba-tiba berhenti. Dia merasa bimbang sejenak dan kemudian mengambil nafas dalam-dalam. Dia mencoba mendengarkan suara hatinya, dan ia merasakan belas kasihan pada gadis yang menjual apel-apel itu. Dia segera memberitahu teman-temannya untuk berangkat tanpa dirinya, dia meminta salah satu dari mereka untuk menghubungi istrinya bahwa ia akan terlambat pulang. Pria itu kemudian kembali ke lokasi dimana apel-apel tadi berhamburan ke lantai. Pria itu bersyukur telah membuat keputusan yang benar. Gadis penjual apel itu ternyata buta! Gadis itu menangis dan rasa frustasi terlihat jelas di wajahnya. Dia mencoba meraba-raba mencari apel-apelnya. Ia berseru meminta pertolongan untuk mengumpulkan barang dagangannya, namun tidak seorang pun yang peduli. Salesman itu berlutut memunguti apel itu bersama gadis itu. Setelah berhasil mengumpulkannya, ia membantu menatanya kembali di meja. Saat ia melihat banyak di antara apel itu yang rusak, ia pun memisahkannya. Usai melakukannya, ia berkata kepada gadis itu, “Ini uang 40 dolar, tolong ambil ini untuk mengganti kerusakan yang terjadi. Apakah kamu baik-baik saja?” Gadis itu menghapus air matanya. Pria itu kemudian berkata, “Aku harap apa yang kami lakukan tidak merusak harimu sedemikian buruk.” Ketika pria itu hendak pergi meninggalkannya, gadis buta itu memanggilnya kembali. ”Tuan..” Pria itu berbalik menatap gadis itu. ”Apakah engkau Yesus?” tanya gadis itu. Pria itu hanya tertegun dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Perlahan dia pergi ke arah penjual tiket untuk membeli tiket pulang ke rumahnya dengan penerbangan selanjutnya. Namun pertanyaan gadis itu terus terdengar di telinganya, “Apakah engkau Yesus?” Banyak orang di dunia ini seperti gadis itu, mereka dalam keadaan buta (gelalp) dan meraba-raba (membutuhkan pertolongan). Namun kita yang telah dicelikkan oleh Yesus Kristus jarang yang mau berhenti sejenak dan menolong mereka. Jika kita menyatakan mengenal Yesus, seharusnya kita berjalan dan hidup sebagaimana Tuhan Yesus hidup. Sehingga ketika kehidupan seseorang bersentuhan dengan hidup kita, dia dapat merasakan kasih Tuhan Yesus itu. Sudahkah hidup kita mencerminkan kehidupan Tuhan Yesus? Kebenaran firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kesungguhan iman harus nyata dalam hidup kita terlebih dahulu supaya mata hati mereka dicelikkan dan melihat Tuhan dalam kehidupan kita dan selanjutnya mereka pun percaya kepada Tuhan secara langsung.

2.    Kita harus memiliki ketulusan.

Seorang tokoh misionaris Amerika Dwight L. Moody (1837-1899) berdoa, “Pakailah aku ,Juruselamatku, untuk apapun alasan dan cara yang Kau hendaki. Inilah hatiku yang miskin dan kosong, penuhilah dengan kasih karuniaMu.” Doa yang begitu indah. Dia rindu hatinya diisi oleh Tuhan dan dipakai oleh Juruselamatnya. Seorang misionaris yang penuh ketulusan memberikan hatinya untuk Tuhan untuk dipakai bagi orang lain. Ia siap untuk menerima kasih karunia Tuhan. Doa ini bisa memberi kita contoh, sehingga sebagai murid-murid dan anak-anak  Tuhan memiliki hati yang tulus seperti yang Tuhan mau dan lakukan. Pada Mat 9:35-38, kita membaca bagaimana Tuhan Yesus mengajar, memberitakan firman Tuhan dan menyembuhkan orang-orang yang sakit. Bukan sakit jasmani saja karena saat itu mereka sedang lelah, terlantar, putus atas. Sakit secara jasmani diderita akibat serangan dari bangsa lain saat itu.  Mereka mengalami tekanan sebagai pengikut Kristus, tetapi Yesus menyembuhkan kerohanian mereka dengan kedatanganNya sebagai Mesias saat itu. Tuhan Yesus melihat orang-orang yang dihormati seperti tokoh agama dan ahli Taurat tidak melakukan apa-apa. Yesus melihat keegoisan tokoh agama dan ahli Taurat. Tuhan Yesus melihat ada hal yang salah dalam kehidupan tokoh agama dan ahli Taurat ini. Dan mereka ditentang oleh Tuhan Yesus supaya murid-muridNya tidak melihat ‘keteladan’ dalam diri mereka. Tuhan Yesus mengajarkan nilai-nilai kerajaan surga. Supaya nilai ini sampai ke orang banyak dan dimengerti oleh murid-muridNya, maka Tuhan Yesus mengetuk hati murid-muridNya supaya tidak egois karena Tuhan Yesus menentang hal ini.

Kita seharusnya memiliki sifat yang  altruistik yaitu  tindakan sukarela yang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang tanpa mengharapkan imbalan. Perbuatan yang menolong orang lain sehingga orang itu merasa diberkati oleh perbuatannya. Tindakan memberi bukan secara materi saja tetapi juga memberi waktu kepada orang itu sehingga menjadi berkat. Tuhan Yesus memberikan teladan kehidupan spiritual kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan . Hal ini telah dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri. Ia memberikan hidupNya dengan rela berada di atas kayu salib. Ia rela  untuk disiksa dan mati untuk menolong mereka yang berdosa. HidupNya dalam ketulusan untuk menyatakan belas kasihan Allah kepada mereka , yaitu suatu tindakan yang bukan hanya perasaan atau emosi sesaat saja, tetapi hidup dalam ketulusan adalah hidup yang bersandarkan kepada Allah , hidup yang mencari kehendak Allah dan menghidupi kebenaran, membangun relasi dengan Allah dan sesama (baik orang yang sudah percaya maupun belum mengenal Tuhan). Untuk menyatakan cinta kasih Tuhan, kepedulian kita kepada sesama kita dengan penuh kasih. Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus ajarkan dalam hukum kasih. Mat 22:39b dikatakan ,”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”. Pribadi yang memiliki ketulusan hati adalah pribadi yang memiliki  kualifikasi Tuhan inginkan sebagai pekerja-pekerja Kristus nantinya. Yang Tuhan Yesus inginkan adalah estafet tongkat penginjilan diteruskan oleh murid-muridNya dan kepada kita saat ini. Hati yang tulus ini tidak akan pernah memiliki pikiran dan melakukan perbuatan yang jahat terhadap sesamanya. Inilah yang Tuhan Yesus ajarkan. Memiliki hati yang berbelaskasihan sesuai kehendak Allah. Yesus mencari domba yang sesat dan hilang. Kita dipakai Tuhansebagai rekan untuk mencari domba seperti itu (orang-orang yang belum percaya). Yang sakit dipulihkan melalui kehadiran dan penghiburan kita. Yang sakit disembuhkan bukan saja secara kerohanian melalui mulut kita tetapi juga keberadaan kita sehingga mereka memperoleh kemenangan yaitu dengan melihat Krustus dalam hidup kita. Mereka percaya kepada Tuhan, Sang Juruselamat kita. Inilah yang menyukakan hati Allah dan membawa kemenangan bagi orang lain , baik secara jasmani maupun secara rohani.

Suatu kali saat melayani di luar kota, saya sedang berdiam diri. Tiba-tiba saya digerakkan oleh Tuhan untuk pergi ke suatu tempat dan saya pun pergi. Di situ saya bertemu dengan seorang remaja dan kami pun berdialog. Sang remaja berkata,”Saya ingin papa dan mama mau pergi ke gereja bersama saya, supaya kita bisa melayani dan membangun iman yang benar di dalam Tuhan.” Saya yakin dan percaya langkah saya untuk bertemu dengan remaja itu dan saya pun meminta alamatnya. Keesokan harinya saya pergi mengunjungi rumahnya. Setelah bertemu mamanya, Sang Mama menceritakan kesedihannya  karena masalah keluarga. Saya pun menyampaikan hiburan sebagai seorang teman dan sahabat. Dan dari sana saya masuk ke penginjilan. Akhirnya saya mengerti, Tuhan ingin memakai saya untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan ke ibu ini agar ia dimenangkan. Bahkan setelah sang mama percaya, akhirnya suaminya juga dimenangkan. Tidak berhenti sampai di situ, selanjutnya saya menindaklanjuti sampai mereka dibaptis di suatu gereja. Saya bersyukur karena Tuhan telah memampukan saya untuk memberikan ketulusan saat mencari ‘domba-domba’ itu.

3.    Kerendahan hati untuk berkomitmen di dalam menjalankan tugas dan pelayanan.

Kerendahan hati untuk melayani Tuhan dan pergi mencari jiwa-jiwa yang hilang. Tuhan Yesus ingin melihat hati murid-muridNya mengikuti Dia  bukan karena Tuhan Yesus melakukan perkara-perkara besar dan bisa mendapatkan makanan ketika melayani bersama-sama. Tidak! Yang Tuhan Yesus inginkan dalam kehidupan kita adalah mencari tuaian yang harus dituai. Ia mencari pekerja-pekerja  yang mengurus tuaian. Dikatakan, “Maka dari itu mintalah!”. Maksudnya mintalah hati yang seperti hati Kristus untuk melakukan keteladanan yang Tuhan Yesus telah contohkan dalam hadapan mereka. Minta agar hati kita siap dipakai Tuhan, mintalah kepada Tuan yang mempunyai tuaian. Saat mau mengabarkan Injil kepada keluarga dan orang-orang yang belum percaya (mengenal) kepada Tuhan maka berdoalah kepada Tuhan terlebih dahulu. Mintalah kehendak Tuhan yang jadi. Di sini Tuhan Yesus rindu, agar setiap kita sebagai murid mengobarkan api untuk melayani Tuhan, memiliki hati seperti Kristus, semangat yang teguh, berdiri teguh dan tidak goyah dalam memberitakan Injil. 1 Kor 15:58  Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.  


Giat dalam pekerjaan Tuhan bukan saja melayani dengan motivasi yang baik tetapi juga menjadi berkat bagi orang-orang yang belum mengenal Tuhan di tengah keluarga termasuk pasangan , anak atau orang tua yang belum mengenal Tuhan. Katakan kepada Tuhan, “Tuhan ini aku. Pakailah aku.” Jangan berkata,”Ini aku. Utuslah dia!” Bukan seperti itu. Mari kita penuh semangat melayani Tuhan di dalam gerejaNya  dan melayani Tuhan di luar sana karena ini juga tugas dari Allah. Tugas untuk bersaksi dan menjadi murid-murid Tuhan. Kerja buat Tuhan, Selalu manise. Biar pikul salib. Selalu manise. Ayo kerja buat Tuhan. Sungguh senang-senange. Dipanggil Tuhan. Selalu manise. Serahkan diri ke ladang Tuhan saudaraSerta Tuhan selalu manise (Lagu “Kerja Buat Tuhan”). Kerja buat Tuhan tidak bisa selalu mulus. Pasti banyak tantangannya. Saya juga pernah mengalami saat menyampaikan Injil. Ternyata mengerikan dan diteror. Setelah saya balik ke gereja , ternyata gereja nya di lempar. Siapkah kita? Kita harus siap. Itu yang Tuhan inginkan dalam hidup kita sebagai murid Tuhan, kita harus siap dan berani menjadi laskar Kristus. Sungguh indah firman Tuhan , biarlah setiap yang mendengarkan mendapat berkat, biarlah kita memiliki hati yang berbelaskasihan seperti Krsitus, dengan terus bertumbuh dalam iman yang benar. Dengan hati yang tulus dalam melihat mereka yang sakit dan terhilang . Supaya mereka percaya kepada Tuhan, kita harus serius memiliki hati yang rendah hati dalam melayani Tuhan (komitmen di hadapan Tuhan) agar banyak jiwa dimenangkan dalam Tuhan dan kita berani follow up mereka dan mereka bisa hadir di gereja , menjadi bagian dalam Kerajaan Allah dan melayani bersama kita. 

No comments:

Post a Comment