Sunday, January 27, 2013

KETIKA JALAN TUHAN TAK TERPAHAMI

Ev Danny Gamadhi

Kej 50:20  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yesaya 55:8-9 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Adakalanya di dalam hidup kita, terjadi hal-hal yang baik. Misalnya saat makan kerang yang harganya Rp 30.000, di dalamnya ditemukan mutiara yang harganya jutaan. Saat itu kita katakan, “Jalan Tuhan luar biasa”. Tetapi jalan Tuhan ada yang tidak menyenangkan. Contoh : ada seorang ibu yang sudah lama tidak hamil tapi akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak yang cacat mental.

Tahun lalu saya membesuk jemaat yang suaminya sedang menderita kanker hati di rumah sakit. Umurnya baru 57 tahun. Kalau lihat fotonya ganteng dan kulitnya putih tapi saat dibesuk kulitnya hitam dan kurus. Saya sudah membesuk 2 kali. Pertama kali ia masih bisa bicara sedikit. Yang kedua ia hanya bisa mengangguk dan menggeleng. Itu menjadi pembesukan yang terakhir. Di malam itu, saya diminta mendoakan dan berbicara dengan bapak ini. Malam itu kondisinya semakin melemah. Saya bertanya, “Pak, kalau nanti meninggal takut tidak?” Dia menggelengkan kepala. Saya bertanya kembali, “Bapak yakin kalau Tuhan memanggil, Bapak akan masuk surga?” Ia pun mengangguk. Saya mendoakannya, supaya saat Tuhan memanggilnya , ia bisa pergi dengan tenang dan damai. Istri dan anaknya berada dalam posisi yang bersebrangan. Saya mempersiapkan agar bapak ini bisa pergi dengan tenang, tapi istri dan anaknya ingin supaya ia sembuh dan mujijat terjadi. Waktu saya berkata, “Pak, kalau Tuhan Yesus menjemput , pegang tangan Tuhan. Tapi kalau yang lain jangan!” Tapi istrinya berdoa hal yang lain di telinga suaminya,“Kalau Tuhan Yesus menjemput, minta agar menambah umurmu 15 tahun seperti Raja Hizkia.” Saya berkata,”Pak, kalau Bapak pergi , maka hari  ini juga Bapak berada bersama Allah di Firdaus.” Tetapi istrinya berkata,”Tidak, saya masih memerlukanmu.” Pk 23 pupil matanya membesar. Kalau membesarnya 4-5 mm masih normal, di atas itu sudah koma. PK 1 malam, jantung hanya bergetar lemah (tidak berdegup). Mereka masih berdoa , bernyanyi, minta mujijat Tuhan. Pk 5 pagi akhirnya sang suami sudah tiada. Kita minta mujijat, tapi kehendak Tuhan lain. Bapak ini kembali pada Penciptanya. Kenapa jalan Tuhan seperti ini? Bukankah banyak kali dalam hidup, kita bertanya :”Kok seperti ini?” Itulah proses kita mengenal Tuhan dalam menjalani hidup.

Ada tokoh dalam Alkitab yang hidupnya naik-turun dengan hebatnya. Dialah Yusuf. Ia merupakan kesayangan papanya dan diberi jubah mahal, Saat kakaknya pergi bekerja, dia diam di rumah. Ia bermimpi hal-hal yang luar biasa, sehingga kakak-kakaknya iri. Kemudian hidupnya berubah dari orang kaya menjadi budak, karena ia dijual oleh kakak-kakaknya ke saudagar Ismael yang berdagang budak. Turunnya luar biasa. Tapi di rumah Potifar, karirnya naik. Dia dipercaya memegang seluruh rumah Potifar. Tapi ia digoda oleh istri Potifar dan akhirnya ia difitnah mau memperkosanya. Posisinya jatuh lagi. Sekarang lebih rendah. Jadi narapidana! Di penjara ia bisa mengartikan mimpi juru minuman dan juru roti. Saat juru minuman dibebaskan, ia berpesan agar tidak melupakannya. Ternyata dia lupa dan Yusuf terus mendekam di penjara. Suatu kali Firaun bermimpi dan tidak ada yang bisa mengartikan mimpinya. Juru minuman mengingat Yusuf. Yusuf pun diberi pakaian bagus dan menghadap Firaun. Karirnya naik lagi sampai tertinggi yakni  menjadi orang kedua terpenting di seluruh Mesir. Ia punya baju yang halus, kalung emas dan cincin Firaun. Waktu ada kelaparan, orang-orang pergi ke Mesir untuk membeli makanan termasuk kakak-kakanya. Sewaktu ke Mesir untuk membeli gandum, mereka tidak mengenali Yusuf. AKhirnya Yusuf bercerita bahwa ialah yang dijual ke Mesir. Lalu keluarganya pindah ke Mesir dan hidup lebih baik. Akhirnya ayahnya, orang yang mempersatukan keluarga, meninggal dunia. Kakak-kakaknya takut Yusuf akan membalas dendam. Mereka kemudian menghadap Yusuf, minta ampun. Tapi Yusuf berkata, “Kamu mereka-rekakan kejahatan tetapi Tuhan mereka-rekakannya untuk kebaikan. Itu akhir kitab Kejadian. Tuhan memulai dengan baik dan mengakhiri dengan baik.

Ada 2 orang mengadakan perjalanan bersama-sama. 1 orang percaya Tuhan dan 1 orang yang tidak percaya Tuhan (ateis). Mereka membawa keledai untuk mengangkut barang, obor dan seekor ayam. Kemudian orang yang percaya Tuhan berkata, “Mari kita jalan bersama. Saya yakin TUhan itu baik.” “Ya kita lihat sajalah,” kata si ateis. Kemudian mereka jalan dan hari mulai senja. Mereka masuk ke desa mencari penginapan. Tapi semuanya penuh. Kemudian mereka keluar lagi dan bermalam di bawah pohon yang besar. Si ateis berkata, “Kata kamu Tuhan baik. Kenapa kita tidak mendapat tempat mengingap? Orang yang percaya berkata, “Oh, justru inilah tempat terbaik buat kita malam ini!” Baru saja mereka menyalakan obor , tiba-tiba terdengar suara berisik sekitar 5 meter dari mereka. Ternyata seekor harimau menerkam keledai yang diikat. Mereka langsung memanjat pohon untuk menyelamatkan diri membawa serta ayam yang dibawa. Sang ateis berkata, “Kamu bilang Tuhan baik, tetapi kita mau dimakan harimau.” Sang percaya berkata, “Oh, Tuhan itu baik. Coba kalau tidak ada keledai, kita yang diterkam.” Tiba-tiba terdengar suara berisik , ternyata ayam yang ditaruh di  pohon , dimakan ular. “Nah lihat, ayam kita dimakan ular.”sang ateis kembali memojokkannya. Sang percaya membalas,”Justru, Tuhan itu baik. Kalau ular tidak makan ayam, ia bisa memakan kamu.” TIba-tiba waktu mau tidur, angin berhembus dan obor mati. “He, kayaknya kebaikan Tuhan bekerja sepanjang hari ini.” Ejek si ateis.  Sang percaya kali ini diam saja. Keesokan harinya, waktu mereka masuk desa, ternyata desa itu sudah porak poranda. Rupanya, sekumpulan perampok masuk menjarah desa itu semalamam. Mereka membunuh, membakar dan merampok desa itu. Kemudian , si orang percaya berkata, “Oh sekarang jelas. Tuhan memang sangat baik. Kalau kita bermalam di desa , kita juga dirampok. Kalau obor kita menyala, mereka melihat kita dan tentu kita dibunuh juga. Tuhan memang sangat baik!”

Rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” Jadi tidak terbatas pada hal yang nyaman saja, tetapi juga pada kebangkrutan, sakit dan kegagalan juga. Ada hal yang bisa kita pahami, dan kita bersyukur saat melihat jalan Tuhan. Tetapi ada hal yang tidak bisa kita mengerti. Kita bisa melihat satu hal yakni rancangan Tuhan tujuannya satu yaitu menyelamatkan. Tetapi kadang kita melihat jalan Tuhan berbeda dengan jalanku. Ada seorang ibu yang menangis di rumah duka tanpa henti karena anak laki-laki yang berumur 25 tahun dan baru pulang belajar di Beijing meinggal karena ditabrak motor kemudian dilindas mobil. Mamanya berkata,”Mengapa bukan aku saja?” Anak ini masih muda dan baru merintis karir. Waktu kecelakaan, ia baru pulang dari persiapan sekolah minggu di gereja. Mengapa? Firman Tuhan berkata “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes 55:8-9). Banyak hal kita tidak mengerti mengapa? Contoh : Ayub menderita sedemikian rupa. Ia orang kaya tetapi anak-anaknya mati semua, ternak dirampas, rumah hancur. Yang ia punya tinggal 2 yaitu istri dan dirinya sendiri. Kemudian istrinya meninggalkannya, tubuhnya hancur kena sampar sehingga ia harus menggaruknya dengan beling. Teman-temannya berkata,”Barangkali kamu ada dosa. Barangkali kamu lupa memberi persembahan kepada Allah.” Tidak! Sampai akhir kitab Ayub, Ayub tidak mengerti mengapa ia menderita penderitaan itu. Meskipun kekayaannya dikembalikan 2 kali lipat dan dikaruniai, anak-anak lagi, dia tidak mengerti mengapa ia mengalami semua itu. Jalan Tuhan memang tidak bisa ditebak.

Waktu orang Israel ada dalam pembuangan di Babel, mereka berdoa minta pemulihan yakni agar bisa pulang ke Yerusalem dan hubungan mereka dengan Allah dipulihkan. Pikiran orang Israel : untuk pulang ke Israel mereka harus memberontak kepada raja. Tapi jalan Tuhan tidak terduga. Tuhan memakai Raja Koresh (Ezra 1:1-2), orang kafir, untuk mengijinkan orang Israel pulang kampung. Orang yang menindas bangsa Israel dipakai TUhan agar bangsa Israel bisa pulang kampung. Tidak masuk akal! Bangsa Israel rindu agar hubungan mereka dengan Allah dipulihkan. Caranya, mereka harus membangun Bait Suci, memanggil imam, mempersembahkan dan memotong domba yang paling gemuk, lalu meminta ampun. Maka dosa mereka akan diampuni. Tetapi jalan Tuhan lain. Tuhan mengirim anakNya. Tidak gemuk, menderita, menjadi domba tersembelih untuk mengampuni dosa. Tak terduga. raja kafir menolong mereka, dan anak Allah sendiri menjadi kurban. Oleh karena itu dikatakan “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”

Ada seorang anak kecil yang sedang bermain dekat mamanya. Ia kemudian menengok ke atas melihat mamanya. “Ma , itu lagi buat apa?” tanyanya. Dijawab,”Mama sedang membuat lukisan di atas sehelai kain.” Anaknya berkata lagi, “Tetapi dari bawah benangnya kusut dan warnanya juga jelek.” Mamanya berkata,”Nak, kamu lanjutkan dulu main di sana, nanti kalau sudah selesai, kamu mama panggil.” Beberapa saat kemudian, mamanya memanggil. Ketika anak itu didudukkan di atas pangkuan mamanya, ia melihat dan terkejut. Di atasnya ada gambar bunga warna-warni dengan matahari yang terbit. Dia hampir tidak percaya, karena dari bawah ia melihat benang-benang kusut. Mamanya berkata, “Anakku dari bawah memang tampaknya ruwet. Tapi sebenarnya mama sedang menyulam gambar yang indah. Sekarang dari atas baru kelihatan.” Bertahun-tahun kita juga menengok ke atas, “Tuhan apa yang sedang kau lakukan dengan hidup saya?” Tuhan menjawab,”Nak, aku sedang menyulam.” “Tetapi Tuhan, dari sini kelihatan begitu ruwet dan gelap.” Tuhan berkata,”Nak, kamu lanjutkan hidupmu di bumi. Nanti kamu akan dipanggil kembali. Kamu akan dipangku. Dan dipangkuanKu baru engkau melihat gambar sulam yang indah.” Tuhan berkata Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Kita bertanya,”Tuhan mengapa dari bawah kelihatannya ruwet?” Karena kita belum bisa melihat bentuk akhirnya. Yang pasti Tuhan punya gambar yang indah untuk setiap kita. Apakah kita percaya Tuhan punya rencana hidup yang indah buat kita? Tuhan bisa mengontrol hidup kita? Tidak ada kecelakaan terjadi diluar pengetahuan Tuhan? Apa kita berpikir bahwa Tuhan tidak begitu berkuasa? Mungkinkah ada pemudi yang hamil 3 bulan berdoa, “Tuhan terima kasih , saya boleh mengandung. Tolong berkati kandungan ini supaya sehat, bertumbuh dengan normal. Nantinya saya bisa melahirkan anak yang sehat. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa. Amin.” lalu Tuhan berkata, “Beres anakKu.” Berbulan-bulan kemudian , Tuhan sibuk karena ada miliaran orang berdoa, sehingga Tuhan bingung yang mana nih?  Setelah berbulan-bulan berlalu, Tuhan kemudian memanggil malaikat, “Kamu masih ingat ada pemudi yang mengandung dan berdoa kepada saya? “Ya, betul Tuhan, ada.”jawab sang malaikat. “Bagaimana? Anaknya sehat?” Tuhan bertanya. “Tidak Tuhan. Anaknya lahir cacat mental.” Sang malaikat menjawab. Tuhan kemudian bilang, “Aduh, lupa…. Aduh saya sibuk. Lupa ….lupa. Ya cacat deh anaknya. Lain kali ingatin saya.” Apakah Tuhan kita seperti itu? Apa Tuhan kita bisa seperti itu? Tidak! Tuhan kita mengontrol kita, hidup kita seperti jari dalam tangan Tuhan. Sejauh perginya jari kita hanya sejauh tangan Tuhan. Kita tidak pernah lepas dari pandangan Tuhan yang penuh kasih. Pemazmur dengan jelas sekali berkata, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?   Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.  Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,  juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mazmur 139:7-10) Buat Tuhan kita ada di sana, Dan Firman Tuhan berkata, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,” Meskipun yang terjadi hal yang jelek dan celaka, tetapi Tuhan jauh lebih berkuasa , karena jalannya tidak tertebak.

Pada Perjanjian Lama , kitab Hakim-Hakim pasal 7, Gideon  akan berperang dengan orang Midian. Saat orang Israel dikumpulkan, ada 32.000 orang terkumpul. Tuhan berkata, “Gideon, teralu banyak pasukannya.” Lalu Gideon berkata agar prajurit yang takut untuk pulang. Dari 32.000 orang, yang pulang 22.000 orang sehingga tersisa 10.000 orang. Gideon gemetar. Bagaimana dengan 10.000 orang bisa menghadapi orang Midian yang jumlahnya puluhan ribu. Tuhan berkata bahwa jumlah tersebut masih kebanyakan. Akhirnya jumlahnya dikurangi lagi. Mereka dibawa ke sungai. Yang minum air dengan memasukkan kepalanya ke dalam air lalu menghirup air dengan lidahnya, tidak bisa ikut. Tapi yang minum dengan tangan , boleh ikut. Akhirnya Ada 300 orang yang ikut. Keesokan harinya, mereka disuruh mengelilingi kemah orang Midian, Dengan 300 orang melawan orang sekabupaten. Semua bergetar di tempat itu. Semua siap mati. Lalu ke-300 orang prajurit itu meniup terompet, memecah tempayan (buyung) dan menyalakan obor. Alkitab mencatat Allah bekerja di tengah kemah orang Midian.  Orang-orang Midian kemudian panik dan saling membunuh satu dengan lain. Semua saling membunuh sampai orang  Midian habis. 300 orang itu memandang dengan gementar. Awalnya mereka takut mati, yang kedua mereka gemetar karena Tuhan Allah di tengah mereka, bekerja utnuk mereka. Mereka diam saja, Tuhan yang dahsyat bekerja. Respon Gideon harus jadi respon kita kali ini. Waktu Tuhan berkata, terlalu banyak. Gideon taat. Hari ini kalau kita dilanda vonis dokter yang membuat kita tidak bisa tidur, usaha dan masalah keluarga berkepanjangan, saatnya mengambil komitmen seperti Gideon. Percaya Tuhan punya rancangan indah buat kita, Tuhan mengontrol hidup kita. Tuhan tidak pernah melepaskan pandangannya pada kita. Percayalah kepadaNya walaupun kelihatannya seperti mustahil. Dalam hal ini banyak hal yang buruk bisa terjadi. Tetapi Allah mempunyai rencana indah. Allah mereka-rekakan kebaikan dan masa depan penuh harapan.

No comments:

Post a Comment