Sunday, December 2, 2012

Allah Menjadi Sama dengan Manusia

Ev. Suwandi

Fil 2:6-7
6  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Manusia seringkali dipacu untuk menjadi lebih luar biasa, meningkatkan prestasi dan reputasinya serta menunjukkan kemampuannya yang tidak terbatas. Akibat dipacu , banyak efek samping yang terjadi yakni manusia menjadi egois, memikirkan / mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang lain dan manusia kehilangan kasih. Hal  ini merasuk juga pada banyak diri orang Kristen sehingga banyak orang Kristen kehilangan kasih. Banyak orang yang belum percaya menuduh orang Kristen kehilangan kasih Kristus.

Di dalam hidup kita sebagai orang Kristen, mau tidak mau kita harus mempunyai kasih. Karena kasih merupakan cirri khas dari anak-anak Tuhan (orang percaya) seperti yang tertulis pada Mat 7:37 dan 39 :  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan hal tersebut sebagai hukum yang utama dan terutama. Hal ini menunjukkan kita mempunyai Allah yang mengasihi. Juga dapat dilihat pada 1 Yoh 4:8 (Allah adalah kasih). Allah bukan saja dengan mulut mengasihi kita atau menyerukan bahwa ia mengasihi manusia tetapi Allah menyatakan kasihnya melalui tindakan dengan mengutus anakNya Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia (Yoh 3:16).

Siapakah kita manusia?
Manusia yang hidup di dalam dunia sudah jatuh dalam dosa, merupakan ciptaan Tuhan yang sudah rusak, sudah memberontak terhadap Allah, tidak menaati perintah Tuhan dan ingin hidup menurut kebebasan dan menurut keinginan sendiri, hidup di bawah murka TUhan, seharusnya dihukum Tuhan dan seharusnya binasa. Tetapi Allah tidak ingin manusia binasa, Allah mengasihi manusia yang berdosa sehingga ingin menyelamatkan manusia. Dosa merupakan masalah yang serius sekali. Banyak orang berusaha mencari berbagai cara untuk menyelesaikan masalah dosa, tetapi manusia tidak mampu. Hanya Tuhan sendiri yang dapat menyelesaikan dosa, Allah telah merancang caranya dengan datang menjadi manusia. Tidak ada cara lain selain mengutus Yesus, yang adalah Allah, datang ke dalam manusia.  Hanya kedatangan Tuhan Yesus yang dapat menebus dosa manusia dan maut dapat dikalahkan dan manusia diselamatkan.

Pada Fil 2:7,  Tuhan Yesus mengosongkan dirinya sendiri mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Karena kasihNya kepada manusia, Tuhan Yesus rela mengosongkan diri menjadi sama dengan manusia. Kasih Yesus adalah kasih Allah kepada semua manusia.  Manusia suka membedakan (membuat tingkatan / kasta). Misal : manusia yang hebat-bodoh, kaya-miskin, berpendidikan-tidak berpendidikan dll. Dalam pandangan Allah, semua manusia sama yaitu manusia yang berdosa dan membutuhkan keselamatan. Sehingga Tuhan Yesus mau mengosongkan diri datang sebagai manusia. Secara teologi, Tuhan Yesus telah datang menetapkan diriNya seperti manusia dan menahan keilahianNya supaya semuanya dinyatakan. Ini paradox yang dilakukan Tuhan Yesus. Yesus adalah Tuhan yang tidak terbatas, di mana saja dan terserah Dia mau ke mana, tetapi untuk selamatkan manusia, ia batasi diriNya. Tuhan Yesus sebenarnya adalah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu. Tetapi waktu Ia datang , membatasi diriNya di bawah hukum Taurat dan menjadi tidak berkuasa. Tuhan Yesus yang disembah dan Maha Tinggi, tetapi saat datang Ia merendahkan diriNya, tidak berdaya, bahkan pada  Fill 2, dikatakan sampai mati di atas kayu salib. Allah rela meninggalkan surga dan kemulianNya untuk datang mencari manusia. Allah begitu menghormati manusia yang berdosa. Sebenarnya Allah bisa membinasakan semua manusia yang berdosa , menggantikan objek kasihnya ke malaikat atau menciptakan manusia baru tetapi Ia tidak melakukan semua itu. Tetapi Allah memilih menghargai manusia yang berdosa walau manusia tidak mau mentaati lagi Allah. Manusia dipilih jadi objek penyelamatan dan kasihNya. Orang Kristen senang karena Allah begitu baik tetapi dalam hidupnya melupakan Allah yang kasih dan tidak mau sungguh-sungguh percaya. Saat datang sebagai manusia, Tuhan Yesus menyebut kita sebagai saudara. Itulah kasih. Tuhan Yesus yang Allah dan dilayani malaikat rela datang ke dunia, dikhianati , diludahi, dipukuli sampai mati.

Ada orang yang menganggap Allah seolah-oleh begitu bodoh karena mau datang ke dalam dunia. Ibarat anak yang diberikan hadiah mobil-mobilan senilai puluhan juta rupiah. Lalu ia bawanya  ke luar untuk bermain-main dengan teman-temannysa sampai sore. Saat pulang, mobil-mobilan yang berharga jutaan sudah menjadi mobil yang harganya puluhan ribu rupiah karena menganggap mobil temannya lebih bagus. Kita ingin marah karena kebodohan sang anak. Masa barang yang jutaan rupiah ditukar dengan barang yang puluhan ribu rupiah. Demikian juga seakan-akan Allah itu bodoh. Mau menukarkan anakNya, Yesus Kristus yang harganya begitu tinggi dengan manusia yang telah berdosa yang tidak ada nilainya. Mereka menganggap Allah perhitungannya salah (tidak bisa berhitung). Tetapi inilah Allah. Bukan bodoh, tetapi semata-mata Allah memikul kebodohan , ketidakberdayaan manusia karena Allah begitu mengasihi manusia. Allah ingin selamatkan manusia berdosa. Kita mengakui kita tidak punya apa-apa. Yang seharusnya dibinasakan, karena jatuh dalam dosa, tetapi karena belas kasihan dan anugerah Allah, kita diselamatkan.

Kita sebenarnya manusia tidak berarti, hampa, tidak ada nilainya, tetapi dijadikan bernilai dengan datangnya Allah menjadi manusia. Kita bukan menjadi manusia yang tidak ada harganya lagi karena sudah ditebus dengan darah Kristus yang sangat mahal. Sehingga kita tidak lagi menyombongkan diri dengan merasa hebat atau merendahkan diri tetapi manusia yang sudah ditebus oleh darah Yesus. Saat merayakan natal, kita mengingat bagaimana Tuhan Yesus datang dalam dunia , Ia tidak lahir di istana yang begitu indah, yang pantas dan sewajarnya. Tetapi Ia lahir di dalam palungan. Saya pernah melihat sebuah drama natal tentang kelahiran Tuhan Yesus. Dikisahkan Yusuf dan Maria yang sedang menantikan kelahiran datang ke Betlehem mengetuk rumah penginapan dan penduduk. Saat diketuk, semuanya berkata, “Tidak ada tempat bagimu.” Pintu diketuk terus, sampai semua rumah di Betlehem diketuk dan nyatanya tidak ada tempat. Hanya tersisa palungan. Semuanya ini merupakan kasih Allah yang begitu besar kepada manusia yang berdosa. Kita tidak layak mendapat kasih Tuhan tapi Allah begitu mengasihi kita dengan datang menjadi sama dengan manusia dan hamba. Tidak ada orang yang mau jadi hamba. Semuanya ingin jadi orang hebat. Kerelaan Yesus datang untuk menjembatani hubungan Allah dengan manusia. Jaraknya yang semula begitu jauh, namun akhirnya manusia yang berdosa dapat datang kepada Allah. Oleh karena itu sebagai manusia, kita seharusnya senantiasa rindu datang kepada Allah. Kedatangan Tuhan Yesus rela menderita seperti manusia sehingga kita mengerti. Ia mengerti penderitaan kita. Ia turut merasakan perasaan orang kehilangan, kesepian dan ditinggalkan. Tuhan Yesus mengerti perasaan manusia. Sewaktu dalam pergumulan, kita bisa datang kepada Tuhan. Kalau manusia menasehati, kita belum tentu bisa terima. Karena mereka menasehati dengan perkataan saja, tidak pernah mengalami. Sedangkan sewaktu menderita, kita bisa datang kepada Tuhan karena  Ia pernah merasakan apa yang kita alami. Kerelaan Tuhan Yesus datang kepada manusia merupakan tantangan untuk mempedulikan orang lain. Seharusnya Ia di surga, menjadi Tuhan yang disembah, tetapi Ia mau datang kepada manusia. Ini mengajarkan, sebagai anak-anak Tuhan punya kerinduan seperti Yesus mempedulikan orang lain. Kita rindu melayani orang lain. Kita sulit melayani karena menempatkan diri kita di atas orang lain. Tetapi Tuhan Yesus menempatkan diri sebagai hamba sehingga melayani. Mari kita belajar merendahkan diri untuk melayani orang lain. Allah rela jadi sama dengan mansia. Mari kita belajar melalui firman Tuhan, seperti Allah merendahkan diri untuk melayani manusia yang jatuh dalam dosa.  Saat ini, masih banyak orang yang belum percaya kepada Tuhan. Mari kabarkan Injil kepada orang lain.

No comments:

Post a Comment