Monday, December 24, 2012

Natal tanpa Kristus


Christmas Without Christ
Natal Pemuda Remaja GKKK Mangga Besar  2012
24 Desember 2012
Pdt. Binsar Sihite

Lukas 2:10-15
10  Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
11  Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12  Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
13  Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
14  "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
15    Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."

Natal tanpa Kristus, Tidak akan Pernah ada Harapan.

Pernahkah merenungkan : bila Tuhan Yesus yang berulang tahun hari ini datang, kira-kira kemana Dia akan pergi dan siapa yang pertama kali Dia datangi? Selama ini seringkali natal sekedar aktivitas perayaan setiap Desember, baik pada natal Sekolah Minggu, natal pemuda-remaja dan natal umum. Seandainya Yesus yang berulang tahun hari ini datang sebagai bayi dan bukan lagi sebagai anak kecil tetap sebagai bapa atau  ayah, bila Dia datang, siapa yang akan Dia datangi pertama kali? Saya atau anak-anak di panti asuhan yang tidak mendapat perhatian? Mungkin Tuhan Yesus datang ke anak-anak penghuni panti terlebih dahulu? Ternyata tidak! Karena mereka tahu persis setiap Desember, orang Kristen sedang ‘getol-getolnya’ berbuat baik. Ada aksi natal dengan datang ke panti asuhan sehingga para penghuni panti mendapat makanan enak dan baju bagus. Bagi mereka natal sekedar perayaan. Ataukah panti wreda atau jompo yang Tuhan Yesus kunjungi karena anak-anak mereka tidak mau mendatangi orang tuanya? Kita melupakan orang tua karena takut merepotkan pasangan hidup kita. Mungkinkah orang-orang senior itu yang dikunjungi? Ternyata tidak! Atau orang-orang di penjara yang tidak dikunjungi saudara-saudaranya karena mereka malu? Tidak! Apakah gereja kita yang dikunjungi Tuhan Yesus pertama kali? Para aktivisnya sedang sibuk mempersiapkan perayaan natal, sehingga Tuhan Yesus tidak disapa. Tidak ada yang menyapa Nya karena sibuk. Yang dikunjungi Tuhan Yesus pertama kali adalah orang yang hancur hatinya dan menyadari bahwa Yesus telah lahir. Christmas without Christ adalah bahaya. Tema ini bertanya-tanya, apa artinya Natal tanpa Kristus. Karena banyak gereja yang merayakan natal, melupakan Bayi yang ada. Gereja heboh mengundang artis-artis kalau perlu artis dunia. Gereja bergeser dari makna natal yang pertama. Karena natal tanpa Kristus, dunia akan putus harapan dan tidak pernah ada harapan. Berita natal bukan dari pendeta tapi dari malaikat surgawi  yang memberitakannya.

Setelah malaikat meninggalkan para gembala dan kembali ke surga, natal menjadi berita surgawi, bukan saja untuk orang Israel, orang kristiani, tetapi natal untuk seluruh bangsa. Maka natal tanpa Kristus ,tidak akan terjadi apa-apa. Bila Natal tanpa Kristus, maka tidak akan pernah ada yang namanya keselamatan. Dunia ini sudah dikecam, jatuh ke dalam dosa. Orang akan menyakiti orang lain. Orang kaya selalu tidak mempedulikan saya, jadi untuk apa saya peduli? Lebih bagus pakai hukum rimba. Kalau Yesus tidak datang, keselamatan tidak akan pernah ada. Kristus datang saja, dosa begitu semakin jadi Orang yang ngakunya Kristen ke gereja setiap minggu, tetapi ngomongin orang tetap jalan, clubbing tetap jalan, nonton bokep jalan terus, pacaran pun mengikuti gaya orang duniawi. Bayangkan saja! Kristus datang sebagai bayi yang lahir, natal pertama sehingga dunia yang dipenuhi dosa, punya harapan. Tetapi sekarang kita Kristen karena orang tua Kristen, opa-oma Kristen tetapi tidak pernah mengerti kekristenan sebenarnya. Daerah Mangga Besar dikenal sebagai daerah rawan pergaulan bebas. Begitu keluar dari gereja, terdapat banyak tawaran untuk berbuat macam-macam.  Ada wanita yang berpakaian “compang camping ke mana-mana”, groak sana-sini, rok bupati (buka paha tinggi-tinggi). Begitu kita keluar gereja, ada yang ikut dugem dan macam-macam. Kemarin saat Tomang macet, di depan saya, ada sebuah mobil Nissan March. Di dalam mobil pengendara dan penumpangnya berciuman. Mereka pikir dunia milik mereka berdua. Itu gaya pacaran anak muda sekarang. Tidak takut dengan dosa. Mereka bilangnya happy. Sampai saya geleng kepala, karena mereka gampang kelihatan. Kaca film mobilnya  tidak gelap, hanya 20%. Seperti tidak ada tempat lain untuk melakukannya. Mereka anak muda sekali. Mobilnya pakai velg racing. Seandainya Natal tanpa Kristus, yang namanya dosa menjadi kebiasaan sehari lepas sehari. Ironisnya setelah Kristus datang, masih banyak orang Kristen yang tidak peduli akan kekudusan. Yang penting saya dan kamu saling suka. Budaya barat masuk ke timur. Gereja dijadikan kedok. Hal rohani di gereja sekedar menjadi kedok (penutup), padahal rohana di luar. Kita jaim waktu melayani tetapi waktu offstage (di bawah panggung)??

Christmas without Christ berbahaya. Sehingga Kristus harus datang. Natal berarti karena kedatangan Kristus membawa keselamatan. Yang mengherankan para gembala yang terlebih dahulu diberitahu. Padahal mereka tidak dianggap bagian dari orang Israel. Mereka dianggap kelas yang paling bawah, bahkan di bawah pembantu/jongos. Waktu berita natal itu diberikan pada para gembala, tingkat elit seharusnya bertanya, “Kenapa gembala lebih dahulu?” padahal mereka diremehkan, tetapi Tuhan begitu memperhatikan mereka. Maka jangan remehkan petugas keamanan (security) dan  office boy. Para gembala mendapat kasih yang begitu besar dari Allah,. Allah begitu memperhatikan mereka, tujuannya agar kita menyadari keberadaan mereka. Seringkali banyak di antara kita yang merayakan natal hanya untuk diri sendiri, tanpa berbagi tanpa, mengetahui makna natal sesungguhnya. Pada hari natal ini pk 15 kita sudah datang, kita membagikan makanan untuk orang-orang kurang mampu sehingga  ada berkat natal. Ada 10 petugas keamanan, kita datangi. Ini berkat natal. Bahkan kami setiap bulan melakukan hal ini pada orang yang tidak kita kenal. Kalau kenal, kita berbuat baik, pasti ada yang bilang kita ada maunya. Serba susah, dibaiki dibilang ada ulang dibalik batu. Seperti drama waktu sang anak menolong si ibu, dia tidak mengharapkan balasan. Kebaikan itu sebagai tanda terima ucapan terima kasih. Bukan sebagai sarana untuk masuk surga. Kesalamtan tidak membuat kita masuk surga. Keselamatan tidak bisa diperoleh dengan kebaikan. Sorga begitu mahal. Tidak bisa dijangkau dengan kebaikan.

Natal tanpa Kristus, Tidak Akan Ada Teladan Pengorbanan

Tidak ada pengorbanan yang menyenangkan, bila Kristus tidak lahir. Christmas without Christ, AnakNya dikorbankan. Ada ilustrasi tentang suatu keluarga. Setiap malam natal, mama dan kedua anaknya pergi ke gereja. Lalu mama bilang , “Ayo pa ke gerja “. Papa bilang, “Ngapain saya ke gereja? Karena setelah ke gereja, orang masih maki-maki terus, lebih bagus nonton TV. Saya tidak mengerti makna natal.”  Saat bulan Desember sedang musim salju, dingin sekali. Tiba-tiba ada bunyi di jendela. Tapi tidak ada orang. Rupanya ada burung yang mencari kehangatan dan melihat cahaya dari dalam rumah. Namun karena ada kaca mereka menabraknya sehingga banyak burung yang mati. Akhirnya ia membuka gudang. Lalu ia menyebar makanan dan berharap burung-burung itu masuk ke sana. Tapi burung tidak mau, mereka tetap mencari cahaya yang dapat menghangatkan mereka sehingga  kembali banyak yang mati. Setelah upayanya tidak berhasil, akhirnya ia menutup pintu gudangnya. Ia merenung. Ketika merenung sambil berdoa, dia berkata dalam hatinya, “Tuhan ijinkan saya menjadi burung  sebentar saja, untuk memberitatahu burung-burung itu bahwa  ada tempat yang hangat di gudang ini.” Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng gereja. Dia menangis setelah dia merenungkan hal ini. Akhirnya ia mengerti. Rupanya Allah menjadi manusia, supaya manusia bisa diselamatkan. Dan keselamatan membutuhkan pengorbanan yang mahal. Allah yang begitu berkuasa menjadi tidak berkuasa. Yang tadinya berdaya menjadi tidak berdaya. Yesus yang adalah Allah, Tuhan punya power, berkuasa atas bumi ini dan segala sesuatu di bawah Dia, namun ketika menjadi manusia, terjadi kekosongan diriNya, kenosis, tidak berdaya, tidak berkuasa. Hal ini harus diambilNya sebagai pengorbanan yang berkenan kepada Allah. Berapa di antara kita yang sulit berkorban untuk yang lain, karena egois yang terus menerus? Hanya gua saja yang hebat? Padahal Allah terus berkorban untuk kita. Ada iklan yang berkata, “Kau selalu ada waktu aku butuhkan engkau. Kemanapun engkau pergi, jawabannya pertamax.” Untuk mobil kita tahu yang terbaik. Mengapa tidak memberi yang terbaik untuk Tuhan? Ketika memberikan hidup kita pada Tuhan, maka orang itu akan memberi dampak yang besar.

John F Kennedy berkata, “Jangan tanya apa yang negara berikan padamu. Namun tanyalah pada dirimu, apa yang kau berikan kepada Negara?” Hal yang sama berlaku untuk kita. “Jangan tanya apa yang sudah Dia berikan, tetapi apa yang sudah kau berikan untukNya.” Tidak ada pengobranan yang menyenangkan Tuhan. Sudahkah kita mengampuni orang lain? Mungkin ada yang membenci orang tua (gua benci papa mama, yang tidak bisa memberikan teladan). Sehingga menjadi kepahtihan. Kalau terus memelihara akar kepahitan, hidup kita tidak akan bertumbuh. Yesus mengorbankan diri untuk menebus orang yang bersalah kepadaNya. Ia  dicaci, dicambuk, tapi Dia berdoa, “Bapa ampuni mereka. Karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Kalau Yesus mau mengrobankan hidupNya, maukah kita mengorbankan perasanaan kita melayani orang lain, di sekolah, di tempat pekerjaan? Jangan di sekolah boleh sekolah Kristen tapi nyontek jalan terus, saat absen tidak hadir jalan terus tapi didaftar hadir ada terus. Aneh. Apa bedanya? Kuliah di kampus Kristen tapi cara hidup mahasiswa tidak berbeda, bahkan lebih ngeri lagi. Tidak mau mengorbankan perasaan kita tapi main dengan Tuhan. Mungkin pacar, ortu salah, dan ada yang benci sekali kepada orang yang menyakiti. Pokoknya 7 turunan, 8 tanjakan, 9 tikungan bencinya. Lengkap. Pantaskah jadi orang Kristen, tidak mengampuni. Pantaskah? Christmas without Christ, tidak ada keselamatan tanpa Kristus!

Natal tanpa Kristus, Tidak akan Pernah ada Kasih yang Tulus Tanpa Syarat
Berbicara tentang kasih, banyak agama yang memberi definisi. Ada yayasan agama lain yang bahkan berkata, “Dunia tidak perlu teori cinta kasih, tapi praktek sikap hidup yang penuh cinta kasih.” Ironisnya ada sekolah Kristen yang terhitung “paling mahal”. Ini realita. Sedangkan bila kita mampir ke sekolah yayasan tersebut, sekolahnya bagus, banyak orang yang kuliahnya gratis. Bahkan ada apartemen bagus yang disediakan untuk orang yang tidak punya rumah dengan cukup membayar Rp 90.000/bulan. Apartemennya bukan seperti perumnas, yang batanya bila diketuk bolong. Bukan RSSS (rumah sangat susah selonjor), rumah yang dekat kemana-mana, dekat ke kamar mandi, dekat ke ruang tamu dll, tapi dibangun dengan kualitas yang baik. Apakah ada pengusaha-pengusaha Kristen ber satu lalu berbuat seperti ini? Tidak ada! Di Bangladesh, M Yunus melihat kaum wanita diremehkan kaum pria. Lalu ia mengumpulkan kaum wanita tersebut dan membiayai mereka  untuk berusaha. Yang butuh 50.000 rupee dikasih. Juga yang butuh 100.000 rupee. Bayarnya tidak usah dipikirkan. Yang penting para wanita (ibu) menjadi berkat untuk keluarga. Bangladesh maju karena ada usaha para wanita tersebut yang kemudian semakin berkembang. Cicilan yang dibayarkan lalu diberikan kepada ibu-ibu lain untuk berusaha, sehingga M Yunus mendapat penghargaan dari pemerintah Amerika Serikat. Ia diberi modal, bahkan Citibank mengundang M Yunus ke Jakarta untuk sharing apa yang telah dilakukannya tanpa memikirkan untung. Dia datang lalu bercerita. Dari yang hadir ada yang orang Kristen, pengusaha yang diberkati. Mereka bertanya, bagaimana mungkin bisnis tidak ada coan (untung)? Nehi (mustahil)!  Kalau tidak coan, buntung. Satu per satu pengusaha Kristen pulang. Seharusnya M Yunus diberi waktu 2 hari, tapi hanya terealisasi 1 hari saja karena para pengusaha hanya berpikir coan. Kebaikan yang dilakukan sebagai syarat. Berbuat baik untuk masuk surga. Dalam agama  Kristen , kebaikan bukan menjadi sarana untuk masuk surga. Kalau ya itu salah. Namun  tujuannya agar Kristus dilihat (ada) di dalam diri saya. Saat orang lain melihat , Kristus ada di dalam diri kita. Kita berbuat baik karena sudah diselamatkan.

No comments:

Post a Comment