Saturday, December 15, 2012

Reaksi terhadap Natal

Ev Yenny
Mat 2:1-12
1  Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
2  dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
3  Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.
4  Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
5  Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
6  Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
7  Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak.
8  Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."
9   Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.
10  Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
11  Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
12  Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Luk 2:9,15-16,20
9  Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
15  Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
16  Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Pada tanggal 17 Agustus 2008 bertepatan dengan hari kemerdekaan RI, ada ratusan wartawan berbondong-bondong pergi ke Rumah Sakit yang elit, terkenal dan mahal di kawasan Pondok Indah. Mereka berkumpul di sana bukan untuk meliput para dokter, suster, karyawan rumah sakit mengikuti upacara bendera. Ada berita lain yang dinanti-nantikan untuk diberitakan ke rakyat Indonesia, yakni kelahiran bayi secara Caesar. Bayi ini tidak punya pengaruh, kuasa, jabatan, dampak bagi bangsa Indonesia, tetapi sangat diharapkan berita kelahirannya. Almira Tunggadewi Yudhoyono, putri dari Agus Harimuti dan Anisa Pohan, yakni cucu pertama dari presiden SBY. Almira tidak punya jabatan dalam kepresidenan, tidak punya gelar dalam kepemimpinan di Indoneisa. Tetapi karena pengaruh sang kakek, ia menjadi bayi yang dinanti-nantikan wartawan. Kelahirannya  disambut begitu luar biasa oleh banyak orang. Beritanya muncul di TV dan surat kabar selama berhari-hari. Begitu banyak yang memberi ucapan selamat kepada SBY. Melihat semua kejadian ini adalah hal yang normal apalagi SBY adalah presiden RI. Umumnya semua keluarga melakukan hal yang sama dalam menantikan kelahiran bayi. Yang menyedihkan adalah kelahiran seorang bayi yang tidak diberikan penyambutan sesuai yang diharapkan. Dalam Perjanjian Lama telah dinubuatkan akan kelahiran seorang Raja, Mesias, Penebus. Mendengar adanya seorang raja akan lahir, yang ada di pikiran kita : raja akan lahir di tempat yang mewah. Tetapi kenyataannya tidak. Raja ini tidak lahir di kawasan elit, di rumah sakit yang megah, di istana, atau di hotel berbintang. Namun seorang raja yang harus lahir di tempat yang hina yang orang semiskin-miskinnya tidak mau melahirkan di tempat demikian. Itulah yang dialami Raja di atas segala raja. Lahir di tempat yang tidak layak. Tidak ada sambutan yang meriah seperti layaknya kelahiran seorang bayi. Suatu realita yang terbalik dari kita bayangkan. Apa yang seharusnya diberikan, tetapi tidak diterima Raja (Yesus) ini. Menghadapi kelahiran Yesus di tempat yang hina, apa respon kita? Sudah pasti pemikiran kita :  tidak layak. Tetapi apakah respon itu benar-benar menjiwai hati kita , ketika mengatakan tidak layak?

Respon (reaksi) orang mendengar kelahiran Tuhan Yesus Kristus

1.       Orang-orang Majus. Mereka orang yang sangat terkenal, orang pandai, punya ilmu lebih dari orang biasa. Apa yang mereka miliki dalam bentuk penyelidikan (apa yang diketahui harus diselidiki). Bukan Yahudi (orang asing), mereka datang dari TImur yang dikenal dengan ilmu sihirnya. Mereka tahu ilmu perbintangan atau peramal mimpi. Mereka tahu apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama bahwa akan lahir seorang Raja. Itu membuat mereka penasaran ingin membuktikan kebenarannya. Ketika melihat bintang mereka sangat penasaran. Pergilah mereka ke suatu kota tetapi rasa kecewa yang dijumpai. Kalau Raja yang lahir kenapa tidak ada pesta yang menyambutnya? Mereka menghadap Herodes untuk mengetahui Raja yang lahir. Namun Herodes tidak mampu menjawab pertanyaan mereka. Mereka kecewa, tetapi tidak menutup semangat mereka akan berita yang mereka dapat. Mereka membiarkan diri untuk dituntun oleh bintang. Keberhasilan menemukan Raja kecil bukan dari penyelidikan yang mereka lakukan, tetapi bintang lah yang menuntut kepada Yesus. Saat bertemu Yesus yang diyakini sebagai raja, mereka bersujud dan memberikan persembahan. Ketika mereka pergi ke istana untuk bertemu Raja Herodes, mereka tidak melakukan hal yang sama. Namun ketika melihat Yesus yang tidak berada di istina, mereka menyembahNya!  Ini menandakan bahwa orang Majus yakin, bayi yang mereka lihat adalah Penebus umat manusia. Mereka melihat kemuliaan dan sifat keilahian Yesus terpancar. Sehingga tidak mampu mereka berkata-kata. Melihat anak itu mulut mereka tertutup. Tetapi hati mereka terbuka. Mereka percaya dan yakin, apa yang mereka dengar dan lihat tidak ada kalimat yang diucapkan selain sujud menyembah. Di sinilah terjadi perjumpaan Allah dan manusia. Ketika melihat Yesus, hati mereka terbuka menerima Yesus yang lahir. Hati yang dipersembahkan kepada Sang Raja itu. 

2.       Herodes. Dia adalah raja yang terkenal kejam, jahat dan melakukan apa saja untuk mempertahankan kerajaannya. Ia rela membunuh istri, anak dan siapapun untuk itu. Karena dengan susah payah ia menjadi raja, maka tahta itu tidak boleh beranjak darinya. Tidak heran ketika orang Majus bertanya tentang Raja yang lahir, ia sangat marah. Bukan karena ia tidak mampu menjawab pertanyaan yang mudah, tetapi Raja yang lahir menjadi ancaman baginya sebagai raja. Betapa kagetnya dia, karena ada raja lain selain dirinya. Bagi Herodes tidak boleh ada raja yang lain selain dirinya. Itu ancaman yang besar bagi kekuasaannya. Herodes, memang seorang raja. Tetapi ia tidak terlahir sebagai raja. Kristus , Dia adalah Raja, Dia terlahir sebagai Raja. Itulah perbedaan mereka. Herodes tahu persis akan hal itu. Bahwa kekuasaannya sedang tergoncang. Sehingga ia mencari informasi. Ketika tidak mendapat informasi, ia melakukan hal lain yang menguntungkan kekuasaannya. Herodes memberikan perintah bahwa bayi laki-laki harus dibunuh.  Tujuannya hanya satu agar tahta raja tetap miliknya. Bagi Herodes, kelahiran Tuhan Yesus berbahaya bagi dia. Ancaman yang besar harus disingkirkan. Ia tidak ingin hal itu terjadi baginya. Beberapa bulan lalu, saat retreat STT Amanat Agung, masing-masing kelompok memainkan drama kecil tentang hamba Tuhan dan majelis di dalam gereja. Saya tertarik dengan salah satu drama yang dimainkan. Ceritanya ada hamba Tuhan yang baru masuk pelayanan dianggap sebagai ancaman bagi hamba Tuhan yang senior. Diceritakan hamba Tuhan senior melakukan banyak hal untuk menyingkirkannya. Berhasil!  Sang hamba Tuhan junior tersingkir. Hamba Tuhan senior bangga luar biasa, tahta dan kekuasaannya tidak terkutak-katik oleh hamba Tuhan junior. Itulah yang terjadi dalam diri Herodes. Tidak ingin disingkirkan, dia lakukan segala cara untuk bertahan dalam tahtanya.

3.       Para gembala. Pada masa itu, gembala adalah orang yang tersingkirkan di antara orang Yahudi. Orang yang berprofesi sebagai gembala : bodoh, tidak terdidik, tidak jujur, dan pekerjaannya tidak masuk hitungan. Mereka tidak boleh menghadiri ibadah dan tidak boleh memberi kesaksian. Mereka sering berpindah tempat yakni di padang gembala bersama ternak mereka. Mereka bukan orang yang masuk hitungan, itu menurut pandangan manusia. Tetapi yang tidak masuk hitungan itulah yang mendapat anugerah Allah, mendapat kesempatan melihat bayi Kristus yang lahir. Mereka yang pertama mendengarkan berita natal yaitu berita kelahiran Yesus. Ketika malaikat Tuhan datang menghampiri dan mengabarkan kelahiran Yesus, mereka ketakutan. Mereka tahu diri, dan tahu statusnya sebagai gembala. Sehingga tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka, suatu saat mereka akan bertemu dengan malaikat Tuhan.  Tetapi ketika hal itu terjadi, itu hal yang tidak masuk akal bagi mereka. Sesuatu hal yang wajar ketika melihat mereka terkejut. Tetapi ketika mendengar berita itu, mereka bergegas pergi mencari dan menemukan apa yang didengar dari malaikat tersebut. Mereka cepat-cepat berangkat (ada yang menterjemahkan : berlari sekencang-kencangnya) untuk membuktikan apa yang mereka dengar. Mereka antusias sekali untuk membuktikan berita itu dan tidak membuang-buang waktu. Ketika melihat bayi itu sesuai dengan berita yang didengar, keterkejutan mereka diganti sukacita yang besar. Tetapi tidak sampai di situ saja. Sukacita itu diteruskan dengan memuji Allah. Dan disampaikan kepada orang-orang. Bagaimana mereka orang yang disingkirkan tetapi percaya. Bagi orang lain mungkin mendengar berita itu tidak tersentuh, tetapi bagi mereka itu berita yang menyentuh hati dan hidup mereka. Dengan melihat bayi itu mereka diubah hidupnya. Mereka melihat Sang Pengubah lahir dan mereka diubah oleh Yesus Kristus. Ada sukacita yang besar dipersembahkan kepada Allah. Ada pujian dan kemulian yang dikembalikan kepada Allah. Ada syukur saat orang yang disingkirkan melihat kerajaaan Allah.

Saat kita melihat diri kita, saat tahu 1 Desember adalah bulan memasuki natal, kita bertanya dalam diri kita sendiri, kita bertanya seberapa besar kita mengerti berita natal? Apakah di dalam hati dan pikiran kita, mendengar kata natal identik dengan hadiah  , perayaan yang megah, satu suasana yang penuh sukacita? Dengan demikian kita tidak meresponsi dengan sungguh-sungguh bahwa hati kita punya tempat untuk kelahiran Tuhan Yesus. Ketika tahu perayaan natal, ada sautu perayaan yang besar karena kelahiran Juruselamat. Tetapi sudahkah Juruselamat itu lahir dalam diri kita? Ketika Yesus lahir dalam palungan, adakah hati kita sudah menjadi palungan untuk kelahiran Yesus? Adakah kita yang tidak layak ini, membiarkan Yesus lahir dalam hati kita? Ataukah hati kita seperti Herodes, kelahiran Yesus hanya sebagai berita, dan tahta dalam diri kita tidak ingin digantikan oleh tahta Yesus Kristus. Kita meresponsi natal dengan sukacita tetapi dalam hati kita, namun membiarkan tahta kita bertahta dalam diri kita? Apakah itu yang kita inginkan berikan kepada Yesus? Meresponi ketika Yesus lahir dalam dunia ini, jadikan hati kita seperti palungan tempat kelahiran Yesus. Singkirkan tahta kita, dan biarkan tahta Kristus dalam hati kita. Itulah respon yang harusnya diberikan kepada Dia. KelahiranNya bukan sekedar kelahiran tetapi membawa perubahan dalam hidup kita. Kelahirannya ada di dalam hati kita.


No comments:

Post a Comment