Sunday, May 14, 2017

Khotbah yang “Enak” di Telinga (Melawan Spirit Zaman Akhir)


Pdt. Gunar Sahari

2 Timotius 4:1-8
1   Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2   Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3   Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4   Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
5   Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!
6   Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
7   Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
8   Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Pendahuluan

                Tema hari ini cukup menarik yaitu khotbah  yang enak di dengar telinga. Telinga kita paling suka mendengar yang enak-enak. Kita tidak suka mendengar yang kurang enak. Kita senang mendengar yang lembut, dan bagi kita yang terbiasa mendengar lagu klasik menjadi tidak suka kalau mendengar lagu cadas (rock). Yang fundamental, kita semua punya telinga. Kita tidak perlu menyesuaikan telinga kita untuk mendengar sesuatu karena sudah berjalan secara otomatis, kita tidak tidak menyaring suara apa pun (baik yang yang baik atau tidak). Gereja sekarang juga mengikuti semangat untuk mencari yang enak. Anggota jemaat bukan saja ingin mendengar yang enak tapi juga suasana yang enak (nyaman). Ada seorang ketua sinode yang mensurvei dan menguji dahulu sebelum memutuskan membeli kursi yang akan dibeli. Dia mencoba 3-4 kursi yang berbeda dan akhirnya didapat kursi yang baik dari sisi kemiringan dan kenyamanannya. Diharapkan orang yang datang merasa enak.

A.    Beritakanlah Firman Tuhan (ayat 2)
Memang bukan saja spirit zaman , orang-orang di luar sana yang suka mendengar yang enak-enak saja, tetapi orang Kristen juga begitu. Sehingga Rasul Paulus memberi pesan kepada Timotius untuk memberitakan (khotbahkanlah) firman Allah. 2 Tim 4: 2 : Beritakanlah firman dan diulang lagi pada ayat 5 : lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Bahkan didahului pada 2 Tim 4:1 Lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil untuk memberitakan janji (firman Allah) tentang hidup dalam Kristus Yesus.

2 Tim berkaitan dengan pemberitaan firman Tuhan (khotbah). Saya membaca artikel bahwa ciri orang Yahudi adalah suka mendengar (listening), orang Romawi suka melakukan (doing) sedangkan orang Yunani suka melihat (seeing).  Ciri orang Yahudi adalah suka mendengar. Sehingga dalam doanya mereka berkata,”Tuhan berbicaralah, hambaMu siap mendengar.” Ada banyak ayat yang berkata demikian. Allah pun membalas,”Hai Abraham (Yakub, bangsa Yahudi) dengarkanlah!” Dan semua orang Yahudi mengatakan,”Tuhan berbicaralah, hambaMu siap untuk mendengar.” Jadi sedih kalau kita hanya mau mendengar khotbah yang enak-enak saja. Harusnya setiap pagi kita berkata ,”Tuhan berbicaralah, hambaMu siap mendengar”. Juga pada siang hari dan malam hari. Sedangkan orang Romawi suka bekerja. Orang Romawi sangat hebat. Kaisar Romawi mendorong rakyatnya untuk terus bekerja. Bangsa yang sanggup melintasi batas negara dan benua adalah kekaisaran Romawi. Bangsa Indonesia membangun jalan lintas desa masih belum bertemu. Tahun depan bersyukur ada jalan sepanjang 3.000 km di Papua yang akan terhubung. Di Kalimatan jalan propinsi bergelombang. Tamu saya dari Australia pusing karena jalannya jelek sehingga ia mabuk dan merasa mau mati. Jadi ia tidak sanggup sehingga harus berhenti dahulu untuk memulihkan kondisinya.
Orang Yunani selalu melihat. Sehingga disainer dan arsiteknya hebatnya luar biasa. Orang Yunani punya kemampuan melihat, seni itu seperti apa. Orang Indonesia kurang bisa melihat, mana bangunan yang bagus dan tidak. Kemarin saya dan istri berjalan ke Grand Indonesia bagus sekali. Kalau semua bangunan di Indonesia seperti itu luar biasa. Sedangkan bangunan di kampung bisa miring (tahu-tahu sudah miring). Orang Yahudi punya kebiasaan mendengar dan Rasul Paulus mendorong Timotius untuk memberitakan. Ini cocok dengan audience.

Pesan dari Rasul Paulus yang terakhir (ayat 6).
Kalau ada yang meninggal , biasanya ada tamu yang bertanya saat berkunjung, “Sebelum meninggal opa / oma (orang yang meninggal) menyampaikan pesan apa?” Kita tidak bertanya,”Selama 17 tahun opa bicara apa ya?” tetapi “Kemarin ia pesan apa?”. Karena pesan terakhir harusnya menjadi perhatian kita yang utama. Rasul Pualus mengatakan, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat” (ayat 6). Ini adalah pesan terakhir dari Paulus ke Timotius. Sebentar lagi aku mati maka  ia memesan Timotius untuk memberitakan firman. Itu akan menjadi perhatian Timotius yang mendengarnya. Sebelum itu, Rasul Paulus berkata “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya (ayat 1). Pesan untuk memberitakan injil tidak an sich dari Rasul  Paulus tapi itu pesan dari Allah (Yesus Kristus). Pesan  memberitakan injil itu pesan dari Allah sendiri. Bukan pesan dari saya yang sedang berkhotbah. Sehingga kita menangkap pesan ini : Tuhan memberi pesan (perintah) kepada saya. Bukan pendeta atau majelis yang memberi pesan. Maka beritakanlah firman, menjadi pesan Tuhan Yesus yang terakhir. Setiap Injil selalu diakhiri dengan perintah untuk memberitakan Injil.
-        Matius 28:18 . Pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu. Pergilah dan beritakanlah Injil.
-        Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (Markus 16:15) 
-        Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa (Injil) harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem (Lukas 24: 47)
-        Sama seperti Bapa mengutus Aku (untuk memberitakan Injil), demikian juga sekarang Aku mengutus kamu (Yohanes 20:21).
Bahkan sebelum Yesus naik ke surga ia sampaikan perintah yang agung : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kisah Rasul 1:8). Beritakanlah Injil sampai ke Mangga Besar (karena pada zaman dulu Mangga Besar merupakan ujung bumi bagi orang-orang yang ada di Yerusalem).
Kesimpulan   : pemberitaan Firman adalah Pelayanan yang sangat penting. Hal ini bukan berarti menyanyi dan berdoa tidak penting, tapi saya ingin menekankan pemberitaan firman adalah pelayanan yang sangat penting. Gereja yang sudah berhenti memberitakan Injil berarti sudah berhenti menjadi gereja.
Kita bayangkan kalau Rasul Paulus berhenti memberitakan Injil, maka kita semua binasa, tidak ada satu pun dari kita yang selamat. Rasul  Paulus dengan tanpa gangguan dan hambatan  terus memberitakan Injil setiap hari. Kalau Kitab Kisah Para Rasul  diakhiri dengan pernyataan,”Berhentikah mereka memberitakan Injil dan tidak pernah menyampaikan Injil” maka kia akan binasa. Lingkungan dan orang-orang di sekitar kita pasti binasa kalau tidak ada yang memberitakan Injil.  Mari jadikan kalimat ini menjadi evaluasi bagi kita. Secara personal dikatakan, “Orang Kristen yang berhenti beritakan Injil berhenti jadi orang Kristen karena itu tugas kita”.

B. Kondisi manusia seperi apakah yang dilayani oleh Timotius saat itu?
Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (2 Tim 4:3-4). Orang tidak mau menerima ajaran sehat. Inilah kondisi jemaat saat itu. Saya yakin ini kondisi jemaat  pada umumnya saat ini (tidak dapat menerima ajaran yang sehat dan benar). Istri saya berkata, “Ada gereja yang berkhotbah tentang berkat terus sekalipun jemaatnya tetap miskin, atau berkhotbah mujizat terus walau jemaatnya banyak yang sakit. Tidak ada mujizat, tetapi terus berkata tentang mujizat. Jemaatnya selalu berkata, “Amin” Pengkhotbah berkata,”Tuhan memberkati anda” Dijawab “Amin”. Atau pengkhotbah berkata,”Kita menjadi kepala bukan ekor” dijawab jemaatnya,”Amin”. Dikhotbahkan “Kita akan menjadi kaya” dijawab “Amin”. Ada pengkhotbah datang, dalam waktu 30 menit ‘amin’-nya 130 kali. Setelah mahasiswa tersebut pulang, ditanya ,”Apa khotbahnya?” Dijawab,”Amin”. Tetapi kita tidak suka jemaat yang berdosa bertobatlah. Sakit rasanya telinga. Maka kita setuju dalam liturgi ada pengakuan dosa,selain pujian dan ucapan syukur karena kita memang orang berdosa. Ada orang berkata, “Orang yang terus makan enak lebih mudah sakit, dibanding orang yang makan pahit terus. Kalau pergi, saya dan anak suka sio-may. Tetapi saya pilih pare walau agak pahit karena lebih sehat. Ayat 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Bila diringkas, ada 4 kondisi jemaat pada saat itu.
1.     Tidak bisa menerima ajaran sehat. Tetapi orang sekarang kalau dikasih ajaran sesat malah senang. Nov 2016 kami pergi ke STT Shalom dan saat melewati STT Saksi Yehovah. Ternyata mahasiswa STT Saksi Yehovah lebih banyak karena diberi makan yang enak, selalu dikasih ajaran yang enak dan nyaman. Sedangkan di STT Shalom ada paper dan teologi yang sulit.
2.     Kesukaannya memuaskan keinginan telinganya. Ada orang yang suka mengorek telinga, nyaman sekali. Sekarang dinasehatkan agar tidak boleh pakai cotton bud karena bisa merusak telinga. Padahal rasanya enak. Di kampung pakai bulu ayam untuk mengorek telinga, enak sekali. Manusia suka begitu, rasanya enak dan memuaskan keinginan telinga.
3.     Memalingkan telinganya dari kebenaran
4.     Membuka telinganya untuk mendengar dongeng. Anak saya suka mendengar cerita. Saya ceritakan tentang kancil menipu petani, anjing dll. Ia hebat sekali. Itu bohong semua. Ia bisa atur strategi dan bisa bercerita ke anjing. Waktu kancil ditangkap , anjing lewat dan berkata,”Kamu ditangkap dan mau disembelih”. Kancil menjawab,”Itu salah. Saya mau dinikahkan dengan anaknya.” Jadi anjing pun menggantikan kancil. Anak saya senang mendengar seperti itu. Kita suka sekali mendengar seperti itu. Kita juga suka mendengar hoax yang tidak ada kebenarannya. Ini 2000 tahun lalu sudah terjadi (bukan zaman sekarang saja). Kita tinggal mengulang-ulang saja.
Kondisi keempatnya terjadi pada kita saat ini. Tuhan Yesus juga menghadapi manusia yang sama yaitu pendengar yang tidak suka mendengar yang benar. Bukan saja zaman Paulus dan Timotius tetapi sebelumnya di zaman Tuhan Yesus juga begitu. Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”  (Yohanes 6:60) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia (Yohanes 6:66). Bila khotbah disampaikan dengan benar dan sehat mungkin akan menyakitkan telinga, dan bisa jadi ada yang jemaat yang keluar (pindah gereja). Lebih baik gereja tidak banyak dipenuhi orang yang seperti ini (mendengar dongeng). Lebih baik orang-orangnya lebih suka mendengar ajaran yang sehat. Karena memang itu yang seharusnya terjadi.

Nasehat Rasul Paulus dalam menghadapi jemaat yang tidak suka mendengar ajaran yang benar.
2 Tim 4:5   Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! Kalau ada Pdt. Hery Kwok akan saya katakan,”Sabarlah ya Pak Hery, sabar Kuatkanlah”. Memang seperti inilah kondisi manusia bukan saja dahulu.” Tetapi saat ini banyak yang tidak suka mendenga yang tidak enak. Pdt Stephen Tong membuat pernyataan, “Siapapun tidak boleh jadi pengurus gereja sebelum mengikuti pelajaran teologia sekian SKS.” Sedang di gereja seberang ada orang yang langsung ditahbiskan jadi pendeta tanpa belajar karena ia seorang pengusaha yang berhasil. Semangatnya lain sekali. Ini mengingatkan kita agar menguasai diri dan sabar dalam melakukan pemberitaan Injil.
Rasul Paulus menasehati Timotius untuk memberitakan firman setiap waktu. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya (2 Tim 4:2). Beritakanlah firman Tuhan baik mereka mendengar atau tidak mendengar, baik menerima atau menolak. Sampaikan saja, karena itu tugas kita. Biar saja bila orang yang mendengarnya kabur , paling tidak ia pernah mendengar hal itu. Paling tidak terngiang-ngiang di telinga bahwa hanya Kristus lah satu-satunya Juruselamat.

Ilustrasi Patung Babi.
Ada seorang raja besar di daratan Tiongkok yang suka menjajah raja kecil untuk digabungkan dengan kerajaannya. Sebelum perang, ia membuat teka-teki. Dikirimlah 3 patung babi ke negara kecil dengan permintaan, “Tolong tunjukkan kepada kami apa beda patung ke-1, 2 dan 3. Kalau kamu bisa memberi jawaban yang benar, maka kami tidak jadi menjajah kalian. Kalau tidak bisa ,kita akan berperang dan kami akan mengalahkan kalian.” Bermacam cara dilakukan untuk menemukan perbedaan. Ada yang menimbang beratnya ternyata sama. Berarti salah, bukan itu perbedaannya. Lalu diukurlah panjang patungnya, ternyata semuanya 30 cm. Ada yang mengira,”Jangan-jangan tingginya mungkin selisih 1 cm”. Setelah diukur ternyata semuanya 25 cm. Ketiga patung diputar untuk mencari perbedaan warna, namun ternyata warnanya juga sama. Akhirnya raja takut, karena sebentar lagi akan dikalahkan. Lalu putra mahkota mendekat ke papanya,”Apa  yang sedang papa lakukan?” Papanya menjawab, “Saya mencari perbedaan di antara ketiga patung ini.” Anaknya mulai melihat dan ternyata tidak ada perbedaan. Kemudian ia menemukan bahwa di antara ketiganya ada 1 patung yang punya lubang di telinga, ada juga patung yang telinganya tertutup dan 1 patung lagi ada lubang juga. Lalu ia mulai mengambil rambut. Ternyata patung kedua setelah dimasukkan rambut lewat telinganya bablas dari kanan ke kiri, tetapi patung ketiga bisa dimasukkan rambut tapi tidak tembus ke sisi lainnya melainkan masuk ke dalam” Maka dia membuat satu kesimpulan,”Tuanku raja, patung pertama tidak ada (tertutup) telinganya.Patung kedua ada telinga yang tembus dari kanan ke kiri. Patung ketiga, dari kanan masuk ke dalam.” Artinya ada 3 macam pendengar. 1 orang punya telinga tetapi tertutup sehingga tidak ada yang masuk. Dikhotbahkan apapun tidak bisa dengar (tuli). Orang kedua, mendengar tapi bablas karena lewat terus. Yang ketiga, mendengar kemudian masuk ke hati.” Apakah kita seperti patung yang pertama , kedua atau ketiga?

Rasul Paulus siap memberitakan Injil sekali pun harus menghadapi penderitaan. “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”
(2 Timotius 2:9)  
Artinya baik atau tidak baik aku terus memberitakan Injil. Baik orang itu menerima atau menolak, tetap aku memberitakan Injil. Itu yang disampaikan Rasul Paulus ke Timotius.

Ilustrasi : kisah wanita yang memberitakan Injil sampai masa tuanya.
Ada seorang wanita yang sejak muda terus memberitakan Injil. Ternyata perbuatannya bukan hanya mendapat pujian tetapi ada orang (majelis dan jemaat muda) yang mulai mengkritiknya. “Bu, sudah tua begitu janganlah sok memberitakan injil. Nanti saat menyeberang sana-sini  ditabrak mobil bagaimana? Yang susah nanti juga gereja” tetapi dia tetap memberitakan Injil. Lama kelamaan sang ibu matanya mulai kabur, tetapi tetap ia memberitakan Injil. Kemudian diingatkan lagi,”Bu sudah tua begini apalagi mata sudah tidak jelas, nanti ditabrak mobil. Lebih baik Ibu di rumah saja. Tidak usah memberitakan Injil ” Tetapi ia tetap memberitakan Injil. Suatu kali saat pulang dari gereja ia berjalan dan melewati depan toko yang menjajakan pakaian yang diperagakan patung. Karena ia mengira patung itu manusia maka ia menginjilinya,”Percayalah kepada Yesus dan engkau akan selamat.” Patung itu  diam saja. Ibu ini berpikiran positif, kalau diam berarti terima. Waktu orang muda yang suka mengkritik lewat dan melihat apa yang dilakukan sang Ibu. Setelah itu ia menepuk punggung sang Ibu dan memberitahu bahwa yang ia injili adalah patung. Sang Ibu kaget karena baru mengetahui bahwa selama ini yang ia injili adalah patung. Tetapi ia tidak sedih, dan kemudian berkata, “Bagiku lebih baik menjadi orang Kristen yang memberitakan Injil kepada patung daripada menjadi orang Kristen yang sama dengan patung yang tidak memberitakan Injil.”

Semua orang yang mendengar firman Allah akan mengalami perubahan hidupnya. Contohnya :
-        Nikodemus berubah.
-        Perempuan Samaria berubah. Lalu satu kampung percaya kepada Kristus. Orang yang suka mendengar ajaran yang sehat pasti akan berubah.
Respon para pendengar “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli ahli Taurat mereka”.
(Matius 7:28-29).
Jika ingin melihat perubahan, maka beritakanlah firman Tuhan (di gereja, keluarga, di lingkungan sekitar dll).

C.    Beritakan firman Tuhan dengan kuasa Allah.
Rasul Paulus telah mengalami dan mendemonstrasikan kuasa Allah dalam memberitakan Firman Tuhan.
Rasul Paulus digigit ular tapi tidak mati. Paulus menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati sehingga sudah membuktikan ia memberitakan Injil dengan kuasa Allah. Timotius mengikuti jejaknya. Tuhan Yesus berjanji untuk memberita kuasa bagi mereka yang memberitakan firman Allah.
Yesus berkata Yesus berkata:
-          Segala kuasa baik di sorga maupun di bumi telah diberikan kepada-Ku... (Matius 28:16). Setelah Yesus mengatakan tentang kuasa, Dia memberikan perintah untuk memberitakan Injil, “Karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa murid-Ku.”
-          “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara  dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Markus 16:17-18).
-            “Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi” (Lukas 24:49). Injil Lukas menyatakan hal yang sama.
-            Dan sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yohanes 20: 22-23)
-        Kisah Para Rasul diawali dengan janji kuasa Allah. Kamu akan menerima kuasa jika Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku  (Kisah Rasul 1:8).Kisah Rasul 1:8. Itu semua janji dari Tuhan Yesus Kristus. Ada banyak kesaksian yang menyatakan bahwa banyak orang yang dilengkapi dengan kuasa Allah. Salah satunya Kesaksian Hudson Taylor (Kesaksian misionaris di India). Suatu kali ia sedang berlayar untuk memberitakan Injil tetapi tiba-tiba mesin kapalnya mati. Nahkoda datang kepadanya,”Tuan, tolong berdoa supaya ada angin. Kalau tidak kapal ini akan menuju ke suatu pulau yang dihuni oleh manusia kanibal. Maka kita akan binasa semua”. Hudson Taylor berkata,” Baiklah. Pasang layarmu.” Nahkoda berkata,”Kami tidak mau. Untuk apa dipasang? Kan belum ada angin. Doa saja dahulu. Kalau sudah ada angin barulah kami akan memasang layarnya” Hudson Taylor berkata,”Kalau kamu tidak pasang layarnya, maka saya tidak akan berdoa.” Hudson Taylor pun berdoa. 5 menit kemudian angin datang dan 10 menit kemudian angin bertambah kencang. Lalu nahkoda datang kepada Hudson Taylor dan berkata,”Tuan Hudson tolong berhentilah berdoa karena angin sudah begitu banyak.” Orang yang memberitakan Injil dilengkapi dengan kuasa Allah. Demikian pula dengan kisah penginjilannya di India.

Penutup

Mari kita memberitakan Injil dengan kuasa-Nya sekalipun banyak orang yang sukanya mendengar yang enak-enak. Mari beritakan Injil (kebenaran) sekalipun orang tidak suka mendengar. Kalau ingin melihat perubahan, BERITAKAN Firman Tuhan, karena Firman Tuhan BERKUASA mengubah kehidupan. Seorang pemuda datang kepada Rabbi yang sudah puluhan tahun memberitakan Firman Tuhan dan bertanya,”Rabbi, mengapa engkau terus memberitakan firman padahal dunia tidak berubah?” Rabbi menjawab,”Hai pemuda, aku memberitakan Injil sebetulnya bukan hanya supaya dunia berubah melainkan supaya saya berubah.” Kalau memberitakan Injil tujuannya bukan sekedar agar orang lain berubah, tetapi supaya kita berubah. Stop Press.. Menyampaikan firman yang baik itu sangat penting, tetapi menjadi pemberita (pribadi) yang baik itu lebih penting. Hidup kita adalah berita yang paling efektif untuk diberitakan sepanjang zaman. Ingatlah bahwa : memberitakan firman adalah pelayanan yang sangat penting tidak peduli kondisi pendengarnya, apakah mereka suka atau tidak suka. Tugas kita adalah memberitakan Injil. “Firman Tuhan bukan hanya untuk dilagukan, bukan hanya untuk dilalukan, tetapi untuk dilakukan”. Tidak salah kita menyanyikan firman Tuhan, tetapi jangan lupa kita perlu melakukannya di dalam hidup. Amin. 

No comments:

Post a Comment