Sunday, March 12, 2017

Perbedaan Doktrin Keselamatan Menurut Arminian, Lutheran & Calvinis (Tiranus IX – Sesi 2)


Pdt. Tommy Matakupan

Q (pertanyaan) & A (jawaban)
Q : Bagaimana free-will untuk orang yang sakit jiwa? Apakah orang yang sakit jiwa bisa selamat tidak? (karena untuk menerima keselamatan , orang harus mengenal Yesus).
A : Jawabannya di-pending (lihat uraian tentang predestinasi di bawah)

Q : Menurut penganut Armenian, keselamatan itu harus dikerjakan. Keselamatan itu tidak bisa hilang lalu kenapa harus dikerjakan? Keselamatan itu 100% pekerjaan manusia, 100% pekerjaan Allah atau 100% pekerjaan Allah dan manusia?
A : Pasti bukan 100% pekerjaan manusia. 100% pekerjaan Allah ya. 100% pekerjaan Allah dan manusia? Ya.
Filipi 2:12-13 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu (menunjukkan manusia yang aktif) dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan (Allah yang aktif) di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Jadi Allah dan manusia aktif.
Keselamatan 100% pekerjaan Allah, tetapi untuk menjaga (hidup) keselamatan 100% pekerjaan Allah dan manusia, walaupun demikian dibalik itu Allah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya. Jadi manusia bisa taat karena ada sesuatu yang Allah kerjakan dalam hidupNya barulah manusia bisa taat. Untuk hidup keselamatan, Allah menopang kita di belakangnya agar bisa hidup taat. Allahlah yang menopang (mengerjakanNya di dalam kamu). Jadi tetap kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Jadi 100% karya Allah dan 100% karya manusia. Ini pekerjaan Allah dalam hidup seseorang.

Konsep Predestinasi

Predestinasi adalah satu ajaran dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Allah telah memilih orang-orang  tertentu dalam kekekalan untuk mendapatkan keselamatan. Sehingga predestinasi ini harus dibicarakan di dalam konteks Praise the Lord! Tidak bisa dibicarakan dalam konteks sama rata sama rasa.
Efesus 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Ef 1:6  supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 8   yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 12   supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 14   Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Jadi predestinasi harus dibicarakan dalam konteks Puji Allah. Presedistinasi berjalan di dalam payung kedaulatan Allah. Secara sederhana kedaulatan Allah adalah Allah berhak memutuskan untuk melakukan apa (segala) yang Dia mau atau dalam bahasa sederhana , kedaulatan Allah adalah tindakan Allah “semau gue” (saenak udele, sakarape dewe dalam bahasa Jawa, seenak gue ada masalah buat elo?). Kedaulatan Allah menyebabkan Allah seringkali disalahmengerti. Allah dianggap diktaktor (bertindak semaunya sepertinya Allah tidak mempertimbangkan banyak hal). Keberatan itu ternyata bisa diselesaikan sendiri karena kita punya ide tentang kedaulatan. Misal : saat berjalan di depan MOI ada seorang ibu tua yang kebasahan duduk di sana. Karena baru pulang dari gereja lalu hati kita luas sekali sehingga kita mengambil uang Rp 50.000 untuk diberikan ke ibu itu. Ibu ini merasa sumringah sekali , senang karena jarang ada yang memberi dalam jumlah yang relatif besar. Lalu ada seorang pemuda lusuh berotot datang kepada kita untuk minta uang. Kita pun mengambil uang dan lalu memberi uang Rp 2.000. Pemuda lusuh ini terima, tapi tidak berapa lama ia memanggil dan meminta penjelasan, “Mengapa hanya segini? Samain dong dengan tetangga (ibu tua,red).” Kalau mendapat perlakuan seperti itu , maka kita merasa tidak nyaman  karena merasa kedaulatan kita terganggu ( Aku kasih sesuka-sukaku lho). Itu ilustrasi tentang kedaulatan. Lalu kita bertemu dengan ide Allah yang berdaulat dan kita tidak merasa nyaman dengan kedaulatan Allah (aku boleh Allah tidak boleh begitu). Padahal suka tidak suka ,Allah berdaulat. Ini merupakan konsep predestinasi. Allah memilih siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak diselamatkan. Kesulitannya : Allah dikatakan dikatktor, Allah tidak kasih, Allah tidak adil dan Allah tidak maha kuasa.

Apakah Allah diktaktor?

Pertanyaan ini banyak diajukan karena ada yang merasa tidak nyaman karena Allah berdaulat (harusnya semua orang diselamatkan tanpa terkecuali). Yoh 3:16, berarti semuanya diselamatkan tanpa terkecuali. Istilah semua delimitasi seperti yang terdapat pada  Luks 2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Istilah seluruh dunia, apakah satu bola dunia atau di bawah kekuasaan Kaisar? Dalam konteksnya, kata ini berarti hanya untuk wilayah dibawah kekuasaan kaisar. Jadi bukan semua tanpa kecuali tapi dalam limitasi. Jadi bukan semuanya. Dalam limitasi inilah kita bertemu dengan ide predestinasi. Apakah Allah diktaktor bertingkah sesukaNya sendiri? Tidak! Keputusan yang Allah buat berarti menyertakan semua sifat Allah yang ada dalam diriNya. Yakni kasih, adil, cemburu, kuasa, baik. Saya khawatir karena ada orang Kristen yang berkata, “Sifat Allah adalah parsial, terkotak-kotak, terpisah satu dengan lain”. Kalau demikian maka selama ini kita salah kaprah. Padahal di dalam sifat kasihNya ada adil, cemburu, kuasa, baik dan semua yang lain. Di dalam kebaikanNya di dalamnya ada kasih, cemburu, adil, kuasa. Jadi terintegrasi (bukan parsial). Jadi bila dinyatakan sebuah keputusan,  berarti menyertakan semua sifat yang lainnya. Satu sifat dengan lainnya tidak ada benturan (kalau bicara tentang sifat Allah). Apakah Allah diktaktor yang berkesan kejam, mementingkan hanya 1 sifat saja dan mengabaikan yang lain? Di dalam 1 sifat terkandung sifat lainnya. Tergantung mau ditekankan pada sifat yang mana. Sifat kasih tidak terbentur dengan sifat lainnya. Semua sifat yang lain bersetuju dengan sifat kasih , adil dll. Allah dikatakan kejam (keras), apakah itu sifat Allah? Sifat ini diganti dengan kata adil.  Apakah Allah diktator? Dengan penjelasan tadi, kita berkesimpulan tidak!

Apakah Allah tidak maha kasih?

Dalam predestinasi dijelaskan bahwa Allah maha kasih. Karena orang berdosa (misal : A dan B) tidak berhak mendapatkan kasih Allah (keduanya berhak mendapatkan penghukuman Allah). Tetapi mengapa yang satu Allah pilih , lalu megapa yang lain tidak dipilih (kan Allah maha kasih, kenapa tidak diangkat sekalian? Kerja jangan tanggung-tanggung). Itu terbentur dengan sifat kedaulatan Allah. Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kenapa ada kata membenci Esau? Bagaimana mungkin Allah yang maha kasih bisa membenci? Itu kedaulatan Allah. Allah berkata Aku mau begitu, masalah bagimu? Ini pernyataan yang keras. Sehingga Agustinus dan Calvin mengatakan, This is the most horrible decree of God. Predestinasi adalah pernyataan Allah yang menakutkan.  Yang mempersamakan A dan B selain anugerah Allah adalah dua-duanya orang berdosa. Keduanya berhak mendapat penghukuman Allah. Kepada yang 1 Allah berikan anugerahNya, sedangkan kepada yang lain dibiarkan. Pelagius : Allah menciptakan mereka untuk mendapat penghukuman (diciptakan untuk mendapat penghukuman). Pada waktu B berbuat dosa, apakah karena Allah menetapkan mereka berbuat dosa? Tidak! Mereka berbuat dosa karena mereka memilih untuk berbuat dosa. Ilustrasi : sewaktu liburan biasanya diisi dengan acara bersih-bersih rumah. Bongkar lemari, laci dll ternyata ditemukan kenyataan bahwa sudah sekian lama kita menyimpan sampah. Lalu sampah dikumpulkan di satu tempat, setelah lelah istirahat dan duduk sejenak. Lalu kita perhatikan sampah-sampah itu. Ada satu benda yang sudah dibuang, namun karena kita merasa masih bagus lalu diambil lagi. Lalu apakah sampah yang lain berkata, “Aku juga dong! Sekalian!” A dan B tanpa pemberian anugerah Allah, keduanya berada di tempat sampah. Tiba-tiba yang 1 diambil lalu dikembalikan. Yang satu berkata, “Aku jangan dibuang dong”. Atas pernyataan itu dijawab, “Yang buang bukan aku, tetapi kamu sendiri yang memutuskan untuk berada di tempat sampah.” Mereka mengambil keputusan untuk berbuat dosa sendiri, jadi bukan Allah menetapkan mereka berbuat dosa.  Sehingga mereka saat berada di tempat sampah jangan salahkan Allah (mengapa dibuang Allah). Predestinasi mengungkapkan cinta Tuhan yang besar, mengapa yang satu yang tidak punya hak sedikit pun diambil Tuhan dan diberi tempat yang mulia? Jadi jangan berkata,”Aku ditetapkan untuk dibuang”, karena dia yang memutuskan sendiri. Ia harus menanggung sifat keadilan dari Allah. Kalau ada yang berkata Allah maha kasih dan keduanya harus diselamatkan, maka sifat keadilan Allah dikorbankan. Sifat adil menuntut yang berdosa mendapat penghukuman, namun karena kasih maka orang yang percaya diselamatkan. Di atas kayu saliblah kedua sifat Allah bertemu yaitu sifat kasih dan adil. Yesus mengalaminya dan itu tempat yang paling mengerikan di bawah kolong langit di mana murka Allah fokus pada Yesus. Setelah makan Paskah, maka sisa-sisanya tidak boleh dibiarkan dan dibawa ke luar rumah untuk habis dibakar. Hari itu Yesus dibakar oleh murka Allah. Dia tergantung sekian jam, dibakar oleh matahari dan oleh murka Allah. Allah adalah api yang menghanguskan. Di mana Dia menemukan sifat keadilan Allah di dalam puncaknya yaitu di saat Allah memalingkan wajahNya dari Kristus dan Ia menjadi orang paling sendiri di bawah kolong langit. Ini merupakan pertemuan dari kasih Allah setinggi-tingginya. Di salib undangan Allah untuk datang kepada Kristus. Salah satu lirik lagu himne berbunyi, Di sana (kayu salib) ku dapat ampun dosa. Setiap kali saya menyanyikan lagu tersebut, air mata saya tertumpah. Itu pernyataan puncak kasih Allah. Allah tidak akan mengorbankan keadilanNya. Jadi mereka yang mati dalam dosa karena untuk menyatakan keadilan Allah disebabkan mereka memutuskan sendiri untuk meninggalkan Allah. Bukan Allah tetapkan mereka untuk mati tetapi Allah biarkan mereka mati dalam dosa mereka.

Apakah Allah tidak adil?

Allah sangat adil. Yang berkata tidak adil, itu adalah orang yang sedang menurunkan sang pengadil turun untuk duduk di kursi terdakwa. Apakah berani berkata itu? Itu namanya tidak tahu diri. Hati-hati bicara bahwa Tuhan tidak adil. Apakah kita pernah berdoa, “Mengapa Tuhan?” Mengapa doa bertanya mengapa pada Tuhan? Karena kita merasa ganjil. Tuhan memang baik, tetapi tidak semua (ada bagian) kebaikan Tuhan terjadi dalam kehidupan saya. Apakah kita boleh bertanya tentang hal itu? Boleh kalau kita berani konfrontasikan kejujuran pertanyaan tersebut dan ketidaktahuan, dan dengan rela hati menerima jawaban Tuhan dan menjalankannya, silahkan tanya mengapa? Tetapi kalau ada latar belakang tidak puas, jangan tanya mengapa?  Karena berarti engkau menanyakan keadilan Allah dalam hidup dan hal itu berarti engkau akan membangkitkan murkaNya.
Saya penderita (pasien) sakit kanker. Saya divonis kanker stadium 3+.  Saya menderita kanker Limfoma Maligna non-Hodgkin’s (kanker kelenjar getah bening) yakni kanker nya menjalar di dalam pembuluh darah. Kalau jaringan kankernya diangkat bisa “marah” dan metastatis (menyebar) ke mana-mana. Satu bulan saya berdoa, “Tuhan mengapa?” Selama sebulan saya mencoba menetralisir diri. Saya bertanya mengapa saya terkena sakit kanker. Saya mencoba menjadi negosiator kepada Tuhan. Berdoa dengan janji kalau sembuh maka saya akan melakukan ini dan itu. Tuhan akan menjawab, “Rupamu? Modelmu?” Satu bulan saya bangun pk 3 dan berdoa sampai pk 6. Saat berkata amin dan buka mata, masih tetap. Saya pakai jurus doa dari gereja reform sampai jurus doa orang-orang karismatik. Tetapi saat menutup doa dengan amin, kankernya tetap ada. Hari itu istri saya frustasi menemani saya dan berkata sambil menunjuk-nunjuk saya,”Kalau kamu tidak berdoa sampai kepala terantuk di lantai, jangan harap kamu mendengar suara Tuhan”. Hanya istri pendeta yang berani memarahi pendeta. Tapi saya terus berpikir apa yang dikatakannya. Setelah lewat ½ bulan, tetap saja masih pakai jurus doa yang lain, tetap saja setelah berkata amin, sel kanker tetap ada. Saya sebelum tidur berdoa, “Tuhan saya tidak tahu mau berdoa seperti apa. Stocknya sudah habis. Terserah Tuhan maunya seperti apa.” Tiba-tiba melintas ayat Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,  sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7).  Saya coba deal dengan Dia dan membalasnya dengan deal melalui ayat itu (Aku hanya mau memelihara tidak menyembuhkan. Take it or leave it). Hari itu saya menangis tersedu-sedu selama sebulan. Ini yang saya tunggu-tunggu. Tuhan berbicara melalui Firman karena Roh Kudus mengingatkan segala sesuatu yang Tuhan ajarkan kepadamu. Jangan berkata mendengar suara Tuhan seperti manusia berbicara. Kalau Tuhan berkata dengan suara seperti manusia berbicara maka kita akan terkejut. Lalu saya gunakan jurus kedua yaitu SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Kalau Tuhan bicara, apa kita tahu itu suara Tuhan? (memang pernah dengar suara Tuhan sebelumnya). Suatu kali saya ingin buktikan hal ini. Saya telpon ke rumah dengan cara membungkus mulut gagang telpon pakai kain beberapa lapis. Lalu terdengar nada masuk dan telepon diangkat. “Halo!” istri saya memberi salam. Dengan suara formal saya berkata,”Selamat siang. Di sini rumah Tommy?”. Lalu dijawab oleh istri saya, “Apa Kak?” Saya berkata lagi,”Maafkan ini rumah keluarga Tommy?” Kemudian dijawab istri saya, “Sudah ...mau omong apa?” Dia sudah mengenal suara saya. Saya mau apa pun tidak bisa. Setelah itu saya baru tahu yang namanya kedaulatan itu seperti apa. Di dalam kedaulatan tidak mungkin tidak ada pemeliharaan. Hari itu pk 6 saya bangun dan menatap matahari dan berkata dalam hati, “I’m different now”. Saya seperti keluar dari kepompong. Ampuni saya Tuhan. Selama satu bulan saya tarik ukur bertarung dengan Tuhan. Ternyata saya tetap saja kalah. Orang yang tidak mau menghormati kedaulatan Allah , mengatakan Allah tidak adil.

Allah tidak maha kuasa?

Apakah Allah tidak maha kuasa? Allah maha kuasa! Justru dalam kemahakuasaanNya Allah akan mencari orang-orang yang sudah ditetapkan untuk diselamatkan dan orang-orang itu pasti mendapat keselamatan. Orang-orang yang dalam kekekalan yang Bapa tetapkan, suatu kali akan menemukan Kristus dan pengorbanNya di dalam hidup mereka karena pekerjaan Roh Kudus. Mereka akan temukan bahwa “Dulu aku buta namun sekarang aku melihat”. Anugerahnya terlalu baik . Predestinasi (penetapan kekekalan) bukan keselamatan. Tetapi predestinasi itu menuju kepada keselamatan. Orang-orang ini akan mendapat keselamatan setelah mereka mendengar berita tentang Injil Yesus Kristus. Ini adalah sebuah keharusan mutlak (harus mendengar tentang Yesus Kristus). Jadi saya membangun 2 buah pernyataan :
1.     Orang diselamatkan tidak ditentukan oleh (dari) apakah dia pernah mendengar atau tidak pernah mendengar berita Injil Yesus Kristus.
2.     Tetapi untuk diselamatkan orang mutlak  harus mendengar Injil Yesus Kristus.
Karena Alkitab hanya punya satu standar untuk keselamatan :  orang harus percaya Yesus Kristus. Tidak ada yang lain. Ada yang berkata, ada standar rohani yang lain yaitu hati rohani (Roma 1). Paulus hanya ingin mengungkapkan kerusakan hati nurani bukan standar. Hati nurani itu rusak. Hal itu juga dikatakan Luther dan Calvin : hati nurani juga tercemar.  Orang-orang yang berkata, aku masih punya free will mengindikasikan hati nurani satu-satunya yang tidak tercemar dosa. Alkitab bilang semuanya rusak.
Thomas Aquinas, mencetuskan teologi naturalistik, berkata,”Dalam diri manusia ada satu bagian yang tidak tercemar dosa yaitu pikirannya. Dengan pikirannya ia dapat menjelajah dan mencari jalan kembali kepada Allah.“ Ia dikenal dengan ajarannya The Five Ways of Thomas Aquinas yang menjelaskan keabsolutan pikiran dari manusia. Lagu yang dipengaruhi pikiran Thomas Aquinas :
Semua bunga ikut bernyanyi, gembira hatiku. Segala rumputkpun riang ria, Tuhan sumber gembiraku....
Semua lorong di bumi menuntunmu ke surga, bersama dengan sesama menuju pada Bapa.
Hal itu tidak benar. Seluruh lorong tidak memimpin ke pada Bapa. Tuhan Yesus berkata, hanya satu. I’m the way, the truth and the life. Hanya Tuhan Yesus.
Ada juga lagu Kristen yang hanya improvisasi yang menyenangkan seperti lagu Dong..dong...dong...dong.. Ada iblis di bawah kolong. Hatiku mau dicolong. Oh Tuhan segeralah tolong. Itu membuat anak tidak berani tidur sendiri , saat masuk kamar melongo ke kolong apakah ada iblis atau tidak.

Keselamatan tidak ditentukan oleh seberapa banyak orang pernah mendengar berita Injil tetapi untuk selamat orang harus mendengar berita Injil. Semua orang yang ditetapkan dalam kekekalan oleh Bapa, suatu kali mereka lahir, berjalan imannya  dan belum percaya. Ia belum mau percaya saat mendengar khotbah pertama, kedua, ketiga , keempat sampai waktu tertentu (N) tidak menerima. Tetapi sampai waktunya Tuhan, ia harus kembali kepada Tuhan, ia harus bertobat. Ia tidak bisa bilang tidak. Pada momen ini, Tuhan tidak akan bilang, “Tidak mau ya...? ya sudah “. Kalau Tuhan mau, maka harus jadi. Kita akan kesulitan sekali karena punya Tuhan yang berdaulat (mau punya mau). Puji Tuhan Ia berdaulat. Implikasinya  Dia berhak memaksakan apa yang Dia mau. ide dan rencana dan itu harus terjadi. Setelah menolak terus sampai waktunya ia tidak bisa (pernah) menolak lagi. Ini berapa banyak? Tidak tahu. Bisa ratusan. Saya mendengar Injil ratusan kali tapi tidak bertobat. Sampai tanggal 8 Okt 1983, saya bertobat. Kalau Tuhan mau pasti terjadi. Tanggal 9 Okt 1983 saya berjanji menjadi hamba Tuhan setelah itu saya lupakan janji. Saya ulangi janji itu 12 Desember 1984 pk 12 siang, setelah itu saya melupakan janji. Selama 7 tahun saya tetap melayani, pimpin komisi dll, sampai suatu kali tertentu waktu mau pelayanan pk 10 saya ke gereja dahulu di bilangan ada bioskop Megaria dan di sebelahnya Gereja GSIA. Pengkhotbahnya berkata,”Jangan lupa janjimu dengan Tuhan.” Saya pura-pura tidak tahu, janji yang mana. Hari itu saya pergi pelayanan dan saya gelisah sepanjang hari. Lalu saya ke GKI Panglima Polim di Blok M. Sang Pengkhotbah (perempuan) berkata“Jangan lupa nazarmu untuk Tuhan “ itu khotabnya. Hati saya semakin gelisah  Saya ketemu  teman, semua yang dijanjikan Tuhan akan digenapi, tetapi jangan lupa janjimu kepada Tuhan. Kalau tidak janjimu tidak akan pernah terpenuhi. Saya langsung dapat strike dan KO. Agustus 1989, suatu hari saya berlutut di samping tempat tidur pk 2 pagi dan berdoa,”Tuhan saya mau taat tidak mau lari lagi. Saya capai dan saya mau jadi hamba Tuhan. Hari pertama di STT saya berbaring di tempat tidur, tangan di kepala saya berdoa kepada Tuhan, “Sudah ya, sudah di STT.”  Hari itu damai sejahtera mengisi hati saya. Jadi kamu janji apa dengan Tuhan? Kalau tidak dipenuhi maka hidupmu akan gagal. Harus penuhi janji kepada Tuhan. Mau tidak mau kamu harus mau. Kesusahan : apakah kita bisa berdamai dengan Tuhan. Saatnya harus dengarkan injil, mau tidak mau.

Q (pertanyaan) & A (jawab)
Q: mungkinkah orang desa Klutuk, orang yang paling ndeso adalah orang pilihan karena tidak ada orang yang mau memberitakan Injil ke sana  (padahal orang pilihan harus selamat bila tidak ada yang mau beritakan Injil)?  Apakah ia akan mati sesuai dengan dosanya.
A : Pertanyaan ini tidak jujur. Arah pertanyaannya : apakah Tuhan maha kuasa tidak? Kalau Dia maha kuasa, dia akan menggunakan segala cara. Tidak tahu bagaimana caranya, sehingga orang itu akan bertobat dan menerima Tuhan Yesus. Setelah berjalan terus, suatu kali ia kecewa dengan Tuhan dan murtad. Saya dititipi suatu video tentang Ibu  Irene yang katanya biarawati padahal ia belum pernah jadi biarawati karena masih masa percobaan. Disebut biarawati kalau ia sudah kaul kekal.  Di tempat umum ia mengatakan bahwa ia ahli kristologi. Sejak tahun 1996 saya sudah mendengar tentang hal ini. Ternyata konsepnya bukan kristologi Alkitab. Itu adalah “dagangannya: dia. Para pendeta punya barang dagangan. Hal ini seperti Pendeta Pariaji, “dagangannya” minyak urapan. Supaya laku dikasih expired date. Seperti  isi pulsa ada masa tenggang waktu. Kalau expired , maka pulsanya hangus. Gilbert “dagangannya” melepaskan orang dari ketakutan kutuk persis seperti Daud Tony.

Q : Apakah orang Kristen bisa murtad?
A : Istilah murtad artinya keluar. Dia sudah percaya tapi kemudian keluar dari sistem kepercayaan disebut murtad dan dalam kepercayaan baru yang dimasukinya ia disebut bertobat. Yohanes 10:27-30  Domba-domba-Ku (=Tuhan Yesus) mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku (=Tuhan Yesus). Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.Aku dan Bapa adalah satu."
Jadi ada 2 tangan yang menjaga yaitu tangan Bapa dan Aku (Tuhan Yesus), diistilahkan double insurance (asuransi ganda). Tangan Bapa dan tangan Yesus. Tangan Bapa dan tangan Yesus ibarat sebuah lingkaran. Kata “pasti tidak” “tidak akan”, dan “hidup yang kekal” menunjukkan bahwa orang yang di dalam lingkaran tidak boleh keluar. Kalau dia keluar berarti ada kekuatan lain yang melepaskan dari genggaman tangan Bapa dan Yesus. Ada yang mengatakan orang itu benar-benar keluar . Bahkan ada pendeta yang keluar dan tidak menjadi orang Kristen lagi. Yang terjadi mereka mundur dari hidup iman tetapi tidak keluar. Mundur bisa sampai dalam keadaan “compang-camping” rohani. Tapi pasti sebelum ia mati , Tuhan akan membawanya kembali ke dalam pertobatan. Mati adalah batasan akhir. Ia akan menyerahkan hatinya kembali kepada Tuhan. Tetapi kalau sampai dia lewati (tidak kembali kepada Tuhan) berarti hal itu menunjukkan bahwa dia tidak ada di dalam genggaman tangan Tuhan. Karena kalau ia bilang percaya, itu hanya mengaku-ngaku saja. Karena kalau iya, Tuhan akan kejar kemana pun, ke ujung dunia manapun Tuhan akan membawa kepada kepada pertobatan. Ingat cerita 1 domba yang hilang yang dicari gembala yang meninggalkan 99 domba lainnya. Jadi orang Kristen tidak bisa murtad. Keselamatan yang dimiliki orang Kristen itu sifatnya sempurna. Tidak bisa hilang, tetapi bisa compang-camping.

Q : Allah menetapkan sehingga  orang percaya lalu diselamatkan. Bagaimana kita tahu kita ditetapkan tidak? Setelah ditetapkan lalu percaya? Kalau begitu orang yang tidak kenal Yesus bagaimana?
A : Standar keselamatan adalah orang harus mendengar berita Injil. Bagaimana saya tahu bahwa kita adalah orang pilihan. Kalau sudah pernah mendengar berita Injil dan satu kali ditakhlukkan Injil dan berkata, “Tuhan ampuni dosaku.” Mau percaya kepada Tuhan dan buka hati , hari itu menunjukkan ia pernah diselamatkan. Predestinasi menuju kepada keselamatan. Kalau mendegar berita Injil tetapi tidak pernah berkata “Tuhan masuk hatiku”, maka Tuhan belum kasih kesempatan. Tetapi kalau saatnya tiba, engkau akan tunduk dan takluk kepadanya. Saat itu “Praise the Lord”. Predestinasi harus di dalam konteks Puji Tuhan. Orang yang sekarang sudah mendengar Tuhan Yesus.Sedangkan orang masa perjanjian lama mendengar berita tentang salib (Yesus belum datang). Baik Yesus belum datang atau sudah datang. Saat Yesus belum datang, mereka percaya nubuatan. Sedangkan orang Perjanjian Baru percaya penggenapan. Orang Perjanjian Lama mendengar nubuatan tentang Mesias (Yesus adalah Mesias). Sebelum Yesus datang, mereka ibarat melambai-lambai dari jauh , mereka menanti penggenanpan dari janji. iman mereka mengarungi waktu berabad-abad di depan. Iman mereka melihat ke depan sedangkan kita (orang-orang setelah kedatangan Tuhan Yesus) melihat ke belakang.Prinsipnya : sama. Ada yang mengatakan orang Perjanjian Lama menggunakan hati nurani sebagai standar. Padahal hati nurani sudah rusak.  Kita terima Yesus yang sudah datang, sedangkan orang perjanjian lama berdasarkan yang akan datang.

Q : Apa yang dimaksud dengan murtad?
A : Murtad menurut kitab Ibrani  Ibrani 2:1Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. 3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus (orang kudus = orang suci, orang-orang yang sudah percaya) , yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, 4:1  Sebab itu, baiklah kita waspada (be aware), supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
Mengapa timbul pasal 3 , 4 dan 6? Kalau orang itu murtad lagi bagaimana? Ternyata beda. Istilah murtad dalam konteks Ibrani, orang Ibrani  sangat bangga dengan tradisi Musa. Salah satu tradisi Musa : korban persembahan, sunat, tradisi-tradisi Perjanjian Lama. Mereka sangat bangga sekali. Kemudian orang Ibrani percaya kepada Kristus lalu suatu kali muncul guru-guru Taurat, yang berkata kepada mereka kamu percaya Kristus baik tidak salah, tetapi kamu jangan buang ketiganya. Kalau begitu bagaimana caranya? Sambil kamu percaya sambil praktekkan ini. Murtad kalau menengok ke belakang dan mengambil kembali ketiganya. Tidak ada kaitan (bersinggungan) dengan aspek keselamatan. Maka dikatakan waspada, hati-hati. FF Bruce, penafsir Perjanjian Baru mengatakan”Ini pendekatan aposteriori, sebuah pendekatan yang harus dikasih tahu dan peringatan iitu  tidak mungkin terjadi pada orang yang diberi peringatan”. Murtad jadinya Kristus plus ketiganya (mengambil yang lama berjalan bersama dengan Kristus). Tidak ada hubungan dengan keselamatan.

Q : Kemahatahuan Allah tentang keselamatan.Apakah Allah tahu siapa yang diselamatkan dan siapa yang tidak?
A : Allah pasti tahu orang-orang yang diselamatkan. Masalahnya kita yang tidak tahu. Ujung-ujungnya menyinggung sifat kemahatahuan Allah (Kita berkata, “Oh andaikata kita tahu orang yang dipilih, kita injili dia maka dia bertobat. Kalau tidak injili, orang itu akan masuk neraka”). Untung Tuhan tidak kasih tahu supaya kita bergantung pada Tuhan. Sedangkan Tuhan pasti tahu sehingga Ia akan mengutus utusan Injil untuk datang mengabari Injil sehingga ia diselamatkan. Saya punya rencana saat di sorga nanti, salah satunya saya ingin mencari orang yang memberitakan Injil ke saya (pembicara saat retreat lalu). Terakhir saya coba telusuri jejaknya, ia ada di Indonesia saat saya pelayanan di Yogya. Ia direktur dari MIF Asia Pasifik (Mission Aviation Fellowship). Ia ada di perwakilan di Indoneisa. Saya ingin bertemu dengan.  Kabarnya ia sudah kembali ke Filipina. Namun 5 tahun lalu saya mendengar dia sudah meninggal.  Dengan khotbah dia di retreat membuat saya bertobat. Masih ingat orang yang menginjilmu dan memperkenalkan Yesus kepadamu? Jangan lupakan orang yang membawa berita keselamatan kepada kita. Itu anugerah besar untuk kita. Saya juga ingin bertemu dengan Rasul Paulus dan Rasul Petrus. Tuhan pasti tahu. Untuk orang yang diselamatkan, Ia akan dikurung dan pasti bertobat. Ia akan bawa berita Injil agar orang itu mendengarnya dan bertobat.

Q : Kemahatahuan Allah tentang kejatuhan dalam dosa (Adam dan Hawa).
Kalau dipikir sumber semua masalah adalah Tuhan sendiri. Ia ciptakan Adam dan hawa dan dia kasih tahu bahwa semua pohon di taman ini boleh dimakan dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan yang di tengah taman jangan kamu makan karena kamu pasti mati. Harusnya jangan ciptakan pohon. Terus dikasih tahu lagi posisinya di tengah taman. Lalu diberi larangan (jangan dimakan). Ilustrasi : suatu kali pulang ke rumah dan melihat. Cukup kaget karena di gagang pintu ada tulisan ‘jangan intip’. Biasanya kalau larangan malah dilakukan (malah kita intip).  Lalu kalau Allah maha kuasa kenapa ada ular dibiarkan muncul? Jadi semua  sumbernya adalah Allah. Setelah jatuh dalam dosa, lalu diusir keluar taman Eden. Yang salah siapa yang tanggung siapa.
A : Free will harus dimengerti dalam konteks otoritas Allah.  Allah menciptakan mereka dalam peta dan teladan (gambar dan rupa Allah), Hal ini berarti Allah memetakan sedikit sifatnya pada manusia. Sehingga manusia tahu sifat kasih dan baik dari sifat Allah yag maha kasih dan baik. Bedanya Allah maha sedangkan manusia tidak. Juga tidak semua dipetakan. Salah satunya yaitu ketidakberubahan. Allah tidak berubah. Manusia berubah (dulu rambut hitam sekarang putih). Salah satu sifat Allah yang diberikan ke manusia adalah sifat moral yaitu sifat untuk mengatakan mana yang baik dan tidak (kalau kamu makan pasti mati). Manusia tahu aspek moral. Morality adalah aspek choices (pilihan). Aspek pilihan ini muncul, bagaimana pelaksanaannya melalui kecintaan mereka pada Allah maka mereka harus menjalankan pilihan. Sehingga kebebasan itu konsekuensi logis dari peta dan teladan Allah. Bila manusia peta dan teladan Allah tetapi tidak ada aspek moral, maka manusia menjadi robot. Harus ada aspek moral. Aspek moral menjelaskan komplit peta dan teladan Allah. Harus ada ujian berbentuk pilihan. Kamu makan maka kamu akan mati. Mereka mengerti ? Sangat mengerti tetapi belum alami. Tetapi justru mereka pilih untuk melawan Allah. Sejak kapan mereka berdosa? Mereka berdosa saat datang ke tengah taman? Berdosa saat mereka petik buah? Pada saat mereka mengunyah pertama kali? Saat mereka datang ke tengah taman menunjukkan mereka datang dengan motif  untuk mengambil dan memakan buah berarti sudah berdosa. Tetapi karena belum dilakukan berarti potential sin. Kalau sudah punya potensi tinggal tunggu waktu. Ini yang kitab Yohanes katakan keingin mata kalau sudah dibuahi menjadi dosa. Secara potensi mereka sudah jatuh. Itu sebabnya barang siapa memandang perempuan dan dalam hati sudah mengingini dalam hati, sudah berdosa.  Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan istrinya (bukan sebaliknya). Itu konsep kekepalaan (headship). Waktu Hawa jatuh, Adam ada di mana? Adam ada di samping Hawa. Hari itu Adam melepaskan hak kekepalaan. Perintah tidak boleh makan datang kepada Adam. Tetapi hari itu Hawa (coup de tat) mengambil otoritas Adam. Hawa mengambil alih posisi suami. Mengambil posisi suami maka istri membuka peluang setan masuk. Suami jelilah, jangan menanggung kesusahan istrimu sendiri karena engkau melepaskan hak kekepalaanmu. Kamu harus jadi bemper di depan istri karena istri mahluk lemah. Setan paling tahu : Jalan masuk yang ampuh dan mudah adalah melalui para istri. Kalau istri tidak cinta Tuhan dan marah kepada suami, hal ini sudah mirip Setan. Kepala hanya diberikan kepada Adam. Adam biarkan istri berjalan sendiri dan menanggung resiko. Lalu dia melihat Hawa mengambil dan memakan buah. Adam menanti-nanti apakah Hawa mati tidak. Ternyata Hawa tidak mati. Maka Adam pun ikut.  Ini konsekuensi logis sebagai peta dan teladan manusia untuk menunjukkan ketaatan , harus ada pilihan-pilihan. Waktu Yesus menebus kita, Dia menebus kepada blueprint penciptaan, diciptakan menurut gambar khalikNya. Itu sebabnya pilihan menunjukkan hal yang serius dalam hidup iman kita. Apakah kita mau taat atau tidak.

Q : Bagaimana dengan orang yang sakit jiwa? Bisa diselamatkan?
A : Kalau Allah maha kuasa, maka suatu kali Ia bisa merapikan kabel-kabel  yang korslet supaya ia bisa mengerti Injil dan menerima Yesus. Setelah itu korslet lagi. Ada seorang kawan yang melayani orang-orang mentally retarded, Saya pernah diajak pelayanan oleh dia. Saya pernah melihat orang yang mulut mencong dan iler-nya keluar sehingga saya mengambil handuk kecil untuk mengeringkannya. Hari itu 2 jam saya duduk untuk mengajarkan satu kalimat doa Bapa Kami selama 2 jam. Setelah itu dia bisa ngomong. Besoknya disuruh mengulangi ia lupa lagi (mulai dari enol lagi).Teman saya punya hati yang luas untuk orang seperti ini. Sekarang ia punya beberapa sekolah di Jakarta ini. Namnya Ibu Ingkan Mangundep. Orang-orang yang melayani seperti dia bisa dihitung dengan jari. Saya pernah ketemu dengan orang di pedalaman Kalimatan Timur. Anaknya cantik dan kembar. Masih kecil, manis dan matanya buta. Saya pimpin kebaktian natal mereka menyanyi. Saya menangis melihat mereka. Di tempatnya ini tidak ada sekolah, sehingga akhirnya diputuskan untuk mendirikan sekolah. Saya yang mengajar. Perlu untuk membuat sekolah bagi anak-anak  mentally retarded . Mereka perlu penerimaan yang penuh penerimaan, kasih dan empati. Tidak semua orang bisa melayani orang-orang seperti itu. Saya tidak punya hati seluas itu. Dua jam hanya untuk 1 kalimat doa Bapa Kami!

Q : Kalau bayi di dalam kandungan meninggal, masuk surga atau neraka?
A : yang pertama konsep predestinasi, apakah ia dipredestinasi atau tidak. Yang kedua konsep Family covenant, kalau kedua orang tua percaya kepada Kristus, maka ortu berani berharap anak itu diselamatkan (nubuatan tentang Yesus). Tapi tidak ada kepastian. Saya lebih memilik konsep  predestinasi karena ada kepastian. Covenant bicara tentang nubuatan tentang Kristus (konsepnya samar). Mungkin tidak seorang bayi dilahirkan baru? Anak kecil 5 tahun bisa bertobat menerima Tuhan Yesus? Anak ini belum mengerti. Saya akan layani anak 5 tahun dalam khotbah bertema “Anak yang Hilang”. Ternyata anak-anak itu menangis dan bisa mengerti firman Tuhan. Waktu ditanya siapa mau terima Tuhan Yesus, mereka dengan isak tangis menjawab,”Saya mau”. Anak kecil bisa jadi merupakan anak jenius. Jadi jangan memberi pengajaran yang tidak benar kepada anak kecil. Seperti : persembahan Habel diterima, sedangkan persembahan Kain ditolak tahu darimana? Karena asapnya lempang? Tidak ada pengajaran seperti itu. Kain memberi persembahan yang busuk-busuk? Memang Kain berani memberi persembahan yang busuk? Tidak berani. Bedanya Habel mempersembahkan dengan iman sedangkan Kain tidak. Habel mempersembahan yang paling baik untuk Tuhan. Belum tentu Tuhan terima persembahan yang baik, indah, ultimat belum tentu Tuhan terima kalau tidak sesuai dengan kehendakNya. Anak-anak bisa terima Tuhan Yesus. Bagaimana dengan batita? Bisa terima Tuhan Yesus? Bayi dalam perut bisa terima Tuhan Yesus? Di Alkitab, ada bayi yang terima Tuhan Yesus. Dua orang hamil tua bertemu, saat bayi Yohanes pembaptis bertemu dengan Yesus di dalam perut. Kalau Tuhan mau Dia bisa membuat bayi bertemu Tuhan Yesus. Tuhan itu humor tinggi.

Q : bagaimana dengan orang yang bunuh diri?
A : Orang bunuh diri, tidak diperkenan Tuhan. Tetapi Allah punya pertimbangan khusus untuk orang yang bunuh diri walau tetap salah. Tetapi kalau orang tersebut terima Tuhan Yesus, masuk surga. Tapi ada penghukuman untuk orang yang bunuh diri. Ada kepicikan yang dibuat manusia. Saya mendengar cerita dari Pdt. Stephen Tong. Saat penjajahan Jepang di Tiongkok. Ada sebuah keluarga yang mempunyai 2 gadis yang percaya Yesus dimasukkan ke penjara. Di pengadilan mereka ditanya, apakah mau menyangkal atau tidak. Kalau tidak mau menyangkal mereka akan ditelanjangi, dibawa keliling desa (dipermalukan) baru dihukum mati. Akhirnya malam sebelum diekesekusi mereka bunuh diri.  Mereka orang Kristen. Tindakan Allah tidak tergantung dari kebodohan manusia. Allah pasti tidak berubah. Selamat tetap selamat. Kebodohan pasti ada hukuman tetapi tidak mengubah keputusan Allah mengenai keselamatan. Percaya Tuhan Yesus tidak mengubah apapun juga. Yudas, diberikan label anak durhaka. Yudas di surga atau di neraka? Dosanya Petrus tidak kurang dari Yudas. Bedanya : hanya yang satu dapat kesempatan, satu tidak. Satu dipulihkan dan satu dibiarkan. Apakah Tuhan mati untuk orang yang tidak diselamatkan?

No comments:

Post a Comment