Thursday, March 9, 2017

Perbedaan Doktrin Keselamatan Menurut Arminian, Lutheran & Calvinis (Tiranus IX) Sesi 1


Pdt. Tommy Matakupan

Prinsip Alkitab (biblika) tentang keselamatan.

1.    Pengertian

Ada banyak pengertian tentang keselamatan. Pengertian seperti apa? Di Alkitab juga ada kata “diselamatkan dari bahaya, kelaparan , musuh atau kematian”. Jadi istilah keselamatan dipakai dalam banyak arti (konteks). Yang dimaksud dengan keselamatan dalam sesi ini adalah keselamatan jiwa manusia dari penghukuman kekal dari Allah. Keselamatan kekal ini adalah keputusan tetap dari Allah sendiri. Allah yang ambil keputusan dan membuat perencanaan jauh sebelum ide tentang keselamatan muncul dalam pikiran manusia dan menjadi objek perdebatan dari logika manusia.

Dasar Alkitab :

-        Efesus 1:3-4 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Ada kata “Allah memilih kita jauh sebelum dunia dijadikan”. Konsep ini adalah konsep kekekalan dalam pikiran Allah. Implikasinya adalah Allah tidak membutuhkan penasehat, siapapun dia, untuk memberitahu Allah bahwa kita harus diselamatkan. Jangan merasa seseorang dapat mengangkat diri menjadi seorang penasehat Allah. Kalau ada yang berkata bahwa ada baiknya Allah berbicara keselamatan harus mengikuti konsep ini...itu. Karena berarti Allah punya konsep keselamatan tapi kurang sempurna adanya sehingga saya perlu memberikan masukan. Misalnya ada yang berkata, “Kalau Allah maha kasih, maka Dia harus menyelamatkan manusia tanpa kecuali (ini sifat kasih Allah).” Dengan perkataan ini seakan-akan rencana Allah kurang punya aspek empati. Dia merasa lebih punya empati dari Tuhan. Atau “memang baik rencana Allah tetapi ada celah. Seharusnya semua manusia harus diselamatkan tanpa kecuali.” Ide ini muncul, karena ada orang yang merasa ada bagian yang kurang. Ada orang yang saya kasihi (seperti orang tua, saudara dll) tetapi waktu meninggal karena tidak percaya Yesus maka ia tidak masuk ke sorga. Karena di luar Kristus tidak ada keselamatan. Mengapa mereka harus dihukum oleh Tuhan? Jadi seakan ia ingin mengatakan bahwa Allah kurang kasih. Kasihku lebih besar dari kasih Allah. Alkitab berkata, “sebelum di dunia dijadikan” artinya sebelum ada ruang dan waktu sudah ada ide tentang keselamatan. Semua ketetapan sudah sempurna adanya. Tidak perlu direvisi atau diedit.

-        Keselamatan itu adalah pilihan Allah. Allah memilih.  Lihat 2 Tes 2:13. Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Allah memilih kamu dari mulanya untuk diselamatkan. Kis 13:48. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Konsep ini memang tidak enak didengar telinga. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Allah memilih. Kita tidak bisa memilih. Pada waktu bertobat, Tuhan aku mau menerima Engkau. Apakah ini berarti kita memilih? Seakan-akan kita yang memilih. Tetapi Alkitab bilang, Allah yang memilih. Jadi bagaimana dengan saya? Ini menjadi perdebatan besar yang tidak habis-habisnya. Keselamatan itu karena Allah sendiri atau manusia yang pilih.

Perdebatan ini terus berlangsung sampai kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Siapa yang pilih? Kalau Allah yang pilih pada kenyataannya aku berkata, “Aku yang memilih untuk Tuhan masuk ke dalam hatiku. Ampunilah dosa-dosaku” Titik temunya di mana? Semua kita pernah memilih. Misal memilih baju , sepatu dll. Kata ‘memilih’ memiliki konotasi ‘tidak semua’. Tidak semua karena banyak pertimbangan misal : minat, keinginan,kebutuhan dll. Kita bisa salah memilih. Waktu browsing di internet, kita merasa baju ini cocok lalu pesan via online. Sampai di rumah. “Badanku dulu tidak begini, sekarang tak cukup lagi”, rasanya bagus. Jangan lupa gambar yang dimunculkan di online adalah model yang ukurannya ideal. Banyak sekali kita salah pilih. Tetapi herannya memilih Tuhan itu benar! Ternyata untuk urusan keselamatan kita memang dan harus tergantung dan mengakui sepenuhnya bahwa itu adalah pernyataan pilihan Allah. Memilih berarti tidak semua. Berarti ada orang yang Tuhan tidak selamatkan yaitu mereka yang tidak percaya pada Tuhan Yesus. Ada seorang teolog dari Katolik, Karl Rahner (1904–1984), penggagas Anonymous Christian yang mengatakan “Sebenarnya Kristus juga ada dalam kepercayaan yang lain tetapi namanya bukan Yesus.” Ada orang percaya tetapi karena pendiri kepercayaan bukan bernama Kristus, maka ia diselamatkan karena pendirinya Kristus dalam nama lain. Orang itu yang disebut Anonymous Christian (orang Kristen yang tanpa nama). Konsep ini  ingin mencetuskan universalisme dalam keselamatan. Dalam Islam diwakili oleh Muhamad, Budha diwakili oleh Gautama, ada juga Hinduisme. Juga Taoisme, Konghucu yang tidak punya kitab suci (hanya kumpulan kebijaksanaan dari pikiran manusia). Mereka tidak punya konsep wahyu yang diberikan Allah kepada manusia.

Bagaimana dengan orang yang tidak percaya kepada Kristus? Masa waktu meninggal dihukum oleh Tuhan? Ide tentang pilihan adalah sesuatu hal yang jelas sekali dinyatakan dalam firmanNya. Pilihan itu diletakkan sebelum dunia dijadikan.

2.    Sarana Keselamatan (Keselamatan adalah Pekerjaan dari Allah Tritunggal)

Keselamatan adalah pekerjaan dari Allah Tritunggal.Ketiganya berperan (Allah Bapa , Anak Dan Roh). Pekerjaan Allah Tritunggal 1 Petrus 1:2 yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Kita dipilih oleh Bapa sesuai rencanaNya, dikuduskan oleh Roh supaya taat kepada Yesus Kristus. Idenya : Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa memilih di dalam kekekalan (di sini manusia belum memperoleh keselamatan). Allah Anak mati di kayu salib untuk menebus manusia. Allah Roh Kudus mengaplikasikan pekerjan penebusan Kristus sehingga semua orang yang dipilih Allah menemukan kenyataan keselamatan.  Jadi definisi orang Kristen dalam hal keselamatan : orang-orang yang mengalami pekerjaan Allah Tritunggal di dalam kehidupannya sehingga mereka mendapat keselamatan, jadi bukan pekerjaan Allah Anak saja tetapi juga Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.

Di dalam urutan Allah Tritunggal pada 1 Petrus 1:2 ada yang aneh? Urutannya yang tidak lazim : Bapa, Roh dan Yesus (biasanya Bapa, Anak dan Roh). Mengapa Petrus membaliknya? Petrus tidak lupa. Bedanya di mana? Waktu bicara tentang penggenapan rencana keselamatan, maka urutannya Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Bapa mengutus Anak. Lalu Anak mengatakan kalau Aku pergi, Aku akan mengutus Roh Kudus yang menyertai manusia selama-lamanya. Ini urutan penggenapan rencana keselamatan. Tetapi apa yang dikatakan Petrus adalah aplikasi keselamatan maka urutannya Allah Bapa, Allah Roh Kudus dan Allah Anak. Dasarnya apa? Apakah semua orang di segala tempat dan sepanjang zaman bisa melihat aspek ini? Kalau bicara tentang Kristus di kayu salib, kita tidak pernah melihat sama sekali, tetapi bagaimana kita mengatakan Aku menemukan Yesus Kristus? Itu adalah pekerjaan Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus pertama-tama menghidupkan rohani yang mati, lalu Ia mencondongkan kerohanian tersebut kepada Allah (dan Kristus secara khusus) kemudian memberikan kesempatan agar orang tersebut percaya kepada Kristus. Efesus 2:1-2  Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.  Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang yang tidak percaya kepada Kristus aadalah orang yang hidup dalam kematian rohani. Ayat 1-2 menjelaskan kondisi orang yang belum percaya (orang di luar Kristus), lalu bagaimana agar ia bisa memperoleh kehidupan? Ayat 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita  —  oleh kasih karunia kamu diselamatkan  — Paulus mengatakan bahwa orang mati (rohani yang mati) dihidupkan kembali oleh karena pekerjaan Kristus. Lalu Dia mencondongkan kepada Allah. Dia arahkan kepada Allah. Ada cerita tentang penjual kain ungu dari Tiatira yakni Lidia (Kis 16:14-15). Tuhan membuat dia memperhatikan khotbah dari Rasul Paulus. Tadinya ia tidak memperhatikannya. Tuhan membuat Lidia memperhatikan / condong hatinya kepada khotbah Paulus untuk percaya kepada Kristus. Di sinilah kita menemukan anugerah adalah 100 % pekerjaan Allah. Jadi aku memilih Tuhan karena Tuhan telah terlebih dahulu memilih aku (Tuhan condongkan hati kepada Dia). Alkitab mengatakan,Ia (Yesus) datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yoh 1:11). Pada orang percaya Allah mengubah arah hati dan percaya kepada Kristus. Dia kasih kita kesempatan untuk menerima dan percaya Yesus Kristus. Dia kasih kemampuan dan kekuatan untuk mengatakan “Aku mau menerima Tuhan Yesus”. Ada orang yang terpesona kepada pekerjaan Kristus, tapi tidak sampai kepada keselamatan. Nurcholish Masjid bercerita tentang kekristenan secara sejarah  (bicara tentang Luther, Calvin dan lain-lain) Dia membaca buku rohani Kristen dengan baik dan ia bicara tentang segala macam doktrin keselamatan dari kekristenan. Bagus benar, ciamik dan tepat. Tidak heran karena dia memang pintar. Tapi apakah dia diberi kesempatan untuk percaya kepada Tuhan Yesus? Kalau tidak beri kesempatan walau punya pengertian paling bagus takkan dapat keselamatan. Saya berharap bertemu Nur Madjid di sorga karena ia punya pemikiran bagus tentang kekristenan, Yesus dan karya Kristus di kayu salib. Saya berharap ia punya kesempatan. Tapi sebaliknya ada orang yang tidak pernah duduk di kelas Tiranus, tetapi ia punya doktrin kristology yang dihargai Tuhan dan Yesus berkata hari ini juga kamu bersama-sama aku di Taman Firdaus. Di sini Yesus bicara mengenai kesempatan.

Kapan kesempatan diberikan kepadamu? Bisa sebutkan tanggal tertentu? Kalau ditanya kepada saya jawabannya tanggal 8 Oktober 1983 pk 20.30 di Villa dekat Gudeg bu Tjitro , Cimacan saya angkat tangan dan mengatakan, “Di sini saya Tuhan” dan airmataku bercucuran. Hari itu saya menerima Yesus Kristus. Hari itu saya masih siswa kelas 3 SMA , merasa senior dan duduk paling belakang. Saya sesuaikan gerakan tubuh saya dengan orang paling depan sepertinya saya mau bersembunyi . Sehingga saya ikuti kemana pun tubuhnya bergerak. Tetapi hari itu ada tantangan “Siapa yang mau menerimaNya?” Kalau saya angkat tangan, adik kelas akan melihat kakak kelas bertobat, pasti malu benar. Tetap pembicaranya berkata lagi,”Ada seorang pemuda yang bersikeras hati” Dalam hati saya berkata, “Kok tahu?” Pembicara itu terus berkata,”Saya akan tunggu siapa yang mau menerima Tuhan Yesus, angkat tangan.” Akhirnya seolah-olah saya berkata dalam hati,”Tuhan saya tidak bisa bersembunyi lagi.” Akhirnya Tuhan menemukan saya. Hari ditahbiskan jadi pendeta , khotbah sulung saya dengan tema “Anugerah Mengejar” diambil dari Yesaya 42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya. Salah satu ilustrasi yang saya pakai , saya berkata,”Tanya kepada perempuan Samaria , di mana Tuhan menemukannya?” Tanya kepada pemuda itu dimana Tuhan menemukannya? Di Villa dekat Gudeg Ibu Tjitro. Hari itu saya percaya Yesus. Tuhan mencondongkan hati orang tersebut, untuk menggunakan kesempatan. Kalau tidak dikasih kesempatan jangan harap orang itu mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah pekerjaan Tritunggal.  Urutan ini berlaku , pekerjaan keselamatan Allah Tritunggal pada orang Kristen di segala tempat dan segala abad. Bapa menetapkan, Anak menggenapi dan Roh Kudus membuat realita keselamatan menjadi nyata dalam hidup setiap orang percaya.

Q & A

a.     Apa implikasi “jangan keraskan hatimu” terkait dengan keselamatan?
Ada istilah “jangan keraskan hatimu” seperti pada Ibrani 3:15 Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman,". Apakah Roh Kudus yang mengeraskan hati? Waktu Firaun mengeraskan hati, itu adalah proklamasi. Sebelum ditegur Allah, Firaun mengeraskan  hatinya. Tetapi di bagian lain (Ibrani 3:15) jangan keraskan hatimu pada hari keselamatan itu. Saat mau bertobat, momen (waktu) nya tiba apa kita langsung mau bertobat dan menerima? Biasanya tidak. Gengsi kita besar sekali. Kita sering menolak. Namun apakah kita bisa menang atas pekerjaan Roh Kudus? Tidak! Roh Kudus akan taklukkan. Mau adu kuat-kuatan? Dia akan menaklukkan kita. Waktu pimpin KKR, saat altar call saya sampaikan, “Kalau hari ini kau tetap keraskan hati, engkau tidak akan kuat melawan Tuhan. Sebelum engkau takluk, hidupmu tidak akan pernah fulfil. Sebelum serahkan hidup kepada Tuhan, maka hidupmu tidak akan penuh kebahagiaan.” Kalau sudah waktunya Tuhan , kita tidak akan kuat. Mau adu kekuatan, silahkan tetapi kita tidak akan pernah menang. Jadi bila dalam penginjilan pribadi, ada yang berkata, “Nanti ya saya coba pikirkan lagi.” Sayaa tidak akan menggunakan metode khotbah kepadanya. Maka saya katakan, “Saya menghormati keputusanmu, tetapi saya akan tunjukkan kepadamu kalau saat itu tiba engkau harus bagaimana.” Saya ajarkan bagaimana doa menerima Tuhan Yesus karena ada orang yang sombong, dia mau doa dipimpin. Nanti waktu kita pulang dia akan berdoa sendiri,”Tuhan kalau Engkau benar, tolong ampuni saya”. Ini mengajar kepada saya, “Only Him, not me”.

Roh Kudus menghidupkan yang mati dan memberi kesempatan.
Hari di mana saat salah seorang penjahat berkata, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Ini perkataan yang tidak berasal dari ajaran (dia dapat darimana?). Dia tidak punya kesempatan untuk belajar. Dia punya ide itu , itu adalah pekerjaan dari Roh Kudus. Sebab Alkitab mencatatnya begitu.  Kristologi yang jitu sekali. Ia bicara tentang kebangkitan. Saya membayangkan sebagai Guru SM saat mengajar balita. Pas mati , Ia masuk surga. Malaikat terkejut waktu Yesus datang. Yesus datang dengan siapa? Waktu Yesus mati masuk surga. Ia jalan sendiri, ia menggandeng seseroang . Para malaikat berbisik-bisik. Itu buah sulung penebusan. Orang yang mati (penjahat) di kayu salib merupakan buah sulung penebusan. Tidak ada dosa yang tidak mungkin Yesus tebut. Orang disalib dikutuk oleh Allah, jadi jangan katakan, “Dosaku terlalu banyak, tidak mungkin Tuhan terima.” Alkitab berkata "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancurhati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19). Stephen Tong mengatakan arsietek-arsitek  dunia membangun dengan material paling bagus, tetapi Tuhan membangun bangunan kerajaanNya dengan jiwa-jiwa yang hancur dan hati yang remuk.

b.     Dosa yang tidak diampuni adalah menghujat Roh Kudus (Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."- Markus 3:29 dalam perikop Yesus dan Beelzebul). Hari itu Yesus menyembuhkan yang buta dan tuli. Ternyata ada banyak orang Farisi yang melihatnya dan berkata Ia menyembuhkan dengan kuasa Beezebul (penghulu Setan). Yesus menjawab keberatan itu dengan perumpamaan, Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu (Markus 3:27). Yang kedua, Yesus berkata kalau setan berperang melawan setan bagaimana kerajaannya bertahan? Lalu ia mengatakan barangsiapa menghujat Anak dia akan diampuni, tetapi barang siapa menghujat Roh Kudus ia tidak akan diampuni baik di dunia sekarang maupun dunia yang akan datang. Bagaimana sikap orang Farisi terhadap Yesus? Mereka benci (tidak suka). Peristiwa ini terjadi sebelum Yesus disalib. Dosa terhadap Anak Manusia akan diampuni (ini menjelang di depan), tetapi orang yang menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni. Roh Kudus muncul setelah Tuhan Yesus mati di kayu salib. Ia (Roh Kudus) bersaksi tentang Yesus. Maka menghujat Roh Kudus berarti menolak kesaksian Yesus di kayu salib. Menghujat Roh Kudus berarti menolak Yesus. Banyak orang Kristen sekarang takut berkata menghujat Roh Kudus. Meragukan sesuatu sebagai pekerjaan Tuhan, itu dosa tidak? Tidak. Meragukan pekerjaan Tuhan (masa itu pekerjaan Tuhan?) tidak dosa. Alkitab memberi prinsip : 1 Yohanes 4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Yohanes menulis ayat ini dan diinpirasi oleh Roh Kudus. Roh minta Yohanes untuk menuis, “Jangan percaya pada setiap roh”, maka kalau percaya kepada setiap roh berarti melawan ayat ini.

Kritis dan kritik tidak dosa. Yesus juga mengkritik dan menghakimi. Kalau berkata jangan mengkritik dan menghakimi berarti kita melebihi Yesus. Yesus menghakimi. Jadi ada yang boleh menghakimi dan ada yang tidak boleh. Kalau membawa dia dengan jujur dan tulus ingin membawa seseorang kepada kebenaran itu diperbolehkan. Kalau anak melakukan kesalahan, apakah kita tidak boleh menghakimi. Menghakimi  bila melihat dengan benar dan membawa kembali orang kepada kebenaran, silahkan. Hal ini berbeda dengan anggapan “Jangan utak-atik orang yang diurapi Tuhan”.  Hal ini dianggap sebagai penistaan.  Menghujat Roh Kudus berarti menolak kesaksian Roh Kudus tentang Yesus.

3.     Perdebatan tentang Keselamatan

Problema yang muncul : kesalamatan itu pekerjaan Allah (monogeistik) atau hasil kerjasama (sinetik) antara Allah denga manusia?. Perdebatan muncul karena perbedaan antara “Doktrin Pilihan” dan free will (kebebasan kehendak manusia). Dalam aspek sejarah, ini bukan problem yang mudah dan sudah beratus tahun terjadi dan terus berulang perdebatannya sampai sekarang.

a.     Agustinus vs Pelagius
Menurut Agustinus pada awal gereja berkata,”Keselamatan itu mutlak pekerjaan Allah.” Keselamatan itu pemberian. Setelah memberontak kepada Allah manusia jatuh dalam dosa yang kemudian dosa ini diturunkan turun temurun kepada setiap manusia sehingga setiap orang berdosa karena turunan dari Adam.
Pelagius : manusia memiliki kehendak bebas. Dosa tidak bersifat turunan melainkan personal. Saat seseorang pertama kali berdosa, ia sama persis seperti pertama kali Adam berbuat dosa. Sehingga dosa tidak bersifat turunan. Momen pertama berdosa sama dengan pertama kali Adam berbuat dosa. Maka ia sangat menolak aspek dosa turunan lalu ia mengembangkan aspek kebebasan kehendak. Hal ini berarti kalau aku tidak mau , maka tidak ada ‘cerita’ kelanjutannya.  Anugerah itu diberikan oleh Allah dari atas, kalau aku menyambut aku akan menerimanya. Kalau menolaknya maka anugerah tinggal menjadi anugerah.
Perdebatan ini berlangsung terus sampai mereka meninggal. Pertama-tama gereja menerima ajaran Pelagius. Ajaran Agutustinus dianggap aneh.  Ajaran Pelagius dianggap lebih human-being. Masa kita bertanggung jawab atas dosa yang tidak pernah kita perbuat? Kita harus bertanggung jawab sendiri atas dosa yang dibuat. Ini ajaran resmi dari gereja. Ketika mereka berdua meninggal, maka diganti. Ajaran Pelagius ada yang meneruskannya yang dinamakan ajaran semi-Pelagius. Dosa adalah dosa, tetapi dosa itu bukan warisan, tetapi karena musibah penyakit. Dosa adalah penambahan pengetahuan yang baik daripada yang jahat. Pada waktu saya tahu yang baik dan jahat seperti apa, itu dosa. Dosa itu bukan turunan. Dosa tidak menyinggung aspek yang lain tetapi karena lingkungan, penyakit dari masyarakat (pergaulan ayng buruk merusak kebiasaan yang baik. Itu awal mula dosa.).Ajaran ini pernah jadi ajaran resmi gereja. Ajaran Agustinus sendiri terpendam, walaupun ada tetapi disimpan dalam gudang gereja. Lalu berlanjut dalam sejarah gereja ada perdebatan lain.

b.     Martin Luther & Desiderius Erasmus (dua raksasa besar dalam sejarah gereja).
Luther menggali kembali dan menemukan ajaran Agustinus. Melalui pergumulan rohani  untuk bisa diterima oleh Tuhan, dia beranjak dari doktrin Allah bahwa Allah yang mengadili (justify). Ia begitu takut sekali dengan Allah yang mengadili sehingga ia sampai setiap hari harus mengaku dosa. Setelah mengaku dosa, lalu keluar. Begitu sampai pintu luar , merasa berdosa lagi lalu masuk lagi minta ampun. Hal ini terus berlangsung. Dia begitu takut sekali dengan Allah yang menghakimi. Ini dimulai waktu jauh sebelum dia merasa kali pertama Tuhan memanggil dia. Ia awalnya memberontak (tidak mau) terus, sampai dalam perjalanan melewati badai, ada petir yang menyambar dia sembunyi sehingga akhirnya dia mau jadi biarawan. Ia merasa dia dikejar Allah melalui petir. Sejak itu Allah yang menghakimi menghantui pikirannya. Ini mempengaruhi dasar dalam ia mengembangkan teologinya. Kemudian ia merasa susah hati karena gereja dipenuhi korupsi para rohaniawan yang menjual kerohanian untuk mendapat keuntungan (sampai ia geleng kepala dan begini toh yang namanya imam). Dalam kondisi seperti itu, ia merasa dapat belajar sesuatu di Vatikan sehingga ia pergi ke Vatikan. Tetapi para imam melakukan korupsi, berjinah dan tidak melakukan hal yang sepatutnya. Ia merasa hal ini tidak benar. Lalu ia pulang ke kota asalnya, dan mempelajari Alkitab lagi, sampai menemukan bahwa apa yang diajarkan para imam itu salah besar sekali. Saat itu ajaran para imam yang terkenal adalah Surat Pengampunan Dosa. Slogannya : semakin banyak koin yang berdencing di kotak persembahan (jemaat semakin banyak memberi psembahan) maka semakin banyak jiwa yang keluar (diselamatkan). Sampai sekarang ajaran itu masih banyak. Berarti hanya orang kaya dan keluarganya yang bisa diselamatkan. Sampai Luther menemukan doktrin keselamatan dari Roma 1:16-17. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." Ini momen yang mengeluarkan dia dari kekopongan rohaninya. Kita dibenarkan karena dari iman menuju kepada iman. Ini salah satu warisan (heritage) besar gereja. Kita punya iman karena Allah memberi iman. Orang berdosa tidak memiliki iman. Kamu mati dan hidup di dalamnya. Dia bisa punya iman, karena diberikan Allah sehingga memungkinkan ia punya iman kembali kepada Allah (from faith to faith). Iman itu kepunyaan Allah. Ia dihidupkan, dicondongkan dan  diberi kesempatan. Jadi jangan Ge-er dahulu karena iman itu kepunyaan Allah (bukan punya kita). Pada waktu Tuhan menghidupkan , mencondongkan, memberi kesempatan, maka pergunakan momen itu. Kita bisa gunakan momen itu juga karena Tuhan desak supaya Aku mau. From Faith to Faith. Karena kesedihan Luther melihat kondisi kerohanian jemaat yang amburadul dan banyak hal yang tidak sesuai firman Tuhan (iman Kristen), maka dia mencetuskan 95 dalil. Jadi Luther memakai cara bertarung (fight).
Erasmus memiliki pikiran yang sama dengan Luther. Ia juga mempunyai kesusahan sendiri. Ia sedih melihat para iman yang hidup dalam kondisi rohani yang berantakan. Ia ingin mengembalikan gereja pada ajaran kebenaran. Ia juga reformator. Ia ingin mengembalikan gereja pada ajaran yang benar. Luther pakai cara keras (I fight), sedangkan Erasmus menggunakan cara yang friendly. Ia melakukan dialog teologi dan ingin mengembalikan pada ajaran murni Alkitab. Tapi sejarah berkata bahwa cara itu tidak pernah bisa berhasil. Luther berkata ke Erasmus, “Kamu terlalu lembut.” Mereka berdua saling menghormati. Karena sistem sudah berurat akar sekian tahun lamanya, tidak bisa memakai cara lembut. Jadi keduanya orang reform. Mulai hari itu gereja mulai sadar ada sesuatu yang terjadi dan gereja terpecah menjadi 2 bagian yaitu gereja reformasi dan arus gereja Katolik yang lama. Perdebatan ini berlangsung ratusan tahun, namun  kita melihat bagaimana Allah memelihara gerejaNya.

c.     Calvin dan Yakobus Armenius
Calvin bertolak dari konsep dari Allah adalah Allah yang kasih. Maka muncul istilah predestinasi. Allah sudah menentukan dari semula orang-orang yang akan diselamatkan. Dia mengikuti aliran Luther. Armenius juga orang reform. Dia juga punya pikiran yang sama dengan Calvin ingin membangun ajaran gereja yang benar. Mereka juga saling menghormati.
Saat Armneius meninggal ada orang yang mencetuskan ajaran lain, yang disebut sebagai kelompok yang mengajarkan bahwa Allah menetapkan orang untuk dihukum (dipredistinasikan untuk dibuang ke neraka). Padahal itu tidak diajarkan oleh Armenius.

Dipredestinasikan oleh Allah .
Dalam perdebatan ini gereja menentukan mana yang menang. Suatu lagi ditentukan Pelagius yang menang. Setelah Paus ganti , Agustinus yang menang atau Luther yang menang. Saat itu Erasmus menang, Luther dibuang (diekskomunikasikan). Bolak-balik begitu terus. Calvin waktu mengajarkan tentang reformasi ia dibuang dan dikucilkan gereja dan dianggap tidak medapat ‘keselamatan’ yang ajaran saat itu ditentukan oleh gereja (di luar gereja tidak ada keselamatan). Pengajaran saat itu keselamatan berdasarkan pengajaran di dalam gereja. Hal ini benar kalau kalau gereja mengajarkan ajaran Yesus Kristus. Tetapi dalam konteks saat itu, lebih pertimbangan politik. Karena Paus tidak suka, maka kamu dikucilkan dan dibuang sehingga tidak akan mendapat keselamatan. Sehingga Calvin mengutip ayat di Alkitab “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku” (Maz 27:10). Ayat itu menjadi ayat yang kokoh dalam ajaran predestinasi. Armenius mengatakan kita harus punya free will (kebebasan kehendak). Anugerah Allah memang diberikan kepada manusia. Tetapi manusia punya hak untuk menerima atau menolak. Ia mengadopsi pikiran itu dan mengembangkan pikiran lain yaitu apa yang dikenal sebagai anugerah pendahulu di dalam hidupnya. Anugerah itu memungkinkan ia memilih Tuhan. Jadi Tuhan kasih sesuatu dalam dirinya. Anugerah ini miliknya sendiri. Selanjutnya saya mau terima atau tidak. Sama konsepnya dengan free will, aku mau terima atau tidak.

Ada ilustrasi gambar tangan orang tenggelam yang ditolong oleh tangan yang lain. Gambar ini sering digunakan sebagai ilustrasi tentang keselamatan.  Ini bukan ajaran keselamatan Alkitab. Orang yang tenggelam ini masih hidup dan punya kekuatan sehingga tangannya naik dan mencari pertolongan dari atas. Kalau di atas menemukan, ia masih bisa menggenggamnya. Padahal Alkitab berkata bahwa orang ini mati. Jadi harusnya tangan yang dari atas sudah masuk ke dalam air dan menemukan tangan yang sudah lunglai di dasar. Gambar pertama adalah aplikasi dari pikiran Pelagius, Armenius dan Erastus dengan ide tentang free will.

Ada juga yang memakai ilustrasi : Yesus berdiri di muka pintu dan mengetuk. Wahyu 3:20. Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya. Dorongannya : bukalah pintu hatimu dan Tuhan akan mendapatkannya. Ini ajaran Alkitab tetapi ilustrasi bukan itu. Ayatnya jangan dipotong sampai kata “mendapatkannya” padahal ada terusannya “dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku”. Itu penting. Ini merupakan inti dari ayat Wahyu 3:20. Kalau dipotong ini penistaan.  Ini adalah surat ke jemaat Laodikia. Orang Laodikia sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Dikatakan mereka tidak dingin dan panas alias suam-suam kuku. Orang-orang ini kehilangan persekutuan dengan Tuhan Yesus. Mereka sudah percaya. Aku akan masuk mendapatkannya dan aku akan makan bersama-sama dengan dia. Ini harus mengerti konsep Perjanjian Lama. Bila seorang tuan rumah membukakan pintu rumah , mengundang orang datang dan membuka meja untuk makan, berarti tuan rumah menjaminkan nyawanya untuk keselamatan (nyawa) tamunya. Hal ini bisa dilihat pada cerita Lot yang menawarkan anak-anak perempuannya sebagai ganti tamunya setelah orang-orang ingin memakai tamu Lot. Lot mau menukar nyawa tamu dengan nyawa anak-anaknya. Dia menjamin. Kalau membuka meja untuk keselamatan tamu maka aku jadi jaminannya. Persekutuan itu untuk memberi sebuah jaminan. Nyawaku menjadi jaminan. Aku makan bersama mereka, menemukan kembali persekutan dan jaminan keselamatan. Laodikia sudah percaya tapi tidak yakin akan keselamatan. Jadi ayat ini untuk orang percaya. Aku menjadi jaminan bagimu. Pada waktu Tuhan Yesus buka meja waktu perjamuan terakhir, Ia mengundang Yudas tetapi ia mengangkat kaki dan menaruhnya di wajah Yesus. Setelah Yudas keluar, roti dan anggur baru dipecah dan dibagikan. Itu spesifik karena hanya umat tebusan saja. Tidak bisa dikatakan ini tindakan rutin dalam sebuah acara gereja. Waktu perjamuan kudus, pengulangan dari jemaat di Laodikia. Keselamtan sudah dijamin oleh Kristus. Jadi ayat ini bukan ayat penginjilan, tetapi untuk rededikasi.

Untuk penginjilan gunakan Roma 10:9,13 siapa yang diutus.  Roma 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Dan Roma 10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Kedua ayat ini lebih cocok untuk penginjilan. Wahyu 3  untuk orang yang sudah percaya tapi suam-suam kuku.

Ini belum menyelesaikan problema tentang free will. Terserah aku, kalau aku menerima, anugerah jadi anugerah. Tetapi bila tidak menerima, maka Tuhan tidak bisa apa-apa. Karena aku punya free will. Luther menolak istilah free will tetapi mengunakan istilah bondage of the will menolak tulisan Erasmua. Kebebasan kehendak manusia terbelenggu oleh dosa. Karena terbelenggu maka tidak punya kemauan untuk tidak berbuat dosa. Lalu dibalas oleh Erasmus yang menulis On the free will.
Untuk free will ada 2 statement yaitu :
- aku bebas, sehingga bisa melakukan segala sesuatu yang aku mau.
- aku bebas maka aku bisa memutuskan untuk tidak melakukan segala sesuatu yang saya tidak mau. Bisa menahan keinginan , bebas.
Pada pernyataan kedua lebih tinggi karena ada aspek ‘tidak’. Bila ada kata ‘tidak’ punya keinginan untuk tidak melakukannya. Pengguna narkoba akan terus memakainya kecuali dia katakan kata tidak. Ini asing dan tidak disukai.

Antara taat dan tidak taat lebih susah taat. Kata tidak itu asing. Kita dekat dengan kata tidak. Alkitab seringkali menggunakan kata ‘jangan’. Kata jangan punya sisi yang positif. Kata “Jangan” itu  positif untuk kebaikan. Kita tidak merasa familiar. Jangan seakan menjadi belenggu dan tidak bebas. Maka dikatakan “jangan”. Salah satu tingkat kerohanian, bagaimana kita bisa bermain dengan kata ‘tidak’. Kebebasan rohani, kita suka dengan kata ‘tidak’. Aku bebas sehingga bisa putuskan untuk tidak menggunakan kata yang tidak aku mau. Kalau aku punya free will, apakah berarti bebas melakukan apa yang dilakukan? Itu bukan bebas tetapi belenggu. Apakah manusia pernah berada di dalam posisi sungguh-sungguh free? Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka berada di posisi Allah (karena melakukan perintah Allah). Setelah berdosa mereka berada di posisi iblis? Salah. Mereka tetap di posisi Allah. Ia kepunyaan Allah. Manusia tidak pernah berada di posisi iblis. Dia tetap ada di bawah Allah (di posisinya Allah). Tetapi posisinya sekarang melawan Allah. Iblis tidak punya hak apapun bahwa manusia kepunyaannya. Misal : Ada jemaat yang memakai motor ke gereja dan memarkirnya di tempat parkir. Tiba-tiba ada teman yang pinjam motornya karena sakit. Ternyata motornya hilang. Ia mulai pikir, dan mengingat-ingat lalu merasa yakin tempat di mana ia parkir motornya. Lalu tanya satpam di depan. Satpam bilang yang mana? Yang dijawab,”Itu yang saya parkir di sini.” Singkat cerita motornya dicuri. Sementara Gideon panas dingin motornya dicuri, tetapi pencurinya mengucap syukur karena dapat motor. Polisi yang melihat pencurinya memakai motor malah mempersilahkan padahal itu motor pemilik lama. Pencuri bisa tipu semua orang dengan mengatakan itu motornya dia padahal itu bukan motornya. Pencuri bisa mengelabui ini motorku. Ilustrasi ini sama dengan manusia. Manusia punya Allah. Sejak manusia jatuh dalam dosa, ia tetap kepunyaan Allah. Iblis tidak punya hak. Ia bisa bohongi bahwa manusia punya iblis. Itu salah. Dalam kondisi ini manusia tidak free. Manusia tidak pernah berada dalam kondisi benar-benar free. Tetapi manusia dibohongi Iblis yang mengatakan, bahwa kamu bisa melakukan keputusanmu sendiri. Padahal tidak, manusia tidak pernah benar-benar memiliki kebebasan mutlak.

Kebebasan
Ibrani 10:7 mejelaskan apa itu kebebasan mutlak. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." Tuhan Yesus bebas mutlak. Tetapi dalam kitab Ibrani dikatakan, “Aku datang untuk melakukan kehendakMu, ya AllahKu.” Di sini tidak bebas.  Yesus punya kehendak sendiri tetapi saat inkarnasi Ia mengatakan, “Aku datang melakukan kehendaKu Allah. Inilah kebebasan sejati, kebebasan di bawah otoritas Allah. Setelah Allah menciptakan Adam-Hawa, Ia berkata, “Kuasai dan taklukkanlah serta beri nama atas semua mahluk” Ia bebas melakukannya, tetapi didahulu oleh perintah di atasnya. Tidak ada free thinker (aku sendiri). Yang benar, bebas dengan berada di bawah otoritas Allah. Itulah kebebasan sejati. Ini yang asing bagi orang yang berdosa. Saat menjadi orang Kristen, asing sekali. Saat menjadi orang kristen, menjadi asing sekali. Selama ini mengatur dirinya, tetapi sebenarnya ia sedang  menjual diri kepada dosa dengan kebiasaan berdosanya. Ia perlu belajar untuk taat. Maka saya berkata lebih gampang tidak taat. Karena tarikan hidup yang dahulu sangat kuat sekali. Ia belajar dalam keberdosaan. Setelah jadi orang Kristen, kebiasaan berdosa tetap saja ada. Dulu ada di tumpukan file keberdosaan kita di atas. File keberdosaan kita setelah percaya Kristus, ditaruh di bawah. Tetapi kadang file ini bisa naik lagi di atas dan kita melakukan dosa yang sama seperti kita belum percaya ke Tuhan Yesus. Kita melakukannya karena file itu tidak pernah hilang. Dulu kita suka “...” itu berarti file ini tetap ada tapi diletakkan di bawah (saat ikut retreat, KKR dan kelas Tiranus file ini ada di bawah). Herannya pada waktu tertentu file itu ditaruh di atas lagi. Masih ada, tidak pernah hilang. Karena banyak yang mengatakan, orang Kristen tidak bisa melakukan dosa. Apakah orang Kristen masih bisa membuat dosa? 1 Yoh 3:9  Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Ilustrasi : setiap orang yang lahir dari Allah adalah anak Allah. Anak Allah, lahir dari Allah, tidak bisa berbuat dosa. Kita lahir dari Allah, ngaku lahir dari Allah dan bisa berbuat dosa? Kalau berbuat dosa, anak siapa ? Sampai satu kali saya bandingkan dengan terjemahan Alkitab yang lain. Dalam bahasa Inggris versi KJV dan NIV ,tenses yang digunakan present tense dan present continuous tense. Tidak terus menerus berbuat dosa (not continue to sin) karena benih ilahi remain in Him. Present tense sesuatu yang bersifat habit dan berlaku berulang-ulang. Jadi lahir dari lahir, tidak terus menerus berbuat dosa karena habitnya berubah. Jadi masih bisa berbuat dosa, hanya sifatnya tidak harus. Dulu tidak bisa menolak (terjual di bawah dosa), sekarang ia punya kuasa untuk mengatakan tidak. Itu tanda sebuah kehidupan kerohanian sebagai akibat pekerjaan Roh Kudus dalam hidupnya. Itu tanda pada orang yang sudah diselamatkan.  


No comments:

Post a Comment