Tuesday, March 29, 2016

Aku dan Kau, Orang Berdosa

Ev. William Andreas Sitinjak

Pendahuluan

                Hari Jumat lalu saya pergi untuk mengikuti seminar di UPH dengan menggunakan ojek. Saat itu hujan deras sehingga kami mengenakan jas hujan. Di kawasan Kota Lama lampu lalu lintas terlihat dari jauh berwarna hijau sehingga tukang ojek-nya ngebut. Namun ketika mendekat warna lampunya berubah menjadi merah sehingga harus berhenti mendadak.  Di tengah kebingunan saya berkata dalam hati, “Terus saja Pak!”. Akhirnya kami terus lewat dan saya menghadang pengemudi motor agar tidak menabrak kami. Itu dosa yang saya lakukan saat itu. Apakah kita manusia berdosa? Iya! Apa contoh konkritnya? Kesombongan di dalam diri. Tidak ada manusia yang tidak pernah sombong. Mungkin di antara kita tidak ada yang pernah membunuh manusia, tetapi manusia tidak ada yang tidak sombong. Sewaktu kuliah di SAAT, saya dibilang sombong. Hal ini membuat saya kesal walaupun akhirnya saya menyadari mengapa saya dikatakan sombong. C.S. Lewis mengatakan kejahatan yang terbesar adalah kesombongan. Kesombongan menghasilkan semua kejahatan lain : kesombongan adalah keadaan pikiran yang sepenuhnya melawan Allah.

Apa itu tindakan kesombongan ?
-          Memandang rendah orang lain, sampai-sampai kita tidak mempedulikan penilaian orang lain. Mis : Sdr. Irwan yang bermain piano dengan bagus, tiddak sombong. Kalau sombong dia memandang rendah saya dan dia tidak peduli apakah saya memuji dia atau tidak.
-          Mencintai diri secara berlebihan. Jika ada orang lain yang menyakiti maka orang itu menjadi musuhnya. Ia menjadi teman kalau ia setuju dengan pendapat kita.
-          Kesombongan           rohani adalah mengangap diri sendiri sebagai orang saleh yang benar dan orang-orang lainnya sebagai pendosa yang bersalah. Ilustrasi : ada seorang ahli rambut, yang memberi nasehat untuk memelihara rambut dengan memberi shampoo dan obat. Tapi ia sendiri lupa memelihara rambutnya sehingga rambutnya sendiri botak. Waktu wignya terlepas , maka semua pasiennya kabur semua. Terkadang kita juga seperti itu. Kita menasehati orang lain sedangkan diri kita sendiri tidak dirawat.
-          Dosa pertama Adam dan Hawa bukanlah hanya melanggar perintah Tuhan, tetapi kesombongan ingin hidup sama seperti Allah (Kej 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat) Motivasinya ingin seperti Allah. Maka CS Lewis mengatakan kejahatan terbesar adalah kesombongan yang menghasilkan semua kejahatan lain.

Dalam kejadian 3 kita melihat akibat melakukan dosa, Adam Hawa :
1.       Takut dengan kehadiran Tuhan Kejadian 3:10 “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” . Apakah karena dia telanjang, maka ia bersembunyi? Padahal Kej 2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Rupanya kata telanjang pada Kej 2:25 berbeda dengan Kejadian 3:10. Kata ‘telanjang ‘ pada Kej 2:25 berasal dari kata Ibrani ‘arom’ yang berarti ketelanjangan secara fisik. Adam tahu dan sadar telanjang secara fisik dan tidak merasa malu. Tetapi dalam Kej 3:10 digunakan kata ‘eirom’ yang berarti keterhinaan (Adam merasa diri hina karena telah melanggar firman Tuhan). Ketika kita jatuh dalam dosa, maka kita takut pada Tuhan dan orang sekitar kita.
2.       Menyalahkan Allah. Adam secara tegas langsung menjawab “perempuan yang Kau tempatkan di sisiku” (Kej 3:12). Sebenarnya ia menyalahkan Tuhan (Kau yang menempatkan perempuan itu di sisiku). Hal ini serupa saat menghadapi masalah, kita berkata, “Mengapa Tuhan memberi masalah ini kepadaku?”
3.       Manusia terus-menerus melakukan dosa.  Kain dan keturunannya sudah sangat berdosa (Kej 4:1-24), Kain membunuh Habel. Anaknya Lamekh juga membunuh. Siapa yang mengajarkan? Tidak ada. Tetapi dosa itu terus menerus ada di dalam manusia sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Kecenderungan manusia hanya pada kejahatan (Kej 6:6). Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Maka saya bingung juga mengapa karena Adam semua manusia berdosa?

Michael Horton : “Kita (manusia) tidak hanya ikut bersalah karena dosanya Adam; kita juga bersalah sebagai pendosa di dalam Adam”. Jadi kita tidak hanya bisa menyalahkan Adam saja, tetapi kita sebagai pendosa yang aktif melakukan dosa. 
Roma 5:12  Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. .  Menjalar kepada semua orang karena satu orang, mengapa?
Michael Horton : Semua manusia telah berdosa karena dan di dalam Adam. Dasar ini ada pada konsep Yahudi tentang corporate solidarity: apa yang dilakukan satu orang mempengaruhi kelompok yang diwakilinya, begitu juga sebaliknya (Yos. 7:1). Dengan kata lain, dosa Adam mempengaruhi status dan natur keberdosaan semua manusia.
Karena satu orang (Akhan) maka seluruh umat Israel telah berubah setia. Sama seperti Adam (nenek moyang kita) yang jatuh dalam dosa dan kita semua pun orang berdosa. Dengan kata lain dosa Adam mempengaruhi status dan natur keberdosaan semua manusia.

Yakub Tri Handoko
Kaitan dosa Adam dan keberdosaan semua manusia pada tahap kerusakan natur saja. Natur manusia yang sudah rusak akibat dosa menyebabkan manusia pada akhirnya juga berdosa. Dosa Adam bukanlah penyebab langsung dari keberdosaan manusia.
Mazmur 51:5  Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Beda sekali dengan konsep agama lain. Bayi lahir dalam keadaan suci. Tetapi kekristenan mengatakan bayi naturnya berdosa. Jadi kita semua di dalam dosa.

Manusia rusak total dalam naturnya yang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan (Roma 3:23) Manusia juga aktif melakukan dosa dan tidak dapat lepas dari ikatan dosa, sebelum mengenal Kristus. “non posse non paccare” (Tidak dapat tidak berbuat dosa) St. Agustinus.
Tetapi ketika menerima Kristus, tetap bisa berbuat dosa tapi dapat memilih untuk tidak berbuat dosa karena kita dikuasai oleh Roh Kudus.

Apa itu dosa?
-      Khatta’ [Bahasa Ibrani, pelanggaran] (keluaran 32:30). Mengungkapkan pikiran yang memilih jalan sesat. Gagal. Mirip Hamartia (salah sasaran). Saat GSRI Taman Sari ulang tahun , saya datang bersama dengan Lau Shi Vivi L yang naik gojek (saya naik motor).  Akhirnya gojek mengarahkan kami. Ada jalan 1 arah dan kami seharusnya tidak boleh melewatinya tetapi supir gojek menerabas saja. Dalam hati saya berkata, “Seharusnya saya tidak ikut.” tapi karena saya tidak tahu jalannya maka mau tidak mau saya mengikutinya. Lau shi Vivi sadar bahwa kita salah. Terkadang dalam hidup kita dipimpin oleh orang yang salah sehingga kita juga melakukan kesalahan. Mungkin sebagai orang tua kita mengarahkan anak secara salah sehingga anak berbuat salah juga dan itu dosa.
- Pesya (pemberontakan) yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah (1 Raja 12:9; 2 Raja 8:20) atau pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan (Hos. 8:1)
- Awon [perbuatan tidak senonoh] ( 1 Raja-Raja 17:18 ). Awon  mengacu pada rasa bersalah yang dihasilkan dosa.
- Asymâh, "melanggar", "berbuat kekhilafan, kesalahan”. Secara tidak sadar kita melakukan kesalahan. Saat lau shi Vivi berkata, “Saya agak gemuk” saya membantah dan mengatakan bahwa yang gemuk Calvin sehingga Calvin cemberut. Terkadang tanpa sadar dengan perkataan kita menyakiti orang.
- Râsyâ', "tidak mengindahkan perintah tuhan", "berbuat jahat", "maksiat", dsb., "Tidak melakukan ibadah“
Syegâgâh, "dosa" yang tidak disengaja, karena tidak hati-hati, karena tidak sadar dan tanpa diketahui
Secara umum dalam pl, dosa itu dimengerti sebagai “ketidaktaatan” umatnya kepada Tuhan.

Dosa adalah perasaan atau pikiran atau perkataan atau tindakan yang datang dari hati yang tidak menghargai/mencintai Tuhan melebihi dari segala sesuatu (John Piper). Kalau kita lebih mengasihi pacar atau anak  dibanding Tuhan, itu dosa. Pikiran kita kalau tidak kita arahkan kepada Tuhan. Itu salah (dosa). Begitu juga perkataan dan tindakan yang tidak menunjukkan perkataan dan tindakan Tuhan itu salah.

Dosa adalah membangun kehidupan dan makna hidup pada apapun juga, bahkan sesuatu yang sangat baik, melebihi pada Allah (Timothy Keller). Kita membangun sesuatu yang baik tetapi melebihi Tuhan. Misal : kita melayani Tuhan dan berlatih dengan baik tetapi dasarnya bukan pada Tuhan, maka kita melakukan dosa. Kita mencapai kesuksesan dalam bekerja mendapatkan uang dan kesuksesan melebihi Allah, itu dosa.

Terus apa yang harus aku dan kau lakukan ?
-          Sadari dan akui kita adalah manusia berdosa di hadapan Tuhan (1 Yoh 1:9) dan juga sesama. Bukti kasih Tuhan sudah Tuhan nyatakan dengan datang ke dunia, mati di kayu salib untuk kita orang berdosa. Kita sadari kita manusia berdosa, mari kita akui. Mungkin juga tidak kita sengaja. Mari kita akui.
-          Mulai waspada dengan dosa dan saling mengingatkan. Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.  Contoh : missal kita punya anak yang dapat nilai jelek dan kita marah pada anak itu. Tapi kalau dia mencontek dapat 100 kita tidak marah. Seharusnya kita marah karena itu dosa. Mungkin kita risih kalau melihat orang tidak rapi bajunya, tetapi kita tidak risih saat orang berkumpul bersama bergosip. Kita mungkin kesal ketika pemain music suaranya besar sekali. Tetapi kita kesal dengan sahabat kita yang besar rasa kuatirnya dengan hari esok. Seharusnya kita menempatkan emosi dan marah  kita pada dosa bukan pada yang bukan dosa. Istri tidak balas SMS kita marah. Kalau istri selingkuh barulah kita harus marah.
-          Musa marah terhadap dosa yang dilakukan orang Israel (Kel 32:19-20) Saat turun dari gunung Sinai Musa melihat orang Israel menyembah lembu emas. Ia marah dan pecahkan loh batu itu dan lembu emas dilebur, dimasukkan ke air dan diberi minum kepada orang Israel satu per satu.
-          Nehemia marah ketika orang Yahudi melakukan dosa (Neh 13:25 Aku menyesali mereka, kukutuki mereka, dan beberapa orang di antara mereka kupukuli dan kucabut rambutnya dan kusuruh mereka bersumpah demi Allah, demikian: "Jangan sekali-kali kamu serahkan anak-anak perempuanmu kepada anak-anak lelaki mereka, atau mengambil anak-anak perempuan mereka sebagai isteri untuk anak-anak lelakimu atau untuk dirimu sendiri! Jadi Nehemia melihat orang Israel melakukan dosa, dipukuli, dicambuti rambutnya karena ia kesal. Yesus ketika melihat bait Allah menjadi sarang penyamun dibongkarnya. Itu dosa. Tapi kalau baju tidak rapi kita marah, tidak tepat meletakkan kemarahan.  Nilai anak kita jelek, tidak tepat kita marahi. Kalau mencontek kita marah.

.  Contoh. Bisa dikatakan dosa atau tidak dosa. Kita bisa memilih. Saat menghadapi marah, kita bisa memilih untuk marah atau tidak. Mengapa tidak diberikan senyuman? Mungkin teman dan sahabat kita jatuh dalam dosa dan kita hardik Kamu salah! Kalau dia bebal karena harus berkali-kali diberitahu di situ kita marah. Tetapi kalau dia sekali dan dua kali. Kita maafkan. Kita harus sadar, kita bersama adalah manusia berdosa. Tidak ada di antara kita yang tidak berdosa. Stop menghakimi. Kalau orang jatuh dalam dosa, stop bicarakan, mari bantu dia dengan senyuman. Kita manusia berdosa. Tuhan layak menghakimi kita. Tetapi dia datang dan mengasihi kita.  Manusia menajamkan sesamanya tetapi tidak harus dengan emosi. Semoga hidup kita berbahagia karena kita menyadari Allah mengasihi kita. Mari kita berelasi bersama dan saing mengasihi. 

No comments:

Post a Comment