Sunday, September 27, 2015

Rancangan Kitapun Dia Tahu


Ev. William

Yeremia 29:10-14
10  Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
11  Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
12  Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;
13  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
14  Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. —

Pendahuluan

                Apakah kita boleh merencanakan sesuatu dalam kehidupan kita? Tentu boleh! Sebelum masuk SAAT dan menjadi hamba Tuhan, saya kuliah di Jambi. Orang tua saya mempunyai rencana bagi hidup saya . Mama meminta saya untuk kuliah jurusan ekonomi di Jambi dan setelah itu masuk STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Mungkin karena mama saya ingin saya seperti dirinya yang bekerja sebagai karyawan di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Saya pun kuliah sesuai rencana orang tua. Setelah 3 tahun studi, saya mengikuti program magang. Namun saat menjalaninya saya mengalami kecelakaan sehingga berdampak pada perubahan rencana hidup. Saya melihat orang meninggal di depan saya sebanyak 4 kali. Seminggu sebelum saya mengalami kecelakaan, ada seorang kakek yang sedang menanti ajal. Saat itu saya magang di desa yang kecil sehingga kakek itu tidak dibawa ke rumah sakit. Penduduk berkumpul di rumahnya sampai akhirnya kakek itu menghembuskan nafas terakhir. Sehari sebelum kecelakaan, saya mengantar teman saya ke rumah sakit kecil di desa karena menderita sakit Chikungunya. Oleh petugas rumah sakit, teman saya diletakkan di ranjang untuk mendapat perawatan. Namun tiba-tiba, kami terkejut saat melihat ada 2 orang bapak yang membawa 2 anak remaja yang bersimbah darah dan kejang-kejang. Bapak itu kemudian berkata, “Tolong! Anak ini baru saja kami tabrak!” Melihat kondisi kritis kedua anak remaja tersebut, kami berdua langsung diacuhkan dan mereka fokus pada kedua anak remaja ini. Di sini saya melihat mereka kejang-kejang dan kemudian satu per satu meninggal. Dari mulut mereka mengalir darah. Kemudian saat saya kecelakan dan dirawat di rumah sakit, kamarnya ada 2 tempat tidur. Kemudian seorang penderita darah tinggi diantar menempati ranjang yang satunya lagi untuk meninggal di sana. Pengalaman-pengalaman  ini menyeramkan sekali sehingga membuat saya takut melihat darah. (Sewaktu ada program donor darah di gereja, saya ingin memberanikan diri untuk mendonorkan darah. Tetapi ingatan tentang darah muncrat membuat saya takut sekali). Akhirnya di rumah sakit, saya berkata kepada Tuhan, “Apakah arti hidupku?” Seperti di Yakobus 4:14 dikatakan , sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.. Saya bertanya dalam hati, “Mengapa saat kecelakaan, saya tidak langsung meninggal saja? Apa arti hidupku?” Akhirnya saya menyadari bahwa hari esok adalah misteri dan saya pun bertekad melayani Tuhan.

Rancangan Damai Sejahtera

                Janji Tuhan dalam Yer 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.  Apa maksud kalimat ini? Tuhan memiliki rencana damai sejahtera bagi umatNya. Namun damai sejahtera itu seperti apa? Bukankah hidup kita, kadang damai kadang tidak? Saat merencanakan usaha, terkadang usaha kita tidak berjalan lancar. Saat merencanakan jalan-jalan , kita sakit. Menurut kita, rencana hidup kita baik, tapi kadang Tuhan melakukan interupsi dalam rencana itu. Namun kita harus ingat, hari esok bagi kita merupakan misteri tapi bagi Tuhan tidak ada misteri. Kita perlu tahu, apa itu penderitaan dan damai sejahtera itu sendiri. Kita mungkin setuju ada waktu sedih ada waktu senang, Habis gelap terbitlah terang. Habis dukacita akan ada sukacita. Jadi sukacita dan dukacita berjalan secara bersambungan.
                Yer 29:10 mengatakan Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. Dari perkataan Tuhan ini ,seakan-akan saat pembuangan bangsa Israel mengalami penderitaan dan 70 tahun lagi Tuhan baru akan memberikan sukacita dan ini seperti sequel (bersambungan). Namun melihat di ayat 11 rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Apa maksudnya? Di dalam pembuangan sekalipun , kamu harus melihat Akulah Allah yang membuat rancangan damai sejahtera. Artinya di tengah pembuangan itu sekalipun, bangsa Israel tetaplah bersukacita. Jadi seorang Kristen tidak hanya melihat sukacita dan dukacita berjalan bersambungan tetapi juga berjalan simultan (bersama-sama). Seperti yang dikutip dari ayat :
1.     1 Tes 5:16 dikatakan “Bersukacitalah senantiasa”. Jadi di tengah suka atau sakit (penderitaan) sekali pun bersukacitalah. Di tengah penderitaan sukacita tidak mati.
2.     Fil 4: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!.
3.     2 Kor 6:10   sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

Akhirya kita bertanya mengapa kita bisa bersukacita di tengah dukacita? Kita ingat janji Tuhan : rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Allah kita adalah Allah yang hidup yang berjanji menyertai kita. Ketika tahu  rancangan Allah merupakan rancangan damai sejahtera, apa yang harus kita lakukan?

1.     Jangan pusing. Kita tidak harus merencanakan segala sesuatu dalam hidup kita secara rinci. Perencanaan hidup adalah sesuatu yang indah. Tuhan kita adalah Sang Perencana yang Agung. Dia merancang alam semesta yang besar ini sampai sel terkecil dalam diri kita. Kita juga harus tahu bahwa rumah akan berdiri kokoh bila direncanakan dengan baik. GKKK Mabes ini juga berdiri seharusnya dalam rencana yang baik. Perencanaan ini hal yang indah dan harus dilakukan di dalam hidup kita. Tetapi kita tidak harus merencanakan setiap titik kehidupan kita secara rinci. Mari kita persilahkan Tuhan juga ikut merencanakan dan berkarya. Yesus berkata dalam Yoh 5:19. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Yesus hadir dalam pelayanan dan melakukan kehendak Bapa. Apakah dalam hidup, saat merencanakan sesuatu kita juga membiarkan ada ruang di mana Tuhan bekerja dalam hidup kita? Dalam persekutuan doa, ada pokok-pokok doa yang direncanakan misal :  berdoa untuk Negara RI, GKKK Mabes, doa pribadi untuk pengakuan dosa. Mungkin di tengah doa kita yang sudah direncanakan tadi, saat berdoa pikiran bercabang karena anak sakit dan pekerjaan belum selesai. Terkadang Tuhan ingin mengingatkan kita, ini pokok doa yang harusnya kamu doakan. Jangan anggap ini sebagai ketidakfokusan dalam doa.  Mungkin kekhawatiran itu tidak terucapkan dalam doa kita kepada Tuhan. Kita berdoa untuk ini-itu sedangkan pergumulan kita tidak kita serahkan kepada Tuhan. Saya pernah mendapat uang Rp 20.000 di bus, lalu saya kantongi (bila ditaruh lagi akan ada orang lain yang mengambilnya). Tapi saya juga berdoa, saya mau memberi uang ini pada orang yang tepat. Ketika turun bus, ada seorang kakek tua yang bekerja sebagai tukang sol sepatu. Saya berdoa , “Tuhan jika kepada orang ini uangnya harus diberikan, maka akan saya berikan.” Kami naik angkot sama-sama. Terus aya berdoa lagi, “Kalau dia itu yang harus diberikan, dia akan turun tepat di mana saya akan turun.” Dan ia turun di mana saya turun sehingga saya memberikan uang Rp 20.000 itu kepadanya dan berkata, “Tuhan Yesus memberkati Bapak.” Dalam menunjukkan kasih kepada sesama dan dalam pelayanan dan pekerjaan kita, apakah kita pernah bertanya, “Tuhan pekerjaan ini sulit, apa yang harus saya lakukan? Tuhan aku mau, Tuhan yang merencanakan? “

2.     Jangan takut! Kasih karunia Tuhan itu cukup. Pada acara kesaksian di persekutuan doa Rabu kemarin, saya memberi kesaksian tentang rasa khawatir tertular penyakit cacar air yang mengunci hidup saya. Ada lagi kejadian sewaktu kecil, saya bermain jailakung dengan teman saya. Jailakung adalah permainan dengan menggunakan kayu dan pulpen lalu mempersilahkan roh masuk. Saya tidak ingat secara rinci apa yang terjadi. Yang saya ingat malam setelah saya bermain jailakung, di pintu kamar saya ada suara desahan.  Menyeramkan sekali. Desahan itu terjadi setiap hari. Saat itu saya menangis ketakutan. Selama seminggu saya ketakutan, sehingga saya melaporkannya ke orang tua. Papa saya berkata, “Itulah maka jangan main sembarangan.” Mama saya berkata, “Berdoa Wil!” Saya baru sadar bahwa  ketakutan itu telah mengunci pikiran saya dan akhirnya saya lupa berdoa dan bersandar pada Tuhan. Saya tidak bilang kejadian itu nyata atau khayalan saya. Tetapi ketakutan itu mengunci pikiran kita bukan pada Tuhan tetapi pada ketakutan itu sendiri. 1 Yoh 4:18a Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Ketika kita tahu akan kasih Tuhan , kita akan tidak takut menghadapi bahaya apapun. Yer 29:12-14 12  Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;  apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,  Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.   Seakan Tuhan berkata , “Hai orang Israel jangan takut! Aku bersertamu. Kamu butuh apa, ada Saya.” Dengan memahami bahwa rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, maka kita tidak menjadi takut.

3.     Tetap berjuang. Tuhan mau kita tidak menyerah. Walau rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, jangan sampai kita tidak melakukan apa-apa. Tuhan berjanji untuk menyertai tetapi tidak berarti kita tidak berbuat apa-apa. Bahkan saat pembuangan, umat Israel harus melakukan sesuatu . Yer 29:7  Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. Yer 29:4-5 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya. Di dalam masa pembuangan sekalipun,  diminta kepada umat Israel untuk mengusahakan kesejahteraan kota. Saat ditanya kita lahir di mana? Jawabannya “Di Indonesia” (mungkin ada yang mau lahirnya di TIongkok atau Amerika). Ketika kita sadar lahir di Indonesia, maka usahakanlah kesejahteraan di kota. Tuhan mau ketika kita tahu bahwa dalam rancangan Tuhan yang damai sejahtera, Dia mau kita berjuang. Ada seorang laki-laki yang melihat kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya. Karena kasihan , ia membantu kupu-kupu itu keluar dari kepompong. Akhirnya keluarlah kupu-kupu itu tapi tidak bisa terbang dan tak lama kemudian mati. Laki-laki tersebut telah mengintervensi proses perjuangan kupu-kupu keluar dari kepompongnya. Padahal Tuhan mengijinkan kupu-kupu keluar dalam perjuangannya untuk menguatkan sayapnya. Begitu juga dengan kita, kita maunya hidup santai-santai saja. Seharusnya ketika bekerja, kita berjuang. Tanpa perjuangan kita akan mati. Roma 5:3-4  Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dalam hidup kita Tuhan ijinkan adanya penderitan dan rasa sakit (di luar sukacita). Di situlah proses yang Tuhan ijinkan agar kita menjadi dewasa dalam iman kepada Tuhan.

Penutup

Yesaya 46:4   Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kita mungkin tidak menghayati arti kata-kata tersebut. Tetapi Tuhan berkata bahwa Dia tetap menggendong kita. Tuhan berserta kita sampai putih rambut kita. Itu hal yang menakjubkan (amazing). Kiranya kita tahu rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera. Kiranya kita tidak pusing, tidak takut dan tetap berjuang! Karena Tuhan menyertai kita.



No comments:

Post a Comment