Monday, July 27, 2015

Dosa Daud


Pdt. Hery Guo

2 Samual 11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

Pendahuluan

                Kita perlu belajar arti dosa agar kita menyadari betapa mengerikannya dosa sehingga Tuhan Yesus harus turun ke dalam dunia dan mati di kayu salib. Dosa membuat Allah dan manusia terpisah dan manusia tidak bisa menolong diri sendiri sehingga Tuhan Yesus menebus dosa manusia. Ada yang berkata dosa itu mencuri, berzina, berbohong dll. Itu adalah bentuk-bentuk dosa. Alkitab menjelaskan dosa dengan baik sekali. Dosa menurut Alkitab adalah seperti orang yang sedang memanah yang harus mengenai sasaran (tanda bulat di papan)  tapi tidak kena sasaran. Bila kita tidak melakukan apa yang Allah perintahkan , hal ini ibarat pemanah yang memanah dengan tidak tepat sasaran. Jadi dosa adalah apa yang Allah katakan itu yang tidak kita lakukan. Adapun sifat dosa yang sudah dibahas sebelumnya :
1.     Dosa Adam : ingin menjadi seperti Allah dan menaruh curiga.
2.     Dosa Akhan : tamak.
3.     Dosa Saul : tidak taat.
Inti dosa adalah tidak melakukan apa yang Allah perintahkan.

                Daud adalah raja Israel yang hebat. Namun sehebat apapun, manusia tidak kebal dengan dosa. Jangan mengira dosa hanya dilakukan oleh orang sederhana atau orang miskin saja. Orang yang berpengetahuan tinggi dan orang kaya justru lebih sering melakukan dosa yang lebih parah. Jangan mengira hanya jemaat yang bisa jatuh dalam dosa, hamba Tuhan juga bisa. Itu sebabnya kita belajar dari tokoh Alkitab supaya kita belajar apa yang Tuhan mau, karena apa yang dikehendaki Tuhan pastilah baik. Tuhan memberi firmanNya agar kita hidup.

Dosa – Dosa Daud

1.     Dosa zina.

          2 Samual 11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem Pada ayat ini sepertinya tidak terlihat dosa Daud. Ayat 1 ini ingin menjelaskan awal dari rangkaian peristiwa jatuhnya Daud ke dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba ,istri Uria (salah seorang prajuritnya sendiri), lalu ia membunuh Uria (2 Sam 10). Ayat 1 menjadi penting untuk dilihat karena inilah kunci kejatuhan Daud. Pada ayat 1 dikatakan, Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang….. sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. Menurut tradisi bangsa Israel hidup di negara-negara yang sedang berperang.  Di sana ada bani (bangsa) Moab dan bani Amon. Waktu itu mereka hidup di sana dengan musuh mereka, sehingga setiap tahun mereka akan maju berperang. Biasanya mereka maju perang pada pergantian tahun (setelah tahun baru , mereka maju perang). Daud biasanya ikut berperang karena ia adalah pemimpin perang. Tetapi dalam cerita ini, Daud tidak pergi berperang.  Ia menyuruh prajurit-prajuritnya pergi berperang. Dia menyuruh panglima Yoab untuk menggantikannya berperang, sedangkan di Yerusalem ia hidup dengan santai.                Kemudian ia berjalan-jalan di atas loteng (sotoh) dan dari sana ia melihat ada seorang perempuan sedang mandi. Hatinya kemudian mengingininya dan meminta perempuan itu datang. Jadi waktu Daud berkuasa dan menjadi raja, ia pikir sudah aman sehingga ia lengah dari jebakan si jahat (iblis).  Ini bahaya yang dibuat si jahat untuk Daud. Daud sudah keenakan menjadi raja sehingga lengah (tidak waspada).  Dari pelajaran ini kita menarik kesimpulan bahwa kejatuhan berasal dari hal sepele yang tidak pernah kita pikirkan. Ada pepatah orang jatuh bukan karena batu yang besar tapi batu kerikil.  Ada film silat Mandarin berjudul Tebing Merah (Red Cliff) yang menceritakan tentang masa 3 kerajaan. Dikisahkan pada film ini tentang kejatuhan seorang panglima perang besar saat diajak minum teh oleh seorang perempuan dari pihak musuh. Padahal pasukan tentaranya sangat banyak, tetapi akhirnya bisa dikalahkan oleh pasukan yang kecil.
          Ef 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk melawan roh di udara yang menjebak kita dengan tipu muslihatnya. Waktu kita tidak waspada maka ia membuat kita jatuh. 1 Pet 5:8  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Keponakan saya dari Malang senang menonton film National Geography yang bercerita tentang kehidupan binatang-binatang. Ia menonton film tentang singa Afrika yang ingin menangkap mangsanya (kijang). Singa itu dengan telaten mengawasi Kijang dan saat mangsanya lengah, ia pun memburu dan menanangkapnya! Jadi Rasul Petrus mengingatkan kita agar berhati-hati karena kita sedang diawasi oleh si jahat seperti singa yang ingin menangkap mangsanya.
          Kejatuhan (dosa) kita karena tidak waspada sering terjadi. Waktu hidup kita mulai mapan, berhati-hatilah. Mapan itu bukan dosa. Tapi jangan terbuai oleh apa yang sedang kita nikmati. Ada pemuda yang sewaktu hidupnya susah, berdoa dengan begitu semangat. Ia mengikuti persekutuan doa setiap minggu (1 bulan 4 kali). Awal ia mendapat pekerjaan kehadirannya menurun menjadi 1 bulan 2 kali. Lalu saat jabatannya mulai naik, ia datang ke persekutuan doa 1 kali dalam sebulan. Setelah semakin sibuk, ia tidak pernah lagi berdoa. Si jahat menipu kita dengan cara-cara yang licik. Pada waktu belum punya kekayaan dan tidak mapan, kita rajin beribadah. Tapi setelah ditambahkan hal-hal yang bisa dinikmati, kita mulai lupa Tuhan. Raja Daud jatuh ke dalam dosa, karena lengah terhadap jebakan si jahat.

2.     Merasa Berhak Melakukan Apa Saja.

          Saat Raja Daud lengah, ia jatuh dalam dosa sex. Lalu ia menjadi takut saat Batsyeba mengandung dari hasil perzinahannya dan untuk menutupinya ia pun membunuh suaminya (Uria). Dosa beranak dosa. Bila dosa tidak diselesaikan , dia akan buat dosa lagi terus menerus. Raja Daud begitu berani mengambil istri anak buahnya sendiri, padahal hukum ke sepuluh dari Hukum Taurat berkata “jangan mengingini milik orang lain termasuk istri orang lain” (pada zaman sekarang termasuk suami orang lain karena sekarang perempuan berani mengambil suami orang). Raja Daud berani melanggar perintah Allah karena ia merasa ia adalah raja. Dengan kekuasaannya membuat dia bisa melakukan segalanya. Dosa Daud yang kedua ia merasa dirinya sebagai orang yang berhak melakukan apa saja. Bahkan melawan hukum pun ia berani, termasuk mengambil istri orang dan membunuh suaminya. Kekuasaan atau jabatan bisa membuat kita berbuat apa saja. Waktu kita belum ada apa-apa kita takut berbuat apa-apa. Ini meruapakan sesuatu yang sering kita alami.Waktu kita sudah punya apa-apa kita berani berbuat apa-apa, karena kita menggangap punya kuasa terhadap apa-apa itu. Kemarin anak Sekolah Minggu ke mal Taman Anggrek dan mendengar kisah tentang Malin Kundang. Awalnya sewaktu di desa Malin Kundang sangat hormat terhadap orang tuanya. Kemudian ia merantau mencari uang. Setelah menjadi kaya dan punya kekuasaaan , ia membuang mamanya. Si jahat membuat kita jatuh, saat kita sudah memiliki segala sesuatu. Di rapat majelis saya sampaikan, hari ini kita sering bergumul pada Tuhan dalam pembangunan. Dulu kita bergumul untuk pengadaan alat-alat musik. Tuhan melalui kuasanya mencukupi pengadaan atas 2 grand piano sehingga sekarang ada 2 alat musik yang bagus untuk mendukung kebaktian. Dulu kita menggumuli pengadaan alat musik drum agar jemaat remaja bisa dengan baik memuji Tuhan. Tuhan mencukupkan dan kita bersyukur. Lalu kita bergumul untuk melakukan renovasi satu per satu. Tahun ini ada 1 renovasi lagi yang tersisa. Tuhan cukupkan kebutuhan untuk renovasi. Namun kita harus berhati-hati saat merasa mapan, semua enak, lalu kita lupa karena merasa semua sudah punya. Itu dosa Daud yang kedua

3.  Lebih mengandalkan manusia.
     
                2 Sam 24:1-3 Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."  Lalu berkatalah raja kepada Yoab dan para panglima tentara yang bersama-sama dengan dia: "Jelajahilah segenap suku Israel dari Dan sampai Bersyeba; adakanlah pendaftaran di antara rakyat, supaya aku tahu jumlah mereka."  Lalu berkatalah Yoab kepada raja: "Kiranya TUHAN, Allahmu, menambahi rakyat seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang, dan semoga mata tuanku raja sendiri melihatnya. Tetapi mengapa tuanku raja menghendaki hal ini?" Apa dosa Daud pada ayat tersebut? Daud ‘hanya’ menghitung jumlah rakyat Israel dari atas sampai bawah (daerah orang Israel dari Dan sampai Bersyeba). Lalu ia mengadakan pendaftaran supaya tahu berapa jumlahnya. Dosa Daud di sini adalah ia merasa bila rakyatnya banyak maka ia menjadi kuat (bila rakyat banyak maka kekuatan besar), tetapi yang salah Daud terlalu mengandalkan manusia (lebih mengandalkan manusia daripada Tuhan) padahal Daud tahu bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Sewaktu menjadi raja, Daud meminta pertolongan Tuhan. Namun setelah menjadi raja yang hebat dan mapan, ia lupa terhadap perbuatan Tuhan yang hebat. Ia lebih mengandalkan manusia daripada Tuhan. Saya mengenal seseorang yang punya uang banyak (rumahnya di Singapura dan Jakarat banyak). Saya dan istri pernah diajak makan. Walau hanya berempat, dia memesan makanan untuk 10 orang. Di meja sebelah, orangnya ada 10 ikannya satu porsi. Di meja kami, orangnya 4, ikannya 4 porsi (1 orang 1 ikan). Orang di sebelah, piring ikannya mutar ke sana ke mari agar semuanya dapat. Dia tidak kesulitan dalam uang, mau makan banyak bisa. Tapi suatu kali ia bersaksi di persekutuan kantornya di hadapan karyawannya. Ia punya penyakit yang mengganggunya. Ia sudah datang ke dokter tapi belum disembuhkan. Saya mengira penyakitnya  kanker, ternyata ia tidak bisa tidur! Menjelang malam sampai pagi, matanya tidak bisa tutup. Saat melirik ke istrinya yang tidur nyenyak ia merasa irihati. Kamarnya luas, tempat tidurnya mewah, ACnya dingin, mengapa tidak bisa tidur? Kekayaan tidak bisa membuat dia bisa tidur. Uangnya yang banyak tidak bisa membuat ia tidur. Uang tidak bisa dibelikan obat untuk ia bisa tidur. Ia pergi ke dokter. Dokter kasih obat tapi ia tetap tidak bisa tidur. Uang untuk beli AC yang banyak juga tidak bisa membuatnya tidur. Ia bisa beli ranjang paling nyaman di dunia, juga tidak bisa membuatnya tidur. Ia berkata, “Saya menangis kepada Tuhan.” Ia hanya berdoa agar ia bisa tidur. Waktu kita mengandalkan kekayaan dan kuasa, maka kita akan jatuh seperti Daud.  Itu sebabnya Rasul Paulus berkata, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Kor 12:9b)  

Penutup


Adam memberontak kepada Allah. Ingin berkuasa dan sama seperti Allah. Keturunan Adam dosanya mirip semua. Jadi waktu dosa benar-benar ada di dalam diri kita, maka kita tidak akan pernah mengalami cinta kasih Tuhan. Kitab Suci mengatakan Daud orangnya rendah hati, setelah jatuh dalam dosa ia datang kepada Tuhan dan bertobat. Ia mengakui kesalahannya. Waktu jatuh ke dalam dosa sex dan membunuh orang, Nabi Natan menegurnya. Daud sadar dan menyesal. Kekuasaannya sudah menutup matanya dari melihat kehendak Tuhan. Waktu Allah menghukum Daud saat menghitung rakyat yang banyak dan mengandalkan orang, Raja Daud menyesal dan  kembali bertobat. Saya tidak anti dengan kemapanan. Saya tidak anti dengan kekayaan. Saya tidak anti orang punya pekerjaan yang baik. Saya hanya mengingatkan untuk berhati-hati supaya kemapanan tidak menggantikan Tuhan. Jangan membuat kita tidak setia mencari Tuhan. Jangan lagi tidak setia membaca firmanNya. Jangan tidak setia dalam doa kepadaNya. Belajar tentang dosa mengingatkan betapa kita membutuhkan Tuhan!

No comments:

Post a Comment