Sunday, November 30, 2014

What is Success?

Pdt. Arthur Surjadi Lin

Kejadian 39:1-6
1   Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
2  Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
3  Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
4  maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
5  Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
6  Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Kejadian 50:20
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
21  Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga." Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
22   Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun.
23  Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf.
24  Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya: "Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub."
25  Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya: "Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini."
26  Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir.

Pendahuluan
               
                Tema “Apa itu Sukses?” merupakan tema yang menarik karena sederhana dan semua orang ingin menjadi sukses. Kalau ditanyakan “Apa itu Sukses?” ke sanak saudara, orang tua, anak , pembantu , sopir dan siapa pun yang ditemui, maka jawaban yang diberikan setiap orang berbeda-beda. Kalau kita diminta untuk mendoakan seseorang, maka doa yang diminta supaya sukses. Demikian kalau dengan orang tua yang mendoakan anaknya, agar mereka sukses. Apa maksudnya sukses?  Banyak arti tentang sukses. Apakah saat ini kita sudah sukses? Banyak kisah sukses di Alkitab, seperti Salomo yang kaya raya dengan banyak istri. Secara manusiawi ia sukses tetapi akhirnya meninggalkan Tuhan. Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, “Yang menyedihkan adalah orang yang dalam kesuksesannya tidak tahu bahwa ia sudah sukses”. Itu kemalangan. Manusia ingin mencapai lebih, lebih dan lebih lagi. Manusia tidak pernah merasa puas. Melihat kenyataannya, banyak orang yang tidak mengerti apa arti kata sukses. Saya sudah melakukan survey untuk mengetahui persepsi tentang seseorang tentang kesuksesan. Ada seorang siswa yang menjawab, “Saya sukses kalau nilai matematika saya 10”. Ada seorang ibu menjawab, “Saya sukses kalau anak saya sukses” tapi bila ditanya lebih mendalam tentang bilamana anaknya sukses, dia tidak bisa memberi jawaban langsung. Untuk mempermudah, pertanyaannya diubah menjadi pernyataan , “Hidup saya telah sukses bila di akhir hidup saya, saya telah …..”. 

Pengertian Sukses Orang Dunia
               
Terdapat 4 kelompok jawaban tentang arti sukses yaitu:

1.     Sukses adalah apabila seseorang telah melakukan apa yang perlu (what is necessary). Kategori ini mencari kesuksesan dengan melakukan apa yang perlu. Misalnya : saya sukses kalau saya berhasil membesarkan anak, mempunyai cucu, memiliki harta pribadi (mobil, motor, rumah).
2.     Saya sukses jika telah menjadi orang baik (melakukan apa yang baik). Seorang trilioner Inggris , Richard Branson (1950, 64 tahun), pendiri Virgin group (membawahi lebih dari 400 perusahaan di seluruh dunia dengan kekayaan sekitar 5,1 miliar dollar AS atau setara Rp 61,2 triliun) mengatakan, “Kesuksesan adalah soal keterlibatan”. Dalam blog Virgin, ia menulis, “Definisi kesuksesan? Makin sering Anda terlibat secara aktif dan praktis, Anda semakin merasa sukses.” Artinya bila tidak aktif (tidak melakukan sesuatu) maka kamu gagal, sekalipun kamu punya segala sesuatu.
3.     Saya sukses jika saya telah melakukan apa yang benar. Arianna Huffington, pemimpin Huffington Post, mengatakan bahwa matrik kesuksesan tak cukup hanya uang dan kekuasaan. Harus ada matrik ketiga, yaitu kesejahteraan, kebijaksanaan, mimpi, dan berderma. Menurutnya faktor-faktor itulah yang menjaga psikologi kehidupan kita dan merupakan kesuksesan yang sebenarnya. CEO Zappos, Tony Hsieh mengatakan bahwa sukses adalah hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya. Menurutnya nilai dasar personal mendefinisikan siapa individu tersebut sebenarnya dan nilai dasar perusahaan pada akhirnya yang menentukan karakter dan merek produknya. “Bagi individu, karakter adalah takdir. Bagi organisasi, budaya adalah takdir,” ujarnya dalam buku Delivering Happiness.
4.     Orang yang menjawab pertanyaan dengan asal-asalan. Misal : saya sudah sukses bila saya punya uang Rp 5 miliar. Banyak orang berpikir seperti itu. Dia tidak berbicara tentang apa yang baik dan benar, tetapi bicara tentang materi. Bicaranya tanpa arah.

Pandangan Alkitab tentang Kesuksesan

Bagaimana pandangan Alkitab tentang sukses?  Bila kita bertanya apakah kita sudah sukses kepada orang lain, ada yang bilang kita sudah sukses tapi yang lain berkata sebaliknya. Jadi pendapat orang bisa berbeda-beda. Yang penting bukanlah penilaian orang, tetapi yang penting adalah apa yang Tuhan lihat. Tokoh Yusuf (Kejadian 39 dan 50) menjadi pelajaran bagi kita tentang arti suskes.

1.    Yang keliru tentang sukses.

a.        Sukses ditentukan oleh jabatan, status atau keberadaan materi. Orang bisnis bilang sukses tergantung kekayaannya. Pada Kejadian pasal 39:2a , dikatakan TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya. Padahal saat itu Yusuf hanyalah seorang budak! Jangan menilai diri sendiri tidak sukses karena masih menjadi pegawai, guru, belum punya perusahaan, petugas cleaning service atau kondektur bus. Karena kesuksesan tidak ditentukan profesi, jabatan atau kepemilikan. Kesuksesan dalam Alkitab tidak ditentukan dengan apa yang dimiliki. Saat ditanya tentang cita-citanya, seorang anak menjawab “Ia ingin jadi bos besar”. Cara berpikirnya bagus, tetapi ada kekeliruan. Saat didalami dengan fakta bahwa, “Banyak perusahaan besar yang tidak membayar utang ke pihak lain dan tidak bisa tidur nyenyak”, ia tetap mau menjadi bos besar. Seharusnya cita-citanya adalah menjadi bos perusahaan besar yang berhasil, jangan yang gagal karena kalau gagal tidak ada gunanya. Kita boleh menjadi seorang petugas cleaning service, tapi jadilah petugas yang berhasil!. Ada kisah tentang seorang buta huruf yang datang dari desa ke kota untuk melamar pekerjaan. Perusahaan yang dilamarnya, tidak mau menerimanya sebagai karyawan di bagian cleaning service karena walau ia bersedia mengerjakan apa saja seperti membersihkan toilet, menyapu dan ngepel tapi ia tidak bisa membaca! Alasannya kalau ada pengumuman tertulis ia tidak tahu karena tidak bisa membaca. Lalu ia pergi dengan hati yang sedih dan melewati sebuah toko buah dan ia pun melamar pekerjaan di sana. Saat ditanya bisa apa saja, dia menjawab, “Saya mau bekerja dan belajar bekerja apa saja”. Akhirnya ia menjadi tukang antar buah ke pembeli dengan menggunakan motor (Ia belum bisa membawa mobil). Pagi sampai petang ia mengantar pesanan dan malamnya dia belajar mengemudi mobil. Bosnya melihat bawahannya ini jujur sekali. Tidak pernah ada pembeli yang complain tentang buah pesanan yang kurang. Padahal sebelumnya banyak pembeli yang mengeluh, karena pesanannya tidak sesuai akibat dimakan supir pengantarnya. Saat Bosnya membuka cabang baru, ia pun diminta jadi pemimpinnya dan selanjutnya perusahaannya membuka cabang di mana-mana dan sukses! Saat ia diwawancarai ia menceritakan kisah di atas dan berkata bahwa sampai saat ini ia tidak bisa membaca! Wartawan berkata,”Bapak sekarang sudah sukses walau tidak bisa membaca. Coba kalau bisa mem baca, tentu bisa lebih sukses.” Ia pun menanggapi, “Kalau saya bisa membaca, maka saya hanya akan menjadi petugas kebersihan saja. Untung saya tidak bisa membaca, sehingga sekarang menjadi bos besar”.
b.       Orang sukses adalah orang yang tanpa masalah. Yusuf waktu disuruh papanya, Yakub (Kejadian 37:14) untuk melihat keadaan saudara-saudaranya, ia kemudian dikatakan sebagai tukang mimpi (Kej 37:18), ditangkap dan hampir dibunuh oleh saudara-saudaranya itu. Namun Ruben mencegahnya dan kemudian Yusuf dimasukkan ke sumur yang kering (Kej 37:24). Menghadapi hal ini, kemungkinan besar Yusuf  bingung. Mengapa dia diperlakukan seperti itu padahal  dia tidak bersalah apa-apa! Tidak lama kemudian dia diangkat kakak-kakaknya. Tetapi diangkat bukan untuk dibawa pulang melainkan dijual sebagai budak (Kej 37:28). Menjadi seorang budak berarti tidak mempunya hak atas apapun karena seorang budak boleh dipukul, disiksa dan dibunuh oleh tuan yang membelinya. Nilai seorang budak sangat rendah (tidak ada arti dan nilainya). Yusuf dalam hatinya mungkin bertanya, “Mengapa ia dijual menjadi budak?” Pasal 39:2-4 dikatakan,” TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu. Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.” Tapi kemudian ia difitnah istri Potifar dan dimasukkan ke penjara. Tangannya dirantai.  Menghadapi hal ini, mungkin ia bertanya-tanya, “Salah saya apa? Mengapa saya melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan tapi mengalami banyak masalah?” Namun akhirnya Yusuf dipercaya Firaun menjadi seorang mangkubumi di Mesir! (Kej 41:40). Kesuksesan tidak ditentukan berapa banyak masalah yang menghimpit.  Orang yang sukses bukan tanpa masalah tapi bisa keluar dari masalah.
c.     Orang sukses tidak mempunyai pengalaman buruk. Alkitab menunjukkan pengalaman buruk yang diijinkan Tuhan terjadi untuk mendatangkan kebaikan, memperlihatkan campur tangan dan rancangan Allah yang jelas.  Pada Kejadian 50:20, Yusuf mengatakan, Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kita tidak bisa mengatakan, “bila mengalami banyak pengalaman buruk, saya telah gagal”. Semua pengalaman buruk di dalam Tuhan diijinkan Tuhan supaya kita mengenal rancangan Tuhan yang baik. Kejahatan yang mungkin kita alami dari orang-orang di sekeliling kita, dirancang Tuhan untuk membentuk hidup kita menjadi sesuatu hal yang baik. Di dalam Tuhan apa yang dialami dirancang Tuhan dengan ajaib secara spesifik dan khusus untuk kita (tailor made).  Hanya kita yang bisa dan sanggup mengalaminya dan hanya kita yang bisa melihat campur tangan Tuhan dalam hidup kita! Hal yang baik yang dirancang Allah dalam hidup kita. Sukses bukan ditentukan keberadaan masalah (punya pengalaman buruk atau tidak). Winston Churchill (1874 –1965, mantan perdana menteri Inggris, peraih penghargaan Nobel di bidang literarur) mengatakan, “Orang sukses saat orang berhasil mengatasi masalah walaupun bertubi-tubi pengalaman buruk menghampiri (sukses adalah kegagalan-kegagalan tanpa kehilangan antusiasme)”.
d.     Sukses ditentukan oleh banyaknya uang. Tentang uang, ada 2 pendapat yang ekstrim. Ada yang megatakan , “kalau kita punya banyak uang kita sukses” dan “saya tidak perlu uang”. Itu tidak benar. Banyak uang belum tentu sukses. Tapi ada beberapa alasan uang tidak menjadi terlalu penting dalam kehidupan. berikut sebabnya:
Uang bisa membeli HIBURAN tapi tidak bisa membeli KEBAHAGIAAN
Uang bisa membeli POSISI tapi tidak bisa membeli KEHORMATAN
Uang bisa membeli KOSMETIK tetapi tidak bisa membeli KECANTIKAN DARI DALAM
Uang bisa membeli MAKANAN ENAK tapi tidak bisa membeli NAFSU MAKAN
Uang bisa membeli KASUR tapi tidak bisa membeli TIDUR NYENYAK
Uang bisa membeli SEX tapi tidak bisa membeli CINTA SEJATI
Uang bisa membeli OBAT tapi tidak bisa membeli KESEHATAN
Uang bisa membeli DARAH tetapi tidak bisa membeli NYAWA (KEHIDUPAN)
Uang bisa membeli JAM tapi tidak bisa membeli WAKTU
Uang Bisa Membeli BUKU dan KOMPUTER tapi tidak bisa membeli KEPINTARAN dan PENGETAHUAN
Uang bisa membeli RUMAH MEWAH tapi tidak bisa membeli KENYAMANAN dan KELUARGA
Uang bisa membeli AGAMA, tapi tidak bisa membeli KESELAMATAN
Uang tidak bisa membeli itu semua. Tetapi tidak memiliki uang sama sekali juga akan menimbulkan masalah. Pepatah Tionghoa mengatakan, 金钱不是万能的  但没有钱是万万不能的 (Jīn qián bùshì wànnéng de dàn méiyǒu qián shì wàn wàn bùnéng de). Uang bukanlah segalanya, tapi tidak punya uang sama sekali, tidak bisa apa-apa. Jadi jangan bilang kita tidak perlu berdoa untuk meminta uang. Yang benar mintalah agar hidup kita seimbang.

2.    Yang benar tentang sukses.
Kita sukses bila :
a.     berharga. Ada yang punya banyak uang tapi tidak merasa berharga sehingga terus mencari uang. Ada pengusaha yang punya 8.000 orang pegawai, tidak puas dan minta didoakan agar punya 10.000 orang pegawai. Tuhan pun mengabulkannya. Dia berdoa lagi minta pegawainya menjadi 12.000 orang dan itu pun dikasih Tuhan. Terakhir jumlah pegawainya sudah mencapai 15.000 orang dan dia minta agar pegawainya menjadi 20.000 orang! Dengan jumlah pegawai sebanyak 20.000 orang pun, ternyata ia tidak merasa cukup! Tidak ada kata cukup! Padahal yang diajarkan kekristenan adalah adalah rasa cukup dan bersyukur. Kesuksesan saya tidak ditentukan oleh jabatan, posisi, uang yang dimiliki tapi oleh  apa ditentukan oleh Tuhan untuk posisi saya. Dan hal ini bukan berdasarkan penilaian orang lain, karena penilaian orang selalu kurang (ada yang bilang sukses tapi yang lain bilang belum tentu). Kalau penilaian sukses ditentukan oleh orang maka kita akan kecewa. Ada wanita yang sangat cantik sekali, tetapi karena merasa selalu kurang maka ia pergi operasi plastik. Hal ini terus dilakukan sehingga mukanya menjadi menakutkan karena seperti badut. Melihatnya orang kalau tidak tertawa kecil atau membuang muka. Hal ini disebabkan karena tidak merasa dirinya suksesdan merasa kurang terus. Penentuan sukses dilihat dari “siapa saya”? Saya diciptakan menurut rupa dan gambar Allah (Kej 1:26).
b.     Bermakna. Hidup kita kalau hanya sukses secara kekayaan dan materi tapi tidak bermakna buat orang lain, maka gagal total. Yusuf berkata, Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kej 50:20). Kalau saya hanya berharga, tidak cukup tapi juga supaya bermakna  dan berguna buat orang lain. Sekali pun hanya sebagai petugas kebersihan, bila bermakna buat orang lain, maka sudah sukses. Sukses tidak dinilai berdasarkan standard dunia, tapi standard Penciptamu. Ukurannya bukan berhasil untuk dirimu, tetapi seberapa bermaknanya dirimu bagi orang lain!
c.     Berkelanjutan. Jikalau hidup hanya sampai di sini saja, berarti belum sukses. Kalau tidak ada nilai, cita-cita, pemikiran, maka tidak mempengaruhi dunia. Yusuf walau dalam keadaan di penjara dan seperti budak, ia juga bermakna bagi orang lain. Ia menafsirkan mimpi orang dan membuat orang bermakna. Ia menafsirkan adanya 7 tahun kesulitan di Mesir (Kej 40:30-31), sehingga membuat Mesir menjadi negara terkaya. Karena semua bangsa lain membeli gandum dengan harga yang sangat mahal. Ketika dunia kekeringan dan menderita kelaparan, hanya ada bahan makanan di Mesir yang dijual dengan harga mahal. Mungkin harganya kalau dihitung sekarang Rp 1.000.000 / kg tapi tetap dibeli karena manusia perlu makan. Mesir menjadi negara terkaya saat itu. Jika hidup untuk diri sendiri berarti belum sukses. Hendaklah hidupmu tidak saja bermakna tapi juga berkelanjutan. Itu sangat sukses!
d.     Punya Tuhan. Manusia hidup bisa 80-100 tahun namun setelah itu semuanya tidak ada artinya (akan dilupakan). Yusuf hidupnya berkelanjutan. Setelah Yusuf meninggal, orang Israel tetap mengingatnya. Tetapi setelah pergantian generasi, pengganti Firaun tidak mengingat lagi apa yang dilakukan Yusuf untuk Mesir sehingga bangsa Israel ditindas. Hal ini menunjukkan suatu kali kita akan dilupakan. Namun ada 1 yang tetap ada pada diri kita yaitu ketika kita bertuhan! Kita sukses kalau bermakna, berkelanjutan dan punya Tuhan! Bertuhankan Tuhan. Baptisan (seperti yang dilakukan hari ini) itu penting, karena orang yang dibaptis mengaku Yesus Kristus adalah “Tuhan dan Juruselamat saya” walau ada juga orang yang malu mengakuinya dan ada yang menjadi tuhan bagi dirinya sendiri.

Penutup
               

                Apa arti sukses bagi hidup setelah mendengar khotbah ini? Bukan jabatan atau banyak uang yang penting. Tinggalkan pendapat seperti ini. Tuhan akan memberikan kepada kita ketika tahu kita berharga, bermakna dalam hidup, sehingga hidup kita berkelanjutan dan kita punya Tuhan! 

No comments:

Post a Comment