Sunday, February 23, 2014

Hosea 6 : Pertobatan yang Tulus




Ev Susan Kwok

Hosea 6:1-3
1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.
2  Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
3  Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Pendahuluan

Inti dari Hosea pasal 1 adalah perintah Allah kadang kala tidak masuk akal, unik dan tidak sesuai jalan pikiran kita karena Allah sudah memerintahkan (nabi) Hosea untuk menikahi perempuan pelacur yang bernama Gomer. Dalam keadaan normal, tidak ada seorang ibu yang bercita-cita menikahkan anaknya dengan seorang pelacur, namun pada Hosea pasal 1,  Allah bahkan mengijinkan  nabi Hosea untuk menikahi pelacur! Yang ingin ditunjukkan di sini adalah  Gomer yang tidak setia terhadap Hosea suaminya menjadi contoh dari keberdosaan bangsa Israel khususnya dan manusia di muka bumi umumnya terhadap Allah. Tetapi sikap Hosea yang mengasihi Gomer menjadi bukti kasih Allah kepada manusia yang memberontak kepada Allah.
Hosea 2 : Allah yang kasih adalah Allah yang kudus dan tidak bermain-main dengan dosa. Sehingga banyak pernyataan yang ekstrim seperti Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya (ayat 10). UmatNya yang terus bermain dengan dosa mendatangkan murka Allah. Israel Selatan dibuang ke Babel selama 70 tahun. Israel Utara dibuang ke Asyur selama 350 tahun.  Allah yang kasih adalah Allah yang disiplin, untuk menunjukkan kasihNya yang kudus.
Hosea 3 : Allah yang menciptakan sekaligus Allah yang menebus ciptaanNya. CiptaanNya terbuang men jadi budak dosa, tetapi Allah ingin mengambil kembali umatNya sehingga ditebus. Arti nama Gomer adalah kue kismis. Pada Hosea 3:1 dikatakan “mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis" untuk menunjukkan bahwa bangsa Israel lebih suka melacurkan diri. Allah meminta Hosea untuk menebus Gomer dengan harga terendah dari seorang budak, yaitu sebesar 30 syikal perak. Gomer ditebus dengan 15 syikal perak dan 1,5 homer jelai (Hosea 3:2) yang bila diuangkan senilai 15 syikal perak (sehingga bila dijumlahkan semuanya 30 syikal perak). Hosea 3 memperlihatkan bahwa kedudukan Gomer itu sangat rendah. Seharusnya Allah tidak perlu membuang-buang waktu untuk memeliharanya karena sepertinya akan sia-sia. Tetapi Tuhan menyuruh nabi Hosea untuk menebus dan menghargai dia. Angka 30 syikal perak akan mengingatkan kita bagaimana Yudas menghianati Yesus dengan 30 uang perak. Yudas dan dunia ini menganggap Yesus dan pengorbananNya sangat rendah di mata manusia. Harga terendah dari seorang yang rendah adalah senilai 30 keping uang perak. Itulah pengkhianatan manusia terhadap Allah. Tetapi Yesus telah membayar , melunasi dan menghargai kita dengan biji mataNya padahal kita tidak layak. Bahkan sebagai budak pun kita juga tidak layak dibayar dengan darah, nyawa dan diriNya sendiri. Perbandingan yang luar biasa. Israel dan manusia menghargai Allah dengan harga terendah tetapi Allah menghargai umat ciptaanNya itu dengan harga yang tertinggi.  Jikalau Allah menghargai bangsa Israel dan kita dengan harga tertinggi , apa respon kita terhadap kasih yang luar biasa tersebut? Kita acuh dan tetap main-main dengan dosa dan tidak mau bertobat dengan sungguh-sungguh atau sebaliknya?

Pertobatan yang Tulus

Hosea 6:1-3 merupakan respon yang Tuhan rindukan dari setiap manusia yang Dia kasihi. Ini bukan respon langsung dari bangsa Israel. Hosea 5:15 mengatakan “Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku” Mari berbalik kepadaNya! Itulah kerinduan Allah. Allah rindu dan Dia sudah mendisiplinkan, menghukum umatNya sehingga mereka tahu mereka bersalah. Allah menghukum bukan karena Dia membenci umatNya tapi Dia tidak mau mereka hidup seterusnya dalam dosa. Allah rindu umatNya mengaku bersalah dan dalam kesesakannya merindukan Allah. Karena hanya orang yang merindukan Allah yang akan mengeluarkan kalimat pada Hosea 6:1-3. Tuhan menginginkan umatNya berbalik (return) kepada Dia. Berbalik bukan berarti kita kembali ke posisi awal di mana kita berdosa, tetapi Allah menginginkan kita kembali ke titik di mana kita menyesali apa yang sudah kita buat. Allah ingin kita berbalik dari kejahatan yang kita sudah lakukan dengan penyesalan yang dalam.  Teolog Matthew Henry  (1662 –1714) mengatakan, “Akibat dosa yang paling fatal adalah manusia tidak menyadari dirinya berbuat dosa ketika dia sedang berbuat dosa. Dia berbuat dosa namun enak-enak saja dan tidak merasa salah (melakukan dosa yang tidak menyenangkan hati Allah dalam berbagai bentuk dan tidak merasa bersalah). Dosa membuat manusia tidak mengakui dosanya dan menjadi tidak peka bahwa dia sedang berbuat dosa! Manusia yang tahu Allah yang mengasihi dan meresponi penghargaan Allah kepadaNya akan menyesali dan berbalik kepada Allah.

Pada Yoel 2:12 dikatakan "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." “Berbaliklah kepadaku dengan berpuasa” merupakan ungkapan penyesalan. Pertanyaannya : ketika TUhan meminta kita berbalik, apakah kita pernah menangisi dosa-dosa yang pernah kita lakukan dan sungguh menyesal untuk apa yang telah dilakukan? Sedangkan kata “mengaduh” di Perjanjian Lama berarti menganggap dirinya orang yang paling malang karena tidak bisa ditolong lagi. Kejatuhannya ke dalam dosa merupakan kejatuhan yang paling dalam dan tidak ada seorang pun bisa menolong sehingga ia siap mati (bukan sekedar mengaduh sakit). Tidak ada yang bisa menolong kecuali Tuhan. Itu penyesalan atas apa yang telah dilakukan. Allah ingin bangsa Israel menyesali akan apa yang telah dilakukan.

Mengenal Allah

Hosea 6:3 “Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." Kata “mengenal” dan “berusaha sungguh-sungguh mengenal” sepertinya hanyalah permainan kata. Tapi ada makna yang sedang diungkapkan tentang kedua kata (frasa) tersebut. Kata “mengenal” dalam Kitab Kejadian dipakai saat Adam dan Hawa menyadari keduanya telanjang tetapi mereka tidak merasa malu. Yada. Artinya Adam dan Hawa sangat mengenal satu dengan lain dengan intim dan dekat. Tidak ada bagian yang mereka tidak mengenal dan tidak ada rahasia di antara mereka. Artinya Tuhan ingin kita mengenal Dia, sampai hubungan kita dengan Dia sangat intim dan dekat sampai tidak ada sesuatu yang tidak kita kenal. Hal ini sebenarnya mustahil. Kita manusia yang berdosa dan kotor (najis) sehingga tidak mungkin mengenal Allah yang kudus. Hanya satu caranya agar manusia mengenal Allah yaitu dengan cara Allah mengenalkan diriNya kepada manusia, membuka diriNya kepada manusia, di situ baru manusia bisa mengenal Allah. Ini doktrin yang harus dipegang jemaat Tuhan. Tidak ada seorang yang bisa mengenal dan mencari Allah jika Allah tidak membuka diriNya karena ada jurang yang tak terseberangi antara Allah dengan CiptaanNya kecuali Allah yang membuka diriNya dan memperkenalkan diriNya dalam ciptaanNya. Allah membuka diriNya melalui wahyu umum dan melalui wahyu khusus yaitu melalui anakNya Yesus Kristus. Tanpa baca Alkitab kita tidak bisa mengenal Allah. Wahyu umum tidak cukup untuk menceritakan siapa Yesus Kristus dan bagaimana keselamatan dapat dimiliki. Jadi kalau jemaat Tuhan malas membaca dan menggali Alkitab maka tidak mungkin Dia bisa seperti kata “”marilah kita mengenal Allah”. Sehingga kita harus mengenal Allah, tidak ada cara lain.

                Sedangkan “berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan” sebenarnya merupakan reaksi dari yang pertama (Allah sudah meperkenalkan diriNya dan kemudian kesungguhan itu menjadi hal yang konkrit dalam hidup kita). Kita perlu mengenal artinya memberlakukan firman Tuhan dalam hidup sehari-hari, bukan hanya dibaca dan digali tetapi juga dilakukan (dikonkritkan) dalam hidup sehari-hari . Itu sebabnya saat membaca teguran Allah ke Israel , Dia mengatakan, “Tolonglah kamu itu jangan hanya sibuk dengan ibadah, perayaan dan hukum-hukum yang secara seremonial dilakukan dengan baik, tetapi kenyataan sehari-harinya bagaimana?” Allah ingin keduanya terjadi. Ketika kita berusaha mengenal sungguh Tuhan berarti kita ingin melakukan sungguh-sungguh  dalam hidup kita. Saat di keluraga bagaimana Firman Tuhan terealisasi antara orang tua dengan anak, antara orang tua dengan kakek-neke, antara kakek dengan cucu dan lain-lain. Keluarga kita yang paling tahu sikap kita.  Teman saya kesulitan mencari pembantu. Pembantunya tidak pernah betah lebih dari 100 hari. Ia hanya mengatakan susah mencari mba (pembantu). Apakah karena  banyak yang mau menjadi TKI? Lalu saya coba menggalinya. Terlepas dari kita sudah berbuat baik kepadanya, tetapi kalau pembantu tidak betah karena kita, maka hal ini perlu dikoreksi. Rupanya pembantunya kalau mau makan malam, dia harus menunggu semua nya pulang. Setelah tuan rumah makan, baru dia makan. Padahal tuan rumah pulangnya  malam (pk 21- 22). Setelah bekerja seharian, pembantu perlu mengembalikan staminanya dengan makanan yang sehat dan tidak terlambat makan. Kalau makannya baru pk 21-22 siapa yang kuat? Untuk mengatasinya, biarkan pembantu makan duluan dan itu tidak merendahkan kita selaku tuan rumah. Makanannya dipisahkan, maka saat lapar dia langsung bisa makan. Di samping itu sang pembantu kesepian walau sudah ada TV sendiri. Hanya sang pembantu dibatasi waktu nontonya. Ternyata program TV saat datang waktunya nonton , yang ada hanya acara berita atau sepakbola (di luar waktu yang ditentukan , sang pembantu tidak boleh menonton dan setelah selesai bekerja juga tidak boleh menonton TV). Hal ini dirasakan sebagai siksaan bagi sang pembantu sehingga tidak ada yang betah kerja sampai lebih dari 100 hari. Untuk itu solusinya sang pembantu diberi sasaran, dia boleh menonton TV sesuai dengan kebutuhannya yang penting pekerjaannya selesai. Hal ini tergantung juga dari mentalnya. Saya dapat seorang pembantu yang hanya bekerja 1 bulan gara-gara kesepian walau ada TV (tidak ada teman) dan  pekerjaannya kurang banyak. Ternyata sebelumnya, dia kerja di warteg selama puluhan tahun (umur 16-50 tahun) dan tidak menikah. Tiap hari ia naik sepeda untuk belanja sayur. Setelah itu  pulangnya nguleg dll. Dengan banyaknya pekerjaan di warteg dia merasa sehat. Dengan bekerja di rumah saya, tidak ada anak, saya pergi ke luar kota, lalu orang tua saya  diajak anaknya yang lain ke Bekasi, sehingga ia merasa kesepian. Akhirnya saya bawa lagi ke majikan lama dan dia senang karena bisa  naik sepeda kemana-mana (tidak mau naik  angkot).

                Ketika kita mau berusaha sungguh-sungguh mengenal Allah dalam hidup kita , maka akan nyata dalam kegiatan kita sehari-hari. Dalam saluran TV Life ada acara rohani yang menyampaikan bahwa  ketika Rasul Paulus berkata kepada Timotius, “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (1Tim 4:12)”. Kalau menjadi teladan bagi orang percaya akan lebih mudah, tetapi bagi orang yang belum mengenal Tuhan , berarti kita harus jadi lebih baik dan menyenangkan , itu jauh lebih susah. Di tengah orang yang merokok, kalau kita merokok, itu jauh lebih gampang. Di lingkungan orang yang hidupnya tidak terpuji, untuk menjadi teladan akan sulit, tetapi firman Tuhan harus dilaksanakan. Ada juga hobi dan kebiasaan yang cenderung merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama. Ibadah pada hari minggu adalah salah satu tolok untuk mengukur apakah kita sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Karena bukan hamba Tuhan yang memanggil ke gereja tapi Tuhan karena Dia memanggil kita untuk melakukannya. Mari kita setia dalam melakukan ibadah kita.

Siapakah Allah menurut Kitab Hosea ?

Untuk menutup pembahasan kitab Hosea yang terdiri dari 14 pasal , mari kita pikirkan siapa Allah menurut kitab Hosea?

1.     Allah yang menerkam tetapi yang akan menyembuhkan (Hosea 6:1). Allah yang menghukum tetapi juga Allah yang membalut luka-luka kita.
2.     Allah tidak selamanya murka (kemudian Dia akan membebaskan). Ini tidak bicara tentang kematian dan kebangkitan Kristus (Hosea 6:2). 2 hari menunjukkan waktu yang sifatnya sementara.
3.     Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi  (Hosea 6:3). Sepasti itulah Allah. Dialah Allah yang luar biasa.

Pada Hosea 14:9 dikatakan “Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ”. Pada Mat 7:24-27 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.  Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."






No comments:

Post a Comment