Sunday, November 11, 2012

Buah Persembahan

Ev. Lisiani Helena

2 Kor 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Fil 4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. 19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

Kita harus bertumbuh dalam hal kerohanian, hidup kita harus berubah menjadi orang yang sudah dilahirkan baru (diselamatkan). Karakter, sikap, hobi, pikiran harus mengalami perubahan. Setiap hari kita harus melakukan meditasi, berdoa  dan membaca Alkitab. Melalui Firman Tuhan, baru kita bisa mengerti Allah. Dalam hidup , kita harus mengalami Allah. Inilah yang dinamakan bertumbuh. Kalau ada yang bilang , di satu gereja tidak mengalami pertumbuhan, maka ada kemungkinan ke gereja mana pun tidak bisa mengalami pertumbuhan. Kita harus mengejar pertumbuhan rohani kita. Kalau kerohanian makin bertumbuh, otomatis kita akan melayani Tuhan. Jadi kolektan, penyambut, liturgis , anggota paduan suara , pendoa syafaat, pemerhati, pembesukan dll.

Topik tentang persembahan tidak mudah dibicarakan. Ada 3 aspek persembahan :

1.       Persembahan tubuh. Pada Roma 2, Rasul Paulus berkata agar kita memprsembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Sebagai anak Allah kita otomatis mempersembahkan tubuh kita. Persembahan yang hidup, bukan yang mati.  Kalau dalam kondisi mati, sudah habis tidak bisa dipersembahkan lagi. Tuhan masih berikan kita hidup, agar kita menjadi saksi di dunia ini untuk memuliakan namaNya. Kita persembahkan mulut dan perkataan kita untuk membangun orang lain. Seperti perkataan Tuhan Yesus memberkati orang lain, sehingga kita harus menjaga perkataan kita. Kita persembahkan mulut jadi berkat buat orang lain. Persembahkan kaki-tangan, mata dan anggota tubuh kita kepada Tuhan, Orang tua harus sungguh-sungguh mengajar anak-anak dari kecil dan berikan waktu untuk mereka. Saat kita belajar atau sekolah, lakukan untuk Tuhan sehingga kita belajar dengan baik, tidak menyontek. Waktu kelas 6 SD, saya nyontek dan dapat nilai 90 lebih, tapi sia-sia (tidak ada gunanya). Waktu itu sudah percaya , tapi belum berubah. Saya menyesal, bertobat, minta Tuhan ampuni saya. Saat kita bekerja di suatu tempat, maka harus bekerja dengan jujur dan setia. Persembahkan semuanya untuk Tuhan.

2.       Seluruh hidup. Orang yang mempersembahkan hidup menjadi hamba Tuhan sangat langka sehingga kita harus sungguh-sungguh mendukung hamba Tuhan. Seorang hamba Tuhan tidak mudah bisa menyelesaikan jalan salib. Tanpa panggilan yang jelas, seseorang tidak akan menjadi hamba Tuhan. Bila tidak jelas, bila jadi penginjil, hanya dilakukan setengah jalan. Kalau jelas panggilan Tuhan, masuklah sekolah teologia saat masih muda karena kalau sudah tua lebih susah belajar. Padahal untuk ulangan kita belajar dari buku yang tebal. Bila umur 60 tahun persembahkan diri untuk Tuhan dan jelas pangilan Tuhan , harus masuk sekolah teologia. Tanpa sekolah tidak bisa jadi hamba Tuhan yang baik. Seperti dokter yang tidak belajar di fakultas kedokteran, tidak dipercaya. Seorang penginjil harus masuk sekolah teologia. 1,5 bulan lalu , ada adik saya yang datang. Saya temani dia cari sin-she. Adik perempuan saya seorang pendeta dan temannya juga hamba TUhan. Ia bilang sakitnya sembuh. Sin-shenya keturunan dari generasi ke generasi. Obatnya 1 macam. Karena ingin saya sehat, maka ia ajak saya ke sana. Obatnya ada 2 macam, harganya Rp 1,5 juta/minggu. Makan obatnya seluruh tubuh jadi sakit. Saya terkejut sekali. Saya bilang jangan baik. Belajar dan tidak belajar berbeda.

3.       Harta kekayaan. Di dalam Ul 16 dikatakan , jangan menghadap Tuhan dengan tangan yang hampa. Tuhan kita sangat baik sekali. Bawalah persembahan tanpa paksaan, menurut apa yang Tuhan berikan.  Di Perjanjian Lama (Maleakhi) dikatakan  kita harus memberikan perpuluhan. Kita bukan hanya beri perpuluhan, tapi lebih banyak karena kita hidup dengan anugerah. Ada kapten yang melihat ada anak muda yang bisa diajar. Ia ajarkan membuat sabun detergen. Kapten kapal berkata, kalau Tuhan berkati kamu harus berikan perpuluhan. Setelah dieberkati, ia berikan 90% bagi Tuhan, Ialah pemilik colgate. Ada seorang saudari berkata, kalau gaji saya sejuta, saya berikan Rp 100.000 sebagai perpuluhan. Setelah itu gajinya naik jadi Rp2 juta perpuluhannya menjadi Rp 200.000, lalu naik menjadi Rp 3 juta, Ia berpikir, sementara ini tidak kasih persembahan karena ragu-ragu memberi dalam jumlah besar. Namun saat ia tidak memberikan perpuluhan, pengeluarannya lebih besar ibarat kantongnya bocor (misal : mobil ditabrak, anak sakit dll). Pada tahun 1986, kami beribadah di sekolah, aulanya dijadikan pihak sekolah untuk tempat beribadah. Kami mengharapkan GKKK Mabes tempat kami melayani punya tempat ibadah sendiri. Saat mengumpulkan dana bagi gereja dan jemaat memberikan janji iman, Pdt Sung yang tidak tahu besar tunjangan yang diberikan pihak gereja, lalu menulis besarnya persembahan yang akan diberikan kepada gereja. Persembahannya sekitar 50% dari gaji yang diterima setiap bulan. Saya tidak berani menghalang-halangi.  Kemudian di tahun itu (1998), di Taiwan ada kongres CCOWE. Kongresnya diadakan 5 tahun sekali. Pdt Sung bertanya apakah ingin ikut pergi. Saya bilang “Tidak punya uang bagaimana bisa pergi?”. Lalu Pdt Sung berdoa. Seminggu kemudian, ada yang telpon dan bertanya apakah Pdt Sung mau pergi ke Taiwan.  Pdt Sung diberi tiket gratis, se mu bayar 25%. Tahun itu kami pergi ke Taiwan.  Jangan anggap persembahan banyak  sebagai kerugian. Saat tidak punya uang, kita berdoa agar Tuhan mengirim uang. Waktu buat gereja GKKK Mabes perlu uang Rp 2 miliar. Di samping itu, persekutuan pemuda berharap punya tempat ibadah sendiri, saya pun mengajak para jemaat pemuda sebulan sekali berdoa. Ada 30 orang permuda. Mereka berdoa puasa dengan sungguh-sungguh. Kita tahu kebutuhan dan bangun bersama. Apabila ada doa puasa, saya ikut doa puasa. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.

No comments:

Post a Comment