Sunday, November 18, 2012

Buah Penginjilan



Ev Tina Woen

Roma 1:11-21
11  Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu,
12  yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.
13  Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui, bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu — tetapi hingga kini selalu aku terhalang — agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.
14  Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.
15  Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
17  Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
18  Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
20  Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
21  Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.

Salah satu kerinduan Paulus untuk datang ke tengah jemaat Roma, adalah untuk melihat bagaimana mereka sebagai orang percaya menghasilkan buah dalam hidupnya. Hal ini bukan hanya bicara tentang buah penginjilan tetapi buah yang seharusnya ada pada anak-anak Tuhan, orang yang hidup sesuai firman dan kehendak Tuhan.

Kerinduan Rasul Paulus untuk Memberitakan Injil
Pada ayat 9, ada ungkapan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma tentang kerinduannya yang  luar biasa untuk memberitakan Injil (dalam doaku aku selalu mengingat kamu). Juga pada ayat 11 tertulis “aku ingin melihat kamu”. Ini merupakan kerinduan Rasul Paulus untuk bertemu jemaat di Roma. Pada ayat 13, Rasul Paulus berkata “aku telah sering berniat “. Berniat..artinya benar-benar mau menunjukkan passion yakni kerinduan yang luar biasa dari Rasul Paulus untuk memberitakan Injil Tuhan pada orang Yahudi dan bukan Yahudi, terpelajar dan tidak. Ini kerinduan yang luar biasa, karena Rasul Paulus telah mengalami sendiri bagaimana indahnya bersama Tuhan. Beberapa tahun lalu saat melayani di GKKK Bandung, saya mengenal sebuah keluarga yang tinggalnya bertetanggaan dengan saya. Walau mereka tidak ke GKKK, tetapi mereka keluarga Kristen yang cukup saleh. Terkadang saya datang mengunjungi dan mendoakan mereka. Ketika hubungan kami makin dekat, saya baru tahu bagaimana mereka menjadi Kristen. Salah seorang anak mereka ada yang bersekolah di sekolah Kristen di Bandung, Semua anggota keluarga mereka belum Kristen. Tidak ada yang percaya Tuhan. Anak ini belajar dari kecil tentang Tuhan Yesus dan saat di SMP dia menjadi percaya Tuhan Yesus dan dibaptis. Kemudian ia menderita penyakit berat dan tidak bisa disembuhkan. Sebelum meninggal, ia mengumpulkan semua anggota keluarganya yakni papa-mama, kakek-nenek dan paman-bibinya. Lalu ia berpesan agar sebelum meninggal, ia minta semua anggota keluarga percaya Kristus. Ia teringat bahwa anggota keluarganya belum ada yang percaya sedangkan ia tahu kalau meninggal, ia akan masuk sorga. Maka ia minta keluarganya percaya . Akhirnya mereka percaya Kristus. Ada seorang bibinya yang muslim. Sewaktu datang ke gereja , ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya ingat anak ini berkata “Datang saja ke gereja.” Sekarang mereka sungguh percaya, ada yang menjadi hamba Tuhan dan menjadi majelis. Itulah kisah seorang anak remaja yang sudah mau meninggal , namun masih mengingat keluarga yang belum percaya dan akhirnya membawa banyak orang kepada Tuhan.

Rasul Paulus juga memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil kepada orang lain :
1.       Ia punya keyakinan yang kokoh. Injil itu kekuatan Allah, satu-satunya jalan. Orang yang sungguh-sungguh bertobat, diselamatkan dan dilahirkan kembali, hanya melalui Injil dan darah Kristus. Sebelum Rasul Paulus menjadi pengikut Kristus, ia orang beragama, sangat ketat ibadahnya. Sebagai orang Yahudi, ia menjalankan taurat luar biasa, tetapi akhirnya menyadari, “bukan menjalankan taurat yang menyelamatkan, bukan soal beragama yang menyelamatkan tetapi iman kepada Kristus.” Orang benar hidup karena iman. Melalui Injil orang dibenarkan dan diselamatkan. Maka Ia rindu mengabarkan Injil. Tidak ada jalan manusia keluar dari dosanya, kecuali melalui Kristus.
2.       Ayat 18-21 (bila dilanjutkan sampai ayat 32), Rasul Paulus menggambarkan tentang kondisi manusia. Manusia yang dalam keadaannya yang begitu buruk, hidup dalam kecemaran (ayat 18), kefasikan dan kelaliman. Mereka tahu tentang Allah tapi tidak hidup mengucap syukur, hatinya gelap dan bodoh. Ini menggambarkan kondisi manusia pada zaman itu. Dalam budaya Romawi yang begitu maju, kejahatan manusia begitu luar biasa, Paulus melihatnya sebagai sesuatu yang mengerikan. Orang yang hidupnya tidak takut pada Allah, maunya keinginan sendiri, penuh keserakahan, perselisihan, sehingga dengan ulahnya itu manusia akan binasa. Kejahatan mereka merupakan dosa dan kejijikan di hadapan Allah. Manusia hidup di bawah murka Allah. Hanya Kristus yang bisa membebaskan mereka. Itu sebabnya, Rasul Paulus begitu gigih mengabarkan Injil. Supaya orang-orang ini bisa diselamatkan dan sungguh-sungguh mengenal dan percaya kepada Yesus. Manusia begitu jahat dan akan dibinasakan, maka Paulus mengabarkan Injil. Mereka membutuhkan Injil Tuhan. Ssejak dulu sampai sekarang, kejahatan, kecemaran, perselisihan dan pembunuhan makin parah. Apalagi di zaman komunikasi yang begitu cepat, kejahatan di mana-mana. Dulu 1 minggu berita baru sampai , sekarang apa yang terjadi di sini langsung tersebar. Beberapa hari lalu saat di Surabaya, saya membaca berita pembunuhan di Jatinegara. Ibu hamil 4 bulan dan anaknya 4 tahun ditemukan bersimbah darah di kamar mandi dengan kondisi sudah meninggal (ditusuk-tusuk). Pembunuhnya adalah mantan pegawainya di toko yang baru kerja selama 3 bulan. Mereka sakit hati karena dimarahi dan dipecat.  Akhirnya ketika ada kesempatan mereka datang membunuh mantan majikan dan keluarganya. Saat dikuasai emosi, manusia bisa melakukan hal yang luar biasa jahat. Kita melihat pertikaian yang terjadi, antar suku-sekte di Lampung, dan Madura.  Banyak urusan kecil dibesar-besarkan sehingga saling membunuh . Ini sifat alami manusia yang berdosa. Ketika dibiarkan maka manusia makin tenggelam dan binasa. Paulus berbelas kasihan. Dunia makin jahat. 2 minggu lalu ada seorang anak muda membunuh teman papanya dan temannya sendiri karena cemburu, iri, kenapa keluarga temannya lebih kaya. Ternyata ia berniat merampok dan membunuh karena terinspirasi  dengan adegan di komik jepang. Dunia sedang mempengaruhi kita, iblis dengan berbagai cara, membuat manusia semakin jahat, makin tenggelam dalam kebusukan. Komik dan game mempengaruhi anak.  Kita tidak bisa melarang anak untuk menonton TV dan game online. Tetapi tanpa kita sadari, iblis menancapkan pikiran dalam generasi muda. Mereka semakin jahat. Mereka merasa “membunuh adalah sesuatu yang biasa”. Tidak menghargai nyawa orang karena pengaruh di sekitarnya. Pegawai dan anak tadi usianya masih muda. Sangat mengerikan. Oleh karena pengaruh dunia yang begitu kuat, dengan ajaran yang tidak sehat, membuat pemahaman anak bertumbuh dalam ajaran tidak sehat. Saya punya anak saya berumur 4 tahun yang sering saya tinggal pelayanan. Suatu kali ia berkata sewaktu main, “Mama kalau nakal ta tembak.” Kenapa anak kecil tahu tembak? Dia melihat film, game-game dari kakak-kakaknya. Anak yang berusia 2-4 tahun , tahu hal demikian. Ketika remaja bila tersinggung / iri hati sedikit, ia bisa melakukan kekerasan. Ini keadaan manusia yang mengerikan. Ini membuat Rasul Paulus merasa harus sungguh-sungguh mengabarkan Injil. Sebagai anak-anak Tuhan , kita harus mempunyai kerinduan seperti Rasul Paulus. Sebagian orang Kristen yang sudah menerima Kristus dalam hidupnya, merasa aman dan memiliki tiket ke surga, kita tidak perduli lagi. Yang penting saya sudah diampuni, diselamatkan dan jadi anak Tuhan. Yang lain gua ga peduli. Memangnya gua pikirin. Itu bukan urusan saya. Bahkan termasuk aktivis, hamba Tuahn , GSM tidak lagi mencari jiwa-jiwa. Yang sudah hilang dibiarin saja. Yang baru dan lama tidak dicari.

Untuk memiliki passion, kerinduan dan hati seperti Rasul Paulus yang ingin menginjil pada orang lain :
1.       Berdoa. Ini langkah awal yang mudah. Kalau kita tidak bisa melakukannya, sudah keterlaluan. Kita berdoa untuk keluarga yang belum percaya atau  orang-orang yang belum tersentuh Injil. Doakan kursi gereja yang masih kosong, agar jiwa datang. Kita berdoa, supaya hati kita sungguh-sungguh merindukan jiwa-jiwa  agar diselamatkan, tidak binasa di tangan iblis.
2.       Memiliki hati yang merasa berhutang (ayat 14 - Aku berhutang). Supaya kita mempunyai buah penginjilan, mari mulai merasakan apa yang Rasul Paulus rasakan, yakni merasa berhutang. Kita sudah diselamatkan Tuhan, sehingga kita mempunyai hutang Injil. Kalau kita berhutang, logisnya harus bayar. Kita merasa telah menerima banyak dari Tuhan , jadi kita harus peduli kepada orang lain. Saat remaja saya ingat, pendeta gereja kami sangat menekankan penginjilan. Alkitab berkata, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Kor 9:16). Menginjil itu keharusan. Itu mendorong kami, anak remaja untuk memikirkan apa yang harus dilakukan. Pertama-tama untuk menginjili keluarga. Kita menginjili dan bersikap baik untuk membawa keluarga. Karena itu sesuatu yang harus dilakukan. Kita berhutang, karena Tuhan sudah membayar lunas semua hutang (dosa) kita.
3.       Kita harus belajar bagaimana cara menginjil. Ada yang melalui teladan hidup yakni dengan menjadi orang yang  baik, sopan, jujur dan lurus, sehingga orang melihat “Ini orang Kristen. Ini anak Tuhan. Saya ingin seperti ini.” Ini penginjilan secara tidak langsung. Tetapi kita juga harus belajar bagaimana menginjili sesungguhnya. Melalui metode EE (explosive evangelism), 4 hukum rohani, pendekatan persahabatan, mengirim ayat-ayat melalui sms, mendoakan mereka saat mereka kesusahan, bersaksi bagaimana Tuhan menopang kita dalam masalah dan walau hidup susah Tuhan selalu memberi kita penghiburan. Dengan cara demikian , kita menginjil dan menyadarkan bahwa mereka membutuhkan Yesus. Penginjilan dilakukan setiap saat. Seorang teman mengingatkan saya bahwa 43 hari lagi, kita akan meninggalkan tahun 2012.  Ini mengingatkan kita semua bahwa tahun 2012 akan lewat, sudah berapa jiwa yang kita bawa kepada Tuhan? Kita sudah bersaksi pada berapa orang? Kita mendoakan siapa saja, supaya mereka dibawa mengenal kepada Tuhan? Jangan sampai tahun ini lewat, kita sama sekali tidak pernah memberitakan tentang Kabar Baik, menyaksikan tentang Kristus, dan membawa jiwa untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Jangan sampai setelah menerima berkat dari Tuhan dan keselamatan yang cuma-cuma kita tidak pernah bagikan ke orang lain. Biarlah sebelum tahun ini berlalu mulailah dengan berdoa. Minta ke Tuhan, siapa yang akan didoakan tahun ini, supaya diselamatkan, tidak tenggelam dalam binasa.

No comments:

Post a Comment