Monday, November 6, 2017

Mengapa Harus Ada 10 Hukum Taurat








Ev. Susan Magdalena

Mazmur 119:1 Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.
Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Pendahuluan

              Apa yanag dimaksud dengan Hukum Taurat? Hukum Taurat secara luas merujuk kepada kitab-kitab (hukum) Musa yang ada di 5 kitab pertama Perjanjian Lama (Kitab Pentateukh). 5 Kitab Musa kemudian dirangkum dalam 10 Hukum Taurat yang diberi oleh Tuhan dalam 2 loh batu di Gunung Sinai. Secara lebih luas Hukum Taurat adalah Perjanjian Lama (dari kitab Kejadian sampai Maleakhi).
              Suatu kali saat saya masih kelas 2-3 SD,  ada seorang teman yang membawa Alkitab berukuran kecil yang berisikan Perjanjian Baru saja. Sewaktu guru Sekolah Minggu meminta kami membuka Kitab Perjanjian Lama dia kebingungan. Setiap hari Minggu ia memang hanya membawa Perjanjian Baru itu. Saya bertanya kepadanya , “Mengapa kamu hanya membawa kitab Perjanjian Baru? Guru kan sudah bilang akan bercerita dari kitab Perjanjian Lama” Dengan tegas dan tanpa ragu ia menjawab,”Papa saya berkata bahwa Kristus di atas kayu salib sudah menggenapi semuanya. Jadi yang berlaku hanya Perjanjian Baru. Perjanjian Lama tidak berguna lagi, jadi tidak perlu diceritakan dan dikhotbahkan lagi” Waktu itu saya masih kelas 3 SD dan tidak bisa membantah. Hanya pernyataan itu membuat saya bertanya-tanya,”Kalau benar begitu mengapa guru Sekolah Minggu masih menceritakan Perjanjian Lama?” Itu kisah waktu saya berusia 9 tahun sekitar 40 tahun lalu. Saya sering mendengar bahwa ada aliran, bacaan, khotbah tertentu yang intinya mengatakan,”Kristus sudah melakukan segalanya dengan sempurna, sehingga Perjanjian Lama dibatalkan, tidak perlu lagi, tidak berguna dan tidak relevan lagi terutama kalau bicara tentang kondisi dan situasi. Perjanjian Lama tidak cocok dengan kehidupan orang modern.” Jika benar demikian maka kitab Perjanjian Lama tidak akan dibawa lagi hari ini sehingga Alkitab akan menjadi semakin tipis. Namun yang jelas hal ini tidak benar.
              Di Alkitab tidak pernah ditulis, Perjanjian Lama dibatalkan dan tidak berlaku lagi. Sehingga kita tidak boleh ragu-ragu lagi berkata bahwa firman Tuhan adalah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Tetapi tema kita hari ini lebih menjurus kepada hubungan antara Perjanjian Lama dengan apa yang telah Kristus lakukan (untuk saya apa gunanya?) Mazmur 119:1 Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN. Penulis Perjanjian Lama  tetap menggunakan istilah “yang hidup menurut Taurat Tuhan” , jadi Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan. Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Bahkan dikatakan, “Orang  yang bisa mengikuti Taurat Tuhan adalah orang yang berbahagia.” Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat. Jadi untuk apa ada Hukum Taurat? Apakah Hukum Taurat cocok sampai sekarang?

Alasan Hukum Taurat Masih Ada dan Cocok (Relevan) Sampai Sekarang

              Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan dan tetap masih berlaku, walaupun telah disempurnakan dan digenapi. Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan dengan tujuan untuk menjaga agar manusia yang berdosa tidak semakin berbuat dosa. Hukum Taurat diberikan setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Allah memberikan Hukum Taurat bukan supaya manusia terbebas dari dosa, karena manusia tidak mungkin terlepas dari dosa. Allah sudah mengatakannya pada Kejadian 3:15 tentang benih Injil sehingga dosa tidak bisa dibereskan.  Setelah itu Allah baru memberi Hukum Taurat. Hukum Taurat itu seperti pagar yang memagari supaya manusia tidak semakin berbuat dosa dan bobrok. Sehingga manusia memerlukan pagar, tata tertib dan peraturan yang tidak menyelamatkan tetapi bisa membuat manusia tidak semakin jahat. Banyak orang Israel yang tidak paham dalam melihat Hukum Taurat. Mereka menganggap Hukum Taurat membuat mereka tidak berdosa. Sehingga mereka mati-matian supaya hidup seperti Hukum Taurat bahkan menambah peraturan agar hidup tambah taat, kudus dan baik. Tapi tidak demikian. Kenyataannya, mereka terkungkung dalam peraturan yang membuat mereka berdosa akan hal yang lain.
              Orang Farisi dan ahli Taurat beberapa kali ditegur Tuhan. Mereka tidak membayar perpuluhan ke Allah di Bait Suci dengan memberikan berbagai alasan. Lalu ada yang memberikan perpuluhan tetapi juga ditegur Tuhan. Mat 23:23  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Ada juga dari mereka yang memberikan perpuluhan hanya agar mereka tidak disalahkan karena mereka melalaikan perawatan orang tua-nya. Uang untuk merawat orang tua digunakan untuk membayar persembahan kepada Allah. Markus 7:9-13 Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.  Karena Musa telah berkata: Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati.   Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban  —  yaitu persembahan kepada Allah  —  maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya.  Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan."
Allah menegur agar jangan plintat-plintut (tidak melakukan firman Tuhan karena berbagai alasan). Yesus menegur dengan lebih tegas lagi. Ada larangan dalam Hukum Taurat seperti jangan berzina. Mereka berusaha ketat tidak berzina dan tidak pergi ke tempat pelacuran. Tetapi mereka melakukan hal lain yang sama dengan berzina. Walau mereka tidak pergi ke tempat pelacuran tetapi mereka melakukan hal lain yang sama berdosanya dengan berzina. Seperti Yesus berkata,”Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:28) Dengan kata lain,”Kamu sudah melakukan zina di dalam hati dan pikiran walaupun secara fisik kamu tidak melakukan perzinaan”. Orang Israel berusaha menjadikan “sesuatu yang seharusnya menjadi pagar” sebagai alat untuk membuat mereka semakin mengenal alat dan menjadikannya tujuan hidup. Mereka seperti benang kusut. Lepas dari satu dosa masuk ke dosa yang lain. Dosa beranak dosa. Dosa membuat manusia tidak mau mencari Allah. Dosa membuat relasi manusia dengan Allah dan sesama menjadi rusak. Itu sebabnya Kristus datang untuk memulihkan relasi manusia dengan Allah dan sesama. Kedua hal ini sudah tercakup dalam 10 Hukum Taurat. Apa yang Yesus katakan dalam hukum kasih pada Matius 22 sudah ada dalam Hukum Taurat. Oleh karena itu Hukum Taurat bukan untuk menghapus dosa manusia justru Hukum Taurat itu akan memperlihatkan bahwa dosa itu bukan hal yang sepele. Dosa itu bukan hal yang main-main. Karena hukum-hukum itu tidak membuat kita terbebas dari dosa malah semakin mengikat kita berbuat dosa karena  yang membebaskan dari dosa bukan Hukum Taurat.

Hubungan antara Hukum Taurat dengan Kristus

              Kristus menggenapi, artinya Kristus melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan manusia dalam melakukan Hukum Taurat. Kristus melakukan Hukum Taurat dengan sempurna tanpa kesalahan (utuh) sampai tujuan. Tidak ada bagian Hukum Taurat yang tidak dilakukan dalam karya Kristus, semuanya utuh. Tidak seperti manusia biasa, umat Israel dulu atau kita. Kita tidak sanggup melakukan Hukum Taurat. Hanya Kristus yang bisa melakukannya. Maka Allah berkenan dengan apa yang Yesus kerjakan karena Ia mengerjakan dengan tuntas dan sempurna. Sehingga barangsiapa percaya kepada Kristus, maka kita diperhitungkan oleh Allah sebagai orang yang benar. Bukan karena kita yang benar atau melakukan hukum tetapi karena Allah melihat Kristus yang ada dalam diri kita. Kristus yang menjadikan kita benar (bukan perbuatan, pikiran dan kemampuan kita). Seperti yang disampaikan pada tema tentang reformasi lalu bahwa  keselamatan adalah anugerah, tidak ada andil manusia dalam keselamatan. Kalau keselamatan berdasarkan perbuatan baik maka ibarat timbangan , perbuatan baik kita dibandingkan dengan perbuatan jahat maka hasilnya adalah nihil karena yang jahat yang lebih banyak. Jadi kita tidak mampu memperoleh keselamatan. Hanya orang yang percaya kepada Kristus yang diperhitungkan Allah sebagai benar. Jadi orang percaya (orang Kristen) bodoh kalau menganggap di luar Kristus bisa menyenangkan, memuaskan atau membuat Allah bersukacita. Ini tidak mungkin bisa. Ketika kita berkeluarga atau melakukan  pelayanan di luar Kristus maka sekalipun di mata manusia kelihatannya bagus dan rohani, tetapi di mata Allah sebaliknya. Hanya Kristus yang sanggup melakukan segala sesuatu. Bagian kita adalah merespon apa yang telah dilakukanNya (merespon apa yang menjadi perintahNya). Itulah respon. Manusia cenderung untuk berbuat dosa dan melakukan kesalahan demi kesalahan. Itu sebabnya kita tidak akan pernah mencapai sasaran. Kalau Hukum itu tergantung manusia , maka kita tidak pernah mencapai sasaran.

Alasan Harus Adanya Hukum Taurat

1.     Hukum Taurat memperlihatkan kepada kita bahwa Kristus menjadi goal (sasaran)  

Hukum Taurat menjadi lambang (prototipe) atau sesuatu yang nantinya menunjuk pada Kristus.  Apa yang dilakukan Kristus di atas salib dan nantinya datang kedua kali itu yang menjadi goal dari Hukum Taurat. Itu sebabnya Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan. Hukum Taurat akan digenapi oleh Kristus. Tidak ada manusia yang mampu melakukan Hukum Taurat. Goal dari Hukum Taurat adalah memperlihatkan kepada kita bahwa hanya Kristus yang menjadi goal, sasaran dan tujuan akhir dari Hukum Taurat.
         Itu sebabnya bila Hukum Taurat bisa diperluas menjadi sesuatu yang relevan  dalam kehidupan gereja hari ini, itu bukan semata-mata karena hukum itu sendiri tetapi karena Kristus. Kita melakukannya karena Kristus. Mengapa kita beribadah ? Karena itu respon kita bagi Kristus, karena ia telah melakukan apa yang kita tidak bisa lakukan. Mengapa kita melayani? Karena Kristus! Aku tidak bisa menyenangkan hati Tuhan, tetapi hanya Kristus. Jadi kita hanya merespon apa yang telah Kristus lakukan. Melakukan apa pun dalam hidup ini, kita harus ingat bahwa Kristus telah melakukannya dengan sempurna. Maka yang kita lakukan itu hanyalah respons, reaksi dari aksi utama yang sudah dilakukan oleh Kristus.

2.     Hukum Taurat memperlihatkan bahwa Kristus adalah Tuhan (Kristos, yang diurapi oleh Bapa)

Selain Kristus, tidak ada Tuhan dan Juruselamat yang lain. Kristus artinya yang diurapi. Kristus adalah Tuhan atas Hukum Taurat. Hukum Taurat digenapi di dalam Kristus, karena Ia adalah Tuhan. Ia berada di atas Hukum Taurat. Itu sebabnya sesuai tuntutan Hukum Taurat, maka setiap tahun imam besar masuk ke ruang maha kudus untuk melakukannya. Imam besar melakukannya berkali-kali tetapi Yesus cukup melakukannya sekali untuk selama-lamanya. Ia bukan saja menjadi imam besar namun telah menjadi anak domba itu sendiri yang dipersembahkan dan sempurna sehingga cukup satu kali dan untuk selama-lamanya. Tidak berkali-kali. Kuasa dosa ditelan di dalam kebangkitan Kristus , kuasa dosa ditaklukan di dalam Kristus . Kristus adalah Tuhan atas hukum Taurat karena Ia menaklukan Hukum Taurat dan merebut Hukum Taurat yang dipakai si Jahat untuk mengukung manusia sehingga manusia bisa berespon dengan sukacita. Kalau ada orang Kristen yang saat membaca Alkitab merasa terlalu banyak tuntutan peraturan dan tuntutannya, maka hati-hati kalau kita melihat Alkitab hanya sebagai kumpulan peraturan yang memberatkan atau kita bisa melihat apa yang diatur dalam Alkitab supaya kita bisa belajar berespon terhadap apa yang tidak bisa kita lakukan tetapi Kristus telah lakukan. Itu menjadi cara pikir yang berbeda. Maka ada orang yang penuh merasa sukacita melakukannya dan sebaliknya.

3.   Hukum Taurat memberi tahu kita bahwa Kristus adalah guru (paedagogos, Bahasa Latin) yang sempurna yang bukan hanya mengajar tetapi juga melakukan (memberi contoh dan teladan)  

Tidak ada yang lebih baik dari Kristus dalam mengajar dan melakukan Hukum Tuhan. 2 Tim 3:15-17 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. Firman (Hukum) Tuhan (merujuk pada Perjamuan Lama) bisa unuk mengajar dan mengoreksi kesalahan dstnya. Karena Firman Tuhan seperti pengajar, guru, yang mendidik anak-anakNya sehingga orang yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti kesalahan menjadi tahu bahwa itu adalah kesalahan dan yang mengajar bagaimana menafsir kebenaran firman Tuhan. Oleh karena itu Hukum Taurat tidak dibatlakan tetapi Krisuts mengajarkan bahwa Hukum Taurat  harus dipelajari, diselidiki dengan hati yang baru dan ditaati dalam konsep yang benar. Jangan menganggap Hukum Taurat usang. Jadikan Hukum Taurat sebagai rambu-rambu dalam kita hidup dalam berelasi dengan Tuhan dan sesama. Selidiki, pelajari dan temukan mutiara rohani dalam Hukum Taurat. Jangan meninggalkan Hukum Taurat karena itu sesuatu yang relevan untuk kita.

Saya membaca sebuah artikel di medsos. Pada zaman sekarang di salah satu negara (Amerika atau Inggris), dosa seks membuat orang mendadani binatang untuk dijadikan objek pemuas nafsunya. Binatang dipakaikan sepati asesoris seperti heel dan segala macam. Saat melihatnya saya ingin muntah. Mengapa bisa ada mansuia seperti itu? Ternyata pelanggannya ada saja. Sehingga membuat pecinta hewan di dunia protes. Setelah diprotes , perbuatan tidak pantas ini menjadi ketahuan oleh umum. Dosa membuat manusia melakukan hal yang menjijikkan tetapi tidak menganggapnya dosa. Kalau Hukum Taurat mengatakan “jangan berzina” maka hukum ini relevan dengan dosa tersebut. Apalagi bila pengertiannya diperluas. Saat ini manusia bukan saja berzina dengan manusia tetapi juga dengan hewan (binatang). Hal ini mengerikan.

         Bulan lalu saya menceritakan tentang upaya untuk menjebak  orang yang suka melakukan hubungan sex bukan saja dengan anak kecil, tetapi sekarang cenderung dengan anak bayi yang berusia 3-5 bulan. Sungguh bertambah jahat dosa manusia. Hukum Taurat memperlihatkan kepada kita bahwa dosa bukan hal sepele. Hukum Taurat yang memberitahukan bahwa tidak boleh melakukan ini-itu dan hal ini masih relevan sampai saat ini. Ia menjadi rambu-rambu. Ibarat berlalu lintas ada lampunya. Kalau sudah lampu kuning maka pengemudi harus waspada. Hati rohani harus berhati-hati kalau sudah lampu kuning.

Hal-Hal Yang Bisa Dipelajari dari Hukum Taurat.

1.     Yesus menggenapi Hukum Taurat secara radikal

Radikal artinya betul-betul berubah. Tidak ada yang kabur, benar – benar jelas. Jadi kita harus mengikuti Kristus secara radikal jangan abu-abu. Jangan main-main dengan dosa. Jangan plin-plan dalam berkomitmen dengan Tuhan . Kalau Kristus tidak radikal, kita tidak bisa diselamatkan. Jadi kita harus dengan total mengikut Kristus. Dalam bekerja, berkeluarga dan pelayanan saja kita perlu berkomitmen total, tidak bisa setengah-setengah. Kristus telah melakukannya kepada kita secara tuntas. Saya pernah mendengar khotbah dari Pdt. Gilbert yang memberikan sebuah ilustrasi. Ada sepasang suami istri yang baru menikah selama 6 bulan namun sudah meminta cerai. Karena menurut sang istri , suaminya berbohong kepadanya. Suami bertanya, ”Sejak kapan saya berbohong kepadamu? Kalau kamu berkata bahwa saya miskin memang benar saya miskin. Tapi kalau kamu katakan saya berbohong, saya tidak pernah berbohong ke padamu. Saya selalu jujur kepadamu. Coba tunjukkan mana perkataan saya yang bohong?” Istri menjawab, “Dulu waktu pacaran kamu berkata bahwa kamu tidak punya pekerjaan dan hanya punya saya.” Suami menjawab, “Memang betul! Saya tidak punya pekerjaan. Saya hanya punya kamu seorang. Harta saya hanya kamu seorang. Saya berkata benar. Lalu kamu menanggapi,’So sweet’. Sekarang mengapa kamu jadi kaget? Memang itu kenyataannya. Sekarang mengapa kamu ingin meminta cerai?”. Jadi sewaktu pacaran, orang berkata benar pun dianggap merayu. Hati-hati! Tuhan Yesus tidak pernah merayu dan mengiming-imingi. Ia berbicara dengan jelas dan radikal seperti,”Ikut Aku kamu hidup. Tidak ikut Aku, kamu tidak ada kesempatan. Kalau mau ikut Aku harus begini , kalau tidak mau ikut Aku , silahkan pergi.” Tidak ada setengah-setengah.

2.     Mari melihat Hukum Taurat dengan cara Kristus melihat (semuanya dari Allah untuk Allah)

Mengapa kita harus hidup kudus? Karena Allah adalah kudus. Mengapa kita harus adil dan penuh kasih? Karena Allah itu adil dan penuh kasih. Semua tujuan dan sebab , kita harus melihatnya karena Kristus. Kalau Dia melihat seperti kita, maka Ia tidak akan jadi berkorban di kayu salib. Karena manusia yang ingin ditolongNya adalah manusia yang tidak tahu balas budi, hanya manis di mulut (kenyataannya tidak), orang yang bobrok. Kristus diutus oleh Allah sehingga Ia bisa melakukannya dengan sempurna karena Allah sempurna. Kalau kita melihat dengan cara Kristus melihat, maka kita akan berterima kasih. Kita berterima kasih kepada Tuhan karena bisa mendapat pekerjaan, melayani, bergereja, punya istri (suami), anak, rumah (bisa kecil atau besar)  dan hal yang lain.

3.     Hukum Taurat memperlihatkan hal yang agung.

Saya tidak mampu tetapi Allah yang mampu. Hukum Taurat memperlihatkan kita hal itu. Kita tidak bisa, tidak mungkin melakukannya tetapi Allah yang bisa dan sangat mungkin melakukannya. Bagi kita mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Mustahil bagi kita melakukan Hukum Taurat. Misalnya : hukum pertama : Jangan ada padamu allah lain. Jangan membuat bagimu patung yang lain. Kita tidak bisa sempurna melakukan hal hokum ini. Walau kita tidak membuat patung, tetapi patung dalam hidup kita bisa berbentuk yang lain. Segala sesuatu yang membuat Allah nomor dua, itulah patungnya. Selidikilah diri kita sendiri. Terlalu banyak bicara di mimbar, terkadang bisa membuat masuk telinga kiri ke luar telinga kanan. Yang mendengar firman Tuhan terkadang lebih pintar daripada yang menyampaikannya. Setiap kita menyelediki diri sendiri :  Apa yang membuat kita menomorduakan Tuhan, itulah ‘patung’ kita yang tidak disukai Allah. Hukum itu menjadi cara Allah untuk memperlihatkan ke kita bahwa kita tidak mampu. Jadi kita harus bisa melihat dengan kacamata yang rohani.

Penutup

Lagu “Selalu UntukMu” dikarang oleh Pdt. Erastus Sabdono. Lagu ini diciptakan untuk ibadah penghiburan dalam momen kedukaan saat ada yang meninggal. Tetapi kita harus sadar bahwa  setiap hari bisa menjadi hari terakhir bagi kita.
             
Selalu untukMu, selalu untukMu, Tuhan dan Rajaku. Semua yang kuperbuat baik siang dan malam selalu untukMu. Segenap hidupku adalah milikMu untuk kemulianMu. Sampai kutua nanti, sampai di surga nanti selalu untukMu.

No comments:

Post a Comment