Sunday, November 12, 2017

Hukum yang Vertikal = Cermin Kehidupan Rohani Orang-Orang Modern








Pdt. Susanto Liau

Matius 22:34-40
34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
35  dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
36  "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
38  Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
39  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
40  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Pendahuluan (Prolegomena)

              Ada seorang tokoh reformasi  namanya Martin Luther (Jerman, 1483-1546). Ia pernah mengucapkan kalimat yang luar biasa,”Semakin banyak seseorang mengasihi semakin serupa ia dengan Tuhan”. Kalimat yang singkat tapi merupakan intisari tentang kasih Tuhan (Love of God). Kalau kalimat ini dibalik menjadi, “Semakin sedikit seseorang mengasihi semakin tidak serupa ia dengan Tuhan”. Ketika seseorang tidak pernah mengasihi maka ia sama sekali tidak serupa dengan Tuhan. 1 Yoh 4:8 Allah adalah kasih. Allah yang kita sembah, puja dan menjadi Juruselamat kita adalah kasih. 2.000 tahun lampau Ia turun ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa dengan mati di kayu salib. Kasih terbesar adalah kasih yang memberikan nyawaNya bagi orang berdosa (Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya). Donald S. Whitney dalam bukunya, Spiritual Check-Up (10 Pertanyaan untuk Memeriksa Kesehatan Rohani Anda), menulis,”Kasih adalah tanda paling nyata dari seorang Kristen sejati”. Untuk mengetahui kondisi fisik maka kita melakukan general check-up secara berkala untuk mengetahui gula darah, tekanan darah, ada penyumbatan atau tidak dan lain-lain sehingga kita bisa mencegah penyakit yang fatal. Seorang adalah Kristen sejati dibuktikan dari  kasih (bukan dibuktikan dari tiap minggu beribadah, bisa membaca Alkitab dan berdoa).
              Presiden AS ke-45, Donald Trump (sebelumnya dikenal sebagai raja real estat dan miliader sukses yang lahir pada tahun 1946 di New York), memberikan pernyataan luar biasa sebagai seorang politikus,”Saya adalah seorang Kristen Protestan yang  mengasihi Allah dan gerejaNya”. Ia berani mengucapkan hal ini di depan para wartawan  dan dengan jarinya menunjuk melontarkan pertanyaan, “Do you love Him and His Love?”. Setelah kita sekian lama menjadi orang Kristen, apakah betul kita mengasihi Tuhan dan gereja Tuhan hari ini? Bagaimana kita menjawab pertanyaan ini? 2.000 tahun lalu, Simon Petrus menyangkal Yesus 3 kali dan ketika ia dipulihkan, pada Yoh 20-21 , Yesus bertanya, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”. Ia menjawab, “Ya Tuhan, aku mengasihi Engkau.” Apakah kita sungguh mengasihi Kristus? Bisakah kita menjawabnya seperti Petrus? Bagaimana bukti dan caranya mengasihi Allah?

Apa Arti Mengasihi Allah Menurut Mat 22:37?

              Matius 22:37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Jawaban ini diberikan Yesus untuk pertanyaan dari seorang ahli Taurat, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (Mat 22:36).  Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan jebakan. Karena menurut tradisi Yahudi ada 613 hukum dan peraturan Yahudi.  Ada yang mengatakan sunat adalah hukum utama atau merayakan perayaan tertentu itu yang terutama. Tetapi Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan Allahmu”. Ini adalah kata kerja imperatif, perintah langsung (bukan kamu boleh mengasihi Tuhan atau tidak). Istilah kasih (dalam kata benda Bahasa Yunani agape, kata kerjanya agapao). Kasih bukan sekedar ekspresi perasaan, tetapi ia aktif (agapao). Artinya unconditional love (kasih tanpa syarat / pamrih, kasih ilahi). Jadi Tuhan ingin kita mencintai bukan dengan eros  (romantik, kasih yang bersyarat) atau filia (kasih persahabatan), tetapi Tuhan meminta kita untuk mengasihi Dia dengan kasih ilahi (kasih tanpa syarat). Saya mengasihi engkau tanpa syarat walau engkau merugikan atau mengkhianati saya. Kasih paling agung ketika Allah turun ke dunia dan mati di kayu salib. Ia datang kepada manusia berdosa yang memberontak dan melawan Dia. Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Mengasihi orang baik itu mudah. Ketika orang memberi angpao ke saya, maka ketika dia ulang tahun saya kasih angpao. Ketika saya ultah dikasih kado dan hadiah, nanti dibalas waktu dia ulang tahun juga. Kalau mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa bedanya kita dengan dunia? Tetapi kalau seseorang merugikan, membenci, mengkhianati kita tetapi kita bisa mengasihi dia dan membalas kejahatan dengan kebaikan, maka inilah yang disebut kasih agape (kasih tanpa syarat). Inilah kasih ilahi! 1 Yoh 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Mengapa Mengasihi Tuhan Adalah Sebuah Perintah , Bukan Pilihan (anjuran, usulan)?

              Usulan atau anjuran boleh dilakukan atau tidak. Tetapi kalau “Kasihilah  Tuhan Allahmu” itu adalah kata kerja imperatif yang artinya perintah langsung yang wajib dilakukan (tidak ada pilihan). Yoh 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Siapa mengasih Aku dibuktikan dengan mentaati segala perintah Tuhan tanpa kecuali dan syarat. Ini mudah diucapkan, dikhotbahkan namun dalam prakteknya tidak mudah dilakukan. Yoh 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.".

Mengasihi Allah secara Total

              Matius 22:37, “dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu” Kasih kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dan yang menguasai seluruh diri kita.
20 tahun lalu sebelum tamat dari seminari saya diutus ke satu gereja. Sebagai penginjil yang masih muda, saya ditempatkan di suatu gereja di Singkawang (Kalimantan Barat). Di sana ada seorang ibu yang mengalami gangguan jiwa. Ketika saya di sana, ia memaki saya terus, “Gereja ini sudah besar baru kamu datang.” Karena stress, ia mencurahkan kemarahan kepada hamba Tuhan yang baru. Kendaraan roda dua yang saya pakai dirusak. Tempat duduknya diiris pisau. Ketika saya duduk di ruang ibadah saat tidak khutbah dan ia duduk di belakang saya, ia menarik rambut saya. Mengapa ia begitu jahat dengan hamba Tuhan. Mengapa ke orang lain ia tidak berani? Saya pikir ada gangguan setan. Saya berdoa untuk pengusiran setan tetapi ternyata setannya tidak pergi. Belakang saya baru tahu ini bukan gangguan setan tapi ia mengalami gangguan jiwa (psikologis). Bagaimana sikap saya? Apakah saya balas dengan meninggalkan gereja? Saya hanya berdoa ke Tuhan dan saya anggap ini adalah momen saya dilatih untuk sabar dan untuk mengasihi dan mengampuninya. Pelajaran ini tidak mudah. Saya berdoa.  Saya menghampiri dia , memberinya salam dan memberi dia makanan . Lama-lama ia jadi baik. Di mana-mana bertemu, ia menegur. Orang yang mengalami gangguan, ketika kita membalas kejahatan dengan kebaikan maka ia bisa berubah. Ini yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Ketika Yesus di kayu salib berkata, “Bapa ampuni mereka” . Yang dimaksud mereka adalah orang yang sudah menyalibkan dan menganiaya Tuhan Yesus. Merekalah yang Yesus doakan.
              Berapa banyak orang yang sudah menyakiti hati kita? Mungkin anak, orang tua, mertua, suami (pasangan). Ketika kita belajar kasih (Kasihilah Tuhan) maka kasih diekspresikan dengan mengasihi orang yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (hukum horizontal). Imperatif adalah perintah langsung, tidak ada pilihan sebagai orang yang percaya Yesus menerima anugerah keselamatan maka kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan  akal budi . Kita harus mengasihi secara total. 3 kata kunci (hati, jiwa dan akal budi) mewakili seluruh manusia yaitu tubuh, jiwa  dan roh. Kata kunci yang diulang adalah “segenap”  (with all your heart, soul and mind). Kasih kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dengan sungguh-sungguh seluruh totalitas hidup kita. Itu yang Tuhan minta. Saya kurang sependapat dengan pendapat agar dalam hidup kita membuat priortitas yakni  yang pertama untuk Tuhan, kedua untuk keluarga, ketiga untuk pekerjaan dan keempat untuk hobi dan pribadi. Tuhan ingin terlibat dalam seluruh aspek hidup kita, baik kita bekerja, di rumah, berolahraga, berenang, bertanding dll. Tuhan ingin terlibat dalam seluruh hidup kita. Tidak ada aspek di mana Tuhan tidak terlibat. Kasih kita kepada Allah haruslah kasih yang sepenuh hati dan yang menguasai seluruh diri kita
Bagaimana caranya mengasihi Tuhan?

              Kita tahu mengasihi Tuhan itu penting dan wajib. Bagaimana cara mengasihinya karena Tuhan tidak konkrit tapi abstrak. Ia tidak muncul secara fisik di  depan kita sehingga kita bisa menjamah.

1.    Menyembah Allah secara eksklusif.

2 hukum yang Tuhan ringkas dari 10 hukum Allah. 4 hukum pertama terkait dengan Allah (vertical, kasihilah Tuhan Allahmu) dan 6 hukum selebihnya dengan sesama (horizontal). Objek penyembahan kita adalah Allah bukan berhala. “Jangan ada padamu allah lain dihadapanKu…Jangan membuat bagiku patung yg menyerupai apapun…. ” (Kel. 20:2-6). Ini adalah sebuah larangan keras (mutlak, tidak boleh tidak dilakukan). Ketika Musa menulis di Kitab Keluaran, umat Israel di bawa keluar tanah Mesir masuk ke tanah Kanaan. Di padang gurun generasi pertama sudah mati yang tersisa Yosua dan Kaleb (segelintir orang). Mereka bersungut-sungut , menyembah berhala dan melakukan kehidupan yang amoral seperti menyembah anak lembu emas sehingga Allah murka. Sebelum generasi kedua masuk tanah Kanaan muncullah larangan ini. Tuhan mengingatkan generasi kedua umat Israel, yang sudah menerima kasih , pertolongan , pemeliharaan dan anugerah Tuhan yang ajaib. Ketika mereka lapar diberi makan dari langit, ketika lapar di kasih daging yang dibawa oleh burung puyuh, ketika tidak ada air diberi air, air yang pahit diubah menjadi air manis. Tuhan mengingatkan agar mereka tidak lupa untuk tetap mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, akal-budi dan kekuatanmu. Lalu diulangi lagi di Ulangan 6:4-5 Dengarlah, hai orang Israel (Shema Yisrael) : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Ini mengingatkan umat Israel dan juga kita : berapa banyak kebaikan Tuhan yang sudah kita terima setiap hari? Mari kita menghitungnya satu per satu. Berkat keselamatan, pengampunan dosa, oksigen, panas matahari yang gratis, udara yang dihirup  dll. Bagaimana respon kita terhadap kasih Allah? Respon Allah, “Jangan ada Allah lain di hadapanKu.” Mengapa menyembah berhala dilarang? Kel 20: 5 sebab aku Tuhan Allahmu adalah Allah yang cemburu yang membalas kejahatan dari generasi ke generasi. Ia melarang kita menyembah berhala karena :
a.       Ialah yang layak disembah karena Ia Allah pencipta semesta alam. Ia tidak rela kemulian yang  ciptaan berikan ke Sang Pencipta dipindahkan ke objek ciptaan manusia berupa patung berhala. Tuhan tidak rela kemuliaanNya dibagi ke yang lain.
b.       Sebab apa yang Tuhan lakukan (Ia membebaskan umatNya dari tanah perbudakan). Ulangan 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”

Cat and Dog theology (teologi tentang anjing dan kucing) yang ditulis oleh Bob Sjogren and Gerald Robison. Penulis mengatakan prinsip hidup anjing adalah, saya hidup untuk melayani tuanku” (I exist to serve you as my master). Dulu kami memelihara 4 ekor anjing. Ketika saya pulang sekolah anjing menggonggong dari jarak 100 meter. Setelah sampai di kaki saya, ia menjilati kaki saya dengan ekor bergerak dan menggonggong. Ia begitu kenal siapa tuannya. Saya merasa senang dilayani dan disambut oleh anjing. Inilah anjing yang peduli dengan tuannya. Allah juga ingin kita melayani Dia dengan setia karena Dia adalah bos kita. Beda dengan kucing yang dilambangkan sebagai pasif, malas dan tidur-tiduran. Ketika kita pulang ke rumah kucing tidur. Saat dielus-elus bulunya ,matanya terbuka sebentar lalu tidur lagi. Prinsip hidup kucing, “kamu hidup untuk melayani aku” (you exist to serve me).  
Penullis mengatakan , ada 2 tipe orang Kristen
a.       orang Kristen yang mengenal dan tahu Tuhan. Ia Pencipta, Allah yang hidup dan begitu luar biasa kasihNya dan tahu siapa saya (saya adalah orang berdosa yang diangkat dari lumpur dosa, kenal Allah , kenal diri sehingga jadi tahu diri). Inilah tipe seekor anjing. Ia melayani tuannya. Sebagai anak Tuhan kita seharusnya melayani dan mengasihi Tuhan kita.
b.       Orang yang tipenya take it for grantend. Orang Kristen yang minta dilayani dan selalu minta berkat dari Tuhan. Selalu minta dan tidak pernah memberi. Inilah tipe seekor kucing.
Kita termasuk golongan mana? Kita harus punya mindset bahwa saya hidup di dunia untuk melayani Tuhan , kepadaNya kita berutang anugerah keselamatan dan pengampunan dosa. Seperti Rasul Paulus mengatakan, “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma. (Roma 1:14-15). Setiap kita menerima anugerah keselamatan kepada Tuhan, maka kita berhutang anugerah kepada Tuhan. Selayaknya sebagai hambaNya, bukan saja penginjil tetapi apapun profesi kita maka kita diminta untuk mengasihi Dia melalui pelayanan, waktu, persembahan dan totalitas kita untuk memuliakan namaNya.

2.    Menghormati nama Allah kita.

Orang yang mengasihi Allah pasti menghormati dan menghargai Allah. Kebalikannya, orang yang tidak mengasihi Allah tidak pernah menghormati dan menghargai Allah. Orang yang mengasihi Allah berusaha untuk menyenangkan hati Allah melalui ketaatan total. Seorang suami mengasihi istrinya, buktinya dengan berusaha untuk menyenangkannya. Orang yang mengasihi pasangan berusaha menyenangkan pasangan (bukan hanya di mulut juga dengan perbuatan). Ketika mengasihi dan membuktikan bahwa kita mengasihi Allah dengan menghormati dan menghargai Allah. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu dengan sembarangan. (Kel. 20:7). Karena Allah kita adalah Allah yang kudus, maka nama Allah yang kudus perlu dijaga dan dihargai. “Dikuduskanlah namaMu”(Mat. 6:9).  Kata dikuduskan nama Allah bukan berarti nama Allah kotor lalu dibersihkan. Kudus artinya dikhususkan , dispesialkan. Nama Allah tidak dicemarkan melalui perbuatan dan hidup kita. Nama Allah merepresentasikan natur Allah. Akibatnya jika tidak menghormati nama Allah berarti tidak menghormati Allah itu sendiri. Bagaimana sikap kita terhadap nama Tuhan? Selama ini kita sudah mengenal Dia, pernah bersumpah demi nama Tuhan? Dalam pelantikan pejabat Kristen dikatakan, “Aku berjanji”. Ketika Ahok dilantik jadi gubernur dia angkat tangan dan berkata, “Aku berjanji” bukan bersumpah. Kalau bersumpah harus dilakukan kalau tidak, maka kita mempertaruhkan nama Allah yang kudus. Dalam kehidupan keseharian kita, siapapun kita, etnis dan warna kulit kita, ketika menyandang sebutan orang Kristen berarti nama Tuhan dipertaruhkan dalam hidup. Orang Kristen yang melakukan kesalahan maka nama gereja ikut terbawa dan nama Tuhan ikut tercemar. Ada seorang ibu yang menyaksikan orang Kristen yang bercerai, keluar dari mulutnya berkata, “Katanya orang Kristen tidak boleh bercerai , kenapa bercerai?” Apa yang kita perbuat dan ucapkan, reputasi nama Tuhan dipertaruhkan. Sebagai pengikut kristus , mari kita meneladani Kristus dan hidup dalam kekudusan dan kebenaran.

3.    Setia beribadah kepada Allah.

Kel. 20:8-11, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat…”. Hari sabat berarti mengkhususkan hari itu untuk Dia. Hari yang khusus , hari perhentian untuk beribadah kepada Tuhan.
Kel. 20:10 dikatakan hari ke-7 adalah Hari Sabat Tuhan. Hari itu,Tuhan berhenti dari pekerjaanNya. Hari ke-7 hari sabat Tuhan di mana ia berhenti dari pekerjaan bukan karena Dia lelah. Ia memberi pola kepada umat Israel , di tengah kesibukan kita, perlu ada 1 hari perhentian untuk beristirahat. Bagi orang Yahudi hari Sabtu, tetapi dalam kekristenan kita beristirahat pada hari Minggu. Karena Yesus menggenapi Sabat, Dia Tuhan atas hari Sabat.” (Mrk. 2:27-28). Maka orang Kristen tidak beribadah pada hari Sabtu tetapi hari Minggu, karena itu hari pertama ketika Yesus bangkit. Itu sebabnya kita beribadah. Kuduskanlah hari sabat. Khususkanlah hari Sabat untuk kita beribadah pada Tuhan.  Gereja mula-mula beribadah hari Minggu hari kebangkitan Yesus (Kis. 20:7). Ibr. 10:25, “Janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah”  

Dalam 1 tahun 2017, 52 minggu hampir selesai. Sudah berapa minggu kita tidak hadir di gereja? Mari kita bertanya ke diri sendiri. Ibadah itu bukan pilihan (mau atau tidak). Tetapi itu perintah (Tuhan mau kita beribadah). Supaya melalui ibadah kita bisa saling menghibur dan menguatkan seperi accu yang bila tidak dipakai maka akan soak dan akhirnya dibuang. Hidup kita sama. Dari Senin-Sabtu kita berjuang dalam hidup. Menghadapi tantangan dan kesulitan hidup, jiwa dan rohani kita menjadi letih-lesu. Hari Minggu kita datang ke gereja dan mendengar firman. Ini seperti di stroom kembali iman kerohanian kita supaya bangkit kembali semangat kita. Hari Senin kita kembali ke dunia nyata dan mulai lagi menghadapi lagi peperangan rohani. Terus menerus, iman kita mengalami pertumbuhan progressif (perlahan tapi pasti) melalui kebenaran firman Tuhan dan ibadah bersama-sama , maka penting kita beribadah tiap Minggu.

Ada seorang pendeta yang menyaksikan bahwa ada kursi yang tidak pernah kosong karena diduduki oleh seorang jemaat yang berprofesi sebagai dokter. Namanya Albert. Tapi suatu kali kursi itu kosong. Mengapa Albert tidak datang beribadah? Kali ini tanpa berita , ia tidak datang ke gereja. Biasanya ia memberi kabar kalau sedang bertugas ke luar kota. Pendeta langsung berkesimpulan bahwa pasti ada yang salah. Lalu ia telpon ke rumah Albert, namun tidak diangkat. Ia cepat-cepat ke rumahnya. Ketika digedor pintunya tidak dibuka, terkunci dari dalam. Ia pun melihat dari jendela. Di samping kamar mandi muncul kaki. Pintu pun kemudian didobrak. Rupanya ketika Albert mandi, ia jatuh dan pingsan. Akhirnya ia bisa tertolong. Ini ilustrasi yang diambil dari kejadian yang nyata. Ia terselamatkan karena tidak pernah tidak beribadah. Kalau ia biasa tidak ke gereja, maka saat tidak datang paling-paling dikatakan “penyakitnya” kumat sehingga pendeta tidak datang ke rumahnya. Orang yang rajin beribadah pasti tidak kehilangan berkat Tuhan. Ada berkat Tuhan yang disediakan bagi yang rajin beribadah. Mungkin ada beranggapan bahawa ia sudah lama beribadah tapi tidak ada yang ingat khotbahnya sehingga untuk apa beribadah? Berapa lama kita masak masakan istri selama puluhan tahun? Tidak ada yang ingat. Tapi tidak bisa dikatakan karena tidak ingat, apakah besok jangan masak lagi? Walau tidak ingat, karena masakan istri kita bertumbuh (karena ada gizi). Kerohanian kita sama, tapi ada 1 poin yang kita tangkap yang membantu kerohanian kita bertumbuh  menghadapi badai kehidupan dan berkemenangan karena anugerah Tuhan. Maka tetaplah beribadah.

4.    Berani menyerahkan seluruh hidup dipakai Tuhan.
Kita harus MENGASIHI secara total (Roma 12:1-2; Flp. 1:21). Karena kasih itu MEMBERI (Yoh.3:16) Maka berikan Harta, waktu, tenaga, talenta (Mat.25) dan tubuh (harga diri, kehormatan, ego) untuk melayani Tuhan seperti yang diperintahkan. Hanya orang yg berani BERKORBAN untuk Tuhan, yang layak disebut murid yang sejati (Mrk. 8:34, sangkal diri, pikul salib, ikut Dia).

Kesimpulan (Epilegomena)

Mengasihi Allah dibuktikan dengan cara apa?
-          Menyembah Allah seca eksklusif.
-          Menghomati nama Allah.
-          Setia beribadah kepada Allah
-          Berani menyerahkan totalitas hidup untuk dipakai Tuhan.

No comments:

Post a Comment