Monday, October 2, 2017

Pertikaian di Dalam Gereja


(Mengapa dan Bagaimana Mengatasinya)

Pdt. Hery Kwok

Filipi 2:1-11
1   Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2   karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
3   dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
4   dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
5   Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6   yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7   melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8   Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9   Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10   supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11   dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Pendahuluan
               
                Alkisah suatu kali Iblis mengelilingi bumi mencari tempat yang ‘menantang’ untuk bisa disinggahi. Awalnya Sang Iblis singgah ke tempat perjudian, tempat bagi orang-orang  yang ingin cepat kaya tanpa bekerja. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kelebihan pemain judi adalah ia hanya memiliki satu konsep saja yakni ia akan menang. Karena tahu akan menang maka ia terus datang walau pun nantinya ternyata ia kehilangan seluruh hartanya. Setelah mengamat-ngamati tempat judi ini, Iblis  tidak merasa tertantang karena tempat itu memang sudah menjadi miliknya. Orang-orang  yang bermain di sana baginya adalah orang-orang  yang bodoh. Dengan cepat ia pun pergi melesat ke tempat lain yaitu tempat pelacuran. Di sini berkumpul para lelaki hidung belang yang hanya ingin melampiaskan nafsu birahinya saja (berorientasi seksual) dan para wanita yang lebih senang mencari uang dengan jalan menjual tubuhnya dengan dalih sangat membutuhkan uang dan tidak bisa kerja. Setelah melihat sepintas tempat ini, kembali Iblis meninggalkan tempat maksiat itu. Baginya tempat itu tidak menarik lagi karena memang sudah dikuasainya. Lalu ia berkeliling lagi dan akhirnya melihat sebuah gereja. Dengan cepat ia pun datang untuk singgah di sana. Setelah mengamat-amati ternyata tempat ini sangat menantang. Melihat umat Tuhan yang ada di sana, Iblis pun melancarkan serangannya dengan mengadakan pencobaan dan mendatangkan kesulitan. Hasilnya tidak sesuai dengan harapannya. Ternyata ia tidak bisa mengalahkan orang-orang percaya yang ada di sana! Pada waktu orang percaya dihimpit kesulitan dan dikejar oleh orang-orang yang memburunya, gejala aneh terjadi. Gereja ternyata tidak menjadi mati tetapi malah semakin berkembang! Tempat ini benar-benar sangat menantang Iblis . Ia terus mencoba menggempurnya dan ingin mengalahkannya. Dengan berbagai upaya termasuk hidup mereka dibuat susah, tetapi ternyata orang-orang percaya semakin rajin berdoa. Semakin dihimpit mereka semakin kuat, makin dihambat mereka semakin merambat. Iblis pun terus  memeras otaknya untuk memikirkkan cara mengalahkannya. Akhirnya ia mendapat ide yang berlawanan dari upaya sebelumnya. Kalau dengan kesulitan hidup orang percaya tidak dapat ditaklukan maka Sang Iblis mulai memakai cara lain yaitu dengan menebar benih pertikaian. Hasilnya sungguh mengejutkan. Di situlah gereja mulai tercerai-berai dan porak-poranda. Iblis menjadi sangat senang. Tidak mudah mengalahkan orang-orang percaya, sehingga baginya gereja menjadi tempat yang menjadi sangat menantang dan menggiurkan. Ini adalah cerita dan belum tentu benar. Gereja mudah hancur saat benih-benih pertikaian ditaburkan dan berkembang.

Pertikaian Membuahkan Kehancuran

                Oktober adalah bulan reformasi bagi kalangan gereja protestan. 500 tahun lalu saat gereja mulai jatuh , Allah membangkitkan para reformator. Sederetan reformator gereja seperti Martin Luther (1483-1546), John Calvin (1509-1564), Ulrich Zwingli (1484-1531) dll melakukan gerakan pembaharuan gereja sehingga kerohanian yang hancur dan tidak fokus kepada Allah dikembalikan kepada  Allah. Itu sejarah yang membuktikan bahwa Allah menjaga gerejaNya dengan hebat. Hal ini terbukti dari perkataaNya setelah bangkit dari kematian. Saat itu Ia pergi dan memberi Amanat Agung kepada murid-muridNya dan berkata, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Pada tahun ini, kita memperingati 500 tahun reformasi di mana gereja Tuhan tidak hancur sampai hari ini karena tangan pengasihan Allah yang luar biasa. Tetapi Iblis tidak pernah menyerah untuk mencoba menjatuhkan gereja-gereja Tuhan. Ia menggunakan berbagai cara. Walaupun pemeliharaan Allah cukup tetapi iblis terus mencari cara menghancurkan gereja Tuhan. Sehingga selama 5 minggu di bulan Oktober, di gereja kita akan disampaikan topik-topik  yang terkait dengan upaya Iblis untuk menghancurkan gereja.     
Pada minggu pertama disampaikan upaya Si Iblis yang mencoba menghancurkan gereja melalui pertikaian. Bagaimana menyiasatinya? Pada minggu kedua khotbahnya tentang topik terkait banyak jemaat yang punya sikap mental menonton. Mereka datang ke gereja namun tidak mau terlalu ikut ambil bagian dan tidak peduli. Bagi mereka , yang penting datang ke gereja, ‘setor’ muka dan batin terpuaskan dan setelah itu selesai. Itu sikap yang salah. Iblis menaburkan benih agar orang-orang percaya tidak punya respon terhadap pengajaran Tuhan sehingga ada banyak orang Kristen seperti ini. Ini bentuk baru yang Iblis pakai untuk menghancurkan umat Tuhan. Pada minggu ketiga dibicarakan tentang jemaat yang suka ‘keliling-keliling’ alias yang gonta-ganti gereja. Tipe ini akan menjadi jemaat yang tidak bertumbuh karena gereja dibangun bukan dalam format pertumbuhan seperti ini. Ia dikatakan sebagai burung gereja. Jemaat yang suka keliling ke gereja-gereja ibarat burung gereja yang berkeliling gereja di sana-sini. Jemaat seperti ini tidak akan bertumbuh. Alkitab tidak pernah mendasari pertumbuhan jemaat seperti itu. Dalam perjalanan misinya, Rasul  Paulus membangun persekutuan di gereja lokal kemudian ia kembali dan mengukuhkan gereja lokal di sana di mana melalui gereja lokal itu jemaat dibangun dan ditumbuhkan. Pada minggu ke empat topiknya  terkait dengan Injil yang akan tidak diberitakan keluar lagi (meredupnya suara Injil) karena ada banyak jemaat yang tidak antusias bercerita tentang Injil. Peristiwa yang terjadi pada Kisah Para Rasul pasal 7 terjadi karena sebelumnya dikisahkan bahwa pada pasal 1-6 gereja sudah keenakan. Waktu Roh Kudus bekerja dan orang banyak dipertobatkan, gereja tidak mau keluar. Padahal sebelum Yesus naik ke surga, Ia berpesan ,” Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8).  Tetapi perintah ini hanya terdengar di area mereka saja. Maka pada pasal 7 ada penganiayaan yang diijinkan Tuhan agar Injil bisa tersebar. Melalui penganiayaan Injil tersebar hingga  Injil mencapai Indonesia. Namun sekarang gereja menjadi diam saja. Ini berbahaya. Dengan reformasi yang sudah 500 tahun, kita belajar dari sejarah gereja. Kalau tidak, Tuhan ijinkan lagi kesulitan datang agar Injil tersebar. Kita harus menjadi gereja yang mengerti mengapa Ia memanggil dan menyelamatkan saya agar saya menjadi orang yang memberitakan Injil. Pada minggu kelima akan dibicarakan tentang kondisi  stagnan di mana gereja tidak mau berubah walau gerejanya kecil saja.

                Pada Kitab Filipi 2 Rasul Paulus mau mengangkat 2 kondisi yang ada yakni  kondisi manusia dan kondisi Kristus. Pada ayat 1-11, kondisi manusia adalah orientasinya diri sendiri. Maka Rasul Paulus katakan,”Jangan kamu pikirkan kepentingan diri sendiri”. Jangan kamu berorientasi pada diri sendiri. Ia minta agar kita tidak mementingkan diri sendiri seperti Yesus yang tidak mempertahankan kesetaraanNya dengan Allah dan telah melepaskan diri dari raja menjadi manusia biasa. Bagaimana rendah hati dan murah hatiNya yang tidak memikirkan kepentingan sendiri. Rasul Paulus menceritakan bagaimana secara kristologi benar-benar dikatakan Yesus merendahkan diri. Bahkan dalam kerendahanan hatiNya Ia menuntaskannya dalam ketaatan. Di sini akan difokuskan pada orientasi manusia yang mementingkan diri sendiri. Pertikaian  adalah salah satu bentuk dari kepentingan sendiri.

Penyebab pertikaian

1.     Iri hati.
Pada Kitab Kejadian, setelah Adam dan Hawa diusir dari Taman Firdaus, lahirlah anak-anaknya yang mewakili manusia yaitu Kain dan Habel. Kejadian pasal 4 menceritakan pertikaian antara Kain dan Hawa karena iri hati. Menarik sekali pertikaian terjadi dalam kondisi sedang beribadah di mana  Kain dan Habel memberikan persembahan dan di Kitab Kejadian dikatakan, “Apa yang dipersembahkan Habel diterima oleh Allah sedangkan apa yang dipersembahkan Kain tidak diterima oleh Allah” Dalam ruang lingkup ibadah, ada iri hati karena Kain tidak merasa puas. Iri hati ada di tempat ibadah, bukan di tempat lain. Ini hal yang menarik. Iri hatinya ada di tempat yang bersifat kudus yaitu persembahan. Kalau iri hati di kantor dibilang jamak dan dibiarkan (masih bisa toleransi hati bila ada perebutan jabatan misalnya). Tetapi kalau iri hati di tempat ibadah? Padahal Kain iri saat memberi persembahan. Iblis berkata,”Engkau iri hati terhadap saudaramu. Kamu tidak bisa mendapat apa yang diinginkan” Dikatakan Kain menjadi iri hati, sehingga merencanakan sesuatu dan membunuh adiknya. Hancurnya persekutuan karena ada iri hati. Ini dibuktikan dalam sejarah umat manusia. Bukankah gereja bisa hancur karena iri hati? Kalau kita punya 5 orang anak, waktu mereka tumbuh dan mandiri perhatikan anak-anak tersebut. Yang satu iri hati dengan kakak atau adiknya. Itu cara yang hebat untuk menghancurkan keluarga. Keluarga bisa berantakan dan saling bertengkar satu dengan lain karena ditaburkan iri hati dalam diri kita yang membuat orang mementingkan diri sendiri. Iri hati membuat orang iri terhadap orang lain. Banyak orang yang iri hati. Melihat orang yang lebih dari dirinya sendiri membuat iri hati. Saat iri hati muncul dan menguasai diri kita, maka mulailah timbul pikiran untuk menjatuhkan dan menghancurkan orang itu. Iri hati membuat orang ingin untuk melenyapkan orang lain atau punya politik menghancurkan orang lain. Ini poin yang sangat penting dan sedang merajalela bukan saja di dunia luar tapi juga di gereja. Iblis tahu kita punya kekuatan dari Allah. Kekuatan di mana kita tidak bisa digempur oleh kekuatan ekonomi dan kesusahan, tetapi ia bisa menggempur melalui iri hati. Iri hati bisa membuat orang tidak lagi bersaudara. Ada yang mengiri karena ibadahnya lebih baik. Kalau seperti ini ”Puji Tuhan”. Rasul Paulus berkata, “Saya ingin membuat bangsa saudaraku iri dalam hal kerohanian. Supaya mereka datang kepada Tuhan Yesus.” Tetapi iri hati di sini adalah kondisi di mana kita lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Iri hati seperti inilah yang bisa memporak-porandakan persekutaun yang indah.
Ada satu gereja yang hamba Tuhannya berdiri dan menyalami jemaatnya. Ternyata ada satu jemaat yang  terlewat disalami oleh Sang Hamba Tuhan. Karena tidak disalami, lalu jemaat ini berpikir,” Kalau orang kaya pendeta ini perhatikan. Kalau orang hebat dia layani.” Iri hati ditanamkan untuk membuat persaingan,”Kenapa dia diterima sedangkan saya tidak?”. Saya juga iri hati. Suatu kali saya diundang makan di Puri Mall di hari Minggu. Karena sudah lelah, saya sebenarnya agak malas pergi. Namun karena relasi dekat dan pengundangnya pernah jadi jemaat yang dilayani, saya pun berusaha memenuhi janjinya. DI Puri Mal lahan parkirnya sempit dan hari itu turun hujan berat. Saya sebenarnya ingin pulang. Saya pun berdoa minta tempat parkir. Satpam tidak mempersilahkan saya untuk belok tapi harus jalan terus. Saya merasa kesal. Padahal orang di belakang saya boleh belok. Saya jadi merasa iri dan berpikir besok-besok saya pinjam mobil yang mewah. Ada juga teman saya yang saat datang berkata, “Kurang ajar satpam di mal. Mentang-mentang saya datang dengan mobil kecil tidak diperhatikan. “ Keesokan harinya ia datang lagi mengendarai mobil Land Cruiser. Ia disambut satpam yang sama  dan dibukakan pintu. Lalu ia berkata, “Kemarin saya pakai mobil kecil tidak diperhatikan. Sekarang saya pakai Land Cruiser dibukakan pintu dan disambut.“ Namun Tuhan ajar saya untuk mengatasi rasa iri dan  ternyata waktu saya meneruskan mobil ada mobil yang keluar sehingga saya dapat memperoleh tempat parkir. Saat itu saya mengalami rasa iri dan kesal. Kita bisa pecah dengan yang lainnya saat dirasuki rasa iri. Iri ini ditaruh di kitab Kejadian sampai kitab Yakobus. Iri hati membuat persekutuan menjadi hancur.

2.    Kecurigaan.

Ini cara si jahat yang hebat. Kecurigaan ada di Taman Eden yakni  di tempat yang sangat luar biasa indahnya. Di tempat kemakmuran ada, kecurigaan itu ditaburkan. Jadi di tempat yang sebenarnya indah-enak, Si Jahat menaruh kecurigaan kepada Hawa. Iblis menanamkan, “Waktu kamu memakan buah pengetahun yang baik dan jahat maka kamu akan menjadi seperti Allah dan sama dengan Allah”. Hawa pun senang karena  tidak ada lagi yang mengaturnya. Itulah kecurigaan yang ditanamkan Iblis dalam diri Hawa. Ada gereja yang pecah dan hamba Tuhannya keluar serta membawa sebagian jemaat , lalu ditanamkan kecurigaan dalam gereja. Hal ini juga berlaku di rumah tangga. Saat pasangan mulai curiga, maka siap-siap kehancuran terjadi. Ada kisah di video pendek tentang pentingnya privasi. Ada seorang istri / suami yang curiga saat melihat handphone pasangan dipasang password atau PIN. Ada yang ketakutan PIN handphone diketahui pasangannya. Ada yang berkata,”Saya lihat suamimu di warung kopi dengan Nancy yang dandanannya bahenol. Suamimu ngopi di sana.” Istri pun jadi panas hati. Padahal benar terjadi seperti itu namun tidak seperti yang dipikirkan karena tempat duduk mereka terpisah jauh. Maka istri mulai curiga. Waktu suami pulang, “Enak ya Pi ngopi?” Dijawab suaminya dengan bingung,”Ia.” Lalu istri melanjutkan,”Enak ya ngopi dengan Nancy”. Suaminya tambah bingung. Istri pun tambah marah dan memberondong suaminya dengan kemarahan. Kecurigaan adalah bentuk yang hebat untuk awal pertikaian. Banyak kecurigaan di taruh di jemaat. Ada yang mengatakan, “Jangan percaya dengan pemimpin dan hamba Tuhan.” Yang membuat Gereja pecah adalah kecurigaan yang paling manjur. Penghancuran gereja dimulai dari kecurigaan yang ditaburkan satu dengan lain. Curiga ditaburkan terhadap hamba Tuhan, majelis dll. Maka jemaat mulai merasa tidak percaya. Saya baru mendapat cerita dari gereja sahabat saya, “Gereja saya sekarang susah. Ada hamba Tuhan yang keluar dan membawa jemaat cukup banyak.” Kalau kita yang gereja 200 orang saling curiga maka akan hancur. Yang 2.000 orang jemaat saja hancur. Orang Asia tidak suka bicara seperti orang Barat sehingga mudah menimbulkan curiga. Di situlah Iblis menang. Lalu timbul iri hati. Rasul Paulus berkata, “Coba perhatikan Kristus! Ia yang adalah Allah tidak pikirkan dirinya sebagai Allah. Ia yang adalah penguasa menjadi hamba.” Ini sesuatu yang sangat luar biasa. Kalau manusia hanya berorientasi diri sendiri, Kristus tidak. Kita tipenya untuk diri sendiri (istri dan anak sendiri). Itu yang membuat kita tidak perduli dengan orang lain Karena dasarnya manusia berdosa adalah kepentingan diri sendiri. Rasul Paulus berkata, “Kita punya teladan yaitu Imam Besar yang Agung alias Kristus yang tidak mementingkan diri sendiri.” Di dalam ayat 5 ini dikatakan, “Hendaklah engkau dalam hidupmu bersama.” Satu-satu yang membuat engkau tidak bertikai dan engkau bisa keluar dari pertikaian kalau dalam hidup bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus yaitu Ia mau meninggikan Allah BapaNya. Sehingga waktu BapaNya mempunyai rencana untuk menebus, maka Yesus bersedia melakukannya. Pikiran dan perasaan Kristus hanya satu yaitu apa yang menjadi rencana Bapa , itulah yang dijalankanNya. Ia tidak ingin memiliki pikiran yang lain. Apa yang menjadi rencana Allah BapaKu itulah yang dijalankanNya dan Ia tidak mau memikirkan yang lain kecuali untuk Allah dan kepada Allah . Itu sebabnya Kitab Suci mengatakan, “Kristus mau menanggalkan keilahiannya menjadi sama dengan manusia. Ia mau merendahkan dirinya bahkan taat sampai mati. Menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus hanya satu yaitu dengan membaca Kitab Suci dengan baik. Seluruh Kitab Suci dari Kejadian sampai Wahyu berisi pikiran dan perkataan Yesus. Itulah yang membentuk pola pikir dalam diri orang.  

3.     Gosip

Gosip ini juga menghancurkan persaudaraan. Password dari gosip adalah,”Ssst...! Jangan bilang-bilang ya.”. Itulah mulainya gosip. Setelah itu orang yang awalnya ditinggikan (dipuji-puji) lalu dijatuhkan. “Orangnya baik tetapi.... (masuk cerita palsu)” Teman saya seorang CEO di suatu perusahaan dan seorang majelis gereja. Ia punya supir pribadi yang selalu dibawa ke gereja. Jadi banyak supir yang duduk-duduk ngobrol di gereja. Supir-supir ini mendengarkan cerita tentang gereja dan orang-orangnya. Yang paling tahu gosip di gereja adalah supir gereja karena jemaat saling berbagi cerita di mobil. Saat itu supirnya hanya mendengarkan dan menyimpan di hati. Namun sewaktu mereka berkumpul sesama supir mereka pun berkata,”Tahu tidak Pendeta itu jagonya di mimbar saja, namun begitu diminta bantuan pelitnya minta ampun.” Cerita seperti ini tahunya dari jemaat. “Majelis itu kalau datang, gayanya sok tau waktu memimpin. Saya berdoa supaya majelis itu tidak datang karena kalau ada dia buat pusing.” Supir berkata, “Gayanya seperti boss dan tidak mau bekerja.”  Supir teman saya mendengar banyak cerita.  Akhinya saya bertanya, “Boleh tidak saya bercerita?” “Boleh”, jawab supir itu. Supir itulah yang  kemudian berkata,”Di bawah pohon saat sedang duduk-duduk saya mendengar John banyak bercerita. Bapak Pendeta juga diceritakan. Saya sebenarnya marah, karena Bapak kan orang baik”. Saat ditanggapi,”John itu orangnya baik”. Begitu dikatakan baik supirnya diam dan tidak mau cerita lagi. Penggosip itu mengatakan baik lalu diimbuhi “hanya”, “melainkan “dll. Diceritakanlah gosip. Jadi yang dihancurkan hati, pikiran dan mulut. Tetapi Kristus tidak seperti itu.

Penutup

Di bulan reformasi ini kita diingatkan bahwa gereja bisa hancur melalui pertikaian. Untuk itu taruhlah  pikiran dan perasaan kita di dalamNya. Kalau mulai muncul rasa iri katakan “Tidak boleh. Karena Kristus telah memberkati saya”. Kalau merasa diberkati maka kita tidak akan merasa iri. Sebaliknya kalau kita tidak pernah merasa diberkati maka kita akan merasa iri. Seperti Hawa tidak merasa diberkati maka ia merasa curiga. Kalau Tuhan memberkati kita, maka jangan mau mengikuti cara-cara iblis. Mari bangun persekutuan yang hangat dan membangun. Bagikan cerita yang positif seperti, “Di gereja aku merasa enak. Gereja seperti rumah kedua. Sebagai orang tua saya tidak diabaikan. Gereja telah menyiapkan fasilitas seperti karaoke di mana aku bisa bernyanyi sepuasnya. Ini rumah kita, nikmati persekutuan satu dengan lain.” Kiranya di bulan reformasi Tuhan menguatkan kita agar punya persekutuan yang baik.



No comments:

Post a Comment