Monday, October 16, 2017

Gereja Kristen Keliling-Keliling

Pdt. Hery Kwok

Ibrani 10:22-25
22  Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
23  Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24  Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Pendahuluan

Dalam bulan reformasi (Oktober) diberikan penekanan bagaimana Allah telah memelihara gerejaNya selama 500 tahun (1517-2017). Pada minggu pertama Oktober 2017 temanya tentang perpecahan (Pertikaian dalam Gereja). Gus Dur , presiden keempat RI (1999-2001), mengatakan bahwa orang Kristen jangan ditindas karena semakin ditindas semakin besar, semakin ditekan semakin hebat, semakin dihambat semakin merambat. Kalau gereja dihalang-halangi akan semakin makmur. Biarkan saja. Kalau orang-orang Kristen dibiarkan sendiri, maka orang Kristen akan ribut sendiri di dalamnya. Walaupun Gus Dus tidak pernah ikut sekolah Alkitab, tapi ia mengetahui kelemahan orang Kristen yaitu perpecahan. Ada koster gereja yang mengatakan,”Lebih enak  bekerja di perusahaan karena kalau melayani di gereja, tuan dan nyonyanya terlalu banyak yang mengatur. Terlalu banyak bosnya sehingga pecah. Ibarat perusahaan pecah kongsi karena pendapat mitranya tidak didengar. Perpecahan gereja merupakan salah satu virus yang membuat gereja hancur. Kemarin saya pergi ke Rumah Sakit Siloam karena ada jemaat yang terkena virus di otaknya. Virus ini sangat  berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.
Tema pada minggu kedua Oktober 2017  ‘Umat Allah Tekun Menonton’ (gereja sebagai penonton). Sebagai penonton umat Allah tidak punya sense of belonging (rasa memiliki) gereja. Ibarat di bioskop bila ada popcorn jatuh berceceran atau minuman tumpah maka tidak ada yang mau membersihkan atau membuang ke tempat sampah. Kalau ada penonton seperti itu maka ia perlu diberi penghargaan karena telah membantu memunguti sampahnya. Bila ada dan ia memberikan sampah ke petugas cleaning service maka bisa diberi piagam. Sayangnya tidak ada penonton seperti itu karena umumnya selesai nonton  semua penonton langsung pulang. Tidak ada penonton yang melakukan diskusi tentang inti dari film (sharing cerita). Bila bertemu di toilet dan ada keran menyala tidak dimatikan. Bila seperti ini (jemaat hanya menonton), maka gereja akan hancur. Berbeda dengan Kitab Suci yang menceritakan tentang gereja mula-mula di Kisah Para Rasul. Jemaatnya memiliki sense of belonging tinggi sekali dan sangat perhatian terhadap jemaat yang lain. Mereka memberikan kepunyaan mereka menjadi kepunyaan bersama dan tidak ada jemaat yang kekurangan. Sehingga orang Farisi ketakutan dan kaisar merasa ngeri dengan perhimpunan (persekutuan) orang percaya.
Hari ini kita belajar tentang jemaat gereja Kristen yang suka berkeliling-keliling dari satu gereja ke gereja lain. Sekarang banyak jemaat yang keliling-keliling dari satu gereja ke gereja yang lain. Suatu kali saat berada di ruang tunggu bandara di salah satu kota saya berbicara dengan orang lain. Karena tahu ia orang Kristen, saya bertanya ia bergereja di mana. Ia hanya tersenyum-senyum dan akhirnya menyebutkan gerejanya, namun ia mengaku bahwa suka keliling-keliling dari satu gereja ke gereja yang lain. Ini membuktikan bahwa tema hari ini memang nyata (ada orang Kristen yang gerejanya keliling-keliling). Banyak jemaat yang bertipe keliling-keliling sehingga tidak pernah bertumbuh secara rohani.

Alasan Orang Kristen Bergereja Keliling-Keliling

Paling tidak ada tiga alasan mengapa orang Kristen senang bergereja keliling-keliling. Pdt. Dr. Stephen Tong mengemukakan tipe jemaat yang bergereja keliling-keliling ini dengan memberikan ilustrasi. Ada seorang Kristen yang bertanya kepada Tuhan,”Tuhan saya mau ke gereja, tetapi di mana ada gereja yang sempurna? Karena waktu saya pergi ke gererja yang satu jemaatnya cuek dan dingin sekali. Tuhan ada tidak gereja yang hangat? “ Tuhan menjawab, “Gereja yang sempurna ada!” Orang Kristen ini berkata, “Tetapi saya tidak menemukannya! Yang aku temukan gereja yang tidak hangat. Ada juga gereja lain yang tidak memberi rasa haus dalam menyembah Tuhan. Puji-pujiannya kering sehingga tidak membuat saya rindu untuk menyanyi. Sehingga saya tidak menikmati pertumbuhan rohani dalam memuji Tuhan. Jadi apakah tidak ada gereja yang sempurna?” Tuhan berkata,”Ada!” Orang Kristen itu kembali bertanya,”Di mana Tuhan? Adakah gereja yang sempurna di mana waktu datang beribadah, saya bisa menikmati gereja itu sebagai rumah sendiri dan mengalami pertumbuhan di gereja tersebut?” Tuhan menjawab,”Gereja yang sempurna ada tetapi saya tidak akan memberi petunjuk di mana kamu dapat menemukannya. Karena kalau saya beri petunjuk dan kamu bergereja di sana, maka gereja tersebut menjadi tidak sempurna gara-gara kamu.” Intinya gereja yang sempurna ada, tetapi akan menjadi tidak sempurna gara-gara orang tersebut. Karena orang tersebut suka berkeliling-keliling mencari gereja yang sempurna. Seharusnya ia mengambil bagian sehingga gereja yang tidak sempurna menjadi sempurna.

3 Alasan / Ciri Jemaat yang Suka Keliling dari Satu Gereja ke Gereja Lain

1.     Jemaat yang seperti bayi rohani.

Ibrani 5:12-13 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.  Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Rasul Paulus mengatakan bahwa ciri dari jemaat yang suka bergereja keliling-keliling adalah bayi rohani yang tidak suka dengan makanan yang keras.  Saat diberi makanan dan merasa tidak enak maka seorang bayi tidak mau menelannya atau makanan tersebut akan dimuntahkannya. Saat bayi merasa tidak suka dengan makanan yang diberi, karena tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata maka dia mengeluarkannya lagi. Jadi bayi rohani adalah bayi yang hanya mau makanan yang dia suka. Dia hanya mau makanan sesuai cita rasa dirinya. Padahal mamanya memberi makanan yang mengandung gizi , vitamin dan nutrisi yang dibutuhkannya walau rasanya  mungkin dia tidak suka. Ada banyak jemaat yang menjadi bayi rohani yang hanya mau mengunyah makanan yang disukai dan tidak mau makanan yang tidak disukai. Mereka duduk dan mendengar khotbah dan bila   pemberitaan firman itu mengenakkan hati dan telinga maka mereka mau. Karena sesuai selera dan cita rasa, maka mereka menganggap ‘Ini baru makananku’. Waktu datang lagi, pengkhotbahnya memberi makanan yang penuh “vitamin” (bernada keras / berisi nasehat), ia tidak suka. Selidiki apakah kita masih menjadi bayi rohani atau tidak? Setiap khotbah mungkin cita rasanya tidak seperti yang saya mau, tapi mengandung vitamin yang dibutuhkan untuk membawa saya kepada Tuhan. Ada yang senang khotbah sesuai dengan cita rasanya saja yang menyenangkan telinga dan hatinya. Itu membuat dia tidak merasa di gereja ini bertumbuh dengan baik. Ada yang berkata bahwa saya dengar pengkhotbahnya begini-begitu (berisi kritikan).
Saya pribadi menjadi pengkhotbah di gereja-gereja lain sebulan sekali. Suatu kali setelah berkhotbah di gereja lain, saya bertanya kepada seorang jemaat di sana, “Bapak sudah berapa lama bergereja di sini?”. Lalu ia menjawab, “Saya lihat-lihat pengkhotbahnya Pak! Kalau menarik, baru saya ke mari” Pdt. Yakub B. Susabda mengatakan, “Saya pernah terkejut dengan satu orang yang setiap kali saya menyampaikan khotbah dia ada. Waktu awalnya saya tidak sadar, namun waktu kedua dan seterusnya dia terus ada. Jemaat ini duduk di belakang. Akhirnya saya tahu dan bertanya kepadanya,’Mengapa kamu tidak ada di gerejamu?’ Dia menjawab,’Saya senang dengan khotbah Bapak sehingga kemana Bapak khotbah saya datang’. “ Ini tipe jemaat yang keliling-keliling. Kita tidak pernah bertumbuh kalau Roh Kudus tidak menyentuh hati . Firman akan menggedor kita. Apakah saat mendengar khotbah kita pernah menangis? Saya menangis karena ada Firman yang menusuk hati. Saya menangis karena Firman itu menegur saya. Waktu mendengar khotbah , FirmanNya menegur saya, “Kamu munafik dan jahat”. Maka di situ saya mengalami pertobatan kembali. Firman Allah itulah yang masuk dalam hati saya. Apakah kita merupakan bayi rohani yang hanya ingin menikmati cita rasa sendiri?

2.    Jemaat yang Menolak Firman

2 Tim 4:3-4 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.  Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Itu adalah tulisan Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius, untuk memberitakan firman dengan baik karena akan ada masanya orang menolak firman itu karena orang hanya mau mendengar apa yang enak di telinganya saja. Berbeda dengan bayi rohani yang mendengar firman sesuai dengan cita rasa, maka tipe yang ini bergereja (datang ke gereja) sebagai orang Kristen tetapi firman yang diberitakan ditolak karena orang-orang seperti ini di zaman akhir telinga dan hatinya tidak mau mendengarkan kebenaran. Ia mencari di gereja tapi tidak pernah bertemu kebenaran. Ia datang ke gereja tapi tidak pernah membuka hatinya untuk kebenaran. Sehingga ia tidak akan tinggal lama di suatu gereja tapi terus mencari karena ia tidak menemukan kebenaran yang dicarinya. Tipe ini lebih parah dari bayi rohani. Ia tampaknya saja bergereja. Orang itu datang sepertinya kepada Allah dengan segala persembahan tetapi menolak kebenaran itu. Sebagai orang beragama, ia menganggap ke gereja hanya sebagai kegiatan rohani yang rutin . Ia merasa menjadi orang Kristen tetapi kenyataan sebenarnya ia menolak kebenaran. Kemana pun berkeliling gereja ia tidak akan pernah menemukan kebenaran. Inilah yang Rasul Paulus katakan tentang orang di zaman akhir. Tipe orang Kristen kesatu dan kedua ada banyak sekali saat ini. Datang ke gereja tapi jiwanya tidak di sana.

3.    Tidak mau mengambil tanggung jawab

Jemaat seperti ini adalah jemaat yang tidak pernah di satu tempat karena tidak pergi di dalam ibadah yang tetap padahal Allah menginginkan agar ia mau menerima beban itu. Tuhan memberi hukum,”Kasihilah Tuhan Allahmu secara totalitas dan hukum kedua kasihilah sesamamu seperti dirimu”. Jadi kita harus bertanggung jawab untuk mengasihi Allah dan sesama. Dengan mengasihi sesama membuktikan bahwa kita mengasihi Allah. Kalau mengatakan cinta pada seseorang tapi tidak bertanggung jawab, maka ucapannya berarti gombal. Waktu pacaran saat turun hujan , maka tanpa diminta oleh sang pacar ia akan memayungi dan membuka pintu. Saat membuka payung yang diutamakan adalah sang pacar. Kalau ia sendiri terkena air hujan sedikit tidak dihiraukan. Mengapa ia melakukannya? Karena itu adalah bentuk tanggung jawab dari cinta. Cinta dan tangungg jawab adalah 2 hal yang tidak terpisahkan. Cinta akan melahirkan tanggung jawab. Cinta tanpa tanggung jawab berarti orang yang mengalaminya sedang krisis karena tidak menghidupi cintanya. Maka Kristus mengajarkan untuk mengasihi sesama artinya kita harus memperhatikan orang lain. Itu bentuk tanggung jawab kasih kita kepada Allah. Kalau berpindah-pindah gereja maka ia tidak punya tanggung jawab. Seharusnya kita punya perhatian kepada jemaat yang lain misalnya kita memberi perhatian kepada asuk atau ayi yang tidak datang? Jangan menganggap saya bukan ketua RT yang harus memperhatikan warganya karena dengan melakukannya membuat kita setia.
Salah satu tanggung jawabnya ada di kitab Ibrani 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Ayat 25 mengatakan janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita. Mengapa ada kata “kita” di belakang frasa “pertemuan-pertemuan ibadah”? Kita berarti saya dan engkau. Jadi dengan kata lain, penulis Kitab Ibrani sedang menunjukkan janganlah engkau menjauhkan diri dari pertemuan ibadah di gereja lokalmu (unitmu). Itu ibadah dari komunitas orang percaya yang berkumpul di satu tempat maka jangan jauhkan ibadah petemuan kita.

Kiat untuk Tidak Menjadi Jemaat Keliling-Keliling

Penulis Ibrani jelas mengatakan agar kita jangan menjauhkan pertemuan ibadah kita. Ia memberi beberapa alasan. Pada awal dari ayat ke-22 sampai ayat 24 ia mengatakan, “marilah”. Tiga kali kata “marilah” diungkapkan sebelum masuk ke ayat 25. Di dalam ibadah lokal di mana kita beribadah, ia mengungkapkan konsep ibadah dari kitab Perjanjian Lama. Penulis Ibrani merupakan penulis yang hebat. Tuhan yang memakainya adalah Tuhan yang hebat. Penulis mengatakan Yesus sebagai imam besar. Kemah suci adalah pusatnya ibadah (tidak boleh mengikuti ibadah di tempat lain). Musa mendirikan tempat ibadah dan tempat itu jadi pusatnya. Imam besar masuk ruang maha kudus setahun sekali. Umat yang datang membawa kambing (binatang kurban) agar disucikan dari dosa-dosanya. Konsep ini tidak lepas dari peran imam besar untuk mendamaikan Allah dengan kita. Sekarang kita punya perantara yaitu Imam Agung. Berikut yang menjadi kiat agar tidak menjadi jemaat yang berkeliling-keliling gereja :

a.     Datang dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh

Ibrani 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Orang yang beriman teguh tidak lahir dari hati nurani yang baik. Saya pernah berbicara ,”Untuk menjadi pengkhotbah yang hebat dengan cara membandingkan. Ada hamba Tuhan yang mengklaim,”Saya pernah naik ke sorga. Kalau kita klaim seperti itu juga, maka kita akan kalah dengan dia yang katanya sudah ke sana sebelumnya.  Maka kita bisa mengatakan bahwa kita adalah orang yang pernah ke neraka. Kalau ke neraka, berarti saya jadi tuan. Saya beritakan firman karena pernah ke neraka. Maka jemaat akan merasa ia hebat karena firmannya menggelegar. Jemaat terbuai dengan firman itu sendiri. Kita menghadap Allah dengan keyakinan iman yang teguh. Dulu saya melayani di Gereja Kristen Ketapang  9 tahun dan 6 tahun di Gereja Kristen Petamburan. Seluruhnya 15 tahun saya melayani di Gereja Kristus dan mengalami pertumbuhan rohani. Kalau jadi jemaat yang berkeliling-keliling gereja, maka kita tidak belajar mempunyai keyakinan iman yang baik. Maka dikatakan, mari kita menghadap dan beribadah kepada Allah.

b.  Teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita

Ibrani 10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Bila ada Firman yang membuat air mata turun akan menyadarkan bahwa kita orang berdosa, maka Firman itu membuat kita punya pengharapan dalam hidup yang dijanjikan oleh Tuhan yang setia. Seperti pengikut Kristus di bukit, kita ditanam dalam pondasi pengharapan dan  pengharapan itu tidak pernah hilang. Jemaat yang keliling-keliling, waktu dihantam masalah akan roboh karena tidak punya keyakinan . Kalau sudah setia, kita menyadari bahwa sifat setianya diturunkan. Pada pertemuan PGTI, saya dan rekan-rekan rohaniawan lainnya membicarakan jemaat dalam konteks zaman akhir. Untuk melihat kerohanian jemaat mudah dilakukan. Lihat saja saat badai datang apakah badai itu akan membuat jemaat itu bersinar atau redup. Kita bisa berdiri tegak karena firman yang memberi pengharapan. Firman itu didapati pada gereja di mana kita setia dalam pertemuan di dalamnya. Ini hal hebat yang ditulis oleh penulis Ibrani, karena kita mengenalnya di gereja di mana dengan setia kita mendengarkan firman yang baik.

c.  Mari Kita Memperhatikan dan Mendorong


Ibrani 10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Jemaat yang tidak berkeliling-keliling gereja akan mempunyai hati tehadap gerejanya dan ia menjadi orang yang memperhatikan dan memotivasi orang lainnya. Saya baru mengerti dan menikmati memberi lebih baik dari menerima. Kebenaran kitab suci tidak pernah berbohong. Just do it maka kita akan menikmatinya. Kita diciptakan sebagai mahluk sosial  sehingga mau memperhatikan orang  lain. Hati kita cenderung memperhatikan orang karena manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial akan sempurna saat memperhatikan orang. Kalau tidak , maka kita akan kering dan hampa dalam hidup. Allah sungguh tepat menjadikan kita sebagai ciptaan yang sempurna. Kita diprogram menjadi mahluk sosial. Kita belajar memperhatikan orang-orang di gereja Tuhan, karena di sana kita belajar dalam kasih. Jemaat yang tidak berkeliling akan belajar menemukan orang yang harus diperhatikan. Kita selalu diimbau untuk memperhatikan keadaan sekitarnya. Gereja di kitab Ibrani menjadi sempurna dalam kelemahan dan keterbatasannya, karena ada kita yang mau diubahkan menjadi jemaat yang setia. 

No comments:

Post a Comment