Sunday, October 15, 2017

Umat Allah “Tekun” Menonton


Pdt. Ramli Kifli

Ibrani 12:1-2
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Pendahuluan

Tema hari ini “Umat Allah ‘Tekun’ Menonton”. Apa yang harus kita sebagai umat Allah tonton sebenarnya? Kalau kita hanya sekedar menonton maka ini sangat tidak baik untuk perkembangan gereja. Gereja bukan sekedar organisasi tetapi kita adalah gereja itu sendiri yaitu kumpulan orang-orang percaya yang dipanggil (eklesia). Gereja tidak bisa hanya menjadi “penonton”. Sebagai umat Allah kita tidak bisa lagi menjadi penonton. Kita dipanggil bukan untuk menjadi penonton tetapi bergerak untuk melakukan sesuatu. Tantangan yang dihadapi oleh kita adalah perkembangan teknologi zaman sekarang yang membuat kita banyak menonton. Banyak hal membuat kita tidak peduli akan sekeliling kita. Perkembangan teknologi zaman ini membuat tempat-tempat umum seperti restoran menyediakan fasilitas wi-fi sehingga anak-anak mudah bermain gawai (gadget) dan bergaul dengan telepon seluler dan komputer tablet. Ini semua bisa  membuat kita menjadi pasif. Kita menjadi lemah dan berlaku hampir sama dengan mereka sehingga banyak waktu yang dihabiskan dengan bermain gawai.

                Ada sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2015 tentang perkembangan gereja-gereja di Korea Selatan. Menurut survey tersebut selama 5 tahun terakhir (2010-2015) saat Samsung berhasil mengejar Apple, maka angka dari anak-anak muda yang datang ke gereja menurun drastis. Data ini mengejutkan. Hal ini berlawanan dengan data yang dikumpulkan dari tahun 1970an- 2000. Saat itu merupakan masa pertumbuhan kekristenan yang sangat pesat di Korea Selatan. Hampir separuh (45%) dari penduduk Korea Selatan pergi ke gereja. Sedangkan menurut hasil survey di atas, persentase penduduk Korea Selatan yang datang ke gereja turun ke angka 17% sama seperti di tahun 1970-an.  Ini sangat mengerikan. Bila umat Allah tidak bergerak (hanya ‘tekun’ menonton saja) dan setelah keluar dari gereja tidak melakukan apa-apa maka tidak mengherankan kejadiannya seperti itu.

                Pada tahun 2004 saya sangat bergumul sekali karena diberi pelayanan untuk menggembalakan gereja berbahasa Mandarin yang mayoritas jemaatnya dari suku Tionghoa. Untuk menjangkau anak-anak muda suku Tionghoa tidak mudah. Beberapa gereja berbahasa Mandarin di Teluk Gong, Muara Karang dan sekitarnya (seperti Gereja Baptis, Gereja Methodist dll) menunjukkan bahwa orang mudanya hanya 10% saja. Waktu memulainya 13 tahun lalu saya berdoa tentang menjangkau anak-anak muda Tionghoa. Saya percaya kepada Tuhan tahun 1979 dan pada tahun 1980 saya dibaptis. Saat mulai melayani sebagai gembala, saya sudah berada selama 24 tahun (dari 1980 – 2004) di gereja berbahasa Mandarin. Rekan saya mengatakan,”Ini tidak mudah karena yang akan kamu gembalakan adalah orang-orang tua yang jumlahnya akan semakin sedikit.” Maka saya doakan agar gereja dipenuhi setengahnya oleh orang-orang muda yang berusia kurang dari 35 tahun. Puji Tuhan, sekarang jumlah jemaat ada 500 orang lebih sedikit dan setengah darinya adalah orang-orang muda. Saya melihat ini sangat penting kalau gereja mau bergerak.  Kita bisa berbuat sesuatu kalau kita mau mengerjakan apa yang Tuhan kehendaki lalu menghidupinya. Tahun 2017 ada regenerasi, di mana ada anak-anak muda yang bangkit melayani gereja Tuhan. Gereja kami ini penuh  orang-orang tua yang minggu ini saja ada 2 orang yang meninggal. Kami tetap menginjili orang-orang tua tetapi sekarang ini ladang-ladang sudah menguning dan ini kesempatan untuk menjangkau generasi muda. Dari orang-orang tua menjangkau orang-orang muda.

Membaurkan Umat Allah

Di gereja kedatangan anak-anak muda yang menjadi orang tua tunggal (single parent). Bagaimana orang-orang melihat anak muda seperti ini yang tidak ada pasangan hidupnya. Setiap minggu orang-orang tua menghampiri anak-anak seperti ini, mengelus kepala mereka dan mengatakan Tuhan Yesus mengasihimu. Bagaimana orang-orang tua bisa ada di gereja saat anak-anak muda sudah datang dengan kesukaan mereka (orang biasanya di gereja mencari kesukaan mereka)? Bagaimana orang tua bisa berbaur dengan orang muda? Ada orang-orang muda yang datang ke gereja sejak kecil. Orang-orang muda ini datang lalu menghampiri dan menyalami orang-orang tua dan mengatakan ,”Ye Su ai ni (Yesus mengasihimu)”. Suatu kali saya melihat ada seorang tua (a kong / kakek) yang duduk di kursi roda dan sepanjang ibadah mengucurkan air mata. Selesai kebaktian saya pun menghampirinya dan bertanya kepadanya apa yang menyebabkan ia menangis (apa ia sakit atau waktunya sudah ‘tidak lama’ lagi?). Saya bertanya,”Mengapa menangis? Ada pergumulan apa? Apa ada yang bisa didoakan?” Ia berkata, “Saya punya 4 orang anak dan banyak cucu. Cucu saya hanya menghampiri saya waktu mau menerima angpao. Cucu-cucu saya  datang hanya untuk menerima ang-pao. Waktu saya berulang tahun pun, cucunya datang karena mau menerima angpao. Sedangkan di gereja , begitu banyak anak-anak datang dan memberi salam,”A Kong, Ye Su ai ni (Yesus mengasihimu)”. Ucapan sederhana ini membuatnya merasa terharu. Jadi kita jangan lagi terpukau menonton apalagi dengan slogan gereja “Semangat Gereja Menuju Pengajaran Injil”. Semua kita bisa dipakai oleh Tuhan. Kita jangan lagi menjadi penonton. Kita harus buka mata melihat seperti yang tertulis pada Maz 34:8 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya  TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung  pada-Nya! Orang-orang besar mengatakan setiap hari melihat dan merasakan kasih Tuhan. Betapa luar biasanya Tuhan dan karyaNya! Kita adalah orang-orang yang dipanggil bukan sekedar diselamatkan dan melihat saja, tetapi kita juga dipanggil dan dipakai Tuhan menjadi saluran berkat keselamatan bagi orang-orang lain. Bila umat tidak bertekun menonton saja tapi aktif berbuat maka saya percaya gereja akan berubah dan berbuah.
Ada seorang tetua dari GKKK Medan yang menjadi ketua PGTI di Sumatra yang sangat aktif sekali. Ia pergi ke gereja-gereja kecil di Sumatra. Bila ada hamba Tuhan datang dari Taiwan, maka ia akan membawanya untuk melayani gereja-gereja lokal di sana agar gereja tidak menonton tapi bergerak agar ditonton.

Banyak Saksi Mengelilingi Umat Allah

Pada Ibrani 12:1-2 dikatakan Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Tidak diketahui dengan benar siapa penulis dari Kitab Ibrani tetapi dari gaya penulisannya ada ahli Alkitab yang mengatakan kitab Ibrani ditulis oleh Rasul Paulus. Di sini dikisahkan bagaimana Yesus menyelematkan kita. Mata kita memang harus tertuju pada Yesus yang sudah menjadi Imam Agung kita dan sekarang sudah duduk di sebelah kanan Allah. Kita harus selalu memandang dan melihat Yesus dalam kehidupan iman kepercayaan kita. Kita jangan berpaling daripadaNya. Tetapi dalam ayat 1 dikatakan, kita punya banyak saksi bagaikan awan yang mengelilingi kita. Ini berbicara tentang apa dan siapa. Penulis Ibrani menuliskan orang-orang hebat yang hidup dalam iman dan telah menyelesaikan perlombaan yang diwajibkan. Kita jangan menjadi umat Tuhan yang hanya menonton tetapi marilah kita 2 bulan lagi menjelang Natal 2017 dan tahun baru 2018 mendoakan dan mengajak orang-orang yang belum percaya untuk datang ke gereja. Jadikan itu kesempatan untuk mengundang orang-orang datang di kebaktian dan perayaan Natal. Biasanya lebih mudah untuk mengundang orang datang di hari Natal. Bukan hanya itu saja yang dilakukan. Jangan kita hanya menunggu acara besar seperti Paskah dan Natal untuk mengundang mereka tetapi juga pada hari Minggu biasa kita bisa mengundang orang-orang untuk mengenal Tuhan Yesus.

Kita mempunyai banyak saksi yaitu orang-orang sudah mendahului kita dan orang-orang yang sudah berjuang dalam iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus.  Kita sekarang menjadi orang yang sedang ditonton. Kita adalah orang-orang yang sedang mengadakan pertunjukan (tontonan) namun bukan sandiwara yang tidak benar. Kita hidup dalam kebenaran dan kita menghidupi Kristus di dalam diri kita. Hidupku bukan aku tetapi tetapi Yesus yang hidup di dalamku. Hidup kita bukan lagi menonton tetapi kita adalah orang-orang yang sedang ditonton oleh orang-orang besar (bukan orang-orang kecil). Orang-orang yang berkemenangan itu yang melihat kita dan memberi kita semangat untuk hidup seperti mereka. Maka kita dengan iman memandang Yesus sampai kepada kesempurnaan.

Umat Allah Wajib Mengikuti ‘Perlombaan’

Kita sedang mengikuti perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Sehingga kita tidak bisa mengatakan kita tidak mau masuk ke dalam perlombaan tersebut. Rasul Petrus pada 1 Petrus 5:8 mengatakan,”Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya”. Hal ini bisa terjadi kalau kita menjadi ‘lembek’ sehingga hidup kita menjadi tidak efektif dan semau-mau kita. Hidup seperti itu bukanlah kehidupan orang yang percaya. Hidup orang percaya penuh dengan perjuangan seperti yang dikatakan Rasul Paulus pada Efesus 6:12 (karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara). Kalau kita tidak masuk dalam perlombaan dan perjuangan maka kita akan mudah masuk ke dalam kehidupan yang penuh kegagalan dan kekalahan. Tetapi Tuhan Yesus penuh kemenangan dan Dia ingin kita hidup dalam kemenangan. Asalkan kita tidak lagi hidup sebagai penonton.

Dalam hidup kita, banyak yang sudah mencapai garis akhir di depan (mendahului kita) seperti Abraham dan lain-lain. Mereka di depan, mendahului kita dan mencapai garis akhir sedangkan kita masih berlomba. Mereka sedang menunggu kita dan memberi semangat kita untuk terus berlari sampai mencapai garis akhir. Jangan sampai jadi orang Kristen yang baru masalah sedikit lalu duduk di pinggir jalan (tidak mau berlomba lagi) dan membuang banyak kesempatan. Sehingga orang lain yang melihat hidup kita tidak mau menjadi pengikut Kristus. Kita sedang didukung oleh orang-orang yang mendahului kita, mereka menjadi saksi bagi kita dan mendorong kita mencapai apa yang telah mereka capai. Berapa banyak waktu dalam kehidupan kita merupakan perjuangan untuk berkenan kepada Tuhan? Kebanyakan hidup kita untuk menyesali dosa semata dan berkata,”Waduh hari ini saya berdosa, berbohong lagi dll”. Setiap hari hanya berfokus pada semua masalah dalam hidupnya. Ada juga yang tiap hari berkata, “Tuhan berkati saya karena hari ini dagangan sedang sepi dan lain-lain “. Banyak barang-barang yang hilang sehingga tidak bisa mencari barang yang dibutuhkan. Yang beli dan jual marah-marah dan menjadi stress. Kalau hidup kita hanya bergumul tentang dosa , penghidupan, ekonomi , penyakit  maka semua waktu dan kekuatan yang ada untuk hidup berkemangan akhirnya tidak kelihatan. Semuanya yang terlihat begitu buka mata adalah usaha yang sedang susah, penyakit , hubungan tidak baik dengan orang lain dan lain-lain seperti itu. Waktu kita punya waktu ikut perlombaan yang diwajibkan bagi kita yaitu hidup yang menuju pada kemenangan. Marilah kita melihat semua itu sebagai kesempatan. Perlombaan yang kita jalani agar hidup kita berkemangan akan semua hal. Baik kesehatan dan keuangan kita, maka percayalah Tuhan yang akan berkuasa penuh. Kita memperhatikan benar-benar apa yang Tuhan kehendaki sehingga Tuhan akan memperhatikan semua hal dalam kehidupan kita. Hidup kita yang kita jalani sedang ditonton, bagaimana kita menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya? Hidup kita tidak akan lebih bernilai bila kita tidak mau hidup dalam jalanNya dan melakukan sesuatu yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Bukan lagi jadi orang Kristen yang melulu fokus minta Tuhan berbuat bagi kita.

Tuhan Yesus Sudah Tekun Memikul Salib bagi Umat Allah

Penggembalaan saya sebelumnya ada di 2 gereja berbahasa Mandarin yang berbeda. Dalam pelayanan saya melihat banyak orang yang menjadi kecewa , mundur dan hanya mengharapkan Yesus bekerja bagi dirinya. Padahal Dia sudah tekun memikul salib dan Dia sudah melakukan semua hal bagi kita. Setiap hari kita perlu mengingat ayat ini. Semua hal sudah ditanggungnya. Apa yang tidak ditanggungNya? Dosa kita sudah ditebus dan kita diselamatkan. Dia bukan Tuhan yang sekedar memenuhi keinginan kita, namun Dia ingin agar Injil Tuhan bisa tampil melalui kehidupan kita. Untuk menjadi berkat bagi orang lain, orang-orang yang membutuhkan yang berada di sekeliling kita sudah lebih dari cukup bagi kita untuk menghidupi Injil Tuhan. Seperti contoh sederhana di atas, hanya dengan anak-anak yang memberi salam kepada orang tua , itu sudah cukup menjadi berkat bagi orang lain dan membuat mereka percaya pada Yesus.. Asal kita ikut maunya Tuhan bukan maunya kita. Kalau Tuhan gerakkan kita untuk melakukan sesuatu bagi orang lain, pasti Tuhan akan campur tangan. Kalau kita tidak bergerak dan menjadi penonton saja, kita tidak melihat apa pun yang terjadi. Ada peringatan ke kita agar jangan sampai gereja tidak lagi bisa mempertahankan ibadah umat Allah. Jemaat GKKK agar berdoa, memilih dan menentukan misi 2018 melalui pimpinan Tuhan. Maka jemaat jangan hanya melihat visi dan misi di warta gereja tetapi mari kita perjuangkan sehingga benar-benar terjadi. Kita mengabarkan Injil melalui setiap kehidupan kita yang mau berjuang dalam perlombaan. Tuhan Yesus telah melakukanNya untuk kita. Semua penderitaan dan kesusahan telah Dia tanggung sehingga kita bisa melakukan yang mudah. Sekarang ada kesempatan bagi kita agar Injil bisa disebarkan. Jangan sampai setelah pintu ditutup, baru memohon,”Oh Tuhan kasih kesempatan dan buka jalan.” Karena seperti yang Wahyu 3:7b katakan, apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.  

Penutup


Hubungan kita dengan Tuhan bukan sekedar saya cinta Tuhan atau Tuhan cinta saya. Hubungan kita dengan Tuhan harus diwarnai kita cinta sesama. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39b) dan "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.(Matius 22:37) . Bila dalam semua urusan kita bersama dengan Tuhan , maka semuanya akan mengalir. Kalau tidak maka usaha kita hanya berupa kata saja. Manusia bisa saja melakukan apa saja yang baik tetapi kalau Tuhan Yesus tidak datang dari surga semuanya menjadi tidak berguna. Kita seringkali tidak mau menghidupi kehendak Kristus sehingga gereja kalah dengan pelayanan lain yang bukan Kristen. Apakah kita mau ikuti dunia atau ikuti kehendak Allah? Mari kita bergandengan tangan berjuang bersama-sama. Kita tidak lagi tekun menonton tetapi kita sedang ditonton. Bagaimana kita menjalani hidup kita? Kita sedang berlomba atau sedang duduk di pinggir jalan? Atau mengatakan, apa yang sedang gereja lakukan tidak berhubungan dengan saya karena nanti waktu bertemu Tuhan Dia katakan, Aku tidak mengenalmu. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku  yang di sorga (Matius 7:21). Jangan juga kita berkata,”Buat apa melakukan sesuatu toh tidak masuk surga juga?” Apapun yang kita lakukan, lakukanlah hanya dalam dan untuk Tuhan. Nama, kedudukan dan harta kekayaan  semuanya untuk Tuhan. Semua yang dilakukan dalam Tuhan dengan sungguh-sungguh akan diingat Tuhan. Asal hidup kita ditonton, maka pada bulan Desember mendatang Injil bisa diberitakan. Mari lihat hidup kita kembali dan mengaku salah di hadadapan Tuhan, Kalau kita hanya mengatakan “saya masih berdosa” terus menerus, kapan kita mau bergerak? Memang kita ada kesalahan, tetapi kalau kita mau keluar dari ikatan itu dan melihat banyak orang berdosa yang sedang menantikan Injil keselamatan Tuhan, maka kita tidak akan punya banyak waktu melakukan hal-hal tidak berkenan dengan Tuhan. Gunakan waktu sebanyak-banyaknya untuk pekerjaan dan kemuliaan Tuhan. Itulah bagian hidup kita, kita ikut perlombaan yang diwajibkan  bagi kita.

No comments:

Post a Comment