Monday, August 28, 2017

Hati Allah Tetap Pada Jiwa-Jiwa


Ev. Yusuf Go

Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Yoh 1: 43-47
43  Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
44  Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
45  Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
46  Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
47  Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Pendahuluan

                Dibandingkan dengan gereja-gereja karismatik dan berdasarkan survei yang diadakan terlihat jelas bahwa gereja-gereja injili masuk dalam kategori (masa) kelesuan dalam menjangkau jiwa-jiwa. Seharusnya detak jantung gereja adalah penjangkauan jiwa-jiwa. Jika gereja berhenti menjangkau jiwa , maka jantungnya berhenti berdetak alias gereja menjadi “zombi”, berjalan tapi tidak hidup. Semuanya berjalan namun hanya merupakan aktivitas belaka tanpa memiliki kehidupan di dalamnya, gereja menjadi ‘mati’ dan tidak mengalami pertumbuhan. Padahal misi Tuhan Yesus datang ke dunia bukan saja membuka pintu selebar-lebarnya dan memberi kesempatan agar setiap kita yang berdosa bisa datang kembali kepadaNya dan ‘menghangatkan’ bangku (datang beraktivitas) di gereja  namun Yesus mau agar kita yang sudah dimenangkan, diubahkan menjadi murid (masuk dalam proses permuridan), dipersiapkan  dan diutus lalu memuridkan kembali. Inilah jantung gereja. Bila hal tersebut terlaksana maka gereja itu barulah disebut gereja yang hidup dan ini menjadi bukti nyata bahwa gereja memahami dan melakukan firman Tuhan, di mana setiap anak Tuhan menjangkau jiwa bagi kemuliaan Tuhan. Inilah kerinduan hati Tuhan sendiri. Setiap anak Tuhan dimenangkan untuk diutus untuk memuridkan lagi seperti kita juga dimuridkan. Itu diceritakan, disampaikan dan bahkan dicatat dalam Amanat Agung. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Dia menyampaikannya ke murid-muridNya.

Cara untuk menerima firman Tuhan

Suatu kali ada seorang pendeta yang ingin mempersiapkan gedung gereja untuk kebaktian yang akan diadakan. Pk 5 pagi ia sudah membuka pintu gerbang gereja. Ternyata di depan pintu gerbang ia menemukan seorang pemuda sedang tertidur. Saat dibangunkan pemuda tersebut bangkit dengan sempoyongan dan nafasnya berbau minuman keras. Lalu sang pemuda berkata mengutip perkataan yang diucapkan Yesus sewaktu masih kecil, “Apakah salah bila aku berada di rumah  Bapaku?” Sang pendeta bertanya kembali,”Mengapa kamu tidak mencari tempat lain , mengapa harus di depan pintu gereja?” Pemuda itu kembali menjawab,”Serigala  mempunyai liang, burung mempunyai sangkar tetapi anak manusia tidak punya tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Pemuda ini rupanya hafal ayat-ayat Alkitab. Pendeta ini terkejut mendengar sang pemuda bisa menghafal ayat Alkitab dan bertanya, “Memang kamu ini Tuhan Yesus?” Pemuda itu kembali menjawab,”Engkau sendiri mengatakannya.” Pendeta merasa tidak mampu menyadarkan dan memindahkannya, lalu ia masuk ke dalam gereja dan menelepon polisi minta agar polisi mengangkat sang pemuda dari  gereja. Sewaktu polisi tiba dan Sang Pemuda melihatnya. Sang pemuda kembali mengutip ayat Alkitab,”Tibalah saatnya anak manusia diserahkan ke tangan-tangan orang-orang pendosa.” Ia pun dipukul dan kemudian dimasukkan ke penjara. Setelah peristiwa itu, Si Pendeta pun menyampaikan khotbahnya, namun dengan hati yang tidak tenang. Pikirannya mengganggu dia karena sebelum berkhotbah, ia telah memenjarakan seorang pemuda. Ia merasa sangat menyesal sehingga setelah ibadah selesai ia pun pergi ke kantor polisi lalu meminta polisi membebaskan anak muda ini. Singkat cerita pemuda tersebut dikeluarkan dari penjara. Lalu ia melangkah keluar penjara dan saat melihat Si Pendeta ia menoleh dan berkata,”Sudah selesai!”. Pemuda ini meskipun sedang mabuk tetapi dapat menghafalkan ayat-ayat Alkitab. Hal ini luar biasa! Sayangnya kita tidak dipanggil untuk menghafal ayat tetapi mengerti apa yang dihapal dan diucapkan. Sang pemuda tidak menghidupi firman itu. Jadi kita jangan sekedar menghafal dan menikmati firman Tuhan. Tujuan firman Tuhan disampaikan adalah agar kita bisa  mengerti isi hati Tuhan , lalu merenungkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari secara sederhana alias kita menjadi pelaku firman Tuhan.

Kesalahan Gereja Masa Kini

Ada banyak gereja yang mengalami kegagalan dan kematian karena gagal memahami dan melaksanakan Amanat Agung di Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,  dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  Tuhan Yesus tidak memerintahkan umatNya untuk pergi ke tengah dunia dan memulai gerakan doa meskipun gerakan tersebut penting. Tuhan Yesus tidak meminta umatNya untuk pergi ke mana saja untuk KKR, buat praise & worship , undang pengkhotbah spektakuler agar banyak orang datang menikmati firman Tuhan dan dimenangkan. Tidak! Walau intinya sama tetapi bukan itu poinnya.

Gereja mengaplikasikan Perintah Agung ini secara parsial dan tidak menyeluruh. Mereka hanya menangkap bagian tertentu dari ayat Alkitab dan dibuat  menjadi aksi-aksi tertentu. Gereja berpikir bahwa Tuhan sedang memerintahkan untuk melakukan suatu aksi tertentu, tetapi sebenarnya Tuhan menginginkan
orang tertentu. Gereja menarik firman Tuhan menjadi aksi-aksi. Gereja pikir Tuhan memintanya melakukan aksi tertentu. Padahal bukan aksi yang diinginkan Tuhan. Yang menjadi fokus Yesus adalah jiwa (orang). Kita yang menjadi fokus Tuhan Yesus. Hati Tuhan Yesus pada jiwa-jiwa (yang utama untuk menjangkau jiwa-jiwa). Jiwa-jiwa  dipersiapkan, diutus dan kemudian menjangkau lagi. Ini pola pemuridan . Ini yang dijalankan oleh sinode GKKK untuk dituangkan dan dilakukan oleh semua unit GKKK di Indonesia.

Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus  Itu bicara tentang win (pergi , menjangkau) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:20). Itu bicara tentang change. Setelah itu menangkan jiwa (win), persiapkan mereka dan ubahkan mereka secara perlahan melalui proses pemuridan, sampai ke titik untuk diutus (send) . Lalu mulai lagi menangkan lagi (win), ubah lagi menjadi murid (change) dan utus (send). Ini yang Tuhan Yesus lakukan. Ia berjumpa begitu banyak orang. Ada ribuan orang ikut Tuhan Yesus tetapi mengapa tidak semua dimuridkan? Ini menjadi PR kita berpikir. Setidaknya kita memahami dari kelahiran Tuhan Yesus , pelayananNya selama 3,5 tahun apa yang dilakukan? Selama pelayanan, Ia menginvestasikan waktuNya ke-12 muridNya. Ia jangkau, menangkan, ubahkan , transferkan lifestyle Nya kepada mereka. Ia menginvestasikan hidupNya untuk mengubah ke-12 muridNya untuk melakukan apa yang telah diperbuat dan diajarkanNya. Win, change dan send adalah proses pemuridan.

Pemuridan

Pemuridan adalah sebuah proses membawa orang ke dalam hubungan yang dipulihkan dengan Allah, dan membina mereka menuju kedewasaan penuh di dalam Kristus melalui rencana pertumbuhan yang intensional, sehingga mereka juga mampu melipatgandakan keseluruhan proses ini kepada orang lain (Edmund Chan). Inilah yang menyebabkan Tuhan Yesus datang ke dunia. Janganlah kita menyia-nyiakan karya keselamatanNya. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja (datang , duduk di gereja, bergereja, bersekutu, berpartisipasi saja). Yang Tuhan inginkan agar kita menjadi muridNya terlebih dahulu, diubahkan hidup kita melalui proses pemuridan, lalu diutus untuk menangkan jiwa lagi. Yesus tidak main-main dengan proses ini. Saat Tuhan Yesus datang penuh dengan perjuangan yang membuat diriNya sengsara. Ia ditampar, diejek, dihina dan dicambuk hingga disalibkan. Yesus tidak main-main saat Ia datang untuk mencari kita. Semua jiwa (orang) membutuhkan Yesus. Yesus pribadi yang sangat penting dan harapan satu-satunya bagi orang berdosa. Tidak ada harapan lain di luar Yesus. Pernah tidak kita membayangkan kalau Yesus tidak pernah datang ke dunia ini? Sebelumnya tiap tahun ada tema kelahiran , kebangkitan dan kematian Tuhan Yesus di sini dan Tuhan Yesus datang. Lalu muncul tema Yesus tidak pernah datang. Ini akan membuat kita berpikir kritis.
Suatu kali seorang pendeta menjelang malam natal  tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya Tuhan Yesus tidak pernah datang ke dalam dunia sehingga sewaktu ia berkeliling kota dan datang ke mal-mal ia  tidak menemukan adanya pernak-pernik , hiasan dan lagu-lagu natal. Ia pun pulang dengan penuh kebingungan. Sesampainya di rumah, ia juga tidak menemukan suasana natal. Tiba-tiba ada seorang ibu mengetuk pintu dan memintanya mengikuti dia karena ada seorang ibu tua yang sedang sekarat. Pendeta pun pergi bersama ibu tersebut menjenguk ibu tua yang sedang terbaring sekarat. Waktu sang pendeta membuka Alkitabnya, ia tampak kebingungan. Karena dari kitab Kejadian sampai pada kitab Wahyu tidak didapatkan nama Yesus. Tidak ada peristiwa kelahiran dan kematian Tuhan Yesus. Tidak ada kata salib satu pun di Alkitab. Lalu ia menutup Alkitab dan menangis bersama ibu tua itu. Tidak ada kata penghiburan yang bisa disampaikan. Berberapa hari kemudian ibu tua itu meninggal. Ketika ia memimpin upacara penghiburan, Sang Pendeta mengatakan, “Dari debu kembali menjadi debu.” Semua handai taulan menangis karena kematiannya berarti sebuah perpisahan yang kekal. Tidak ada harapan untuk berjumpa lagi, tidak ada kekuatan, tidak ada penghiburan. Ketika Yesus tidak pernah datang ke dunia ini akan berakibat fatal. Berarti kedatanganNya sangat penting. Dia jalan satu-satuNya untuk kita. Hari ini kita bersukacita dan berpengharapan karena ada Kristus dalam diri kita. Bila Kristus tidak pernah datang bagaimana? Dia datang agar kita yang hidupnya rusak dan hancur karena dosa dipulihkan. Selama dunia kita dipulihkan dan menikmati hubungan yang indah dengan Yesus. Ketika Yesus tidak ada, maka kehidupan kita berantakan. Kalau satu hari saja saya tidak memiliki relasi yang baik dan tidak memiliki saat teduh yang baik, ada  saja 1-2 hal yang hilang, kosong, mengecewakan. Ada saja yang kurang. Bahkan yang lebih parah lagi , ketika Yesus tidak ada dalam kehidupan kita maka hancurkah hidup kita.
                John Lennon (1940-1980, seorang musisi dan salah seorang pendiri Beatles) pada tahun 1996 saat diinterview oleh majalah asal Amerika (American Magazine) mengatakan,”Kekristenan akan berakhir, dan akan menghilang. Saya yakin hal itu tidak dapat diragukan lagi. Yesus sih lumayan, tapi tujuan-tujuanNya terlalu sederhana. Hari ini kami (the Beatles) lebih terkenal dari Dia." (1966). Ternyata berapa waktu kemudian ia ditembak mati oleh fansnya sendiri. Simon de Fretes (?) berkata kalau ia mendapat 500.000 suara dari anggota partai maka tidak ada satu pun yang dapat mendepaknya. Betul ia dapat mendapat 500.000 suara, tetapi 1 hari sebelum dilantik ia sakit mendadak dan mati hari itu juga. Ada juga peristiwa Campina (?). Sekelompok anak muda naik sedan dan menjemput seorang anak gadis remaja. Sang gadis diantar mamanya ke dalam mobil, lalu mamanya berkata, “Tuhan Yesus bersamamu.” Sang gadis menjawab, “Boleh saja asal Dia duduk di bagasi karena di sini sudah penuh.” Tidak lama kemudian muncul berita terjadi kecelakaan yang parah sekali. Ternyata mobil itu mengalami tabrakan dari bagian depan tabrakan hingga hancur. Orang-orang yang berada di dalam hampir tidak bisa dikenali. Namun anehnya saat dilakukan olah TKP , polisi melihat bagasi di bagian belakang utuh tidak ada yang lecet. Dan lebih unik lagi waktu bagasi dibuka, ada kotak telur dan tidak ada telur yang retak. Sungguh ajaib.
Ketika orang-orang berdosa yang berada di luar Tuhan bukan saja menjadi musuh tetapi menentang Tuhan habis-habisan namun hidupnya hancur. Yesus sangat berbelaskasihan. Waktu berkeliling hatinya hancur dan menaruh belas kasihan akan jiwa-jiwa yang bertanggung jawab, sebagai jiwa yang hidup demikian kita telah dikasih Tuhan, dibina, hari ini kita harus bagikan kasih itu ke tetangga , teman-teman di sekolah, guru-guru , orang yang dekat sekitar kita, lingkungan kita di mana kita bertemu. Mereka perlu mendengar tentang Yesus. Walaupun banyak rintangan, jangan ragu tetapi  kobarkan terus semangat untuk melayani dan menjangkau jiwa-jiwa yang membutuhkan Yesus. Jangan pernah menyerah karena Yesus sendiri pun tidak menyerah sampai mati di atas kayu salib. Jadi kita jangan pernah menyerah menjangkau jiwa-jiwa. Tugas ini bukan hanya hamba Tuhan , majelis, orang-orang tertentu tapi menjadi tugas dari setiap orang yang telah menerima Yesus Kristus secara pribadi. Maka kita harus belajar untuk bisa membagikan kasih ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Caranya sederhana. Yoh 1:43-47. Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"  Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.   Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."  Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"  Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"  Di dalam kisah ini, setelah dipanggil oleh Yesus kemudian Filipus bertobat dan menjadi murid Yesus. Perjumpaan dengan Yesus, membuatnya sungguh bersuka cita. Ia menceritakan perjumpamaannya dengan Yesus ke Natanael. Lalu ia membawa Natanael untuk berjumpa Yesus. Charles Spurgeon mencatat, aku tidak percaya bahwa engkau sudah mengecap madu Injil jika engkau bisa memakan sendiri semuanya. Filipus juga mengalami hal yang sama. Ia baru merasa puas, kalau berita keselamatan telah disampaikan kepada orang lain. Itulah yang ia lakukan. Ia langsung pergi menjumpai Natanael dan membawanya berjumpa Yesus.
Bagaimana kita hari ini? Kita sudah berjumpa dengan Yesus. Apakah ini mendorong kita untuk mengabarkan Yesus? Kabarkan Injil ke orang-orang  di sekitar kita . Dari FIlipus yang diajar oleh Yesus, sesaat saja ia pergi mencari Natanael. Ia tidak mau behenti, tetapi ia mau membagikan perjumpaannya dengan Kristus kepada Natanael. Kita tidak perlu punya banyak pengetahuan   untuk memberitakan Injil atau sampai benar-benar menguasai Injil secara tuntas. Kita bisa mulai dengan cara yang sederhana seperti Filipus. Ia menceritakan Yesus dari pribadinya sendiri dan perjumpaannya dengan Yesus. Ini pengalaman pribadi dan tidak perlu mencari-cari alasan untuk melakukannya. Sampaikanlah kabar sukacita. Akhirnya Natanael berjumpa Yesus dan bertobat. Filipus berkata, “Kami telah temukan Dia. Mari dan lihatlah” Sederhana sekali.  Saat kita menjangkau jiwa banyak tantangan. Orang-orang  dunia hari ini mencari orang kaya, pintar,berhikmat untuk bisa memiliki jawaban. Tetapi dunia lebih membutuhkan anak-anak Tuhan yang melayani Tuhan yang telah mengubahkan kita .
                Setelah diubahkan, dimurdikan maka kita perlu menjangkau jiwa-jiwa. Itu yang diperlukan. Yang akan memampukan ,menolong dan membuat kita berhasil adalah Yesus sendiri. Yang memberi perintah, mengutus dan memanggil kita adalah Yesus. Kita tidak bergantung pada kemampuan kita. Yesus berkata sebagai jaminannya,”Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Kita tidak bersandar pada kemampuan dan kekuatan kita. Namun tidak bearti kita tidak memperlengkapi diri. Namun yang membuat berhasil adalah Tuhan, bukan kita. Kita hanyalah alat yang dipakai di tangan Tuhan untuk memenangkan jiwa. Kita sama sekali tidak mengandalkan diri sendiri tetapi kita tunduk pada kehendak Tuhan. Jadi tidak tidak ada alasan berkata, “Tidak pandai, bukan majelis, pendeta dll.” Yesus yang memanggil dan mengutus dan memberi jaminan. Sampai detik hari ini, hati Yesus ke jiwa-jiwa tidak pernah berubah.

Pengantar

Ev. Yusuf Go, dari GKKK Pekan Baru melayani sejak 2010, sedang cuti sabatikal di SAAT Malang. Menikah dengan 1 orang anak lahir 14 Juli 2017. Punya anak punya situasi dan waktu yang berbeda karena ia menangis di luar dugaan untuk mendapatkan ASI. Lewat kehidupan anak ini saya belajar banyak hal. Selama 1 bulan penuh, saya menikmati kehadiran istri dan anak yang baru lahir. Saya menemukan perjalanan saya di hadapan Tuhan sebagai anak, saya sebagai papa terhadap anak dimana saat lelah harus menenangkan anak. Harus mendiamkan anak dan harus bangun 2 jam sekali untuk menenangkan dia. Namun saat dia tersenyum, semua kekesalan hancur. Hal ini menjadi refleksi diri saya. Ketika saya nakal dan saat datang kepada Bapa, tidak mungkin Bapa tega  membiarkan kita.


No comments:

Post a Comment