Sunday, April 2, 2017

Yesus Sang Radikal



Pdt. Hery Kwok

Yohanes 2:13-25
13  Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
14  Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
15  Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
16  Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
17  Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
18  Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
19  Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
20  Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
21  Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
22  Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.
24  Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
25  dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

Pendahuluan

                Semalam saya sharing dengan istri sebelum kami berangkat tidur. Saya menceritakan tentang Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) yang saya hadiri. Seminar ini diadakan oleh Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Kemayoran dengan pembicara Pdt. Dr. Stephen Tong. Karena tidak memiliki tiket sebelumnya dan baru membeli pada hari H-nya (Sabtu, 1 April 2017), maka saya harus mengantri. Saya berkata kepada istri, “Saya merasa merinding melihat orang banyak datang untuk mendengarkan firman Tuhan walau pun mereka harus membayar!” Saya teringat firman yang berkata, "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.” (Amos 8:11).  Kalau kita datang ke kantor SAAT di Central Park ada tulisan yang diambil dari Perjanjian Lama itu. Memang saya benar-benar merinding melihat sedemikian banyak orang yang rela antri untuk membayar tiket demi mendengar firman Tuhan!. Biasanya kita rela mengantri panjang hanya untuk membeli barang diskon. Namun kali Ini orang-orang  mengantri untuk firman yang harus dibeli. Tiketnya untuk orang dewasa Rp 60.000/orang dan untuk mahasiswa Rp 40.000/orang. Kemarin baru pk 9 dan saya sudah tidak mendapat tempat duduk. Di Aula John Calvin dan Aula Mesias Kathedral saya tidak mendapat tempat duduk. Saya lalu dipersilahkan naik ke lantai atas (lantai 7) dan di sini pun tempat duduk sudah penuh bahkan ada orang yang duduk di undakan tangga. Akhirnya selama sekitar 5 jam, saya mendengar khotbah yang disampaikan sambil berdiri. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi kebaktian di sini, di mana jemaat dapat mendengar firman Tuhan dengan duduk sekitar ½ jam. Walau pun kaki terasa pegal karena berdiri cukup lama, namun saya merasa terharu dan merinding melihat orang sedemikian banyak yang benar-benar haus akan firman. Saya baru mengalami kebenaran firman bahwa orang akan berbondong-bondong mencari kebenaran firman. Ini adalah hal yang serius dalam hidup orang percaya. Bagaimana dengan kita? Bagaimana respon kita saat mendengar firman Tuhan? Pdt. Stephen Tong yang sangat mengagungkan Kristus mengatakan,”Di dalam Kristus, semua keagungan Allah itu nyata. Seluruh orang yang Tuhan ciptakan mengenal Tuhan yang sejati di dalam Kristus.” Sehingga pemahaman kita mengenai Kristus seharusnya menjadi kehausan dalam hidup setiap orang percaya.

Yesus Sang Radikal

                Tema hari ini adalah “Yesus Sang Radikal”. Kata ‘radikal’ seringkali dipandang dalam pengertian negatif. Contoh : sekelompok  orang yang mendemo gubernur dan presiden untuk memaksakan kehendaknya disebut sebagai kelompok radikal. Kelompok itu sendiri dalam pikiran banyak orang dianggap negatif. Tema kali ini dilatarbelakangi buku Yesus Sang Radikal (Terjemahan dari buku Jesus the Radical: A Portrait of the Man They Crucified’ karya R.T. France). Yesus cocok disebut sebagai Sang Radikal. Istilah ‘radikal’ di sini tidak berbau ekstrim (salah) namun sebaliknya radikal di sini berarti secara mendasar kembali kepada hal-hal yang prinsip, benar atau pokok. Jadi buku ini membawa kita kepada tema Yesus Sang Radikal karena hanya Dialah yang bisa membawa kita kembali ke pokok yang benar, sehingga kita punya hidup yang benar bersamaNya.
                Dari kitab Yohanes kita belajar sesuatu yang luar biasa yang dicantumkan Yohanes tentang bagaimana tindak-tanduk Yesus dalam pelayanan selama 3,5 tahun hingga mati di kayu salib lalu bangkit dari kematian. Dalam masa pra paskah ke-5, kita disiapkan tentang kesengsaraan, kematian dan minggu kemenangan Paskah. Tokoh sentralnya adalah Kristus. Perikop Yoh 2:13-25 membawa kita kepada 3 poin yang melihat Yesus sebagai tokoh yang membawa manusia kembali kepada Allah. Yesus melakukan prinsip dasar yang Allah kehendaki agar terjadi dalam hidup orang yang telah dimenangkan.

1.     Jumat Agung memperingati Yesus mati di kayu salib

Mengapa Yesus mau mati di kayu salib? Ini pertanyaan dasar. Jawaban atas pertanyaan ini menjadi lirik dari lagu rohani yakni Ia rela mati untuk menebus dosa kita. Dalam lirik lagu Ribuan Malaikat dikatakan : Bukankah Dia dapat memanggil ribuan malaikat, (untuk) lepaskan Dia, Tapi (hal ini) tidak dilakukan-Nya, Ia rela mati untuk saya. Rasul Yohanes membawa kita pada pengertian yang pertama. Yesus berangkat ke Yerusalem pada hari Paskah. Itu memang sudah dipersiapkan Yesus. Sebagai tokoh yang radikal yang mengembalikan manusia kepada Allah, Dia akan memenuhi tuntutan Allah yaitu supaya Ia mati. KematianNya dipersiapkan dan direncanakan oleh Allah dan diresponi Yesus dengan taat. Yesus menjadi tokoh radikal karena taat pada Allah BapaNya untuk melakukan apa yang Allah minta pada Dia. Pada Luk 13:33 Yesus berkata, “Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.” Yesus memberi pernyataan bahwa nabi harus dibunuh di Yerusalem. Ini menggenapi rencana Allah bahwa Ia harus mati di Yerusalem. Itu sebabnya Yesus menyucikan bait Allah walau hal itu seperti tindakan konyol (saat orang-orang mau membunuhNya Ia malah datang ke Yerusalem). Kalau Yesus ingin senang dalam hidupNya atau bermain aman (safety player), maka Ia tidak perlu melakukan apa yang tertulis pada ayat 13 (Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem). Namun ayat 13 justru menunjukkan kebenaran bahwa  Ia datang untuk mentaati apa yang Allah tuntut dalam hidupNya.

Penyebab kegagalan manusia di Taman Eden adalah ketidaktaatan. Di Taman Eden, Adam dan Hawa hidup berkecukupan dan mapan. Segala yang dibutuhkan (termasuk makanan, binatang, buah dll) tercukupi. Seluruh keindahan alam semesta puas dinikmati. Saya tidak pernah ke manca negara yang jauh seperti ke Eropa dan Amerika. Namun berdasarkan apa yang saya ketahui, di sana kita bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Sehingga kalau ada uang lebih kita bisa pergi ke sana dan menikmati pemandangan indah dengan membuat swafoto (selfie) dan  kalau perlu dengan cara spektakuler seperti bergelantungan di Menara Eiffel. Jadi Adam dan Hawa berada di tempat yang sangat indah, namun di tempat itulah mereka jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan. Ini dosa yang paling esensi (pokok) yang membuat manusia sampai saat ini tidak mau mencari Allah karena menganggap bahwa Allah adalah musuh saya. Itulah esensi dosa yaitu ketidaktaatan. Itulah yang harus dibayar dengan ketaatan Yesus Sang (Tokoh) Radikal yang melakukan tuntutan yang tidak bisa dipenuhi manusia. Orang percaya dimungkinkan untuk merayakan Jumat Agung dan Paskah karena Yesus sudah melakukan kehendak Allah Bapa dengan taat. Ia melakukan perjalanan ke Yerusalem yang merupakan perjalanan menuju kematian supaya kita semua bisa kembali ke Tuhan. Jangan berpikir sebagai seorang remaja kita tidak bisa taat sehingga terus menyontek. Siapa bilang kita tidak bisa berhenti menonton film porno atau menggosipkan orang karena Yesus sudah melakukan ketaatan itu. Ia adalah tokoh yang melakukan prinsip dasar Allah (taat).

2.    Yesus datang pada Hari Raya Paskah (ayat 13).

Perayaan Paskah sebelum Bait Allah dihancurkan oleh tentara Romawi yang dipimpin oleh Jendral Titus pada tahun 70, ramainya diibaratkan seperti orang yang berbondong-bondong naik haji ke Kota Mekah karena jumlahnya sangat besar. Semua kaum laki Yahudi wajib untuk datang menghadirinya sedangkan kaum perempuan boleh datang atau tidak. Orang Yahudi datang dari berbagai  pelosok dunia dan harus kembali ke Palestina. Perayaan itu hebat sekali. Perayaan itu membuat pengunjung Yerusalem membludak berlipat kali dari jumlah penduduk di sana. Menurut catatan kuno yang hadir jumlahnya bisa 500.000 – 10 juta orang. Sekarang ini penduduk Yerusalem hanya berkisar 300.000 orang. Jadi yang hadir berlipat kali dari jumlah penduduknya. Yang datang  termasuk orang asing yang memeluk agama Yahudi. Hari Raya Paskah menjadi perayaan yang menghebohkan dan sangat besar. Pada hari raya ini, orang Yahudi mengingat akan cinta kasih Tuhan yaitu mereka terselamatkan dari kematian anak sulung . Itu yang diminta Tuhan untuk disampaikan kepada Firaun melalui Nabi Musa. Waktu orang Israel keluar dari Mesir mereka harus melakukan Paskah di mana Tuhan menyelamatkan orang Israel dari kematian anak sulung mereka. Di mana anak sulung orang dan raja Mesir sampai dengan anak sulung binatang mengalami kematian dengan perkataan lain kematian dialami oleh orang-orang di luar Israel. Penyelamatan ini menjadi sesuatu yang tidak bisa dilupakan dari perjalanan  hidup orang Israel. Peristiwa di mana Yesus menyelamatkan manusia dalam perayaan Paskah. Yesus tahu dengan tepat , kapan Allah akan menggenapi firmanNya. Pdt. Stephen Tong mengatakan, “Waktu mengenal Krsitus engkau mengenal kebenaran Allah dan dengan mengenalNya engkau tidak akan salah menyembah Allah yang benar. Semua agama mengklaim bahwa allah mereka adalah allah yang benar. Yang kedua, waktu bertemu Kristus, kita menemukan hikmat yang luar biasa. Mengapa ia menciptakan bumi dan sedemikian rupa? Dikisahkan tentang jarak matahari dan bumi sedemikian rupa dengan rinci. Termasuk mengapa nyamuk diciptakan dengan moncong yang kecil, kakinya sedemikian rupa disainnya sangat luar biasa, apalagi manusia. Mengapa manusia diciptakan sedemikan rupa? Mengapa lubang hidung manusia di bawah (tidak di atas) dll. Bagi saya, hikmat Allah di dalam Kristus membuat kita tercengang, terspesona dan merasakan Allah yang luar biasa dalam Kristus.

Ayat 13 berbicara tentang Yesus masuk ke Yerusalem pada hari Paskah, Yesus mau memberitakan tentang keselamatan manusia melalui diriNya. Penyelamatan yang dikerjakan Allah di dalam diri kita. Kalau kita memahaminya maka kita akan menjadi orang yang memahami bahwa kita berutang kepada Kristus dan utang itu tidak mampu kita lunasi seperti  yang dikatakan oleh Rasul Paulus. Ini yang membuat Paulus yang dulunya sampah (kotoran) dan selanjutnya menjadi giat luar biasa dalam melayani Tuhan Yesus. Kalau tidak mengalami Yesus dengan hebat, maka hidup kekristenan kita tidak nyata dengan hebat (hanya biasa-biasa saja). Maka saya sering iri dengan orang-orang dari Reformed. Orang-orangnya gigih mengenal Kristus. Gerakannya membuat jemaat-jemaatnya sangat ingin mengenal Yesus. Bagi mereka berlaku ketetapan bahwa “Engkau akan ditebus dengan hebat yang tidak bisa ditebus dengan apa pun”. Mereka tidak akan menukar keyakinannya  dengan harta, kedudukan dan pasangan hidup. Berbeda dengan orang-orang Kristen biasa saja yang berkata bahwa ia kepincut dengan gadis di luar Kristus lalu menukar keyakinannya. Sayang kita seringkali tidak melihat penebusanNya yang hebat. Adik saya beberapa waktu lalu berwisata ke pantai Karang Bolong. Di sana ia hampir mati digulung ombak. Mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Rupanya sewaktu sedang mandi dan berpikir bahwa dia bisa berenang, maka ia mandi agak ke tengah laut sehingga ia digulung ombak ke tengah. Beruntung ada yang menolongnya yaitu penjaga pantai. Apa responnya atas apa yang dilakukan oleh penjaga pantai yang menyelamatkannya itu? Adik saya berkata, “Saya tidak akan pernah melupakan apa yang telah dilakukan penjaga pantai itu. Orang itu sungguh luar biasa, karena saya tidak jadi mati di pantai Karang Bolong.” Kalau Kritus tidak jadi mati untuk kita maka yang ada hanyalah kematian kekal. Yesus memang radikal. Ia melakukan apa  yang diperintahkan Allah.

3.    Terjadi dialog-dialog yang ingin memprotes apa yang dilakukan Kristus.


Yesus mau dibunuh tetapi membuat tindakan yang penuh konfrontasi di mana Ia mengobak-abrik pedagang. Seharusnya bila ingin aman, Ia melakukannya secara perlahan-lahan saja tapi hal ini tidak dilakukannya. Itulah tindakan radikal. Apakah Yesus mau pedagang itu berubah sikap mentalnya? Untuk mengubah orang tidak mungkin sekali. Kesulitan kami dalam pelayanan selama hampir  4 tahun di GKKK Mangga Besar adalah mengubah orang. Karena kadang kami harus marah-marah, kadang kami harus membelai. Kadang ada yang harus ‘dicambuk’ dan di lain saat harus diperlakukan dengan ‘lembut’. Apakah Yesus ingin mengubah? Terlalu naif tetapi yang dilakukan oleh Yesus merupakan suatu pelajaran untuk memberi motivasi dalam mencari Allah. Inilah motive yang seringkali hilang bahkan ada yang menukar ibadah dengan mencari uang. Mereka menukarnya dengan melakukan perdagangan untuk kepentingan diri sendiri. Mereka mencari Allah dengan motivasi yang tidak baik. Itulah sebabnya Yesus melakukannya dengan tindakan yang luar biasa. Mungkin kita sama dengan pedagang Bait Allah itu dalam hal motivasi. Apa motivasi kita beribadah? Entah karena memiliki jabatan majelis, guru sekolah Minggu dll. Apakah kita datang untuk menyembah dan memujiNya? Bila benar, maka sikap kita datang beribadah sangat berbeda. Kita akan datang dengan sikap penuh kerinduan, karena itulah hari dimana kita berjumpa dengan Tuhan. Seperti seminar di GRII Kemayoran di atas, sebelum pk 9 tempat duduknya sudah terisi penuh. Mungkin kapasitas gedungnya bisa menampung 7.000 orang. Bayangkan pk 9 sudah penuh! Berbeda dengan di GKKK Mabes yang bangkunya penuh, namun orangnya kosong. Kita memikirkan ibadah kepada Tuhan. Apakah kita mengenal Kristus dengan baik? Apakah kita mengenal Dia yang telah mati untuk kita? Kalau benar, apa yang dilakukan Yesus dengan menanggung kematian dilakukan untuk membuat kita bisa kembali kepada Allah (menolong kita kembali kepadaNya). 

No comments:

Post a Comment