Tuesday, April 18, 2017

Kristus yang Tersalib


Ev. Mercy Matakupan

1 Kor 1:18-24
18  Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
19  Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan."
20  Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
21  Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
22  Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
23  tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
24  tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
1 Kor 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Gal 6:14 Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.

Pendahuluan

                Tema “Kristus yang Tersalib” adalah tema yang sangat indah dan agung. Paulus , rasul yang besar di Alkitab, mengatakan, Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan (1 Kor 2:2). Ia  adalah seorang ahhli Taurat, orang Farisi , murid Gamaliel yang paling pintar dan memiliki pengetahuan yang sangat inggi tapi ia membatasi diri dan menulis suatu surat yang begitu indah. Aku putuskan tidak akan mengkhotbahkan apapun selain Kristus yang disalib. Aku tidak akan memegahkan apapun. Tidak ada yang bisa aku banggakan selain Yesus yang disalib. Berapa kali hati kita sungguh-sungguh punya kerinduan untuk sekali lagi merenungkan khotbah tentang Kristus yang disalib? Semua orang Kristen tidak ada yang mau membuang konsep Kristus. Tidak ada yang berkata tidak percaya Kristus. Semua mengatakan bahwa saya percaya Kristus, itulah kekristenan. Tetapi seringkali dalam kekristenan, Kristus dipisahkan dari salib. Kita sangat menikmati Kristus yang memberikan 5 roti dan 2 ikan (bukan berarti tidak benar karena tercantum di Alkitab), membangkitkan orang mati atau melakukan banyak mujizat. Tetapi berapa orang di antara kita yang masih punya kerinduan berdoa untuk mendengar khotbah tentang Kristus yang disalib yang mungkin sudah ratusan kali kita dengar? Itulah tema khotbah yang aku kejar , khotbah yang menjadi jantung Injil dan inti dari 66 kitab Alkitab : Kristus yang Disalib!
2 Kor 11:4. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. Ada 3 hal di zaman Rasul Paulus yang dikhotbahkan di mimbar yaitu injil , Kristus dan Roh Kudus nya lain. Waktu hidup, Rasul Paulus mendengar pengkhotbah besar menghkhotbahkan Injil, Kristus dan Roh Kudus yang lain. Jangan kaget bila sekarang ada mimbar yang mengkhotbahkan Injil , Kristus dan Roh Kudus yang lain sama sekali. Di khotbah masih teriak Roh Kudus dan bicara tentang pekerjaan Roh  Kudus tetapi lain sekali. Tetapi yang disoroti Kristus yang lain sekali. Orang yang betul-betul anti Kristen dan benci Kristus , kita langsung jelas musuhnya siapa karena orang itu tidak mau percaya Yesus. Tetapi bukan itu yang paling menakutkan bukan saya tidak percaya Yesus. Tetapi yang paling menakutkan adalah Kristus dikhotbahkan di mimbar oleh hamba-hamba Tuhan dan pakai sebutan Yesus tetapi Yesus nya sama sekali lain dari yang dikatakan Alkitab. Rasul Paulus mengatakan, “Saya putuskan saya tidak akan mau tawar-menawar. Saya hanya mengkhotbahkan Kristus yang disalib.” Yang ditakutkan, kalau Yesusnya lain maka tidak ada kegentaran, kesungguhan dan kelimpahan orang mengkhotbahkan Yesus di atas kayu salib. Berapa banyak kita mendengar Kristus disalib, menjadi keindahan yang luar biasa? Itu satu-satunya dasar dari seluruh kebenaran iman Kristen. Begitu kebenaran ini bila ditarik maka rontoklah kebenaran iman dalam diri kita.

Kristus dan Salib

Kita memandang salib sebagai sesuatu yang remeh sekali. Orang Kristen bisa mengenakan kalung, anting atau sticker salib. Ada toko buku Kristen yang setelah masuk akhir bulan April- awal Mei ditulis ‘sale’ (diskon, dijual murah) semua tentang salib. Ada baju dan sticker salib yang murah. Salib dipandang murahan dan sesuatu yang remeh. Ada bando (ikatan rambut) anak-anak berwarna putih dan punya banyak gambar salib. Salib menjadi barang merchandise yang murah. Salib dilecehkan sedemikian. Sebetulnya gereja Tuhan sangat menyukai Yesus tetapi alergi dengan salibnya. Kalau kita menemukan salib mungkin kita sudah kebal. Kita mungkin menonton film Passion sebagai sesuatu yang biasa sekali karena telah menontonnya berulang kali. Lambang-lambang salib menjadi biasa sekali.
Di zaman konteks Alkitab, salib dipandang sebagai barang yang murahan dan sangat hina. Bagi orang Yahudi salib itu mengerikan (di kitab Ulangan dikatakan terkutuklah orang yang tergantung di atas kayu salib, tidak ada bagus-bagusnya salib itu). Jewish culture sangat tahu bahwa salib adalah tempat yang paling hina, tempat orang terkutuk dan tidak ada kebaikan di tengah-tengah salib. Cara menghukum orang secara mengerikan dan begitu menghinakan selain dengan dilempar batu adalah dengan disalib. Salib adalah lambang terkutuk. Orang Yahudi jijik dan sudah terbiasa melihat salib. Kuiktilrus Valrus (?) adalah gubernur Roma di daerh Siria yang senang menyalib orang-orang hukuman. Sehingga di jalan-jalan di Galilea tidak ada lagi kayu. Sudah habis kayu di sana karena ia begitu gila sekali dan kumpulkan semua kayu untuk menghukum. Hampir semua ‘penjahat’ Yahudi yang disalib dijadikan tontonan. 2 budaya zaman itu yang besar. Orang Yahudi memandang salib sebagai hina dan terkutuk menjadi kebal dan biasa. Gubernur ini  telah menyalib 2.000 orang di sepanjang jalan dan ini  tontonan orang yang berteriak-teriak. Dia punya the art of war (seni menikmati perang) dengan menyalibkan sekian banyak orang sampai tidak ada kayu lagi. Orang Yahudi hampir kebal dan mati rasa. Mungkin paman, istri, anak, suami mereka yang dijadikan tontonan sehingga mereka menjadi biasa.
Bagi budaya Romawi, salib lambang menjijikan dan mengerikan. Cicero atau Marcus Tullius Cicero (di Inggris dijuluki "Tully" 3 Januari 106 SM - 7 Desember 43 SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan handal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa. Cicero mengatakan bahwa orang Romawi bisa dihukum apa saja dengan memasukkan ke dalam lubang atau dengan kedua pasang kaki-tangannya ditarik berlawanan arah (sudut) oleh 4 kuda. Namun ada 1 hukum Romawi yang melarang orang Romawi dihukum salib karena terlalu hina-dina dan sangat menistakan. Itu seni perang yang membuat orang mati perlahan-lahan karena darahnya tercurah. Yesus butuh sekian jam disalib baru mati. Ini seni kejahatan. Kalau ditarik kuda dari 4 sisi, orang akan langsung mati. Tetapi di kayu salib, orang kehabisan darah dan mati pelan-pelan. Orang yang digantung di kayu salib bisa berhalusinasi dan meracau. Darah habis pelan-pelan sehingga otak kekurangan darah (oksigen). Ada juga orang yang menjadi gila dan mengeluarkan kalimat-kalimat umpatan. Tetapi ajaib sekali di atas kayu salib keluar 7 perkataan Yesus. Biasanya orang berteriak-teriak di kayu salib atau orang tertawa-tawa kesakitan. Orang dibunuh perlahan sampai mati. Orang Romawi katakan kalau orang Romawi mau dihukum apa saja kecuali tidak boleh di salib. Karena itu kelas untuk budak (bukan manusia). Salib lambang kehina, pecundang, aib dan kesalahan.
Tetapi orang Kristen sepanjang zaman selalu membuat lagu indah tentang karya Kristus di kayu salib. Seperti yang dikatakan syair lagu Bawalah Aku Dekat ke Salib : Maka ku tinggikan salibnya. Apa yang dihinakan oleh dunia, orang Kristen katakan tidak. Kamu anggap itu hina dan pecundang, tetapi itu tempat yang paling tinggi. Salibnya, salibnya, selama mulia. Dosaku disucikan oleh darah Yesus (lirik lagu  Bawalah Aku Dekat ke Salib / Jesus Keep Me Near the Cross. Lagu: William H. Doane Syair: Fanny J. Crosby). Masalahnya orang Romawi punya hobi menyalibkan orang dan orang Yahudi seringkali melihatnya. Tetapi salib kali ini menjadi berbeda karena orang yang tergantung sehingga membuat salib memiliki makna. Salib lambang yang hina, mengapa pencipta lagu menulis ribuan lagu tentang salib? Mengapa kita memberikan puji-pujian yang indah tentang salib? Apakah karena salib mempunyai kesaktian dan makna tertentu? Tidak! Salibnya tidak ada apa-apanya! Tetapi siapa yang tergantung di saliblah yang membuatnya bermakna. Salib yang kotor dan hina yang setelah itu dibakar dan dibuang menjadi memiliki nilai. Begitu juga dengan kita. Hidup kita seperti salib kosong (lambang kekalahan, kebodohan, hukuman) dan tidak ada artinya kecuali dibakar dan dibuang. Tetapi problemnya, siapa yang tergantung di tengah salib itu. Salib memberi nilai yang besar. Karena Dia yang tergantung di kayu salib memberi makna yang besar. Maka Rasul Paulus katakan, “Saya putuskan untuk mengkhotbahkan Kristus di kayu salib yang bagi dunia ini dianggap kebodohan. Pagi ini waktu berangkat ke GKKK Mabes saya menggunakan Grab. “Mengapa ke gereja?” kata supir Grab. Saya menjelaskan,”Ini hari besarnya orang Kristen. Ini hari Jumat yang berbeda. Ini disebut Jumat yang Agung karena Tuhannya orang Kristen pernah mati dan nanti bangkit.” Ia diam . Di tanggalan ditulis hari ini sebagai Jumat yang agung, karena ini Jumat paling agung dari Jumatan yang pernah dilakukan. Saya tidak punya banyak waktu untuk menjelaskannya.

Rasul Paulus didesak Orang Yahudi

Rasul Paulus katakan, “Yang aku sampaikan adalah berita bodoh. Bagaimana kita mempertaruhkan keselamatan kepada orang yang hampir telanjang dan menjadi tontonan orang-orang yang haus hiburan? Bagaimana bisa kita mempercayakan diri pada orang yang tidak bisa menyelamatkan diri sendiri?” Itu anugerah dan bijaksana Tuhan. Dia menyelamatkan kita dengan cara yang bodoh. Tetapi yang bodoh bagi dunia dipakai oleh Allah menjadi hikmat. Pola pikir dunia dibalik sekali. Rasul Paulus sadar, sewaktu berkhotbah ia didesak oleh 2 pihak. Pihak yang pertama adalah kelompok orang Yahudi yang ingin mendengarkan Paulus khotbah dan bertanya,”Kamu khotbah apa yang baru? Apalagi yang bisa baru. Kami punya nabi-nabi,  Musa yang besar?”  Maka Paulus katakan,”Aku didesak orang Yahudi yang mencari tanda.-tanda (simeon, mujizat).” Orang Yahudi pencinta mujizat. Kalau mau khotbah dan ajar apapun kepada Yahudi, mereka akan tanya,”Kamu mau khotbah apa ? Beri kami tanda bahwa kamu Mesias.” Yoh 6 waktu Yesus mau mengajar, orang Yahudi bertanya“Tanda apa yang Kamu buat? Kami punya Musa. kamu punya apa? Musa kasih kami makan 40 tahun secara gratis.” Waktu itu Yesus baru memberi makan 5.000 orang. Apa hebatnya? Musa memberi makan 1,5 juta orang selama 40 tahun. Kamu hanya kasih makan 5.000 orang. Apa hebatnya kamu? Kamu buat roti saja kamu katakan hebat, mau katakan kamu Mesias.” Yesus menjawab,”Bukan Musa yang memberi makan tetapi Bapaku. Kamu makan roti dari Musa , kamu akan mati tetapi Akulah roti hidup dan kalau makan roti ini, kamu akan hidup selama-lamanya”. Orang Yahudi ngamuk. Mereka semua lari tinggalkan Yesus, termasuk murid-muridNya. Mereka tidak habis pikir. Kamus siapa? Kamu adalah anaknya Yusuf dan Maria. Kita kenal orang tua kamu, keluargamu teman main kami. Mereka kembali bertanya,”Kamu siapa? Kamu baru membuat 1 muijzat saja sudah katakan ‘Akulah roti hidup dan akan punya hidup yang kekal. Kamu bicara apa?’”
                Kesulitan besar mengkhotbahkan orang-orang yang telah kebanjiran mujizat. Tetapi Rasul Paulus tahu ia didesak orang Yahudi dan berkata, “No! Tidak akan isi kebutuhan kamu. Tetapi saya putuskan akan khotbahhkan Kristus  yang mati di atas kayu salib.” Salib tidak ada mujzat. Salib itu sepi dan kering tanpa mujizat.  Bagaimana mungkin Yesus yang menyembuhkan banyak orang berteriak,”Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (lukas 23) tanpa ada guntur, petir dan pertolongan.  Setelah Yesus keluarkan kalimat itu, orang Yahudi semakin jahat dan semakin menertawakan dia. Di atas kayu salib tidak ada mujizat apapun. Kita akan kecewa kalau mengikut Yesus yang disalib kalau hanya menuntut mujizat. Di tempat itu kering mujizat. Orang Yahudi mencari tanda. Seperti sekarang ada tanda M yang ujungnya lancip berwarna orange. Itu tempat junk food. Ada tanda 50 meter. Orang Yahudi cari tanda namun tidak pernah sampai ke tempat tersebut. Tanda merah bertuliskan 50 meter tersebut menunjukkan adanya restoran Mc Donald. Orang Yahudi melihat tanda. Mereka menikmati tanda tapi tidak ‘makan ayamnya’. Mereka cari tanda tetapi tidak menikmati persekutuannya. Paulus katakan, “Saya tidak akan khotbahkan apapun kecuali Kristus di kayu salib”.
Mujizat tidak bisa mempertobatkan hati manusia, tidak bisa menyelamatkan manusia tetapi bisa dipakai untuk konfirmasi iman. Tetapi mujizat tidak bisa menyelamatkan manusia. Yang menyelamatkan manusia adalah Firman yaitu iman timbul dari pendengaran yaitu pendengaran akan firman Kristus. Mujizat terakhir yang paling akhir yang dilakukan Yesus , mujizat yang paling besar dan bombastis sewaktu Yesus membangkitkan Lazarus. Setelah itu Yesus masuk ke Yerusalem. Saat itu, Yesus hanya berkata 1 kalimat,”Lazarus keluar!” Kalau bilang ‘keluar’ saja tanpa menyebut nama Lazarus, maka semua mayat bisa keluar. Yoh 11 mencatat Yesus yang membangkitkan Lazarus. Yoh 12 mencatat bahwa orang-orang Yahudi itu punya kesepakatan jahat dan marah, “Benar tidak Lazarus bangkit. Mengapa ada orang mati dibangkitkan?. Kita akan bunuh bukan saja Lazarus tetapi juga Yesus!” Bagaimana mungkin orang keluar dari kubur tetapi hati manusia yang keras dan jahat tetap begitu? Mereka ingin membunuh bukan saja Lazarus tetapi juga pembuat mujizat. Mujizat tidak lakukan apapun. Mujizat bila terus diberikan bisa membuat egois. Kalau yang lain ditolong saya juga. Lagu itu bagus. Kemungkinan besar pengarang lagu untuk menyatakan kerinduan akan Tuhan. Tapi sekarang lagu dipakai untuk menyatakan,”Kalau dia disembuhkan saya juga, kalau dia ditolong harga mati Engkau harus tolong saya juga. Tidak bisa tidak” Alkitab menyatakan,”Tidak!” Kekuatan Injil terletak pada Yesus yang disalib, bukan Yesus yang melakukan mujizat, bukan Yesus mengisi kebutuhan fisik manusia. Mujizat itu membuat orang berani berteriak ‘Salibkan Dia!” Tidak semua mengubah hati manusia.

Rasul Paulus Didesak Orang Yunani

Rasul Paulus berkata, “Aku di desak  2 golongan. Orang Yahudi mencari tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Orang Yunani mewakili orang Greeka, yang terkenal sebagai  filsuf. Pekerjaan para filsuf adalah berpkir. Bekerja adalah berpikir. Saat liburan baru mereka mabuk-mabukan. Hal ini kebalikan dengan kita. Kalau dikatakan, saya mau berpikir dan mencari teori yang baik. Suatu kali Rasul Paulus berkhotbah di aeropagus yang besar di bawahnya ada orang-orang Yunani. Saat itu sedikit sekali orang-orang Yunani yang bertobat, hampir tidak ada yang mau bertobat. Karena mereka berpikir, “Kamu khotbah apa sih? Yesus anaknya Yusuf-Maria. Tidak masuk akal. Bagi mereka hal ini sungguh tidak masuk akal. Bagi mereka hikmat, otak, rasio adalah segala-galanya. Buktikan dulu bagaimana bisa orang mati bisa bangkit? Buktikan dulu bahwa Dia Allah” Maka  mereka berdebat. Rasul Paulus harus pikirkan ilustrasi-ilustrasi  untuk menaklukkan otak mereka. Tetapi akhirnya Rasul Paulus mengatakan,”Tidak. Bagi kamu mungkin bodoh. Saya tidak akan mengikuti kemauan kamu. Saya tidak akan memberi tanda kepada kalian. Saya tidak akan memuaskan hikmat yang kamu cari. Saya hanya khotbahkan Kristus yang disalib.” Kristus yang disalib, itulah the power of God . Itulah kekuatan Allah, bijaksana Allah yang tinggi. Kristus yang disalib adalah gambaran. Melihat Yesus yang disalib, dalam film The Passion dan film lain , kita akan mengerti betapa seriusnya Alkitab melihat dosa. Dalam keberadaan Kristus di salib, bukan Kristus yang menyembuhkan banyak orang, salib tidak boleh dibuang dari keberadaan Kristus. Kita baru belajar betapa serius dosa, dan lemahnya manusia di hadapan Tuhan. Sampai menolong diri sendiri pun tidak bisa.

Di posisi kayu salib :

1.      kebodohan dan keboborkan manusia disingkapkan.

Melalui salib kita melihat esensi dosa. Alkitab tidak pernah melihat bahwa menipu, jealus, film porno itu sebagai dosa. Dari kecil saya mengajar,”Dosa itu bukan perbuatan seperti pukul teman , say sorry lalu ganti dengan perbuatan : memberi coklat dan dosa selesai.” Itu yang dipakai semua agama. Dosa adalah perubatan. Tidak! Itu bukan dosa. itu buah perbuatan dosa tetapi bukan esensi dosa. Adam dan mengambil mengambil 1 buah , setelah itu mengambil daun pohon ara untuk menutup seluruh tubuh mereka. 1 dosa diganti dengan perbuatan lain. Dosa ditutup dengan daun “perbuatan baik “, beramal, sudah ya Tuhan saya sudah tutupi dan tidak telanjang lagi. Tuhan tidak setuju. Tuhan tetap kejar. “Di mana engkau Adam?” Tuhan mencari Adam. Dosa bukan sekedar mencuri dan membunuh. Itu terlalu sederhana dan diselesaikan dengan perbuatan baik oleh agama dunia. Dosa ada pertaruhan. Saya tahu Tuhan di atas saya, saya tahu Dia baik, Dia pencipta sedangkan saya ciptaan. Di bawah kaki saya ada uang, binatang, benda mati. Saya tahu Tuhan baik. Tetapi iblis berkata, kalau makan buah ini kamu seperti Tuhan. Dosa adalah waktu Tuhan katakan,”Kamu makan kamu pasti mati” tetapi Iblis berkata,”Kamu tidak akan mati.” Dosa adalah saya jadi hakim atas diri sendiri, tuan atas diri sendiri. Maka saya perintahkan Tuhan turun dan iblis naik ke atas. Yang satu bilang mati dan yang lain tidak mati. Saya hakim dan allah kecil. Saya memutuskan Tuhan tidak layak dipercaya, Iblis yang layak dipercaya. Dosa melenceng dari standar Tuhan. Sekian mili saja. Dosa adalah tindakan. Saya tahu Tuhan baik tetapi saya memberontak padaMu. Saya pilih tidak , walau Tuhan itu baik.
   Tuhan selesaikan dosa bukan dengan perbuatan. Adam pikir dengan membuat baju sudah selesai, tetapi Tuhan katakan,”Tidak!” Tuhan katakan harga 1 dosa adalah pembunuhan pertama kali di taman Eden, ketika Tuhan membunuh seekor binatang darahnya tercurah. Di Taman Eden, ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, Ia membunuh binatang, kulitnya dipakaikan untuk menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Dosa itu begitu serius. Manusia lemah, tidak bisa tolong diri sendiri karena manusia lemah, tidak bisa tolong dirinya sendiri. Kristus yang disalib, Tuhan ungkapkan kebobrokan manusia. Tuhan berkata,”Aku akan mengadakan permusuhan (Kej 3) antara engkau dan perempuan ini.” Waktu saya baca ayat ini saya terkejut. Saya berpikir dan mengucapkan terima kasih Tuhan. Bahkan untuk bermusuhan dengan setan pun tidak pernah keluar dari otak manusa. Untuk mengatakan ‘tidak’ ke iblis itu mutlak inisiatif Tuhan, bukan manusia. Adam tidak pernah berkata kepada ular, “Kamu tipu saya! Kamu jahat, gara-gara kamu saya dihukum Tuhan.” Inisiatif untuk permusuhan antara manusia dan iblis dari Tuhan  idenya dari Tuhan. Maka Aku yang adakan permusuhan. Kalau pilihan itu diberikan ke manusia, maka jujur kita akan memilih si jahat. Kita di gereja, tidak mungkin memilih setan di gereja. Kalau di gereja , kita akan pilih Yesus, Tuhan dan salib. So sweet, suasana rohani di gereja. Tetapi begitu kembali ke kehidupan sehari-hari, bila pilihan diserahkan ke kita, kita akan pilih iblis dan diri kita. Kita bersyukur keaktifan dimulai dari Allah. Yesus katakan,”Aku akan adakan permusuhan. Keturunan perempuan ini akan meremukkan kepala dari keturunan ular, dan keturunan ular meremukkan tumit keturunan perempuan.” Itu peperangan bukan di Taman Eden tapi di Kalvary. Yang membuat perang pertama kali adalah Tuhan. Kalau melihat keinginan daging, kita tahu kita manusia berdosa. Kalau diminta pilih antara pilih Tuhan dengan setan, kita pilih setan. Maka keagungan berita Kristus di kayu salib adalah sempurna. Kita tidak bisa menolong diri sendiri. Di atas kayu salib, baru kita bisa melihat jantung Injil. Di dunia ini tidak ada posisi netral. Ada orang yang mengatakan saya netral , tidak menolak dan tetapi saya belum bisa menerima Yesus. Setelah lihat salib, kita baru mengerti bahwa tidak ada pilihan yang netral yaitu saya mau berlutut di bawah kaki Dia atau meludah karena Dia orang gila. Bagaimana mungkin Dia di kayu salib mengatakan akan bangkit pada hari yang ketiga. Itu orang gila. Omong kosong katakan demikian. Maka waktu ketemu Yesus tidak ada posisi netral. Yesus waktu ketemu Zakheus , Zakheus tidak pernah mengundang Yesus. Tetapi Yesus berkata dengan otoritas, “Turun Aku mau datang ke rumahmu. Kayu salib juga tidak ada posisi natal. Waktu orang kaya ketemu Yesus, Yesus berkata,”Jual hartamu”. TuntutanNya tinggi. Ternyata orang itu balik belakangan. Ketika bertemu Yesus kita diberikan tuntutan tinggi. Percaya Yesus ada tantangan yang tinggi. Di atas kayu salib kita melihat harga yang harus dibayar. Begitu tinggi, agung dan mulia. Di atas kayu salib, kelemahan, kebodohan dan kebobrokan manusia disingkapkan.

2.    waktu memikirkan Kristus di kayu salib, kita baru mengerti kekuatan Allah yang sejati.

Rasul Paulus berkata,”Salib bagi dunia adalah kebodohan tetapi bagiku salib adalah kekuatan Allah”. Berapa di antara kita yang  masih berani cerita salib?  Berapa di antara kita punya kekuatan salib kalau bicara tentang Kristus?” Itulah kekuatan Allah. Kita pandang kekuatan dengan konsep Romawi, manusia yang hebat punya 3 TA yaitu harta , tahta dan wanita. Kalau tercukupi ketiganya, maka kau bisa menikmati hidup seperti Salomo. Ada 1.000 perempuan digilir setiap hari, satu tahun pun tidak habis. Saya menikmati Dia, begitu powerful. Sedangkan manusia melihat berapa kaya, kuasa, berapa jabatan orang. Saya pernah melihat kaos produk Yogya yang bertuliskan “Muda kaya raya, tua foya-foya, mati masuk sorga”. Hidup maunya kaya raya, foya-foya dan tidak perlu susah-susah untuk  masuk sorga. Saya mau hidup seperti itu. Tetapi dari Kristus dan salib kita akan belajar artinya kekuatan dan hikmat Allah. Seperti dikatakan Ibrani 12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ia mengabaikan seluruh kehinaan, tekun memberi diri tekun memikul salib. Salib tidak ada dekat-dekatnya dengan gambar kekuatan. Salib tidak punya kekuatan tetapi looser (pecundang). Tetapi di situ kekalalahan iblis paling besar. Manusia diberi kemenangan paling besar yang tidak terpikirkan iblis. Di film The Passion ada gambaran iblis mahluk yang botak. Saat Yesus berkata, “Bapa ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu” ada titik air. Itu gambaran di film. Air menetes jatuh dari atas, seperti menggambarkan kesedihan. Debu naik ke atas. Waktu langit gelap, iblis berteriak dan rambut palsunya copot. Iblis pikir cara mengalahkan Yesus dengan mematikanNya. Itu cara yang menurut dunia paling bodoh. Padahal di situ kita melihat kekuatan dan bijaksana Allah. Mereka berteriak dengan sukacita, mereka  berkata,”Menang! Menang!” Tetapi ditulis bahwa setelah itu saat mereka turun dari bukit, mereka menangis. Orang yang berteriak menang, turun dengan menangis. Bukankah keinginan mereka terpenuhi? Hati mereka begitu kosong sehingga mereka turun dengan menangis dan memukul-mukul dada. Itulah kekuatan Allah.

Apa yang dianggap manusia bodoh, di atas kayu salib, dosa itu jijik, tidak bisa diganti dengan perbuatan baik. Pilatus mengatakan , “Kalau kita menyalibkan orang tidak bersalah bagaimana?” Dijawab orang-orang beragama mengatakan, “Kalau pun kita menyalibkan orang yang tidak bersalah, tanggungkan kepada anak cucu kami.” Seharusnya kalau saya salah mematikan orang , maka kesalahannya tanggungkan ke saya sendiri. Jadi perkataan ini tidak gentle , karena ditanggungkan ke anak cucu. Betapa benci dan jahatnya manusia. Kekuatan Allah sejati, kekuatan untuk menyatakan kasih di tempat penuh kebencian. Tidak ada kekuatan seperti itu. Orang hanya tahu mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi di kayu salib, kita akan melihat kekuatan Allah menelanjangi dosa. Orang mengatakan saya menelanjangi Yesus. Tetapi justru Alkitab mencatat Allah menelanjangi dosa manusia. Jangan main-main, kita yang sepertinya begitu baik di gereja tetapi kalau Tuhan menarik anugerah, maka kita sejahat orang di kayu salib. Namun Tuhan masih pelihara. Kita tidak selingkuh, bukan karena kita setia, tetapi Tuhan menjaga luar biasa dan memagari (tidak memberi kesempatan. Kalau diberi kesempatan  kita mungkin cepat jatuhnya). Di atas kayu salib, kekuatan Allah begitu besar. Manusia pikir menelanjangi Yesus, tetapi di situ justru Yesus menelanjangi kebobrokan kita. Manusia pikir sudah mengalahkan Kristus tetapi Yesus yang menelanjangi manusia dan menunjukkan betapa miskin kita mengampuni orang, betapa manusia mencintai diri. Kalimat pertama di kayu salib adalah kalimat doa dari 7 kalimat di kayu salib. Menurut data kedokteran, ketika salib dinaikkan, 15menit pertama darah  akan paling banyak kekuar seperti semburan air. Sembilan menit kemudian baru keluar tetesan darah. Waktu dinaikan ke atas kayu salib, itu paling sakit karena robek tangannya dan saat itu doa yang dinaikkan paling agung. Yesus tidak berkata, “Kalau boleh cawan ini lalu” atau “Bapa beri Aku kekuatan” tetapi Yesus hanya memikirkan ,”Mereka. Mereka”. Ini darah paling banyak dan Bapa akan menghukum mereka. Malah Yesus mengatakan ,”Bapa ampuni mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.  Itu kekuatan kasih paling agung. Manusia tidak pernah belajar tentang pengampunan. Walaupun aku memuaskan murka engkau, Aku sudah tergantung di antara langit dan bumi, menanggung hukuman dosa, tidak ada cara lain untuk pengampunan dibutuhkan manusia. Di situ kita melihat kekuatan Allah, kekuatan bijaksana Allah, kekuatan yang melenyapkan kelemahan, kebencian, kemarahan dan dendam manusia.  Pada Jumat Agung kita bukan pecundang, kita diberi kebenaran, “Berhenti dendam, membenci, tawar hati. Cukup! Semua sudah ditanggung Yesus di kayu salib.” Tidak ada kesakitan kita yang lebih besar dari kesakitan di atas kayu salib.

3.    Yesus di kayu salib kita belajar bijaksana (hikmat) Allah tertinggi.

Hikmat Allah tertinggi disingkapkan kita belajar waktu Yesus di atas kayu salib. Di situ kita belajar bijaksana dan nilai-nilai kerajaan surga. Maka kita berdoa, “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.” Yang di bumi ditarik naik ke atas, supaya pola pikir di bumi mirip seperti di surga. Tetapi kita doanya,”Jadilah kehendakMu di sorga seperti di bumi.” Kita maunya sorganya turun ke bumi. Tidak ada air mata, sakit, tidak miskin, semua mau sehat kaya raya, kalau tua tidak mati-mati , panjang umur terus. Itu maunya kita yaitu buang salib. Tetapi Alkitab katakan ,”Tidak! Di atas kayu salib hidupmu baru bijaksana. Di atas kayu salib baru kamu bisa melihat cara dunia bekerja” Yang bumi naik ke atas seperti di sruga. Bukan surga dipaksa turun seperti di bumi. Dalam berita salib, bijakasana Tuhan bekerja. Kita akan melihat cara Allah bekerja. Kadang-kadang kita melihat sepertinya melihat ketidakadilan  mengalahkan kebenaran. Di atas kayu salib kita bisa bingung melihat pola kerja dunia. Seolah-olah kejahatan merajalela, tidak ada pertolongan dari langit, seolah Allah diam, yang jahat diberkati, yang benar sengsara. Itu salib. Di atas kayu salib, pergumulan di kayu salib, problem of evil dijawab dengan tuntas. Di atas kayu salib kita melihat,”Lho kenapa yang benar di hukum? Kenapa Allah kalah? Yang sendiri tolong orang lain tetapi tidak bisa tolong diri sendiri.” Itu kebingungan-kebingungan kita. Kebingunan Ayub, “Saya salah apa?” Temannya berkata, “Hayo kamu salah apa sehingga dihukum Allah?” Itu hikmat dunia. Hikmat dunia seperti murid-murid bertanya kepada Yesus, “Guru ini orang buta salah siapa? Dosa orang tuanya atau dirinya sendiri?” Itu hikmat dunia. Orang kaya raya diberkati, yang miskin dibuang Tuhan. Agama apapun mengatakan begitu seperti agama Islam, Buddha  dan Hindu. Untuk senang di dunia tidak perlu Kristen. Agama apa pun memberi gambaran seperti itu. Tetapi hikmat ini dibalik Tuhan dengan memakai cara-cara yang hina. Salib, mahkota, kubur, palungan  dan kandang binatang dipakai menghina hikmat dunia. Dibalik oleh Tuhan, kalau kita kaya lalu menolong orang lain tidak perlu hikmat. Itu sudah selayaknya. Kalau kita sehat lalu menjenguk orang sakit , semua agama di dunia bisa. Tidak perlu diajar. Tetapi hikmat surgawi mengajar kita berpikir paradoks. Orang tidak perlu menjadi kaya untuk menolong orang lain. Itu bijaksana dari Tuhan .
Ada seorang ibu yang sakit kanker yang menderita pendarahan terus menerus. Ibu ini suka buat pempek-pempek Ia tahu saya datang, ia membuatkan saya pempek. Orang sakit masih memikirkan orang lain. Saya merasa susah dan sudah menyiapkan amplop. Saya bilang, “Tidak usah repot-repot.” Dia membalas,”Saya tidak repot. Badan sakit pun saya bisa melayani bukan melayani saat saya sehat saja. Saya tidak sekedar kasih ini ke Zhuang Dao, saya lakukan ini untuk Tuhan. Zhuang Dau, jangan semua – semua dihargai dengan uang.” Dia mengembalikan amplop saya. Saya merasa malu hati. Saya pikir, “That’s it. Ini orang yang telah ditebus dengan kuasa kayu salib. Dia menghidupkan kebenaran salib dalam aplikasi yang sederhana sekali.” Apakah perlu sehat untuk membuat pempek sehingga 150 jemaat di GRII Palembang bisa makan?.” Walau saya sakit bisa melayani. Itu semuanya memalukan bagi saya. Itu memalukan saya. Tetapi bijaksana Tuhan yang diselipkan Tuhan di tengah dunia. Yesus katakan,”Tidak ada yang berdosa”. Yoh 6, “Dia diijinkan buta sejak lahir supaya pekerjaan-pekerjaan Tuhan dinyatakan dalam hidup orang buta ini.” Ha? Orang buta bisa berbuat apa untuk pekerjaan Tuhan? Itu pekerjaan Tuhan. Di atas kayu salib semua teriak,”Kamu bisa apa? Bisa tolong diri sendiri sudah bagus.” Tuhan berkata,”Apa yang bagi kamu yang tidak bisa, saya tanggung untukmu.” Di kantor, orang tipu sana-sini sehingga dia menjadi manajer lebih tinggi, saya tidak tipu tetapi karir tidak menanjak. Ini hikmat dunia, apanya yang hikmat? Jumat Agung dan Paskah membuat kita tenang. Di antara Jumat Agung dan Paskah ada hari yang terlupakan yaitu hari Sabtu, besok. Itu hari stress karena menunggu. Seperti orang yang istrinya pendarahan dan harus menunggu untuk dioperasi, buat stress. Dosa sudah ditebus, kemenangan belum dinyatakan. Harus tunggu 1 hari. Itu satu hari yang kita tunggu. Di antara salib yang kosong , kita menunggu. Yesus belum menyatakan kemuliaan. Kita masih menunggu sekian waktu lamanya sengsara di dunia . Kadang ada orang Kristen yang baik hidupnya lebih susah. Orang jahat hidupnya lebih makmur dari kita. Ada yang berkata saat akan demo 4 November 2016 lalu, “Bu boleh tidak berdoa agar Tuhan kirim hujan?” Saya berkata,”Boleh-boleh saja”, Jemaat itu berdoa dan hasilnya pk 6 hujan tetapi pk 6.30 terang. Demo jadi dilakukan. Dia menelpon dan , “Susah lihat jalan Tuhan. Masa minta hujan sedikit saja tidak terjadi.” Kita belajar, setelah lewat sekian bulan. Setelah tenangkan hati, kita selalu melihat yang jahat menang, yang teriak menang. Kita seperti menciut tidak bisa apa-apa. Doa sepertinya tidak dijawab. Tuhan berkata, “Ssst. Tenang, tidak pernah kejahatan menang atas kebaikan.” Kita pun berkomentar,”Sudah tahu Tuhan,  teori. Yang tidak enak adalah menunggunya. Tunggu membuat kesal, sakit dan menangis. Mayatnya ada belum bangkit dan ini yang membuat sakit sekali.” Tetapi kebangkitan Kristus mengatakan, enough is enough. Dia berteriak sudah genap. Tenang saja. Kita melihat kebangkitan itu memberi kekuatan untuk hidup di tengah dunia ini. Sepertinya orang Kristen kalah di tengah dunia. Sepertinya kanker mengerogoti dan akhirnya mati. Tapi tidak dari sudut pandang Tuhan. Kalau ambil gelas lalu taruh pensil dimasukkan sepertinya pensilnya patah. Itu dilihat dari sudut pandang manusia. Tenang, lihatlah dari sudut pandang Allah (atas) karena tidak patah. Tuhan pakai cara yang sepertinya biasa saja untuk menyatakan kebangkitan. Firaun membunuh banyak bayi. Ada banyak mayat bayi di sungai Nil. Tetapi ada 1 bayi dititipkan di isitana Firaun dibesarkan dengan pakai orang Firaun, dididik dengan caranya Firaun dan akhirnya memukul kalah Firaun. Kemenangan tetap Tuhan sediakan.

Penutup

Tuhan sudah menyediakan momen kemenangan. Problemnya di masa menanti, Jangan cepat marah kepada Tuhan. Karena dalam momen menanti ini bisa salah mengerti . Katanya Engkau menjawab doa, mengapa tidak sembuh-sembuh mengapa saya melihat mama saya yang mencintai Tuhan meninggal karena sakit kanker? Mengapa begini Tuhan. Lalu kita tawar hati  dan salah mengerti. Jangan begitu. Itu namanya kita menghakimi Tuhan. Kita mungkin melewati penuh kesulitan sepertinya tidak ada mujizat di atas kayu salib, tetapi sebenarnya Tuhan sedang bekerja. Jangan salah mengerti. Ada seorang anak berkata, “Mama saya ultah 17 tahun. Boleh tidak saya pakai lipstik?”. Mamanya melarangnya,”Tidak boleh!”. Sang anak tetap ngotot,”Tetapi mama , teman saya Jeniifer, Michele, Jesica umur 17 tahun sudah boleh pakai lipstik oleh mama mereka.” Mamanya tetap berkata,”Tidak boleh!” Anaknya pun merengek,”Ma, sekali ini saja. Pas 17 tahun pakai lipstiknya di rumah saja.” Kadang kita pikir kenapa sih tidak boleh? Kolot amat sih. Let it go. Tetapi kisah ini belum selesai. Dialognya belum selesai. Anaknya kembali minta, “Sekali ini saja. Lipstik sekali.” Lalu  mamanya berkata, “Johni .... Mama bilang tidak boleh pakai lipstik, tetap tidak boleh!” Ternyata hanya 1 infonya yaitu nama ‘Johni’. Kita langsung berkata, “Puji Tuhan. Memang Johni tidak boleh pakai lipstik.” Kalau kita ikuti dialog dari depan dan tengah sepertinya mamanya kejam. Tapi di akhir kisahnya tersimpan jawaban.  Berbahaya sekali kalau Johni (laki-laki) memakai lipstik. Kiranya kita menikmati momen Jumat Agung, menikmati anugerah yang merupakan inisiatif Allah bekerja, kita menikmati momen, hikmat (bijaksana) begitu limpah di lihat dari sudut pandang kayu salib.
                

No comments:

Post a Comment