Sunday, October 23, 2016

Hatimu Sumber Hidupmu

Ev. Susan Kwok

Markus 10:17-22
17  Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
18  Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
19  Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
20  Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
21  Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
22  Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

1 Raja-Raja 11:1-4;11
1  Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,
2  padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
3  Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.
4  Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya.
11  Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.

Pendahuluan

                Tema hari ini “Hatimu Sumber Hidupmu”.  Hati yang benar membuat kita disenangi oleh Tuhan sedangkan hati yang tidak benar di hadapan Tuhan berujung maut. Hati yang benar dan terpaut pada Tuhan menuntun hidup kita pada Tuhan dan dalam menikmati hidup di dunia ini. Untuk itu kita akan belajar dari 2 orang yang ada di Alkitab (1 orang ada di Perjanjian Lama yaitu Raja Salomo dan 1 orang lagi di Perjanjian Baru yaitu orang muda yang kaya).

Raja Salomo

Di dalam 1 Raja 11:4 dikatakan  Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Minggu lalu kita mendengar khotbah tentang hati yang keras (hati Raja Saul) dan hati yang lembut (hati Raja Daud). Hati Daud yang sangat lembut adalah hati yang mau mendengar ketika Allah menegur setelah ia melakukan dosa. Itu sebabnya lagu yang kita nyanyikan di ambil dari kitab Mazmur 26:2  Ujilah aku Tuhan, Cobalah aku Tuhan, selidiki batinku dan hatiku, mataku tertuju padaMu. Siapa orang yang berani berkata kepada Tuhan :”Selidiki hatiku”? Siapa yang berani berkata “Cobalah aku!”? Hal ini menunjukkan bahwa kerinduanku dan tekadku diuji supaya nyata hasilnya seperti apa. Itu sebabnya saat Tuhan mau membenahi hidup seseorang, Dia akan membenahi hatinya. Tuhan tahu hati Salomo yang tampan, kaya , raja yang sukses dan disenangi banyak orang. Di dalam kedudukan yang tinggi sebagai raja, dia memiliki banyak kemudahan yang bisa didapat dalam hidupnya. Ada yang berkata,”Dulu sewaktu Presiden Soekarno melihat perempuan cantik maka bila ia berkata “Bawa ke istana!” tidak ada yang berani menolak sehingga dibawalah perempuan itu ke istana. Demikian pula dengan Raja Salomo yang dalam kedudukannya sebagai raja, ia bisa berkata,”Eh kamu yang cantik datang ke dalam kerajaanku!”.

Raja Salomo memilik 700 istri dan 300 gundik. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het,   padaperhal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Tuhan sudah mengingatkan Salomo untuk menjaga hatinya. Tuhan tahu kelemahan Salomo dan mengingatkan agar jangan dekat dengan wanita asing yang akan menjauhkan hatinya dari Tuhan. Tuhan tidak mengingatkannya untuk menjauhi harta benda karena ia tidak condong ke sana tetapi hatinya condong ke lawan jenis. Pada masa tua setelah ia mengalami banyak hal, Raja Salomo menulis 2 buah kitab yakni Amsal dan Pengkhotbah. Di dalam Amsal 4:23 Salomo mengatakan, Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Di masa tuanya Raja Salomo baru menyadari kekeliruannya di mana ia tidak menjaga hatinya saat ia muda dan sukses. Ia tidak ingin generasi di bawahnya (termasuk kita sekarang) mengikuti kesalahannya. Satu lagi yang ditulis pada kitab Pengkhotbah 12:13-14 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.   Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat. Salomo mengingatkan bahwa di akhir segalanya kamu harus mempertanggungjawabkan semua kelakuanmu di hadapan Tuhan. Di masa tuanya Salomo baru menyadari, segala perilaku foya-foya dan wanita asing harus ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Bukankah menyesal itu selalu datangnya belakangan? Jadi apa yang menjadi pengalaman Raja Salomo harus menjadi pelajaran bagi kita agar kita tidak menyesal nantinya.

Orang Muda yang Kaya

Tuhan tahu hati orang yang kedua yaitu orang muda yang kaya yang datang kepada Yesus pada Markus 10. Di dalam ayat 17, orang muda ini bertanya pada Tuhan Yesus, "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Mengapa ia menyebut Yesus sebagai guru yang baik? (ayat 18). Apakah dia tidak tahu Yesus adalah guru yang baik? Atau apakah ia pernah mendengar di luaran bahwa Yesus bukan guru yang baik? Bukan! Tetapi karena orang muda ini melihat Yesus sebagai orang yang mengajarkan kebaikan-kebaikan yang akan menghasilkan keselamatan. Dia tidak melihat dan tidak mampu mengenal Yesus lebih dari seorang guru. Mengapa ia tidak mampu mengenal Yesus lebih dari sekedar guru  yang baik? Itu ada di dalam ayat selanjutnya. Yesus berkata, “Kalau kamu katakan Aku baik tentu kamu tahu perintah Tuhan. Buatlah yang ini, jangan membuat yang itu.” Lalu orang muda itu berkata, "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." (ayat 20) Tetapi Yesus memandang dan menaruh kasih kepadanya. Kalau kita membaca ayat Alkitab ini, rasanya aneh. Bukankah seharusnya Yesus tidak merasa sedih? Anak muda ini mengaku telah melakukan perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu! Anak muda ini telah melakukan semua kebaikan. Waktu mendengar pengakuan orang muda tersebut, Yesus menjadi sedih. Aneh bukan? Apa maksudnya? Seharusnya Yesus bergembira mendengar pengakuannya. Tetapi sebaliknya Yesus merasa sedih dan berbelaskasihan pada orang itu. Mengapa ? Karena dalam di lubuk hati orang muda ini ada 1 hal yang harus diungkap oleh Tuhan karena itulah yang menjeratnya. "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Perintah Yesus ini seakan-akan tidak masuk akal. Seolah-olah Tuhan ingin membuat orang muda ini bangkrut. Seolah-olah Tuhan tidak suka ada anak Tuhan yang kaya, yang selalu berbuat baik dalam hidupnya. Seolah-olah Tuhan tidak suka ada orang percaya yang sukses. Itu tidak benar! Bukan demikian yang dimaksudkan Tuhan Yesus. Tuhan ingin anak Tuhan sukses. Tuhan tidak melarang kita kaya. Tuhan tidak marah kalau kita berhasil. Tetapi dibalik semua keberhasilan itu, hati kita terikat pada apa? Itu yang menjadi masalah. Hati anak muda ini ternyata terikat kepada keberhasilan dan uangnya. Kalau Salomo hatinya terikat pada wanita-wanita, anak muda yang kaya ini terikat pada harta dan keberhasilannya. Untuk sejenak Tuhan ingin mengambil hati yang terikat itu agar ia punya hidup yang merdeka. Kalau hatinya sudah diubah Tuhan, maka dalam bekerja atau apa pun akan dilakukan dengan cara dan pandangan yang berbeda. Tuhan tidak suka orang Kristen yang malas bekerja. Tuhan tidak suka orang Kristen yang malas belajar. Orang Kristen harus berjuang sampai titik darah penghabisan. Tetapi masalahnya, di mana hati kita terikat? Tuhan tidak suka kalau kerja keras kita , membuat kita tidak lagi terpaut pada Tuhan. Tuhan tidak suka kalau kekayaan membuat hati kita tidak terpaut pada Tuhan. Itu masalahnya. Itu sebabnya orang muda ini pergi dengan sedih dan kecewa karena banyak hartanya. Berarti jelas, hatinya terikat ke mana.

Martin Luther pernah berkata dalam bukunya, dosa itu membuat manusia menjadi bodoh dan tidak bisa diajar. Bagaimana dengan kita? Ketika Yesus mengajar kita, apakah kita mau mendengar? Apakah kita mau percaya? Kita perlu teapaut pada Dia? Atau kita masih terpaut pada hal-hal yang lain? Tadi pujian di awal ibadah kita yang diambil dari  buku PPK 33 Muliakanlah Namanya. Siapa Yesus itu? Juruselamat telah disalib, menghapuskan segala dosaku. Darahnya sucikan hatiku , puji namaNya. Siapa yang bisa menyucikan hati kita? Tuhan Yesus. Itu sebabnya ia berbelaskasihan, sekalipun orang muda itu kaya ia akan binasa. Dia terhilang di dalam kesuksesannya. Namun jangan salah tafsir. Tuhan mau kita sukses, Tuhan tidak masalah kalau kita kaya. Tetapi kalau kesuksesan dan harta membuat kita terhilang dari Kristus, kita akan binasa. Itu sebabnya mari kita mengevaluasi diri dan hati kita. Hal apa yang bisa menjerat kita? Kalau Salomo yang mengikat adalah wanita, kita juga tidak kebal dari hal itu. Kita bisa terjatuh dalam hal dosa seks. Mungkin kita bisa terjerat atau terikat oleh harta seperti anak muda tadi.

Bagaimana agar kita kita tidak terjerat pada hal-hal di luar Kristus?

1.     Setiap hari kita harus menyelidiki hati kita. Setiap hari kita harus mengevaluasi hati kita. Seperti yang dimazmurkan oleh Daud, “Ujilah aku Tuhan, cobalah hatiku Tuhan, selidiki batinku dan hatiku supaya mataku tertuju padaMu”.

2.     Kita belajar hidup sesuai dengan prinsip-prinsip rohani yang jelas. Karena prinsip rohani yang jelas itu yang akan mewarnai hidup kita. Nats pembimbing kita mengatakan “Seperti air mencerminkan wajah,demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu”(Amsal 27:19). Seperti air mencerminkan wajah kita. Air yang jernih, tenang dan tidak bergelombang sehingga kita bisa melihat wajah kita di baskom. Saat air tidak terganggu, kita bisa melihat wajah kita. Maka kalau prinsip rohani jelas dalam hidup kita itu akan mewarnai hidup kita sehari-hari. Apa prinsip rohani itu? Membaca firman Tuhan harus rutin setiap hari. Kalau membaca firman hanya Senin dan Kamis, atau seminggu sekali atau sebulan sekali bagaimana mungkin firman Tuhan mewarnai hidup kita? Tidak mungkin! Di warta jemaat sejak tahun lalu sudah dituliskan ayat Alkitab yang dapat dibaca hingga selesai dalam waktu setahun. Berapa banyak jemaat yang membacanya? Di samping itu kita juga bisa mendengarkan khotbah dan membaca buku-buku rohani. Kita juga berani mengeluarkan dana untuk pergi ke seminar dan pembinaan rohani yang baik. Investasi-investasi rohani membuat hidup rohani kita agar berjalan sesuai firman Tuhan.

3.     Kita waspada terhadap segala hal di sekitar hidup kita karena bisa mempengaruhi secara buruk hidup kita. Apa yang bisa mempengaruhi kita sangat banyak. Gadget (gawai) dan alat elektronik mengambil waktu kita sehingga kita tidak bisa punya waktu untuk datang ke gereja dan ikut dalam pelayaan. Waktu bekerja digunakan untuk main game sehingga waktu pulang kerja harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor. Banyak pengaruh-pengaruh lainnya sekitar kita. Oleh karena itu biarlah kita seperti firman Tuhan yang mengatakan, hendaklah kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Jemaat GKKK bisa menjadi jemaat yang dewasa kalau firman itu ada di dalam hati. Tetapi kalau tidak maka jemaat GKKK tidak lebih dari air yang suam-suam kuku. Dingin tidak, panas juga tidak. Bila ada yang berbicara lain, ia ikut terpengaruh. Ada pengajaran di luar Kristus, juga ikut. Tidak jelas. Mari kita memelihara hati kita dengan firman Tuhan.


No comments:

Post a Comment