Sunday, October 23, 2016

Alkitab Tidak Pernah Keliru


Ev. Vera Agnes

2 Tim 3:14-17
14  Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
15  Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
16  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
17  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Pendahuluan

                Tema hari ini adalah “Alkitab Tidak Mungkin Keliru”. Ketika berkata bahwa “Alkitab tidak mungkin keliru” berarti kita sedang berbicara tentang esensi, manfaat dan nilai dari Alkitab itu.  Jadi di sini kita tidak berbicara tentang kata per kata, huruf atau kalimat, karena mungkin saja terjemahan manusia bisa meleset. Tapi kita mau merenungkan bahwa Alkitab sungguh-sunguh tidak pernah salah karena manfaat dan nilainya sangat penting. Alkitab menjadi syarat mutlak bagi orang percaya. Alkitab dalam ketepatan penulisannya sudah terukur dalam kurun waktu yang panjang termasuk melalui nubuatan para nabi yang sudah digenapi. Dari sekitar 40 orang yang menulis buku-buku dalam Alkitab, dalam ilham Roh Kudus mereka telah melalui perjalanan panjang dalam menuliskannya. Dengan pertolongan Roh Kudus kitab-kitab ini bisa dirangkai dalam Alkitab yang mempunyai kuasa di dalamnya. Jadi Alkitab ini tidak tergantung dari manusia yang berkata bahwa Alkitab ini sungguh-sungguh benar. Tetapi otoritas Alkitab itu sendiri mengatakan bahwa ia adalah firman Allah. Itulah sebabnya kita patut bersyukur pada Tuhan karena kita mengalami Roh Kudus bekerja dalam diri kita sehingga kita menerima Alkitab ini sebagai firman Tuhan. Melalui Alkitab ini kita bisa mengenal kasih Allah yang begitu besar dalam diri kita. Kita mempercayai bahwa Alkitab adalah firman Allah. Maka nenek Lois dan  mama Eunike mempercayai Alkitab ini warisan paling berharga bagi cucu dan anaknya. Nenek (Lois) mengajarkan pada mama (Eunike) yang mengajarkannya pada anak (Timotius). Baik nenek maupun mama merasakan pentingnya Alkitab bahwa kitab suci itu harus diajarkan kepada anak-anak sejak kecil. Keluarga ini percaya bahwa Alkitab tidak pernah keliru. Luar biasa sampai saat ini Alkitab sudah diterjemahkan dalam  2.500 lebih  bahasa di dunia. Hari ini kita akan merenungkan manfaat dan kuasa dari Alkitab.

Hikmat dan Kuasa dari Alkitab (Firman Tuhan)

                Pada ayat 15 dikatakan Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Nilai tidak hanya memberi hikmat, tetapi melalui hikmat tersebut, orang dituntun supaya mengenal Kristus. Dengan kata lain, kuasa firman Tuhan itu dapat menuntun orang untuk bertobat. Maka kalau kita sudah berulang kali membaca Alkitab dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, intinya adalah agar manusia yang berdosa mau bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus memakai para penulis Alkitab untuk menuliskan Allah yang mengasihi manusia dan tidak ingin manusia binasa. Allah bekerja begitu nyata pada manusia dari masa penciptaan manusia sampai dengan perlawanan manusia kepada Allah namun tetap dikasihiNya. Dalam kesabaranNya, Allah menuntun manusia bahwa nanti akan datang Juruselamat yang akan menyelamatkan manusia. Alkitab bekerja nyata. Kebenarannya mengubah hati manusia. Kebenarannya menobatkan semua orang percaya, mulai dari anak-anak sampai orang tua, orang sederhana sampai yang berpendidikan tinggi, mereka yang berada di pinggir jalan dan di gedung mewah, mereka yang pintar dan yang bodoh. Bahkan orang yang tadinya berkata bahwa ia tidak percaya Tuhan , namun firman Tuhan dapat menyentuh hatinya hingga menjadi percaya. Rasul Paulus pernah mengalami kuasa Allah ini. Sekalipun ia pintar dan menguasai hukum Taurat namun hatinya masih dibutakan. Tapi karena kuasa Firman Tuhan bekerja Saulus (nama sebelumnya) pun bertobat. Sehingga Rasul Paulus mengingatkan,”Hai Timotius engkau sudah punya hal yang terpenting dalam hidupmu. Itulah kitab suci yang diawariskan nenek dan mamamu! Jangan lupa melayani Tuhan. Peganglah firman Tuhan. Ketika mengalami kesuitan dalam pelayanan ingatlah ada firman Tuhan!” Firman yang berkuasa inilah yang terus meneguhkan iman orang percaya dari masa ke masa. Begitu pentingnya firman Tuhan ini hingga ada orang yang mau mati untuknya.

Kesaksian kuasa firman Tuhan bekerja di tengah orang-orang Korea.

Banyak orang sering bertanya mengapa orang Kristen di Korea Selatan begitu luar biasa? Kemajuannya begitu nampak. Bukan hanya 1 gereja tapi banyak gereja yang bertumbuh pesat. Awalnya jumlah jemaatnya puluhan orang lalu bisa berkembang sehingga berjumlah ratusan ribu orang. Mengapa bisa seperti itu? Masyarakat Kristen Korea tidak akan melupakan sejarah bagaimana seorang misionaris membawa Alkitab ke Korea. Dialah Robert Jermain  Thomas (1839-1866). Dia misionaris dari Inggris namun melayani di Tiongkok di penghujung dinasti Qing. Melalui pelayanannya di Tiongkok akhirnya banyak Alkitab dicetak di Tiongkok. Selama melayani di Tiongkok ia mendengar suara panggilan yang begitu kuat, “Korea...Korea....”. Pada waktu itu Korea termasuk negara yang paling miskin. Untuk apa ia harus pergi ke Korea? Tidak menarik bukan? Tetapi Robert J. Thomas ini selalu mengingat panggilan itu “Korea..Korea..”. Sehingga pada tahun 1865 ia berangkat ke Korea. Ia ingin mengenal Korea sehingga ia belajar bahasa Korea. Dia menemukan bahwa masyarakat Korea sangat membutuhkan Alkitab. Mereka sangat membutuhkan firman Tuhan. Maka ia berpikir, “Saya akan pulang dan membagi Alkitab di negeri Korea ini.”

Waktu ia pulang ke Tiongkok pada tahun 1864, istrinya (Caroline Thomas) meninggal. Namun ia tidak mengalami hambatan untuk berangkat lagi ke Korea. Pada tahun 1866 , Thomas bersama sebuah kapal dagang Amerika (General Sherman) berangkat menuju Korea. Ia mendapat informasi bahwa awak kapal ini ingin membangun hubungan bisnis dengan Korea. Karena bisa berbahasa Korea ia menawarkan diri menjadi penterjemah. Maka ia berangkat bersama kapal itu menyusuri sungai sampai ke sungai Taedong dekat Pyongyang. Misionaris ini membawa banyak traktat. Niatnya untuk membagikan firman ke rakyat Korea begitu besar. Ketika kapal menepi sungai , ia melempar traktat itu. Tentara Korea berjaga-jaga di sekitarnya. Pemerintah Korea sangat marah bila ada orang asing masuk ke Korea. Mereka tidak ingin rakyat Korea dirusak oleh orang asing. Tentara Korea mengatakan kapal ini harus pergi dari Korea. Tetapi kapal ini tidak memperdulikannya dan terus berlayar. Sampai akhirnya kapal ini kandas. Tentara pun langsung menyerbu mereka dan membakar kapal itu. Awak-awak kapal berlarian ke darat termasuk Thomas. Ia melompat dari kapal yang terbakar dan saat itu tidak mungkin membawa semua Alkitab.

Di darat, ia bertemu dengan seorang prajurit yang ingin membunuhnya . Ia pun berteriak “Yesus..Yesus.” Prajurit itu berhenti sejenak dan Thomas berkata, “Saya ingin memberikan Alkitab ini kepadamu. Sebelum kamu membunuh saya, ijinkan saya berdoa.” Ia pun berdoa, “Tuhan tolonglah supaya semua orang Korea yang meminum air sungai ini ,karena darahku akan mengalir di sungai ini, menjadi percaya pada Tuhan.” Setelah berdoa kemudian prajurit itu membunuhnya. Darahnya mengalir ke sungai. Prajurit itu mengambil. Namun ia merobek Alkitab itu dan menempelnya  di dinding rumahnya. Sewaktu mau tidur , satu per satu halaman Alkitab itu dibacanya sampai pada ayat Yoh 3:16. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dia terkejut. Firman itu berbicara padanya. Dia kaget dan merasa ada kuasa yang mengalir dalam dirinya. Ia memanggil orang untuk melihat dan membacanya juga dan saat itulah Injil diberitakan ke negeri Korea ini. Thomas kemudian menjadi misionaris yang dihormati di Korea dan diabadikan di sebuah museum martir. Ada orang membuat sebuah lukisan besar tentang penderitaan Thomas saat akan dibunuh dan memberikan Alkitab pada prajurit. Sehingga setiap orang datang ke museum itu akan mendengar cerita tentang Thomas yang rela mati . Namun lewat Alkitab itu banyak jiwa dimenangkan dan banyak orang Korea bertobat. Sejak itu pertumbuhan Injil begitu hebat. Setiap anak Kristen akan dibawa ke museum itu untuk mendengar kisahnya. Apa artinya? Supaya dari generasi ke generasi menyaksikan bahwa Tuhan mengasihi orang Korea dan mengutus Thomas yang rela mati membawa Alkitab ke Korea. Sehingga suasana ibadah gereja di Korea sangat bersemangat sekali. Mulai dari anak-anak sekolah minggu sampai para orang dewasa setiap hari berbondong-bondong berdoa. Firman Allah selalu mereka rindukan. Mereka selalu haus mendengar firman Tuhan dan membacanya setiap hari. Mereka membentuk kelompok kecil-kelompok kecil sehingga diketahui siapa yang belum mengenal firman Tuhan dan kemudian orang itu akan dibimbing. Berbeda dengan di Indonesia yang maunya ada banyak orang dalam satu kelompok dan merasa kalau sedikit tidak enak. Itu sebabnya, pembahasan Alkitab sangat singkat sehingga tidak bisa menyentuh anggota kelompok satu demi satu. 

                Saya rindu melalui kesaksian ini kita menyadari bahwa firman Allah itu berkuasa menobatkan dan mengembalikan kita pada kehidupan kekal. Terlalu banyak orang Kristen saat ini yang meremehkan firman Tuhan dan membiarkan Alkitab tergeletak tanpa disentuh. Bahkan saat mendengar firman Tuhan merasa biasa saja dan tidak berdampak. Suatu kali seorang dokter datang ke sebuah kebaktian. Ia merasa statusnya sebagai dokter adalah hebat karena prestasi akademisnya luar biasa. Ia tahu pembicaranya adalah seorang yang sangat sederhana dan tidak bergelar sarjana. Dia adalah seorang penginjl terkenal yaitu Dwight L Moody (1837-1899). Saat Moody berkhotbah , dokter ini melihat Moody memegang Alkitab di tangannya dan mengkhotbahkan firman Tuhan yang hidup dan berkuasa. Ia memperkenalkan Kristus yang rela mati bagi manusia yang berdosa , selalu melawan Allah,  terlalu sombong karena ilmu pengetahuan yang dimiliki dan merasa terlalu banyak pengalaman dalam hidupnya. Firman Tuhan yang disampaikan Moody menusuk hati sang dokter. Ia merasakan seperti ada peluru yang menembus hatinya. Saat itu ia bertobat dan berterima kasih pada firman Tuhan. Firman Tuhan sungguh-sungguh berkuasa. DL Moody tidak berhenti berkhotbah sampai ada sekitar 4.000 khotbahnya tentang firman Tuhan yang berkuasa sehingga banyak orang bertobat.

Alkitab adalah buku yang menyatukan kita dengan Allah.

Alkitab adalah buku yang menyatakan hikmat kebenaran Allah yang membawa kita menyatu dengan Allah. Artinya kalau melihat Alkitab, kita selalu ingin menyaksikan bahwa itulah kuasa firman Tuhan. Jika kita melihat Alkitab sebagai buku lain yang tidak punya pengaruh bagi kita, maka bisa saja kita meremehkannya. Tapi saya percaya bagi jemaat GKKK Mabes yang sudah sekian tahun selalu suka firman Tuhan, kita sudah mengalami betapa Alkitab itu sungguh kita rindukan. Alkitab adalah firman yang hidup di mana di dalamnya terdapat firman Allah. Oleh sebab itu sebagai orang percaya , saya rindu akan firman Allah supaya kita semua hidup sesuai firman Allah. Kehidupan Allah ada di dalam firmanNya. Firman yang hidup dan berkuasa. Firman menjadi cermin setiap hari dalam kehidupan kita di hadapan Allah. Karena firman ini dapat berkata tentang siapa kita. Darimana kita mengetahui bahwa kita orang berdosa? Dari firman Tuhan. Firman inilah yang harus ditanamkan dalam diri kita. Dan firman itu akan semakin hidup dan bertumbuh menjadi sesuatu yang semakin bernilai dalam diri kita. Hidup yang diberikan kepada kita adalah hidup yang penuh berkat.

Penutup

                Berikut kesaksian dari seorang pria yang berusia cukup tua saat datang mengikuti kebaktian untuk pertama kalinya. Sayangnya ia agak ‘terlambat’ baru ikut ke gereja. Istrinya seorang anak Tuhan yang baik, selalu mengikuti kegiatan ibadah dan rindu membaca firman Tuhan. Sang istri selalu mendoakan suaminya dan akhirnya suaminya datang ke gereja. Saat mengikuti kebaktian, ia mengalami kuasa firman Tuhan sehingga ia bertobat. Ia menyadari dirinya yang berdosa. Ia menyesali masa hidupnya yang telah disia-siakannya. Kesadaran itulah yang membuatnya semakin rajin beribadah. Dia ingin menebus waktu yang sudah lama terbuang. Ia semakin rajin datang kepada Tuhan. Ia rajin membaca Alkitab. Ia begitu mencintai Alkitab yang sungguh-sungguh berkuasa dalam hidupnya  memberi pengharapan dan kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan. Melihat hal itu, istrinya berbahagia sekali. Ia seorang suami yang rajin membaca Alkitab, bahkan saat pergi ke kantor pun ia membaca Alkitab. Begitu besar pengaruh Alkitab dalam dirinya. Suatu saat , ia sakit dan meninggal. Pendeta dan istrinya tidak terkejut , malah mereka bersyukur Bapak ini sudah percaya pada Tuhan. Ketika pada malam penghiburan, sang  Pendeta datang dan melihat di dalam peti terbaring seorang bapak yang tidur nyenyak dan penuh damai. Di tangannya memegang sebuah Alkitab yang diletakkan di atas dada. Sang Pendeta kagum dan berkata,”Saya belum pernah melihat mayat yang memegang Alkitab seperti ini.” Kemudian istrinya menjawab,”Saya rindu sampai akhir hidupnya Alkitab menjadi firman yang berkuasa dan tidak pernah salah (keliru) ini sudah mengubah hidupnya. Itulah yang membuat ia dengan tenang pulang ke sorga.


                Bagaimana sikap kita terhadap Alkitab? Apakah Alkitab masih menjadi buku yang penting dalam hidup kita? Masih adakah rasa rindu dalam diri kita untuk secara rutin membaca Alkitab atau kita sering melewatkan waktu tanpa firman Tuhan dalam hidup kita? Jangan sampai kesibukan pekerjaan dan urusan rumah tangga merampas waktu kita untuk membaca Alkitab. Ingatlah dan selalu memperhatikan bahwa firman Tuhan yang hidup ini selalu mau menyatu dengan kita melalui cara kita membaca dan merenungkannya dalam hidup kita sehari-hari. Kiranya anak-anak selalu melihat orang tua yang selalu setia membaca Alkitab baik saat pagi, siang dan malam hari. Sekarang aplikasi Alkitab ada di handphone. Kemana saja pergi kita bisa membaca Alkitab, tetapi sayangnya hanya saat kebaktian saja kita membukanya setelah itu banyak yang tergoda membuka aplikasi-aplikasi yang lain. Kalau khotbah dianggap tidak menarik, maka banyak yang berprinsip lebih baik mencari hal yang lain dalam handphone-nya. Baik Alkitab dalam bentuk buku ataupun handphone, mari kita menghargainya sebagai firman Tuhan yang tidak pernah keliru agar hidup kita terpelihara sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Banyak pertanyaan-pertanyaan iman  yang begitu berat dan banyak yang tidak sanggup mencari jawabannya, maka melalui firman Tuhan kita mendapatkan jawabannya. Kiranya Tuhan menolong kita untuk semakin mencintai firman Tuhan. Amin. 

No comments:

Post a Comment