Sunday, October 23, 2016

FirmanMu Kesukaanku

Ev. L. Vera Sitorus

Maz 1:1-6
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Roma 1:18-32
18  Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.
19 Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka.
20  Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
21 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.
22 Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.
23 Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.
24 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.
25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28  Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
29  penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.
30  Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua,
31  tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan.
32  Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.

Firman Tuhan adalah pelita dan terang

                Tema hari ini FirmanMu Kesukaanku. Firman adalah kata-kata Tuhan. Kalau kita mendengar Allah berfirman berarti Allah berkata-kata. Mengapa firman Tuhan menjadi kesukaanku? Karena kata-kataNya absolut, mutlak, benar-benar dan sungguh benar dan pasti akan terjadi sehingga Firman Tuhan itu menjadi satu-satunya kesukaan kita. Kita memiliki banyak kesukaan. Ada yang suka makanan, benda-benda tertentu, rumah, pakaian dan bahkan di antara orang-orang yang kita cintai ada yang menjadi kesukaan kita. Misalnya : biarpun kita menyayangi semua cucu atau anak kita, tetapi di antara mereka pasti ada yang paling menyukakan hati kita. Namun semua kesukaan kita itu tidak abadi. Sekarang suka belum tentu besok tetap suka. Jika kita menyukai sesuatu lalu kita mendapatkannya, setelah itu beberapa lama kemudian kita berubah menjadi tidak suka. Tetapi kata-kata Tuhan harus menjadi kesukaan kita. Mengapa? Pada Maz 119:105 dikatakan Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Perkataan Tuhan itu ibarat pelita. Ketika berjalan, kaki kita tidak terantuk karena kita akan melihat terang dalam perjalanan hidup kita. Walaupun di pagi hari matahari terbit, tetapi belum tentu pikiran kita menjadi terang. Mengapa? Karena kita berpikir dari dalam diri sendiri. Kalau ada kata-kata orang lain yang mempengaruhi pikiran kita, belum tentu perkataan orang lain itu adalah suatu kebenaran mutlak sekalipun tampaknya benar (kalau dilihat dari segi yang lain akan ada yang tidak benar). Sehingga kata-kata Tuhan itu harus menjadi kesukaan kita. Jika tidak, kata-kata dunia ini akan membodohi kita. Contoh : Taat Pribadi yang menjadi pembina pada Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo (Jawa Timur) sangat berpengaruh kata-katanya sehingga orang berpikir dia benar-benar dapat melipatgandakan uang. Namun akhirnya polisi menangkapnya dan menjadikannya tersangka dalam kasus pembunuhan dan penipuan di awal Oktober 2016. Jika bukan karena firman Tuhan yang mempengaruhi pikiran kita, semua kata-kata dalam dunia ini dapat kita percayai padahal belum tentu benar.

Firman Tuhan adalah perintahNya

Hanya firman Tuhan yang bisa menerangi jalan hidup kita baik kita berjalan pada pagi hari, siang hari, sore hari atau malam hari. Pikiran kita terang benderang karena dalam segala yang kita lakukan , firman Tuhan akan mempengaruhinya. Mengapa kita datang ke gereja? Karena firman Tuhan. Mengapa kita memberikan persembahan? Karena firman Tuhan berkata kalau datang ke rumah Tuhan jangan dengan tangan kosong tetapi harus memberikan persembahan. Jadi firman Tuhan adalah perintah Tuhan. Ketika kita memberikan perpuluhan, itupun karena firman Tuhan. Perpuluhan itu wajib hukumnya. Tetapi ada orang Kristen yang ketika penghasilannya bertambah besar menjadi enggan memberi perpuluhan dengan benar. Contohnya : ketika penghasilannya mencapai Rp 9 miliar, saat akan memberikan perpuluhan yang besarnya Rp 900 juta ia merasa sayang. Pikirannya,”Nanti gereja akan kaya kalau saya berikan semuanya. Rp 100 juta saja sudah besar.” Begitulah kalau Tuhan memberikan banyak berkat tetapi kesukaannya bukan firman Tuhan. Karena baginya, semua itu berkat usahanya semata (saya yang mengerjakan semunya). Perusahaannya memperoleh keuntungan karena kepandaiannya. Padahal firman Tuhan tidak seperti itu. Memberi persembahan dan perpuluhan adalah firman Tuhan.
Ketika liturgis berkata,”Mari kita berdoa mengakui dosa-dosa kita” itu bukan semata-mata perkataan liturgis. Karena memang manusia tidak luput dari dosa. Manusia selalu melakukan dosa. Supaya tidak lagi memberatkan maka akuilah dosa kita sehingga Allah akan mengampuni kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9). Saat berdoa yang harus dilakukan adalah mengaku dosa dan kesalahan kita. Hal ini dilakukan bukan sekedar karena liturgis mengatakannya. Kalau kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa maka kita adalah pembohong besar. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita (1 Yoh 1:10). Kita mohon ampun di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus sangat menghargai permohonan kita. Tuhan Yesus mendengar kata-kata kita. Coba kalau anak atau cucu kita melakukan kesalahan, misal  memecahkan gelas lalu kita bertanya, “Mengapa kamu memecahkannya?” Kemudian dengan wajah polos ia menjawab, “Saya bersalah. Saya minta maaf.” Maka dengan senang hati kita menerima permintaan maaf itu. Demikian juga firman Allah berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, Dia akan mengampuni dosa kita.”

Firman Tuhan bukanlah Kesukaan Orang Fasik

Semua yang kita lakukan dalam hidup sehari-hari adalah sesuai perintah Tuhan. Kita melakukannya bukan semau atau sesukaku, tetapi harus sesuai dengan kata-kata Tuhan.  Sehingga jika kesukaan kita bukan firman Tuhan, kita menjadi seperti apa? Pemazmur mengatakan, kita adalah orang fasik dan kita melakukan  apa yang dilakukan oleh orang fasik. Rasul Paulus selain menguasai hukum Taurat dia juga melihat hukum kasih Allah sehingga ia menuliskannya dalam Roma 1:18-32. Di sini digambarkan tabiat dan prinsip orang fasik. Bagaimana kita bisa melepaskan hal ini? Hanya dengan satu hal saja yaitu kuasa Tuhan Yesus melalui kata-kataNya.   Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya (Roma 1:32).
Tentunya dalam hidup, kita tidak mau untuk melakukan tabiat orang fasik. Supaya suatu hari kita sanggup melakukan kebenaran maka kesukaannya haruslah firman Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya dibaca pada hari Minggu saja, karena kalau demikian maka dapat dipastikan iman kita adalah iman pengkhotbah dan bukan iman pribadi kepada Yesus Kristus. Sehingga sewaktu pengkhotbah melakukan kesalahan maka orang akan pergi dari gereja dan meninggalkan gereja karena sakit hati dengan gereja. Orang Kristen bukan seperti itu. Kesukaan orang Kristen seharusnya firman Tuhan dan merenungkannya siang malam. Harus dari dalam diri sendiri yang mengambil keputusan untuk membaca dan merenungkan firman Tuhan kemudian melakukannya untuk Tuhan (bukan untuk pengkhotbah).

Berbahagialah Orang yang Kesukaannya adalah firman Tuhan.

                Terdapat banyak keuntungan dan kebahagiaan yang absolut melalui firman Tuhan. Ketika berhadapan dengan orang lain, saya adalah orang berdosa demikian juga dengan status orang tersebut. Saya adalah orang berdosa tetapi sudah dikuduskan oleh Tuhan Yesus, tetapi tabiat dosa dan sengatnya mempengaruhi kita. Misalnya ketika dikoreksi oleh orang lain, kita langsung patah hati. Kita terus ngambek dan marah, tidak bisa menerimanya. Padahal firman Tuhan mengatakan apa? Tidak apa-apa orang menghina kita. Tetapi jangan pernah Tuhan menghina kita. Karena pikira-pikiran Tuhan itu tidak seorang pun manusia bisa mengoreksinya. Itulah sebabnya kesukaan kita adalah firman Tuhan ini. Sehingga kalau kita sebagai pengusaha yang baik akan puas kalau memakai firman Tuhan. Demikian juga jika kita seorang pegawai maka kita akan puas melakukan pekerjaan kita. Jika kita adalah seorang yang tidak mempunyai apa-apa firman Tuhan ini akan mengangkat harga diri kita. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5:3).  Kitab suci ini memuaskan hati kita sehingga  kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
                Saat saya melayani di GKY Palembang, gereja melakukan aksi sosial dengan sasaran untuk sekitar 1.000 orang. Tidak mudah mengurus banyak orang. Contoh : di surat kabar, saat pembagian bingkisan oleh orang-orang kaya menjelang hari raya kita melihat terjadi kekacauan. Ada yang menangis, terinjak bahkan tergeletak. Kalau hal ini dilakukan oleh orang Kristen, maka sangat cepat sekali disorot. Jadi saat ada yang bertanya, “Ev. Vera apakah kita akan berhasil melakukan aksi sosial ini atau tidak?” Saya menjawab , “Pasti berhasil. Kita gunakan strategi Allah. Kita tidak boleh langsung membagikan pada 1.000 orang.” Jadi kami bekerjasama dengan lurah setempat. Lalu diatur waktu untuk tiap-tiap kelurahan sehingga 1.000 orang itu bisa dengan tertib dilayani sampai selesai. Ada konsultasi kesehatan gratis. Ada obat gratis. Ada pemeriksaan gigi gratis. Semua berjalan lancar karena kita mengenakan kasih yang Tuhan berikan untuk mengasihi orang. Kami memberi bukan karena kelebihan tapi karena kasih yang dalam. Jadi jangan supaya orang melihat gedung yang megah tetapi supaya orang melihat hati orang yang di dalamnya juga megah. Yaitu hati yang mau berbagi, mau mengasihi, sehingga kekristenan itu nampak di hadapan orang-orang yang belum mengenal Allah.
                Segala sesuatu yang saya sebutkan ada di Alkitab. Tetapi Tuhan mengatakan, “Jangan kamu seperti pencemooh!” Sudah keluar masuk gereja berpuluh kali, tetapi pola pikirnya tidak selaras dengan kata-kata Tuhan. Kesukaannya bukan kata-kata Tuhan, mendengar dan mentaati kata-kata Tuhan. Saya mempersiapkan khotbah ini selama 2 minggu. Apakah boleh saya khotbahkan dalam waktu 5 jam? Tidak! Hanya bisa 30 menit lebih. Apakah bisa meyampaikan isi Alkitab dalam waktu 30 menit? Tidak. Mungkin setelah usai kebaktian dan keluar dari gedung gereja, jemaat sudah lupa. Mari kiranya firman Tuhan menjadi kesukaan kita, menjadi kerinduan kita, menjadi jatuh cinta kita untuk bertemu Tuhan yang begitu jauh dalam pandangan mata kita, tetapi dia dekat karena kata-kataNya. Mau berkat? Jika ada orang yang terus-menerus mau berkat maka perlu dipertanyakan. Berkat Tuhan itu ada di depan mata kita. Sudah Tuhan sediakan. Coba kita melihat non Kristen banyak yang kaya. Lalu kita bagaimana? Ulangan 28:1-2 mengatakan demikian, "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu:” Jangan selalu curiga pada Tuhan. Kalau lagi susah, jangan kita katakan, “Ah Tuhan tidak baik pada saya.” Atau  “Ah pendeta itu hanya omong di atas mimbar. Sedangkan yang bergulat dengan kesakitan dan yang merasa sakit itu saya sendiri bukan hamba Tuhan. Kamu kan hanya khotbah saja sedangkan yang menderita saya lho (apalagi sakitnya kanker).” Kalau dibesuk, terpaksa menerima dengan sopan santun. Tetapi dia tidak tahu Tuhan bisa mengutus orang. Tuhan itu maha tahu. “Apakah kau suka akan FirmanKu? Apakah menjadi kesukaanmu kata-kataKu?” Sehingga apa pun yang terjadi dalam hidupmu, Tuhan sudah menangkap dan menggendongmu. Kita hanya mengalami sebagian kecil saja dari kesulitan-kesulitan yang ada di dunia. Jika kita mau menjadikan firman Tuhan kesukaan, Amsal 16:20 mengatakan Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN. Pada Mazmur 1, kata pertama yang keluar adalah berbahagialah. Orang yang berbahagia adalah orang yang merenungkan taurat Tuhan. Ia akan menghindari tabiat yang Tuhan tidak suka. Tuhan akan mempengaruhi pikirannya untuk melakukan hal yang benar.

Keuntungan Melakukan Firman Tuhan

Keuntungan orang yang melakukan firman Tuhan adalah di Mazmur 1:3 3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.  Saat kita datang beribadah setiap minggu berarti Tuhan sedang menggendong kita terus-menerus. Seakan-akan Dia berkata,”Dengarkan Aku baik-baik , apa yang harus kamu lakukan, maka semua kebahagian itu akan kamu terima.” Sekalipun dunia ini tidak menjadi baik untuk kita karena akan selalu silih berganti tetapi sekarang kita bisa tersenyum walau saat pulang kita mungkin menangis. Sekarang kita bisa sehat. Kita tidak tahu nantinya yang terjadi dengan kita. Tapi Tuhan sudah menjawab semua kebutuhan kita dan membuat kita bahagia. Dan kata-kata Tuhan itu dapat dipercaya. Kalau kita mau menikmati Tuhan, mari jadikan kesukaan kita adalah firman Tuhan. Karena orang fasik pasti binasa. Baik di bumi ini, maupun setelah meninggal dunia.

                Seperti perkataan Agatha Christie,”Tidak ada kejahatan yang sempurna.” Serapat apapun tabiat kita tutupi di hadapan orang, jika firman Tuhan mengoreksi kita dan kita tetap berada di dalamnya, maka Tuhan akan mempermalukan, baik waktu hidup ini maupun yang akan datang. Sebab itu, Tuhan Yesus menyatakan begitu besar kasihNya melalui kematianNya di kayu salib. Mulai dari Dia lahir dunia ini menyembuhkan orang sakit, memberikan orang makan, memberikan kasihNya, Ia dihina, dicambuki, disesah, diludahi, disalibkan , lambungNya ditombak, darahNya tercurah, semuanya menunjukkan kasihNya yang begitu besar. Hal ini hanya ditulis dalam kitab suci. Betapa mahal harga di atas salib itu, tidak bisa kita membayarnya. Ini hanya kita dapati di dalam firman Tuhan.  Amsal 13:13 Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan. Sekarang jemaat silahkan mengambil keputusan, suka akan firman Tuhan atau tidak? Keputusan itu adalah keputusan diri sendiri. Dan yang melakukan adalah sendiri. Dan kita sendiri yang akan menikmatinya. 

No comments:

Post a Comment