Monday, August 8, 2016

Dunia Berubah vs Yesus Tidak Berubah


Pdt. Hery Kwok

Wahyu 4:11  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Yes 43:1-7
1  Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.
2  Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.
3  Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu. Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu.
4  Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
5  Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau, Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur, dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.
6  Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
7  semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"

Pendahuluan

                Saya mempunyai kebiasaan setiap pagi menemani istri pergi ke Pasar Pecah Kulit. Segala bentuk kehidupan dapat disaksikan di pasar ini. Bermacam-macam orang datang dengan berbagai kostum, kondisi, sikap dan perilakunya. Ada ibu-ibu yang datang dengan berpakaian rapi, bahkan ada ibu yang mengenakan sanggul dan make-up. Ada juga ibu-ibu yang berpakaian serampangan seperti hanya memakai tank-top. Perilaku manusia yang datang ke pasar juga bermacam-macam. Ada yang di tengah kesemrawutan lalu lintas kendaraan pribadi dan umum seperti bajaj asyik berfoto (ber-selfie). Mereka mengeskpresikan apa yang dirasakan di pasar. Di samping itu, penjaja alias penjualnya (abang-abang) dan ibu-ibu yang  berbelanja berdialog secara spontan. Abang-abang penjual menyebut calon pembelinya dengan panggilan yang akrab. Ada abang penjual yang memanggil istri saya “mama” :  “Ayo ma, beli dong”. Terkadang mendengar proses tawar menawar antara abang dan ibu-ibu bisa membuat kita tertawa. Ada seorang Ibu yang bertanya, “Bang, pepaya California berapa harganya?” Yang dijawab abang penjualnya, “Rp 10.000 /kg!”. Si Ibu calon pembeli berkata, “Wah mahal sekali. Lebih mahal dari anggur!” Si abang penjual menanggapi,”Masa begitu cara membandingkannya? Kalau saya disuruh pilih antara ayam dengan jengkol, saya akan pilih jengkol. Tapi harga jengkol sekarang Rp 60.000/kg, jadi  lebih mahal dari ayam!” Suatu kali saya makan di sebuah restoran dan melihat tukang ayam. Saya mengenali mukanya walau sudah lupa namanya. Saya menyapanya,”Kalau tidak salah Bapak yang jualan di wihara ya?”Dia pun membalas,”Oh, sekarang saya tidak lagi di sana karena sudah ke gereja. Saya mau setia, karena Tuhan Yesus yang saya kenal adalah Tuhan Yesus yang tidak berubah.” Saya merasa heran dan  bertanya, “Mengapa Bapak berkata begitu?” Ia pun menjawab lagi,”Terbukti Ia menolong saya dalam situasi yang paling sulit. Saya tidak pernah mengalami kesulitan membayar uang sekolah anak saya walau dalam keadaan sesulit apapun. Jadi saya tidak akan pernah meninggalkanNya.” Saat berbincang-bincang saya memperhatikan bahwa ia mengantongi rokok. Atas rokok itu ia berkata,”Ini yang sulit saya lepaskan. Saya sudah mengikut Tuhan Yesus tetapi masih rokok!” Saya berkata, “Kalau ikut Yesus, harus berubah dong!”

Tuhan Yesus Tidak Berubah

Bagaimana pandangan orang Kristen terhadap ‘Tuhan Yesus yang Tidak Berubah’  Kalau memandangNya dari sisi sebagai pemberi atau mencukupi kebutuhan semata, maka kita bisa kecewa saat kita mengalami apa yang tidak kita harapkan. Saat usaha macet dan istri-anak sulit dipenuhi kebutuhan ekonominya, maka pemahaman kita akan menjadi goyah.

Lalu apa yang dimaksud dengan ‘berubah’ dalam tema ‘Dunia yang Berubah’? Penampilannya? Misal : dahulu penampilannya ketinggalan zaman sekarang sudah modern. Dulu tidak canggih sekarang canggih. Dulu orang sulit berbicara dengan orang di negara lainnya, sekarang orang gampang berbicara dan berhubungan dengan orang-orang yang bahkan berada di belahan dunia lainnya. Dulu bentuk bangunan jelek, sekarang banyak bangunan yang penampilannya indah luar biasa. Apakah dunia hanya berubah dari sudut itu? Tidak! Perubahan pengajaran tentang kebenaran di dunia dapat dipelajari dari catatan sejarah. Ajaran tentang kebenaran mulai berubah dari benua Eropa tahun 1890 sewaktu para filsuf Barat memberikan dan mengajarkan filsafat-nya, bagaimana mereka memandang kebenaran dari sudut  mereka. Sehingga terjadi perubahan dalam hal :

1.     Geografis. Dari Jerman filsuf dengan ilmu fislafatnya pergi ke dunia lain seperti ke Inggris dan Amerika Serikat lalu meluas ke seluruh dunia.
2.     Manusia. Ajaran yang dikemukakan filsuf dengan filsafatnya masuk bukan saja ke golongan pelajar tetapi menembus lapisan bawah dan mencetak perilaku orang yang mendengarnya.
3.     Disiplin ilmu. Perubahan masuk ke semua disiplin ilmu. Entah teologia, seni dll, semua masuk ke pengajaran yang dikemukan para filsuf.

Ajaran yang memandang kebenaran dipandang dari kacamata mereka kemudian mengubah perilaku dunia. Contoh : di Eropa tahun 1890 orang berbicara tentang yang ‘benar’ sebagai lawan dari  yang ‘salah’. Hanya ada 2 hal yang diketahui : ‘benar’ dan ‘salah’. Setelah 1890, para filsuf mencoba menganalisa kebenaran dari sudut pandang mereka sehingga kebenaran menjadi kabur. Segala sesuatu tidak boleh dicap sebagai hal yang absolut (mutlak benar). Ini mengerikan. Dunia dibawa ke perubahan di mana kita tidak bisa melihat kebenaran secara absolut. Dahulu kalau seorang bapak berkata ke anak perempuannya untuk menjaga kesucian maka  sang anak dapat memahaminya sehingga ia menjaga kesucian hidupnya. Kalau melanggar nasehat ini berarti ia berbuat dosa. Anak-anak memahami apa yang disampaikan oleh orangtua-nya. Standar dan kebenaran tentang kesucian dipahami orang-orang saat itu. Setelah 1890 kalau orang dewasa menasehati orang muda untuk menjaga kesucian, mereka menganggapnya sebagai ‘omong besar’ dan nasehat seperti itu tidak ada maknanya. Mereka malah mempertanyakan nasehat yang diberikan, “Mengapa kamu berkata seperti itu dan melarang saya?” Artinya tidak ada lagi kebenaran yang bersifat kokoh yang menjelaskan bagaimana hidup ini. Itu yang kemudian diambil oleh dunia ini.

Berbicara tentang keadilan dilihat dari sudut pandang mereka : adil hanya berarti kalau berkaitan dengan hidup saya. Dulu dikatakan “kamu jangan hidup tidak jujur (curang) dan kalau melanggar tahu konsekuensinya”. Tapi sekarang defisini ‘jujur’ menjadi kabur. Saya tidak bisa jujur kalau terjepit, sehingga saya boleh melakukan sesuatu agar tertolong dari posisi terjepit.

Melakukan korupsi salah, tetapi mengapa orang melakukan korupsi? Tetapi mengapa saat terjepit, korupsi dilakukan? Dalam kondisi itu, saya boleh melakukannya dan tidak perlu memusingkannya. Jadi orang sekarang berubah dalam melihat kebenaran karena  hal ini berbahaya. Hal seperti itu membayangi dan mempengaruhi seluruh kehidupan dan seluruh disiplin ilmu, sehingga orang tidak lagi bisa melihat kebenaran. Zaman sekarang (zaman post- mo) orang tidak boleh mengklaim kebenaran sebagai hal yang mutlak. Keyakinan bahwa “Yesus adalah satu-satunya Jalan Keselamatan” tidak boleh dibicarakan. Tiap orang boleh mengatakan kebenarannya sendiri (tidak boleh memberikan pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satunya kebenaran.

Dengan dibenarkannya perilaku LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) kebenaran menjadi pudar. Prinsip bahwa hanya laki-laki dan wanita yang diciptakan Tuhan tidak lagi dibenarkan. Mereka berkata, “Biarlah orang mencintai sesuka mereka. Laki-laki mencintai laki-laki tidak apa, yang penting mereka tidak menimbulkan masalah di masyarakat. Pdt. Yakub Susabda mengatakan bahwa gerakan LGBT adalah gerakan kebudayaan dan membuat banyak orang menerimanya dan ini meruntuhkan perjalanan iman kita kepada Tuhan.

Saat membaca Kitab Suci, kita meyakini bahwa Alkitab memberikan kebenaran yang tidak berubah. Hal ini bisa kita baca dari Kejadian 1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi dan Wahyu 4:11  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."  Kitab Wahyu menutupnya dengan pujian yang disampaikan orang kudus kepada Allah : Engkau yang menciptakan seluruh alam semesta dan layak menerima puji-pujian. Alllah kita adalah Allah yang berdaulat atas ciptaanNya. Dalam Yesaya 43 dikatakan sewaktu orang Israel berubah setia kepada Allah , Allah tidak berubah dalam ketetapanNya. Yesaya 43:1  Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Tuhan Yesus tidak berubah, Dia Pencipta semua ciptaan  itu dan Ia berwenang mengatur , menjaga serta memelihara dengan kasih setiaNya. Sehingga Ia memberikan kita  karakter untuk memelihara dunia dengan baik yaitu dengan kekudusan dan keadilan yang tidak berubah yang tidak boleh bergeser dari pemahaman manusia. Dengan memahami Tuhan Yesus tidak berubah akan  memberi kekuatan kepada kita untuk setia kepada Allah. Dia tidak pernah salah dalam menciptakan kita , alam semesta dan isinya walaupun  banyak penyelewengan telah dilakukan oleh manusia. Tapi Dia tidak pernah salah. Setelah menciptakan , Ia memelihara ciptaanNya dan tidak berubah dalam menjaganya dengan kasih setiaNya.


Pada Matius 28:20b (bagian dari Amanat Agung) dikatakan “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Ayat ini menyampaikan bagaimana Ia menjaga orang-orang percaya dan orang-orang yang ditebusnya agar kita punya hati yang teguh dalam percaya kepadaNya. Ia memberi karakter dan sifat kepada orang-orang percaya untuk hidup di dalamNya. Ia membawa harapan kembali. Seringkali yang membuat kita lemah  adalah karena kita yang berubah. Ada seorang gadis yang sejak kecil rajin sekolah minggu dan kemudian giat melayani Tuhan. Suatu kali ia jatuh dalam dosa dengan melakukan hubungan seksual di luar pernikahan dan kemudian hamil. Laki-lakinya melarikan diri sehingga ia menjadi putus asa dan memutuskan untuk bunuh diri. Saat bersamaan , ada seorang hamba Tuhan yang melayaninya sehingga ia tidak jadi bunuh diri. Sebelumnya ia berniat bunuh diri karena sudah berdosa dan tidak sanggup menanggungnya. Namun kasih Allah tidak pernah gagal. Ia masuk melalui konseling sehingga gadis ini dimenangkan dan sekarang ia terus melayani Tuhan. Itu yang disampaikan dalam kitab Yesaya 43:5a  Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau. Waktu membentuk manusia, Tuhan tidak berhenti di sana dan menyertai sampai selama-lamannya. Bahkan waktu melewati badai, Tuhan tetap tidak berubah dan menyertai. Hal ini membuat  kita tidak mundur bahkan terus maju melayani Tuhan. Karena kita melihat kebenaran dari Allah yang tidak pernah berubah dalam janji, pernyataan dan keputusanNya. Kiranya kita boleh melihat kebenaran ini sungguh-sungguh boleh berjuang untuk hidup dalam komitmen dan kekudusan karena Ia yang menebus kita adalah kudus adanya. Ia membawa kita keluar dari kesulitan dan dapat menikmati bagaimana Ia tidak berubah dalam hidup kita. Kalau kita mengenalNya seperti ini, maka kita tidak akan kalah dan kecewa walau menghadapi kesulitan, pergumulan dagang atau pekerjaan dan masalah rumah tangga (keluarga). Dalam setiap permasalahan Ia tetap akan menyertai. Walau anak merasa sulit menghadapi orang tua, namun setelah memahami Yesus tidak berubah, maka Ia akan membawa kita untuk hidup dalam rencanaNya.

No comments:

Post a Comment