Tuesday, June 16, 2015

Gimana Nih Tuhan?? (Providensia Allah)


Pdt. Karyanto Gunawan

Roma 8:28-30
28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
29  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
30  Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Pendahuluan

                Pada waktu Tuhan memerintahkan Yunus untuk pergi ke Niniwe, Yunus tidak mau karena ia merasa bangsa Niniwe adalah musuh dari bangsa Israel. Ia ingin bangsa Niniwe dihukum oleh Tuhan. Jadi ia pergi ke tempat lain. Lalu badai datang dan membuat semua orang di kapal ketakutan. Kapten (nahkoda) kapal berkata, “Pasti ada orang yang berbuat dosa di atas kapal.” Dibuanglah undi untuk menemukannya dan akhirnya didapati Yunus. Yunus pun kemudian dilemparkan ke dalam laut. Saat itu ada ikan besar menelannya, membawanya sampai ke tepian pantai dan memuntahkan Yunus dari perutnya. Peristiwa ini kebetulan atau tidak? Adakah pengontrolan (pengendalian) Allah dalam diri Yunus? Bila anak Tuhan kecopetan apakah kebetulan atau tidak?  Atau bisa juga, saat ada niat hati mau melayani Tuhan namun dalam perjalanan ke gereja , ia terpeleset sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Apakah kebetulan atau ada campur tangan Tuhan?
                Berikut salah satu cerita yang ada di antara ke-33 Buku Seri Selamat yang ditulis oleh Pdt. Emeritus Andar Ismail. Di Tiongkok ada kisah tentang seorang ibu yang menderita sakit dan meminta anaknya untuk mengambil obat di sebuah rumah sakit yang dikelola oleh misionaris. Letak rumah sakit tersebut jauh dan harus dicapai dengan berjalan kaki. Setelah berjalan jauh, sampailah sang anak di rumah sakit dan mengambil obat. Lalu dengan senang hati ia berlari secepatnya pulang untuk dapat memberikan obat tersebut ke mamanya. Namun di tengah jalan, ia tersandung  batu sehingga jatuh dan botol obat yang dibawanya pecah dan isinya tumpah. Karena sudah jauh dari rumah sakit dan hari sudah gelap, maka ia putuskan untuk tidak kembali ke rumah sakit. Ia memilih untuk kembali ke rumahnya untuk menjumpai mamanya karena ia kuatir terjadi sesuatu dengan mamanya,. Sementara itu di rumah sakit , staf rumah sakit kuatir karena salah memberikan obat (bukan obat yang diberikan tapi bahan kimia yang bila dikonsumsi bisa berakibat fatal). Kemudian dokter misionaris yang mengelola rumah sakit itu membuat keputusan. Karena cuaca sudah gelap, maka percuma mengejar si anak tersebut sehingga kemudian ia memimpin stafnya untuk berdoa. Mereka pun berdoa dan ternyata kemudian si anak terjatuh dan “obat” tersebut tumpah. Apakah hal ini kebetulankah atau ada campur tangan Tuhan?
               Kita belajar teologia untuk mejadi berkat bagi sesama, memberi damai, sejahtera, penghiburan di tengah dunia yang tidak menentu. Saat mengenal Bapa Surgawi, kita seharusnya memberi damai sejahtera kepada orang lainnya. Istri saya bukan lulusan sekolah teologia tapi saya merasa imannya lebih kokoh dari saya yang belajar teologia. Hal ini serupa dengan yang dialami Martin Luther (1483-1546) yang mencetuskan reformasi dan menulis lagu “Allah Sebagai Benteng Kukuh”. Karena mendapat tekanan dan kesulitan dari berbagai pihak, ia mengalami kegelisahan. Selama tiga hari, Martin Luther terpuruk dalam depresi berat karena besarnya masalah yang sedang dihadapinya. Pada hari yang ketiga, istrinya turun dari tangga dengan menggunakan pakaian perkabungan. “Siapa yang mati?” tanya Martin Luther kepada istrinya. “Tuhan”, jawabnya. Luther menegurnya dan berkata, “Apa yang kau katakan, Tuhan mati? Tuhan tidak pernah mati” “Baik”, jawabnya. “Tapi melihat caramu bersikap, aku yakin Dia sudah mati” Istri Martin Luther adalah orang awam namun  sang istri lah yang  mengingatkan suami, bahwa “Allahmu masih hidup. Mengapa engkau hidup begitu kuatir?” Jadi kalau kita ke gereja belajar teologia, membaca buku-buku Kristen, tujuannya Allah ingin memberkati kita, kita hidup dalam damai sejahatera dan hidup dalam kemenangan (hal ini berbeda dengan orang yang belum percaya).

Providensia Allah

                Seorang siswa sekolah tidak mungkin belajar tentang dalil Pythagoras (c2 = a2 + b2) sebelum ia mengerti fungsi “kali” dan “bagi” dan sebelumnya lagi ia harus trampil menggunakan fungsi “tambah” dan “kurang”. Demikian pula dengan doktrin “Providensia Allah”. Untuk mempelajarinya harus belajar doktrin tentang “kodrat Allah” (yang maha kuasa dan maha kasih). Setelah memahami kodrat Allah sebagai pilarnya,  baru terbangunlah suatu pengertian yang kokoh tentang providensia Allah, kalau tidak kita bisa bingung.  Tentu semua doktrin tidak bisa menjawab 100% pertanyaan-pertanyaan di atas. Di mana letak kejahatan  / dosa dalam doktrin providensia Allah? Jawabannya sudah ada, tapi diberi peluang bagi orang-orang yang bergumul. Nanti bagi orang yang ingin jawaban sempurna agar hiduplah dalam Yesus Kristus sehingga saat meninggal dan bertemu Bapa di sorga dapat bertanya, “Saya belum mengerti mengenai hal ini di dunia sewaktu belajar , tolong jelaskan sehingga semuanya jadi jelas.”

                Definisi Providensia (‘Providence’) di dalam kamus bahasa Inggris berarti ‘pemeliharaan baik’ atau ‘pemeliharaan Tuhan Allah’. Dalam doktrin Kristen, definisi ini terlalu singkat (tidak  menjelaskan). Dalam istilah teologi providensia berarti pelaksanaan yang tidak mungkin gagal dari Rencana Allah atau pemerintahan / pengaturan terhadap segala sesuatu sehingga Rencana Allah terlaksana. Dengan kata lain providensia adalah kelanjutan dari kreasi Allah dan menegaskan bahwa Allah tetap aktif, operatif, partisipatif mengendalikan segenap ciptaan-Nya. Providensia adalah akibat logis dari creatio dan adalah tindakan Allah yang menghubungkan creatio  dengan eskaton (sasaran akhir yaitu ciptaan baru)
Sebagai ciptaanNya, kita merasa terhibur dengan definisi itu  di tengah dunia yang penuh kejahatan. Contoh yang sedang dibicarakan adalah berita tentang meninggalnya seorang anak berusia 8 tahun, Angeline. Dahulu ia pergi ke sekolah dengan tubuh bau, letih lesu karena belum sarapan dan nilai rapotnya menjadi rendah. Banyak hal yang jahat di dunia ini. Kalau Tuhan tidak mengendalikan segala sesuatu betapa mengerikannya dunia ini. Hal ini juga dinyatakan dalam votum yakni  “Pertolongan kita adalah di dalam nama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi yang kasih setia-Nya kekal selama-lamanya dan yang tidak meninggalkan pekerjaan tangan-Nya. Kasih karunia dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus serta persekutuan Roh Kudus menyertai kita, amin.”. Liturgi bukanlah hal yang sepele. Ada nilai yang bila diucapkan dan dihayati akan menjadi berkat dalam hidup kita.
Doktrin providensia, menolak pemahaman bahwa Allah seperti tukang jam. Dulu jam tidak memakai batere tapi menggunakan cara diputar untuk menjalankannya sampai jarum jamnya berhenti berdetak lalu engkolnya diputar kembali sehingga jam dapat berfungsi lagi. Menurut pemahaman ini, Allah menciptakan segala ciptaanNya dengan sistem dan hukum alam lalu Allah “ongkang-ongkang” kaki dan membiarkan ciptaanNya berjalan dengan apa yang Tuhan ciptakan. Hal ini berbeda dengan doktrin providential di mana Allah menciptakan dan mempunyai tujuan akhir untuk orang-orang yang ditebusnya dan dari penciptaanNya sampai akhir nanti, Allah terus bekerja.

Pemeliharaan Allah menurut Katekismus Heidelberg (1563)

                Pada tahun 1562 dua teolog muda anggota panitia, yaitu Zacharius Ursinus dan Caspar Olevianus menyusun rancangannya, kemudian pada awal 1563 disahkan oleh Sinode Gereja daerah Pfalz. Tidak mudah menyusun katekismus pada saat itu. Sewaktu dulu saya membantu Prof. Dr. Jacob Elfinus (JE) Sahetapy, S.H., M.A. (lahir di Saparua, Maluku, 6 Juni 1932; 83 tahun) ternyata ia bisa mengetik tanpa salah karena bila salah harus mengulangnya kembali. Pdt Parman yang melayani di Papua, kalau berlibur ia membawa mesin tik kecil kemana pun dan sekarang sudah memakai laptop yang ringan sekali. Tetapi orang-orang pada abad 16 bisa menghasilkan karya yang sangat penting yang sampai abad 21 masih dipelajari. Salah satunya adalah katekismus (bahasa Yunani:κατηχητικός) adalah suatu ringkasan atau uraian dari doktrin yang umum digunakan dalam pengajaran agama Kristen (katekisasi), baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Katekismus adalah petunjuk doktrin yang seringkali berbentuk tanya-jawab (diberi nomor urut) untuk dihafalkan.  Katekismus Protestan di antaranya Katekismus Heidelberg, Katekismus Westminster,  Katekismus Reformasi lainnya dan Katekismus Anglikan).  Pada nomor 27 ada pertanyaan : Apa itu 'pemeliharaan Allah' menurut Saudara? Jawab : Kodrat Allah yang mahakuasa, yang hadir di segala tempat (Yoh 5:17), yang dipakai-Nya  untuk memelihara langit dan bumi serta semua makhluk seakan-akan dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahnya (Maz 104:30), sehingga daun dan rumput, hujan dan kemarau (Yer 5:24), masa kelimpahan dan kekurangan, makanan dan minuman, sehat dan sakit (Yoh 9:3), kekayaan dan kemiskinan (Ams 22:2), dan segala hal, tidak terjadi secara kebetulan, tetapi datang dari tangan Bapa (Mat 10:29).
Menurut ilmu pengetahuan yang terus berkembang dikatakan “Jangan banyak makan yang mengandung minyak dan gula.” Namun demikian saya tetap makan  karena tiak bisa mengendalikan diri sehingga sakit. Di sini tidak bisa dikatakan bahwa ini adalah kehendak dan pemeliharaan Allah. Di satu sisi Allah mengontrol dan sisi lainnya ia memberitahukan melalkui kitab suci dan ilmu pengetahuan sehingga anak Tuhan diminta hidup bertanggung jawab kepada penciptaNya. Kalau tahu jalan di malam hari berbahaya karena ada banyak begal tapi tanpa  adanya keperluan mendesak  dan hanya karena ingin jalan-jalan lalu keluar malam hari dan terjadi musibah, maka ini bukanlah kehendak Allah. Kita juga menolak pandangan “itu nasibmu”. Kita percaya ada kemurahan Allah. Kasih sayang Tuhan yang mengendalikan hidup kita dalam ketidaktaatan kita, ia mengasihi kita. Ia berkuasa dan mengendalikan hidup kita. Sehingga rencanaNya dalam hidup kita tidak mungkin gagal.

Pertanyaan 28. Apakah gunanya kita mengetahui, bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dan tetap menjaganya dalam pemeliharaan-Nya?
Jawab. Berkat pengetahuan itu, kita dapat bersabar di tengah segala kesusahan (Rom 5:3), dan bersyukur dalam kelimpahan (1 Tes 5:18), dan dalam segala hal, kita menaruh kepercayaan penuh kepada Allah dan Bapa kita yang setia itu (Maz 55:23), bahwa tidak satu makhluk pun akan dapat menceraikan kita dari kasih-Nya (Roma 8:38-39), sebab semua makhluk berada di tangan-Nya, sehingga mereka tidak dapat bergerak setapak pun melawan kehendak-Nya (Ams 21:1).

Anak saya yang kecil berbeda raut wajahnya dengan orang tua dan kakaknya sehingga teman saya yang melihatnya bertanya, “Yang ini anak siapa?” Dan saya hanya berkata “Ini cucu saya.” Saat anak kita naik kelas dari kelas satu sampai kelas enam SD hingga lulus. Jangan dikira hal itu sudah seharusnya seperti itu. Kalau Tuhan tidak memelihara , menopang dan memberi kesehatan apakah ia bisa lulus? Waktu kelas 3 SD, temannya terserang virus di otaknya dan baru 2 tahun kemudian sembuh. Hal-hal rutin seperti bangun tidur, menggerakkan tangan, bernapas, memindahkan kaki jangan dikira itu sudah seharusnya. Itu semata karena kemurahan Tuhan yang memberikannya kepada kita. Dalam doktrin Kristen, Alkitab mengajarkan kita bersyukur karena segala hal (termasuk saat sehat dan sakit). Kesengsaraan dan penganiayaan bisa memisahkan kasih Kristus dari kita? Tidak. Kita bisa membaca kisah hamba Tuhan yang menderita di penjara dan disiksa fisiknya namun mereka tetap tabah karena mereka tahu bahwa Allah mengendalikan segala sesuatu. Tidak ada satu hal yang terjadi di luar kendali Tuhan. Saya sangat rindu setiap kita termasuk saya yang menggeluti teologi, karyawan , ibu rumah tangga, dokter dsbnya memahami doktrin ini, sehingga hidup kita diliputi damai sejahatera yang luar biasa.

Prinsip-Prinsip Teologis Penopang Doktrin Providensia

1. Rencana Allah sudah ada dalam kekekalan
2. Pelaksanaan rencana Allah tak mungkin gagal
-> Maha kuasa
-> Maha hadir(tidak ada tempat di mana Dia tidak ada)
-> Maha kasih (rancanganNya damai sejahtera)
-> Maha kudus/Mahaadil (Dialah terang , tidak ada kegelapan)
-> Maha tahu/Mahabijak (Allah tidak punya andil dalam dosa)
-> Maha berdaulat
Banyak orang tua yang diajak diskusi saat tahun ajaran baru, tidak jelas mau memasukkan anaknya ke mana. Itulah manusia, tidak jelas. Allah tidak seperti manusia yang tidak jelas, Ia jelas dari awal, Maksud tujuannya pasti terlaksana. Ia pilih, panggil, nmenuntun kita sampai akhir. Providensia, konklusi logis dari belajar tentang Allah.
Kalimat “Allah turut bekerja” terkadang disalah-mengerti seakan Allah sebagai asisten (bantu-bantu) tetapi kalimat itu mengindikasikan Allah itu sendiri sebagai inisiator. Allah tidak hanya ikut-ikutan bekerja. Allah inisiator yang mengontrol, memonitor dan menguasai sejarah.

Seharusnya orang yang belajar teologia, hidupnya bisa lebih rendah hati karena ketika melihat sejarah hidup sampai sekarang kita sadar, “Ini semua karena kemurahan Allah” sehingga kita menjadi rendah hati dan bersyukur. Kalau tidak belajar, kita menganggap semuanya merupakan perjuangan dan usaha saya bertahun-tahun. Pada Roma 8:28 (Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah), Allah adalah inisiator yang menguasai dan memonitor. Semua pelajaran tentang Allah, belajar tentang penghakiman. Ada yang direncanakan dan diijinkan Allah terjadi karena Allah ingin mengajarkan sesuatu kepada diri orang itu atau diri orang lain. Allah tidak pernah menginginkan manusia mencuri, tetapi banyak pencurian dengan status Allah mengijinkan terjadi tetapi bukan kehendak Allah. Ada  pencuri yang dipukuli massa , masuk penjara lalu bertobat dan dipakai Tuhan. Ada juga tukang judi yang harta bendanya habis, jatuh miskin, bangkrut lalu jadi anak Tuhan. Itu semua kendali Tuhan bagi anak-anakNya. Tuhan kadang mengijinkan saat orang berontak terhadap kehendak Allah. Semua yang dibiarkan Allah dalam kendali dan kuasa Tuhan.

Dalam kitab Roma awal dikatakan “Tuhan membiarkan”. Kalimat ini mengerikan. Kalau kita berkubang dalam dosa dan tidak mengalami apa-apa, jangan merasa sukacita! Tuhan membiarkan dan Tuhan masih mengingatkan kita. Tuhan Allah turut bekerja dalam segala sesuatu bukan saja dalam keadaan kita sehat,  tapi juga dalam segala keadaan yang menimpa hidup kita.
Ada ajaran yang mengatakan , “kalau jadi anak Tuhan hidupnya harus berkelimpahan dan sukses. Tidak ada tempat bagi penderitaan dan sakit.” Padahal Alkitab berkata, “Allah turut bekerja dalam segala hal” Waktu sehat dan sakit Allah memimpin segala sesuaatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap kita yang mengasihi Dia.  Tujuan akhirnya rancangan damai sejahtera dan kebaikan, caranya bisa bermacam-macam. Setiap kita yang mengasihi Tuhan belajar percaya dan  hidup mengasihi Tuhan untuk mendatangkan kebaikan.


No comments:

Post a Comment