Monday, June 8, 2015

Gereja dalam Abad Kegelapan

(Masalah Pengajaran dan Moral)


Pdt. Hery Kwok

Kis 8:1-3
1  Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.
2  Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat.
3  Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Wahyu 2:18-26
18  "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga:
19  Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
20  Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
21  Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.
22  Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.
23  Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.
24  Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
25  Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang.
26  Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;

Pendahuluan

Mana yang kita pilih :
1.     Gereja yang dipimpin oleh hamba Tuhan yang pengajarannya baik / kuat (Alkitabiah) tapi hidupnya jelek (moralnya tidak baik). Misal : hamba Tuhannya dapat memahami seluruh kitab dari Alkitab dan seorang pengajar yang secara ketat luar biasa memberi pengajaran firman Tuhan yang baik dan hal ini merupakan kekuatannya. Namun di sisi lain  ia juga seorang hamba Tuhan yang memakai (menggelapkan / mengkorupsi) uang gereja, hidup dalam perzinahan, meminjam uang dan melakukan gosip ke sana-sini (mulutnya tidak bisa dipercaya). Orang ini seperti ahli Taurat dan orang Farisi di mana Tuhan Yesus mengatakan,  "Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya (Matius 23:3).
2.     Gereja yang dipimpin oleh hamba Tuhan yang pengajarannya tidak kuat/baik (tidak Alkitabiah) tapi hidupnya baik (moralnya baik). Ia tidak Alkitabiah (bukan orang yang bisa memberi pengetahuan firman Tuhan dengan baik). Intelektualnya mungkin rendah tetapi hidup dan moralnya baik. Bahkan ia rajin berdoa dan justru banyak memberi persembahan untuk gereja. 
Kedua pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kedua ekstrim tersebut dapat dijumpai saat ini.

Ada sebuah pernyataan dari proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno (1901 – 1970) yang harus diketahui (dipahami) oleh rakyat Indonesia dari remaja sampai tua. Ia pernah berbicara dengan perkataan yang lantang dan kuat, "Jangan sekali-kali melupakan sejarah karena bangsa yang besar ialah bangsa yang mengetahui tentang sejarahnya dan menghargai jasa para pahlawannya". Hal ini menunjukkan sejarah itu sangat penting bagi Bung Karno. Pernyataan ini sangat hebat. Tanpa mengetahui sejarah, maka bangsa Indonesia akan berjalan dalam keadaan kacau dan rakyat tidak memahami tujuan negara Indonesia dibangun. Hal ini menyebabkan timbulnya permasalahan sehingga kita sering berbicara tentang integrasi karena adanya benih-benih perpecahan dalam bangsa kita yang tidak memahami sejarah bangsa ini. Namun banyak anak-anak yang sekarang tidak mengetahui sejarah sehingga saat ditanya, “Tahu tidak tokoh bangsa kita?” dijawab tidak tahu. Hal ini tidak mengherankan karena cara mengajar pelajaran sejarah kurang menarik. Guru sejarah mengajar hanya dengan cara bertanya,”Kapan perang Diponegoro?” (jawabannya : 1825-1830) “Kapan Raden Ajeng Kartini lahir?” (jawabannya : 21 April 1879) dan lain-lain.  Jadi sejarah dipelajari dengan cara dihapalkan saja. Padahal di dalamnya ada makna yang terkandung. Ada cerita tentang orang Tionghoa yang mau jadi WNI (naturalisasi). Saat diperkenalkan dengan tokoh-tokoh RI, ia menjadi kebingungan. Namun begitu diperlihatkan gambar seorang tokoh wanita , dia langsung berkata, “Saya tahu. Itu Nyonya Meneer!” padahal gambarnya adalah gambar RA kartini (1879 –1904). Untuk menghindari hal seperti itu, bangsa kita harus mengetahui sejarah bangsa RI.  Demikian pula dengan orang percaya perlu mempelajari sejarah gereja.

Lahirnya Gereja (Sejarah Gereja Mula-Mula)

Dalam Kisah Para Rasul pasal 2, bisa ditemukan catatan dari kebenaran firman Allah tentang kelahiran gereja (bahasa Yunani : ekklesia) mula-mula. Gereja pertama lahir di Yerusalem setelah Tuhan Yesus naik ke sorga dan terjadi 50 hari setelah kebangkitanNya (Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan dan murid-murid Tuhan Yesus  berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula). Gereja lahir dari orang-orang yang oleh pekerjaan Roh Kudus memperoleh hati percaya, mengenal, mengakui dan hidupnya dipimpin oleh Tuhan Yesus. Sehingga disebut sebagai gereja secara organis. Jadi penekanan gereja bukan pada gedung tapi pada orangnya (gereja adalah kumpulan dari orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup dalam imannya). Lalu dalam perkembangannya gereja dikaitkan dengan  gedungnya (lembaga) jadi pengertian gereja lebih secara organisasi. Sehingga kita mengenal GKKK , HKBP , GKI dll. Dalam sejarahnya gereja pernah masuk dalam kegelapan.

Gereja dalam Abad Kegelapan (Dark Ages)

                Dalam Kisah Para Rasul dicatat bahwa gereja mengalami penganiyaan baik oleh bangsa Romawi maupun oleh orang-orang Yahudi yang tidak mengakui Tuhan Yesus. Orang-orang percaya pada abad 1 bahkan sampai awal abad ke-4 memiliki komitmen percaya sampai mati. Orang-orang Kristen dulu bersedia memberikan nyawanya (mereka dicari , disidangkan lalu dibunuh). Saat orang-orang Kristen disidang walau tidak ditemukan kesalahannya, tetap dihukum dengan jalan dibakar hidup-hidup. Sehingga orang-orang Kristen berada dalam masa sulit. Lalu pada abad ke-4 Kaisar Romawi Konstantitus I (272-337) menjadi percaya dan menerima gereja, bahkan kekristenan dikukuhkan sebagai agama negara. Setelah gereja diterima oleh Kaisar Romawi maka gereja berkembang secara luas dan kemudian gereja berubah peran/ fungsinya semula yakni memberitakan injil (evangelism), membangun jemaat (dedication), menyembah Allah (worship) dan kepeduliaan sosial (social concern). Mereka tidak menikmati worship karena tidak tahu. Mereka tIdak lagi peka terhadap kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Pada saat jemaat Tuhan mengalami kemakmuran, justru di situlah terjadi masa kegelapan gereja.

                Gereja dalam masa kegelapan ditandai dengan gereja yang mulai menyingkirkan kekudusan, kesalehan, kerendahhatian, kemurahan dan belas-kasihan. Gereja mengikuti tradisi dan doktrin yang secara material, fisik serta sosial menguntungkan bagi para iman sehingga muncul doktrin yang secara materialistis berhubungan dengan untung rugi. Dulu saat ditindas secara rohani orang-orang percaya menyembah Allah dan memiliki kepekaan terhadap orang-orang yang membutuhkan bantuan dan berada dalam kesulitan. Mereka mengumpulkan uang untuk dikirim sebagai persembahan. Walaupun kehidupan mereka susah tetapi secara rohani mereka menunjukkan kualitasnya. Sedangkan saat orang-orang percaya hidup makmur dan kekristenan diterima sebagai agama resmi, gereja malahan kehilangan identitas. Dalam abad kegelapan , gereja tidak hidup sesuai Firman Allah dan hidup dalam moral yang menyimpang/salah. Gereja tidak lagi mau diajar oleh firman Allah. Jemaat tidak antusias belajar firman Allah dan tidak mau melakukan Firman Allah dalam hidupnya sehingga hidup moralnya akhirnya menyimpang karena tidak ada lagi guidance mengapa harus hidup suci, berbelas kasihan dan memuliakan Allah. Gereja seperti ini hidup dalam masa kegelapan. Itu perkembangan gereja sampai abad reformasi (abad 16). Namun pada hakekatnya begitu gereja tidak hidup sesuai kebenaran firman Allah maka ia hidup dalam kegelapan. Pada sebuah film yang menggambarkan abad reformasi (abad 16), ada rohaniawan yang mengeksekusi wanita yang tidak mau mengikuti doktrin mereka lalu dipenjara, diperkosa dan hamil. Kalau firman Allah tidak disukai, pasti akan timbul penyimpangan dan orang-orang tidak hidup dalam kesucian.

Kesimpulan

Di dalam Akitab dijelaskan sisi gelap gereja:

1.     Perjanjian Lama
-        1 Samuel 1-4 : umat Tuhan tidak lagi hidup seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan. Firman Allah tidak diajarkan oleh imam Eli kepada anak-anaknya (Hofni dan Pinehas) dengan benar.  Anak-anaknya itu bermain perempuan di rumah Tuhan, namun oleh imam Eli tidak ditegur dengan tegas atau nasihat tidak diberikan dengan baik. Maka saat ini bila kita melakukan kesalahan dan dinasehati berdasarkan firman Allah, jangan pernah menolak karena lahir berdasarkan Firman Allah. Seharusnya dengan nasehat pemimpim, kesalahan yang dilakukan diperbaiki. Berbeda dengan Imam Eli yang tidak melakukannya sehingga Alkibat mencatatnya sebagai masa kegelapan.
-        1 Raja 11 : Salomo awalnya hidup seperti yang diajarkan firman Tuhan. Dengan hikmat dari Tuhan, ia bisa membedakan mana ibu yang palsu dan mana ibu kandung dari bayi yang diperebutkan ((1 Raja-raja 3:16-28). Dulu tida ada test DNA, namun Salomo dapat memutuskan anak itu milik ibu yang mana saat ia melihat reaksi dari kedua ibu itu atas perintahnya untuk membelah anak yang diperebutkan. Hikmatnya sangat luar biasa. Zaman Salomo adalah zaman keemasan bagi bangsa Israel. Namun dengan kemakmuran yang dinikmatinya, Salomo mempunyai istri-isitri yang tidak percaya kepada Tuhan. Totalnya ia memiliki 1.000 perempuan yang terdiri dari 700 orang istri dan 300 orang gundik (1 Raja-Raja 11:3). Dalam masa kemakmuran, Salomo justru meninggalkan firman Allah dan bangsa Israel berjalan dalam kegelapan.

2.     Perjanjian Baru
Wahyu 2:18-29 : jemaat Tiatira tidak hidup seperti yang diajarkan oleh firman Tuhan. Mereka membiarkan pengajaran sesat muncul. Sehingga ditegur: “Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala (Wahyu 2:19). Pengajaran sesat dibiarkan akibatnya hidup moral berantakan sehingga Allah menegur agar jemaat Tiatira tidak hidup dalam kegelapan.

Saat gereja tidak hidup lagi sesuai dengan firman Allah maka kehidupan (moralnya) juga tidak benar.

Apakah jemaat GKKK Mangga Besar mau belajar dari firman Allah? Sehingga saat mempunyai masalah dengan mengenal Allah, maka kita tidak akan takut seperti yang dikatakan Tuhan Yesus "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai (Mat 6:25a).” Perkataan itulah yang disampaikan Allah yang berkuasa menolong kita. Dengan dasar iman yang kuat maka orang-orang percaya tidak akan mengikuti gaya hidup dunia seperti seks bebas, tipu-menipu dll. Orang Kristen sering hidup dalam ‘bohong putih’ (white lie). Hal ini harus diperbaiki walau sakit karena segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Tim 3:16). Kalau tidak gereja akan ambrug. Tugas para rohaniawan untuk membawa gereja tidak berada dalam masa kegelapan. Kiranya pengajaran tentang firman Allah menolong kita mengenal Allah dengan baik.



No comments:

Post a Comment