Sunday, August 31, 2014

Inilah Waktunya!


Ev. Alex Nanlohy

Efesus 5:15-17
15  Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
16  dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
17  Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Pendahuluan

                Judul perikop Efesus 5:1-21 adalah “Hidup sebagai anak-anak terang”. Hidup sebagai anak-anak terang memiliki konsekuensi seperti yang tercantum pada ayat 15 (Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif). Ada 2 orang yang pernah merintis usaha 92 tahun lalu yakni Henry R Luce Dan Brian Hadden. Pada tahun 1923 mereka menerbitkan majalah berita mingguan dan mereka ingin menyajikan hal-hal yang terjadi dalam seminggu kepada para pembaca. Dan ketika mencari nama untuk majalahnya, mereka akhirnya memilih nama....…TIME (waktu).

Arti Waktu Menurut Alkitab

                Efesus 5:15-16 “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.”
[ay.16 - NIV: making the most of every opportunity = rebut kesempatan-kesempatan yang ada].  
Waktu menjadi begitu penting. Hidup sebagai  manusia baru (orang percaya) adalah hidup yang dikaitkan dengan waktu (perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup  dan pergunakanlah waktu yang ada). Pepatah Inggris time is money. Benarkah? Time is not money. Alkitab mengatakan time is life (bagaimana kamu menggunakan waktu). Ini adalah hal  yang sangat umum. Kalau tiap hari ‘nongkrong’ kita disebut anak ‘nongkrong’. Kalau tiap hari orang berjudi, maka kita menyebutnya penjudi. Bagaimana kita menggunakan waktu, orang akan menjuluki kita seperti itu. Bagaimana kita menggunakan waktu akan menunjukkan siapakah kita. Alkitab mengatakan hidup sebagai anak-anak terang, maka gunakanlah waktu yang ada! Kalau manusia mencapai umur 24 tahun, pada waktu ulang tahunnya yang ke-24 maka kalau kalau 1 hari ia tidur 8 jam, maka selama 24 tahun kita sudah tidur 8 tahun! Kalau makan (mandi)  1 jam / hari maka ia sudah makan (mandi) selama 1 tahun. Bila menonton 2 jam/hari berarti selama 24 tahun, ia sudah menonton 2 tahun. Bila menyisir ½ jam/hari berarti ia sudah menyisir selama ½ tahun! Orang akan menilai hidup kita dari bagaimana kita menggunakan waktu-waktu kita.
                Waktu adalah aset yang berharga dalam hidup kita, karena kalau uang bisa dikejar, prestasi dapat diburu dan jabatan bisa diraih tetapi waktu terus berjalan! Kalau kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka kita akan terperanjat (ternyata waktu kita sudah habis!). Waktu melihat ke belakang, seringkali kita berkata, “Coba dulu saya….” Penyesalan selalu datang belakangan. Pengkhotbah 12:1 mengatakan “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!’". Mengingat Tuhan menjadi bagian penting dalam hidup kita. Ini hal yang penting untuk dipikirkan bersama. Berapapun lamanya hidup kita, selama Tuhan memberikan waktu untuk hidup, apa yang akan kita pakai dalam waktu itu?

Konsep Waktu dalam Alkitab

                Ada 3 kata waktu  yang dipakai Alkitab dalam bahasa aslinya yaitu :
1.     Kronos. Merupakan pengertian waktu secara umum dan merupakan akar kata ‘kronologi’. Kita bangun, sikat gigi, makan, sekolah dstnya lalu diulang lagi pada hari-hari esok.
2.     Aion . Merupakan waktu yang bersifat kekal
3.     Kairos adalah waktu yang khusus sehingga tidak berulang. Kalau berulang ia menjadi kronos. Misalnya : setelah bangun , saat sikat gigi odolnya tertelan. Hal ini diharapkan  jangan terulang lagi.
                Di dalam kronos ada kairos-kairos. Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945. Sejak itu sampai sekarang ada kairos-kairos. Contoh : pada tahun 1966 ada pemberontakan G30S PKI (kalau terjadi pemberontakan tiap hari maka peristiwa ini menjadi kronos). Pada tahun 1974 ada peristiwa Malari. Pada tahun 1998 ada reformasi. Kairos diterjemahkan sebagai kesempatan. Di dalam kronos ada kairos yang Tuhan berikan buat kita. Orang Yunani mengajar anak dengan perumpamaan (cerita). Semuanya dibuat dengan personifikasi (benda dibuat seolah-olah menjadi manusia) sehingga ada istilah dewa kesempatan . Dewa ini berjalan sangat cepat karena di kakinya ada sayap. Kepalanya botak (licin  di belakang sedangkan di depan ada janggut sedikit). Orang Yunani mengajarkan kepada anak-anaknya, “Kalau kamu bertemu dewa kesempatan dan mengejarnya maka ia akan berlari sangat cepat. Dan bila kamu bisa mengejarnya, begitu mau ditarik rambutnya ternyata tidak bisa karena botak! Jadi kalau mau ditangkap, harus dilakukan dari depan yaitu dengan menarik janggutnya!” Kalau kesempatan sudah lewat sulit, maka sulit dikejar. Bagaimana kita memakai kesempatan itu? Pada ayat 16 dikatakan, “Pergunakanlah waktu yang ada.” “Waktu” di sini dalam bahasa aslinya adalah kairos. Jadi seharusnya dikatakan, “Pergunakanlah setiap kesempatan yang ada”. Alkitab bahasa Inggris menggunakan istilah making the most of every opportunity (rebutlah kesempatan-kesempatan yang ada). Kita hidup dalam kronologis tapi jangan hidup secara kronologis melainkan kairos. Jadi pikiran bahwa saya tidak pergi ke gereja minggu ini karena masih bisa minggu depan merupakan cara berpikir kronologis. Seharusnya kita berpikir secara kairos (kita pergi ke gereja karena masih ada kesempatan). Firman Tuhan berkata,”Pakai waktu yang ada” artinya “pakai kesempatan yang ada”. Di dalam kronos ada kairos yang Tuhan kasih.
                Ada lagu yang berlirik Terima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu. Yang kualami dalam hidupku. Terima kasih Yesus untuk kebaikanMu sepanjang hidupku. Reff : Terima kasih Yesusku buat anugerah yang Kau beri. Sebab hari ini , Tuhan adakan. Syukur bagiMu. Itu kairos. Hari ini belum sama dengan kemarin, besok belum tentu ada. Hari ini Tuhan adakan dan kita mengucapkan syukur atasnya. Tuhan mau kita hidup di dalamnya. Tuhan mau kita memakai waktu kita dengan baik.

Pentingnya Menyelamatkan Waktu

                Menyelamatkan waktu merupakan kunci untuk hidup bijak dan berguna (tidak sia-sia). Setiap orang hanya punya 24 jam sehari! Waktu kita sangat terbatas. Ingat sifat waktu: tidak bisa dihentikan (no “ time out”), tidak bisa disimpan (no “bank waktu”), dan tidak bisa dimolor (no “jam karet”). Waktu akan jalan terus, karena itu harus digunakan dengan optimal!
                Beberapa agama mengajarkan waktu dengan cara berbeda. Ada yang menggambarkan sebagai sirkular (berbentuk lingkaran) sehingga ada reinkarnasi (setelah  hidup lalu mati, terus hidup dan mati lagi). Alkitab mengatakan manusia hidupnya hanya sekali (berjalan linear) dan tidak bisa balik. Kalau sudah tua mau muda lagi tidak bisa. Anehnya yang muda maunya cepat dewasa. Siklus hidup menggambarkan keterbatasan waktu, dan tidak bisa kembali. Waktu tidak bisa disimpan. Orang yang pengangguran selalu kelebihan waktu, sedang orang yang sibuk kekurangan waktu. Padahal kita hidup dalam waktu yang sama yakni 1 hari = 24 jam. Ada istri yang minta diajak jalan karena ia kebanyakan waktu senggang. Apakah waktu kita digunakan untuk melihat Tuhan?

Pentingnya mengunakan waktu

                Pada ayat 17 dikatakan,” Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”. Hal ini bukan berarti kita lagi bekerja, sekolah atau membaca Alkitab. Tetapi apakah setiap kali dalam hidup kita melibatkan Tuhan di dalamnya? Sudahkah Tuhan hadir dalam hidup kita? Ini bukan sekedar waktu yang dijalani tetapi ada Tuhan. Apakah Tuhan nomor 1 di dalam hidup kita? Keluarga, gereja, pelayanan, rekreasi kita? Ada yang hanya memikirkan uang saja. Keluarga ditinggalkan karena uang. Banyak orang punya uang tapi tidak menikmatinya sampai di hari Minggu tidak ke gereja karena sibuk cari uang. Walau begitu banyak uang , banyak yang tidak bisa kita beli dalam hidup. Dengan uang kita bisa membeli buku, tetapi tidak pernah bisa membeli kepintaran (kepintaran dari Tuhan). Dengan uang kita bisa membeli obat tapi belum tentu bisa membeli kesehatan. Punya pistol tidak berarti aman. Beli tiket belum tentu membeli kesenangan. Kalau kita hidup mengejar uang dan Tuhan “dibuang”, apa yang bisa memuaskan hidup kita? Uang bisa membeli spring bed termahal, tetapi tidak bisa membeli kenikmatan tidur. Ada orang kaya yang membeli spring bed  seharga Rp 150 juta, tapi saat mau tidur, ia memakai obat tidur, padahal pemulung tidur nyenyak dengan alas tikar di bawah kolong jembatan. Hati-hati waktu hidup kita jangan mengejar yang kita mau namun bukan kehendak Tuhan (mengejar yang bukan Tuhan mau dan kita mengejar segalanya) karena bila demikian berarti kita membuang-buang waktu. Kita mendapat uang tetapi kehilangan banyak (hilang keluarga, anak dll). Ada seorang ibu berkata bahwa anaknya tidak mau mendengar perkataannya lagi. Setiap hari, ibunya pulang malam sehingga tidak bertemu anak. Hanya hari Sabtu-Minggu mereka punya waktu untuk berjalan, namun tidak bisa lagi karena ia maunya dengan temannya (tidak mau dengan mamanya). Komunikasi hanya mengandalkan pesan singkat di BB dan itu tidak cukup. Waktu kecil, anak-anak merengek mau ikut mamanya. Sekarang terbalik, papa-mamanya  yang merengek. Ada masanya mereka ingin berdiri sendiri, mau jalan dengan temannya. Keluarga kehilangan komunikasi walau dengan BBM. Karena mengira BBM menyelesaikan komunikasi. BB tidak bisa hadir dan tidak bisa memberikan waktu. Maka ibu akan kehilangan anak.” Mama papa harusnya siap siaga, tapi tidak bisa merangkul anaknya. Status anaknya di Fb “galau terus”. Ia menulis di Fb sedangkan orang tua tidak pernah melihatnya. Kita bisa kehilangan segalanya saat tidak menggunakan waktu dengan benar. Ada yang bilang, paling enak jadi pembantu. Karena di rumah bisa nonton indovision setiap hari karena tuan dan nyonya nya bekerja sedangkan anaknya sekolah. Kalau hidup hanya mencari uang (bukan Tuhan) maka mungkin kita kehilangan semuanya. Ingatlah siapa Tuhan! Usahakan setiap waktu dilalui dengan mencari Tuhan (dalam sekolah, pekerjaan, pensiun). Punya waktu dengan Tuhan sehingga tahu apa yang Tuhan mau. Ada kesempatan mencari  Tuhan agar hidup kita seimbang. Bacalah Alkitab setiap hari. Kalau dikatakan doa tidak ada waktu , tapi mengapa main game ada waktu? Berilah waktu, baca dan renungkan firman Tuhan. Salah satu bukti bahwa kita mengasihi dan sesuatu itu kita anggap penting adalah dengan MEMBERIKAN WAKTU!
                Apa beda “sisa” dan “sisih”? Kalau makanan yang tidak habis dikatakan masih ada sisa sedangkan kalau “sisih” dilakukan sebelum makan (dipisahkan dulu). Waktu yang kita kasih untuk Tuhan , waktu yang sisa atau sisih? Kalau mau hidup dengan Tuhan , maka kita akan kasih waktu. Seperti juga saat menganggap sekolah penting, maka pk 6 sudah berangkat ke sekolah. Ubahlah mindset. Adalah penting membaca Alkitab, bersekutu dengan Tuhan sehingga ke gereja jangan telat! Sebelum mengikuti ibadah, kita harus menyiapkan diri. Ada yang membaca Alkitab di malam hari saat sudah lelah sehingga ketiduran. Kalau kita merasa penting, seharusnya kita akan memberikan waktu! Di pusat hidup kita seharusnya Tuhan adalah segala-galanya.
               
Kesimpulan


                Orang bodoh selalu membuang kesempatan, orang biasa menunggu kesempatan, orang pandai (bijakasana) mencari kesempatan. Orang bijaksana melakukan semuanya di dalam Tuhan. Selama diberi kesempatan hidup, maukah kita datang kepadaNya? Maukah kita meninggalkan dosa? Maukah kita membaca firman Tuhan? Lakukanlah sekarang (bukan besok atau lain waktu), karena kita tidak tahu berapa lama lagi kita hidup. Marilah mencari dan  mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita.

No comments:

Post a Comment