Monday, April 7, 2014

Substitusi : Allah Menggantikanku

Roma 3:25-26
25  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
26  Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Ibrani 4:14-15
14  Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15  Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.

Ibrani 7:26-27
26  Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
27  yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.

2 Kor 5:15
15  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Pendahuluan

                Dalam perjalanan melayani Tuhan dan beribadah sebagai orang Kristen, saya telah mendengar berbagai kesaksian hidup orang-orang Kristen. 3 contoh di antaranya :
1.     Ada seorang  bapak yang mengganti agama dan menggadaikan iman demi karir di kantornya. Ada jemaat yang bekerja sebagai polisi berkata bahwa jenjang karir orang Kristen di kepolisian paling tinggi mayor. Kalaupun ada yang berpangkat jendral, jumlahnya sangat sedikit. Itu pun susah sekali. Sedangkan bila orang Kristen berkarir sebagai pegawai negeri paling tinggi golongan 2 atau 3, sedangkan golongan 4 sangat sulit dicapai. Sehingga faktanya di lapangan banyak orang Kristen yang rela mengganti imannya demi karir dan hidupnya.
2.     Seorang pemuda/i  rela memeluk agama lain karena terpincut pacarnya dan demi menikah dengan pasangannya.
3.     Seorang pelajar Kristen menyontek di kelas demi nilai yang baik dan lulus sekolah.
Dari contoh-contoh di atas, timbul pertanyaan mengapa sedemikian rendah seorang Kristen memandang imannya (tidak bisa melihat iman Kristen yang sedemikian agung)?  Padahal di dalam Alkitab dan perjalanan iman orang-orang suci (saleh), kita bisa melihat perjalanan hidup mereka dalam mempertahankan imannya, walaupun mereka tetap jatuh dalam dosa. Setelah mengenal karya Kristus di kayu salib, seharusnya paradigma hidup kita berubah.

Substisusi : Allah Menggantikanku (Karya Kristus di Kayu Salib)

                Pengertian substitusi secara sederhana adalah menggantikan artinya bukan saya tetapi orang lain. Dulu waktu pemeriksaan tiket pesawat tidak terlalu ketat, penumpang yang batal pergi dapat diganti dengan orang lain dengan menggunakan tiketnya. Belajar karya Kristus penting untuk iman kita. Untuk memahami istilah substisusi kita mulai dari jabatan kristus yang ditulis di kitab suci. Ada 3 jabatan yang disandang Kristus dalam Kitab Suci dalam perjalanan hidupnya :

1.     Nabi. Nabi adalah seorang yang menyatakan kehendak Allah bagi umat Tuhan tentang keselamatan. Yoh 1:18
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Yesus menyatakan Allah yang tidak kelihatan supaya manusia beroleh selamat sehingga jabatan sebagai nabi dilaksanakan Yesus dengan baik. Kepada umat manusis, Dia menyatakan kehendak Allah.

2.     Raja. Fungsi raja adalah menaklukkan bangsa-bangsa. Sebagai raja, Yesus menaklukkan kita kepada diriNya sehingga kita percaya kepada Dia. Itulah karyanya Dia memberi hati yang percaya dan menaklukkan kita kepada diriNya. Dia bukan saja menaklukkan juga memerintah orang yang dipimpinanNya. Sebagai raja, Dia melindungi umatNya dalam hidupnya. Sebagai raja Dia menaklukkan musuhNya dan musuh kita sebagai orang percaya.

3.     Imam. Jabatan inilah yang berkaitan dengan tema khotbah yakni subsitusi. Seorang imam adalah perantara antara Allah dengan umatNya. Itu sebabnya di antara 12 suku Israel, suku Lewi dipilih untuk memegang jabatan imam. Suku inilah yang melayani Allah supaya umat Tuhan tidak binasa karena hidup dalam kesalahan mereka. Itu sebabnya seorang imam harus menjadikan dirinya supaya hidup dalam hukum-hukum Tuhan karena ia akan melayani dan membawa umatNya kepada Allah dan membawa persembahan kepada Allah. Itu sebabnya kitab Ibrani mengatakan Yesus Kristus adalah Imam Besar yang hidup. Dia membawa pergumulan umat kepada Allah. Ibrani 7:26-27 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,  yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.Kitab Ibrani menjelaskan persembahan diri Yesus di kayu salib cukup satu kali dan itu cukup untuk orang percaya.

3 Aspek Subsitusi

1.     Menggantikan diri saya. Waktu Yesus mempersembahan diriNya , Ia memuaskan keadilan ilahi. Allah itu Allah yang kudus dan tidak pernah kompromi dengan dosa. Dosa bagi Dia adalah dosa dan dosa harus dihukum. Jadi keadilan Allah tidak boleh disepelekan. Kalau berdosa maka kita tanggung karena dosa adalah dosa. Kalau kita memahami dosa begitu menakutkan maka kita harus menjaga diri dari perkara itu. Pengadilan atas dosa membuahkan hukuman. Tapi dalam karakter kasih, Dia rindu orang percaya mendapat keselamatan. Orang-orang pilihanNya adalah orang-orang yang diberikan keselamatan. Tidak mudah memahami kedua karakter Allah (kasih dan adil) yang sepertinya bertentangan. Karakter pertama, Dia kasih dan menyelamakan orang berdosa. Karakter kedua , Dia akan menghukum orang berdosa dan tidak kompromi dengan dosa. Dua karakter ini yang dilakukan Yesus sehingga memuaskan keadilan Allah. Roma 3:25-26  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Yesus merendahkan diriNya untuk meredakan kemurkaan Allah. Ini sesuatu yang luar biasa. Yesus menggantikan kita karena apa yang menjadi keadilan Allah harus dijalankan. Di dalam menjalankan keadilan Allah, kasih Allah nyata dalam diri Yesus yang menggantikan manusia. Alkisah di satu kerajaan terdapat peraturan bahwa kalau lonceng berbunyi di istana berarti ada orang yang akan dihukum mati. Suatu kali ada pemuda yang harus menjalani hukuman mati. Orang muda yang seharusnya punya masa depan cerah, melakukan kesalahan dan divonis hukuman mati. Orang muda tersebut tinggal memiliki ibu yang sangat mengasihinya (ayahnya sudah meninggal). Ibunya sedih karena anaknya harus menjalani hukuman mati, namun peraturan kerajaan tidak bisa ditolak dan besok pagi lonceng akan dibunyikan tanda hukuman akan dilaksanakan. Namun keesokan pagi , setelah prajurit menarik bandul lonceng ternyata tidak terdengar bunyi sama sekali. Orang bingung mengapa lonceng tersebut tidak bunyi. Karena lonceng tidak berbunyi berarti tidak ada hukuman mati. Akhirnya orang muda ini tidak jadi dihukum mati. Setelah diselidiki ternyata ditemukan ibu anak muda  telah meninggal dunia dalam posisi memeluk bandul lonceng. Rupanya sang ibu melakukan hal itu sehingga waktu bandul ditarik pengawal, tubuhnya yang terkena dinding lonceng. Semakin keras ditarik, maka tubuh ibu itu semakin keras mengenai dinding lonceng sampai mengeluarkan darah dan akhirnya sang ibu meninggal demi menyelamatkan anaknya. Waktu saya pertama mengenal Tuhan, saya ingat ilustrasi yang sedemikian mengharukan. Demi putranya, sang ibu mau mengorbankan dan menggantikan dirinya. Ia mengorbankan dirinya dihantam ke dinding lonceng sehingga darahnya tercurah. Pada waktu Kristus di salib, lonceng tetap berbunyi karena lonceng menandakan kematian Yesus. Itulah penggantian (substitusi) yang sifatnya memuaskan keadilan Allah.

2.     Mendamaikan kita dengan Allah. Hal ini dipahami orang Yahudi karena Perjanjian Lama (PL) mengajarkan mereka. PL menggambarkan substisusi dengan jelas dari manusia kepada binatang. Orang berdosa membawa binatang lalu dikorbankan. Lalu imam melakukan ritual ini untuk menggambarkan pemindahan dosa manusia kepada binatang. Hal ini terjadi untuk mendamaikan Allah dengan manusia yang berdosa. Allah benci dosa sehingga perlu didamaikan. Waktu korban disembelih dan mengeluarkan darah , di situ terjadi pembunuhan yang menggambarkan nyawa yang tertumpah dan saat itulah Allah didamaikan dengan manusia yang berdosa.  Jadi Allah memberikan aturan seperti ini untuk mendamaikan diriNya dengan umatNya yang berdosa. Ibarat manusia hidup di suatu negara dan ia bermusuhan dengan pemimpin negaranya, itu sama saja hidup dalam keadaan mati. Nazaruddin, bendahara partai demokrat, melarikan diri ke Amerika karena bersalah. Ia tidak berani menghadapi penegak hukum Indonesia karena ia melakukan kesalahan (korupsi). Waktu berdosa, kita lari dari Allah karena takut. Kita pakai cara dan usaha kita sendiri untuk mengenal Allah tapi sesungguhnya Allah murka. Itu sebabnya supaya kita berdamai dengan Allah, maka Yesus menggantikan kita dari hukuman dosa.

3.     Dia terus menerus menjadi perantara kita dengan Allah. Dalam kitab Ibrani dijelaskan bahwa  Kristus yang menggantikan saya, sekarang jadi pengantara kita dengan Allah di sorga. Itu membuat kita berani datang kepada Dia karena punya perantara. Karena sifat penggantian inilah , maka kita yang harusnya mati menjadi hidup. Itu sebabnya dalam 2 Kor 5:15 dikatakan  Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Jika karya Kristus di salib benar-benar nyata dan dialami secara luar biasa, Dia yang suci menggantikan saya di kayu salib, maka Rasul Paulus mengatakan bahwa implikasinya kita (orang percaya) harus mengalami perubahan dari hari ke hari. Pengetahuan kognitif tentang subsituti seharusnya masuk dalam hidup kita. Betapa mengerikan substitusi tapi betapa agung karya substitusi. Mengerikan karena harusnya sayalah yang dihukum tapi Dia telah menggantikan saya. Mengagungkan karena Dia mau menggantikan saya. Itu sebabnya kita seharusnya mengalami perubahan hidup dari hari ke hari. Dengan demikian, apakah kita akan terus hidup dalam berbohong? Berbohong adalah perkara yang berbahaya. Dosa berbohong dilakukan dari anak sampai orang paling tua sekalipun. Dosa ini paling mudah dilakukan karena lidah tidak sakit waktu digunakan saat berbohong. Bagi Paulus, hal ini tidak boleh terjadi lagi. Memang kita bisa berdosa tapi kita tidak harus berdosa. KaryaNya yang agung tidak mungkin dihinakan dengan diri kita yang menyontek. Seringkali kita terpancing menyontek supaya dapat nilai tinggi supaya ortu tidak marah dan untuk naik kelas. Tujuan itu tidak sebanding dengan Yesus yang mati dan seharusnya tidak.  Sebagai orang Kristen kita harus menjaga supaya tidak memfitnah orang sesuai dengan pepatah Indonesia  “memfitnah lebih kejam daripada membunuh”. Karena kalau dibunuh, orang akan langsung mati dan orang yang langsung mati tidak mengalami kesusahan lagi. Kalau difitnah dia tetap hidup tapi sesungguhnya sudah mati. Dia menjalani hidup dengan susah, karena lingkungan sudah mendengar fitnahnya sehingga sesungguhnya dia sudah mati. Seorang tokoh rohani, Jonatan Edward pernah difintah sehingga ia harus meninggalkan kampung halamannya. Tetapi setelah beberapa waktu berlalu dan ia telah meninggal kemudian terungkap ternyata fitnahan itu tidak benar. Ini peristiwa yang mengerikan. Fitnah terkadang lebih banyak di gereja daripada di luar. Mari kita merefleksikan karya Yesus yang mengantikan kita dan jangan lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang mendukakan hati Allah seperti berjudi, berselingkuh dll. Biarlah karya Kristus yang sedemikian agung bernar-benar nyata dalam hidup kita.

Oleh : Pdt. Hery Kwok

No comments:

Post a Comment