Monday, March 31, 2014

Give Thanks




Mazmur 84:1-8, 11
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur bani Korah.
2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!
3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
4 Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sela
6  Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
7  Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
8 Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
11  Lebih baik satu hari di Rumah-Mu daripada seribu hari di tempat lain. Aku memilih menjadi penjaga pintu di Rumah Allahku daripada tinggal di rumah orang jahat.

Pendahuluan

                Mazmur 84 menggambarkan perjalanan bangsa Israel yang mau menghadap dan memuliakan Tuhan serta mengucap syukur. Meskipun harus berjalan jauh, mereka memiliki kewajiban untuk melakukannya setiap tahun (seperti yang dilakukan orang Kristen setiap minggu di gereja). Lagu Gitit merupakan lagu Ibrani yang dimulai dengan irama perlahan , kemudian lebih cepat dan terus meningkat kecepatannya dan tidak pernah turun kecepatannya. Ini irama khusus dan dipilih pemazmur untuk menggambarkan hal yang penting. Dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan  They go from strength to strength, every one of them in Zion appeareth before God (Kekuatan mereka semakin bertambah, waktu berjalan ke Sion). Bangsa Israel berjalan ke Yerusalem dengan kekuatan yang semakin bertambah (kekuatan demi kekuatan). Dalam perjalanan , mereka harus menghadapi tantangan karena harus melintasi lembah Baka (dalam bahasa Ibrani artinya lembah penderitaan atau lembah air mata). Siapapun yang berjalan melalui lembah ini akan mengeluarkan air mata sehingga disebut lembah air mata. Hal ini disebabkan pada lembah ini ada tumbuhan yang mengeluarkan bau-bauan pedas seperti (daun) bawang sehingga walau sedang bersukacita , orang yang melewati lembah ini akan mengeluarkan air mata.

Melalui Lembah Baka untuk Mengucap Syukur

Bagi orang yang mau mengucap syukur dalam perjalanan ziarah ada lembah air mata. Untuk melaluinya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1.    Gairah (Passion)
Maz 84:2 Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Kata “disenangi” dalam bahasa aslinya berarti “bergairah”. Bila punya gairah, maka semangat dan kekuatan seseorang  semakin bertambah.  Tanpa gairah, apapun yang dilakukan tidak akan berhasil. Jadi awalnya dimulai dengan punya gairah terlebih dulu (untuk menggapai cita-cita harus punya gairah dulu). Dalam terjemahan Bible New Living kata “betapa disenangi” diterjemahkan sebagai “how lovely” atau betapa indahnya (menyenangkan, bergairahnya). Yang perlu direnungkan : “berapa gairah yang kita miliki untuk berjalan bersama Kristus ; aktif dalam gereja; menjadi pemberita Injil Kristus; menyaksikan Kristus?”

2.    Kerinduan
Maz 84:3 Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Ayat ini mengungkapkan kerinduan bangsa Israel untuk datang kepada Tuhan. Dalam bahasa Ibrani kerinduan berarti jarak yang jauh menjadi dekat. Ibarat orang yang sedang berpacaran, maka walaupun pasangan berada di tempat jauh terasa dekat. Seperti dulu sewaktu pacaran saya di Jakarta sedangkan pacar di Bandung. Saat itu tidak ada telpon seluler dan telpon masih susah. Bahkan bila kirim surat bisa 2 minggu baru sampai. Dengan Honda 125 yang saat itu terbilang paling top dan mahal, saya berangkat ke Bandung. Di tengah hujan angin saya tiba di Bandung dalam tempo 4 jam (biasanya 6 jam karena ngebut)!  Contoh lain : dulu di sebelah rumah saya ada gereja. Tapi karena tidak mempunyai kerinduan beribadah, saya tidak pernah ke gereja. Saya lulusan seminari ordo Jesuit yang terkenal karena pengajaran kognitif yang tertinggi dari seluruh ordo. Namun akhirnya saya dijamah Tuhan melalui seorang artis tahun 1960 yang sering menyanyi di istana pada zaman Soekarno menjadi presiden. Dia bertanya, “Kalau kau mati mau kemana?” Saya berpikir dan menjawab, “Saya tidak punya kepastian. Kalau kamu?” saya balik bertanya. Dia pun menjawab, “Saya punya Yesus. Jadi pasti masuk surga”. Jadi saya mengambil keputusan masuk sekolah teologia. Dulu pikiran filsafat saya belum dihancurkan sehingga sulit menerima pengajaran. Akhirnya salah satu dosen berkata,”Di dalam otakmu ada ‘kotak’ anti-Kristus yang belum dihancurkan” sehingga ia pun mendoakannya dalam nama Yesus dan menghancurkannya. Tanpa memiliki kerinduan, walau jaraknya dekat, namun sesungguhnya jauh. Dengan mengikut Tuhan, kita  bersyukur karena bisa  berjalan dengan makin lama makin kuat. Kalau dulu saya bilang  ke orang yang mau ke gereja, “Kirim salam buat Yesus ya” tapi setelah memiliki kerinduan, 10 km berjalan kaki ke gereja pun dijalani.

3.    Rasa aman dan tenang.
Maz 84:4  Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku! Burung pipit adalah burung yang sangat kecil. Di Israel  burung ini tidak pernah membangun sarangnya di lapangan terbuka atau di rumah penduduk, melainkan di celah-celah mezbah Tuhan, yang hanya bisa dimasuki oleh imam besar atau imam yang betugas. Menurut tradisi Yahudi, mezbah ini dijaga oleh orang-orang dari suku Lewi selama 24 jam dengan tombak untuk menghindari burung pemakan bangkai memakan daging korban bakaran. Sedangkan burung pipit dibiarkan saja hidup dan dan membangun sarang di mezbah Tuhan. Ibarat burung pipit, jemaat Tuhan membangun hidup rohani kita dalam rumah Tuhan (gereja). Dengan masuk gereja, hidup kita terlindungi karena di luar banyak pergaulan yang tidak berdasarkan azas-azas kekristenan yang akhirnya bisa menyelewangkan kita. Termasuk di dalamnya ada gerakan pluralistis , bahkan ‘gereja’ setan. Saya pernah mengusir setan dari mantan orang pernah beribadah di sana dan setannya baru bisa keluar setelah 1,5 bulan! Istilah ‘gereja’ setan tidak tepat karena kata gereja diartikan sebagai perkumpuluan. Padahal kata “gereja” bukan sekedar perkumpulan tapi berasal dari kata Yunani kuriakê yang artinya perkumpulan milik Tuhan jadi bukan sekedar himpunan umat tapi kumpulan umat yang dipanggil keluar (eukalio) dari kegelapan masuk ke dalam terang menjadi murid Kristus. Dengan berada di dalam gereja, kita merasa aman. Firman Tuhan berbicara tuntas sehingga kita berjalan dengan percaya diri dan tidak terombang-ambing. Orang yang berjalan makin lama makin kuat tidak tergoda kiri kanan, walau di depannya ada lembah air mata, harus yakin melewatinya dengan penuh percaya diri.

4.    Pujian
 Maz 84:5 Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Pujian membuat kita tenang melewati apapun. Waktu di AS selama 4,5 tahun kami sempat menyaksikan para mariner menempuh latihan fisik sambil bernyanyi. Karena dilakukan sambil bernyanyi, tahu-tahu mereka sudah menempuh jarak sepanjang 5 mil! Orang yang menaikkan pujian menolong dirinya sendiri karena roh Allah bersama dia. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.   Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." (Mat 11:29-30) Karena orang suka memasang kuk yang salah. Saya pernah mengalami 10 menit jantung berhenti (layar monitor EKG menunjukkan grafik datar) sewaktu di Tiongkok dan tubuh saya sudah ditutup dengan kain putih. Selama 10 menit itu saya melihat banyak dan setelah itu setiap 2 bulan sekali saya pergi ke Kalimatan memberitakan Injil. Makin tua kami semakin sering bernyanyi. Ada masalah kami bernyanyi terus. Basilea Schlink, seorang suster gereja Lutheran, berkata, “Jika engkau memandang persoalan terus menerus maka Tuhanmu menjadi kecil, tapi kalau engkau memandang Tuhan terus,maka persoalanmu menjadi kecil”. Banyak orang Kristen kehilangan pujian dalam keluarga dan saat menghadapi persoalan karena cara memujinya tanpa arti sama sekali. Lakukanlah gerakan untuk mengikuti Tuhan dengan setia dengan pujian. Jangan sampai kehilangan pujian dalam melangkah bersama Kristus.

5.       Ada Kekuatan
Maz 84:6A Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, Nats ini diambil dari kitab Kejadian. Kata “berbahagialah” memiliki konotasi “diberkatilah”. Manusia diciptakan dari debu tanah (adama)  sehingga akan kembali lagi menjadi debu tanah, sehingga manusia tidak perlu sombong. Kekuatan debu tanah datang dari apa? Saat ditiup, debu akan terbang sehingga debu dianggap tidak ada nilai. Mayim (bahasa Ibrani)  artinya air yang menggambarkan Tuhan karena dengan air, debu jadi berbobot sehingga bila ditiup tidak terbang lagi. Jadi hubungan kita (debu) dengan Tuhan (air) harus diperkuat. Mulailah pagi hari dengan berdoa kepada Tuhan seperti Maz 90:14 yang ditulis Musa pada usia 120 tahun, “Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami.” Ibarat air yang ditaruh pada debu tanah yang membuatnya menjadi kuat dan dengan kekuatan inilah kita berjalan dengan makin lama makin kuat. Suatu kali Pdt. Billy Graham ditanya oleh seorang ateis, “Tolong jelaskan orang Kristen itu apa?”. Pdt. Billy menjawab,”Mudah. Menjadi orang Kristen tidaklah dengan memuji, menyembah Tuhan di gereja, memberi persembahan dan aktif di gereja. Tapi seorang Kristen punya hubungan pribadi dengan Kristus. Itulah kekristenan.” Jadi bukan punya hubungan pribadi dengan pendeta, majelis melainkan dengan Kristus. Saya sudah 39 tahun melayani Tuhan sehingga saat ini pendeta senior di gereja tinggal saya. Sampai hari ini, khotbah saya lahir dari hubungan dengan Tuhan tiap pagi. Saat itu tidak boleh diganggu bahkan oleh istri. Gereja membutuhkan bukan saja pimpinan rohani yang pintar tetapi yang lebih penting adalah memiliki kedekatan dengan Kristus sehingga punya kekuatan untuk menghadapi berbagai persoalan. Kata Yesus, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Kata “di dalam (in)” artinya hubungan kita ada di dalam Dia, sehingga kita makin hari makin kuat berjalan bersama Dia.

6.    Ada komitmen
Maz 84:6b yang berhasrat mengadakan ziarah! Kata  “berhasrat” mengandung arti memiliki komitmen berjalan bersama Tuhan. Kalau tidak punya komitmen, kapan bisa bertumbuh makin kuat? Kalau punya komitmen, maka Tuhan terus bersama pada apapun yang kita lakukan. Namun tidak berarti Allah melakukan apa yang saya mau (ini kekeliruan teologis) karena kita seharusnya melakukan kehendakNya seperti yang tertuang pada doa Bapa Kami , jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga (Mat 6:10b) jadi bukan kehendak kita yang jadi.

7.    Berkat
Apa akibatnya kalau berjalan makin kuat saat menyeberangi lembah air mata? Kita menjadikan penderitaan ini menjadi berkat. Saya tahu penyakit saya menjadi berkat. Saya dan istri diundang untuk khotbah dalam 3 kebaktian di gereja Hok Im Tong Bandung. Dengan menceritakan sakit penyakit yang saya alami, mereka merasa dapat berkat dan saya  diundang lagi mingu depannya, sehingga total saya 6 kali khotbah di sana. Jemaat Tuhan harus ikut ambil bagian dalam kegiatan misi. Jangan memberi persembahan minim untuk misi. Ada jemaat yang memberi sedikit untuk gereja. Harusnya yang besar untuk Tuhan bukan yang kecil kalau tidak kita memandang Tuhan semakin kecil (harusnya aku yang makin kecil). Lembah air mata menjadi lembah permata air karena kita sudah melewati dengan 7 langkah untuk berjalan makin lama makin kuat. (Maz 84:7, Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Jangan sampai kita kehilangan gairah, motivasi, tujuan hidup. Kalau kehilangan maka kita berdoa untuk disemangati ulang sehingga kita benar-benar hidup di jalan Tuhan. Maz 84:11a Lebih baik satu hari di Rumah-Mu daripada seribu hari di tempat lain.Itu akibat dari menjalankan dasar syarat itu, sehingga berjalan makin lama makin kuat. Firman Tuhan sangat dalam maknanya untuk kita. Tetapi firman Tuhan hari ini memberi kita semangat untuk melangkah dengan pasti.

Oleh : Pdt. Dicky Ngelyaratan

Berasal dari Maluku Tenggara Barat (dulu Maluku Tenggara) yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia. Ayah keturunan Tionghoa sedangkan ibu dari Maluku Tenggara Barat. 6 tahun lalu menjalani cangkok ginjal di Tiongkok (dokter di Jakarta sudah menyerah) dan pernah dinyatakan meninggal oleh dokter saat itu. Namun sekarang tetap segar di usia 63 tahun.  Istri berasal dari Jawa Barat dan dikaruniai 2 orang anak. Sekarang sedang menantikan seorang cucu.

No comments:

Post a Comment