Monday, March 17, 2014

Kristus adalah Kegenapan Hukum Taurat. Apa Artinya untukku?








Matius 5:17-20
17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
18  Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
19  Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
20  Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pendahuluan

                Setiap kali penulis Alkitab menuliskan kitabnya, maka ia harus menyesuaikan tulisan dengan konteks dan pembacanya. Hal ini ibarat, warta GKKK Mabes yang sebagian menggunakan bahasa Mandarin, tidak cocok dengan gereja yang saya layani karena jemaatnya  berbahasa Jawa. Injil Matius ditujukan pada orang-orang Yahudi maka terdapat banyak sekali tulisan yang terkait dengan adat dan budaya Yahudi di dalamnya. Salah satu kekuatan orang Yahudi adalah ketaatan mereka pada hukum Taurat. Bahkan ada orang Yahudi yang berkata , “Silahkan bunuh saya tetapi jangan pernah kutak-katik hukum Taurat”. Hukum Taurat memperoleh tempat utama dalam bangsa Yahudi. Sehingga begitu Yesus Kristus melakukan sesuatu yang menyimpang dari hukum Taurat, mereka marah luar biasa. Mereka merencanakan pembunuhan jauh-jauh hari karena menganggap Yesus melanggar hukum Taurat. Benarkah Yesus melanggar atau meniadakan hukum Taurat? Tidak! Yesus menggenapi hukum Taurat.

Terdapat 3 hal yang perlu dicatat pada perikop terkait dengan hukum Taurat ini :

1.     Yesus bukan datang untuk meniadakan hukum Taurat. Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Yesus memulai khotbahnya dengan “Janganlah kamu menyangka” yang bermakna “Janganlah kamu curiga” bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat. Perkataan “Jangan kamu menyangka” diintonasikan dengan tegas. Hal ini dikatakan karena ada beberapa kali Yesus “melanggar” hukum Taurat. Contoh : Yesus mengijinkan muridNya memetik gandum pada hari Sabat (Markus 2: 23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.). Waktu ditanya alasannya, Yesus mengatakan, "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (Markus 2:27). Bahkan akhir dari kisah itu Yesus mengatakan, “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Markus 2:28). Jadi Aku (Yesus) mempunyai hak menggunakan hukum Taurat untuk melakukan apapun juga (Yesus menyembuhkan orang sakit, orang lumpuh dan orang buta  pada hari sabat). Sebelum melakukannya, Yesus bertanya, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" (Markus 3:34). Bagi orang Yahudi, pada hari Sabat jangan melakukan apa pun. Orang berdosa bukan hanya karena berbuat jahat, tetapi kalau diam-diam saja (Yak 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa). Alkitab dengan jelas mengatakan hukuman atas orang-orang yang diam-diam saja, “Kamu akan binasa kalau tidak memberitakan Injil kepada orang yang akan binasa itu”. Mereka mengatakan, “Tuhan kami tidak melakukan apa-apa kepada mereka”. Tuhan berkata, “Justru karena itu, AKu menghukum kamu”. Orang Yahudi pada hari sabat  diam-diam saja. Yesus berkata , "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" (Lukas 14:5). Sudah berapa banyak Allah menghukum manusia karena menunda?  Berapa banyak yang dihukum Tuhan karena diam-diam saja? Maka Yesus mengatakan,”Hari Sabat adalah hari yang tepat untuk berbuat baik”  atau lebih tepat “Setiap hari adalah hari yang tepat untuk berbuat baik termasuk hari Sabat”. Maka saat berbuat baik , jangan menunda! Jadi kalau hari ini digerakkan untuk berbuat baik, maka lakukanlah! Jangan tunggu minggu depan karena mungkin tidak ada lagi kesempatan yang sama. “Senjata ampuh” yang diberikan iblis adalah “tunda saja”.
          Ada seorang ibu yang suka memberitakan Injil. Tiap hari ia memberitakan Injil pada orang-orang yang ditemui. Bahkan saat ia lanjut usia dan matanya sudah kabur, ia tetap memberitakan Injil. Ada seorang majelis muda mengatakan, “Bu jadi orang Kristen jangan sok-lah. Sesudah dari gereja pulang saja”. Terhadap perkataan ini, si Ibu tidak lemah semangat dan ia tetap memberitakan Injil. Suatu saat ia tidak bisa membedakan lagi antara pria atau wanita , pohon atau orang karena sudah begitu kabur matanya. Tetapi tetap semangat memberitakan Injil. Suatu kali ia berjalan dari toko ke jalan lalu ia bertemu patung untuk promosi barang. Karena ia kabur, ia mengira patung itu orang dan ia menginjilinya, “Kamu percaya saja kepada Yesus!” Karena tidak ada jawaban, ia berpikir orang itu setuju dan ia berkata, “Kalau begitu saya doakan kamu supaya percaya”. Maka ia pun berdoa untuk keselamatannya. Pada saat yang sama majelis muda lewat dan melihat kejadian tersebut. Lalu ia berkata, “Bu jadi orang Kristen jangan sok-lah, masa patung diberitakan Injil?” Ibu ini terkejut. Tapi komentarnya, “Bagiku lebih baik memberitakan Injil kepada patung daripada menjadi orang Kristen sama dengan patung”. Coba periksa berapa banyak “patung” di gereja ini? “Doing nothing” sama saja “digging something” (tidak melakukan apa-apa sama saja dengan menggali sesuatu yaitu menggali kuburan dan kegagalannya sendiri). Untuk merusak gereja tidak perlu melakukan apa-apa tapi diam saja maka gereja akan hancur. Jadi jika tidak melakukan apa-apa, ibarat menggali kuburan sendiri. Maka Yesus berbuat sesuatu tiap hari bahkan pada hari Sabat. Hudson Taylor saat KKR pernah mengundang banyak orang, Semua orang harus terlibat dalam pelayanan. Semua peserta KKR diberi kertas untuk menulis komitmennya dalam melayani Tuhan. Semua menulis komitmennya. Tetapi ada seorang pemuda yang tidak berani menulis dan tetap membawa kertas kosong. Saat bubaran, dia pulang terakhir untuk bertemu Hudson Taylor. Saat bertemu, ia menyerahkan kertas kosongnya. Kemudian sang pendeta bertanya,”Mengapa kamu tidak menulis sesuatu?” Ia menjawab, “Saya tidak bisa apa-apa. Saya tidak bisa bernyanyi, main musik, tidak bisa menterjemahkan, tidak bisa computer”. Hudson kemudian bertanya,. “Apa pekerjaanMu?” Dijawabnya, “Akrobat”. Hudosn berkata, “Kalau begitu kamu main akorbat saja di gereja”. Jadi pagi-pagi sekali sebelum gereja dimulai dia sudah berdiri dan main acrobat. Legenda ini dimulai saat ia meloncat sampai terjatuh dengan sempurna dan berdiri di depan patung Bunda Maria di gereja Katolik tersebut. Patung tersebut lalu menggerakkan tangannya dan melap keringat pemuda tersebut. Apa artinya? Loncat-loncat diterima, yang ditolak adalah diam-diam saja dan ngantuk. Gereja hancur bukan karena kejahatan di gereja tapi karena jemaat yang pasif. Saya selalu berkhotbah dimana pun, “Gereja hancur bukan karena kejahatan aktif di gereja tapi karena jemaat yang pasif. , tidak melakukan apapun juga”. Tuhan berkata, “Aku justru memanfaatkan hari sabat untuk berbuat sebanyak mungkin”. Yesus menggunakan kata “meniadakan” 4 kali artinya Yesus serius sewaktu berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat. Satu iota, titik pun tidak akan ditiadakan”. Satu iota (titik) dalam bahasa Ibrani, suatu tanda yang tidak mempengaruhi bunyi dan artinya. Artinya kalau diambil pun tidak mempengaruhi arti kalimat. Yang itu saja “Saya tidak akan tiadakan”, maka Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat.

2.     Yesus menggenapkan hukum Taurat karena hukum Taurat gagal membuat manusia dekat kembali kepada Allah. Justru hukum Taurat membuat manusia tahu bahwa manusia adalah berdosa (dulu aku tidak pernah tahu sampai ada peraturan yang aku baca). Rasul Paulus mempunyai pergumulan yang luar biasa. Kalau kita mencari contoh orang yang taat hukum Taurat maka harusnya Rasul Pauluslah yang menjadi contoh. Ia berkata, Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.  Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku (Roma 7 : 19-20). Mustahil manusia bisa mentaati Taurat. Kita berdosa bukan karena ingin berbuat dosa, tetapi dosalah yang memaksa kita berbuat dosa. Pada akhirnya seperti Rasul Paulus  berkata “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24). “Aku manusia celaka” juga menjadi teriakan kita. Aku ingin memberi justru merampas, aku ingin mengasihi tapi malah membenci, aku ingin damai tapi pertengkaran yang dilakukan. Maka ia berkata, “Akulah manusia celaka”. Pertanyaaan agung dari Rasul Paulus pada Roma 7:24, “Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Saat kita begitu frustasi dan stress dan mengalami tekanan berat , pasti pertanyaan yang muncul, “Siapakah yang sanggup menolong aku, memecahkan persoalanku, sanggup menolong rumah tangga, pekerjaanku, anak-anakku, orang tuaku, gerejaku?”  Pertanyaan yang sungguh-sungguh. Siapakah yang sanggup? Hari ini mungkin kita berkata, “Tuhan aku punya masalah yang besar. Pergumulan yang besar. Aku tidak tahu cara keluarnya bagaimana.” Tetapi setelah khotbah ini saya berharap kita semua mengatakan, “Hai masalah aku punya Allah yang besar”. Allah besar luar biasa, kenapa kita lemah dan lesu seperti orang yang kalah terus? Tidak kebetulan saya datang ke tempat ini untuk mengingatkan bapak-ibu agar tidak letih, lesu, lemah dan letoy. Semangat yang membuat kita sukses. Setelah ada pertanyaan “Siapakah yang sanggup?” harus ada jawabannya. Syukur kepada Allah, oleh karena di dalam Yesus Kristus .  apapun masalah kita , Yesuslah jawabannya! Pertanyaan, “Aku manusia celaka, siapakah yang sanggup membebaskan aku dari tubuh celaka ini?” Syukur kepada Allah di dalam Yesus Kristus, Yesus telah menggenapi hukum Taurat, karena kita tidak mampu menggenapi, tidak sanggup memikul beban melakukan hukum taurat. Kalau tidak sanggup kita akan pergi menuju neraka. Tetapi Tuhan mengangkat supaya kita bisa berdiri tegak berjalan menuju surga. Maka 8:1 Roma berkata,” Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Jadi tuntutan hukum Taurat yang tidak sanggup kita lakukan, diambil alih oleh Tuhan Yesus sehingga kita tinggal tenang saja. Ini memang bagian dari Allah, kita tidak sanggup memikul hukum Allah. Ini bagian dari Allah. Biarkanlah Allah menyelesaikan dan Ia telah menyelesaikannya! Sehingga di atas kayu salib Yesus berkata, “Sudah selesai!” Tapi kita tidak bisa santai saja. Ada bagian yang Allah kerjakan dan ada bagian yang kita kerjakan. Maka biarkanlah Allah dan kita mengerjakan bagian masing-masing. Jangan sampai , Allah sudah mati di kayu salib lalu kita diam saja. Tidak bisa! Semangat yang kita pegang, apa yang kita tidak sanggup lakukan, biarkanlah Allah lakukan. Jangan kita malas, dan hanya membiarkan Tuhan yang lakukan. Datang ke gereja adalah bagian kita. Jangan bilang, sekali-sekali tidak datang, biar di rumah saja. Tidak bisa. Sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan, lakukan sesuatu bagi Tuhan.

3.     Yesus menggenapkan hukum Taurat artinya menyempurnakannya  sehingga makna hukum Taurat menjadi sempurna. Yesus datang suapya kita bisa sempurna menuruti hukum Tuhan. Yang menarik  kata kunci dari kitab Matius : “digenapi”. Pada pasal 1-4 berkali-kali dikatakan : “maka digenapilah”. Maka tidak berlebihan ketika Yesus berkata, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”(Mat 5:17). Apa yang dulu merupakan bayang-bayang di kitab Taurat, sekarang di dalam Kristus menjadi nyata. Pada Kej 3:15 Allah berfirman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Kalau kita berada di kitab Kejadian, kita tidak tahu maksud Allah berkata seperti itu, tetapi di Perjanjian Baru kita tahu, maksudnya Yesus diremukkan tumitnya oleh iblis tapi Dia meremukkan kepala si iblis. Apa yang dulu hanya bayang-bayang sekarang jadi kenyataan di dalam kristus. Apa yang dulu mudah-mudahan sekarang menjadi kepastian. Maka kekristenan bukan agama mudah-mudahan, tetapi agama yang pasti, ya dan amin. Kalau ditanya, “Apakah anda masuk surge?” maka jawabannya bukan “insya Allah” tapi “pasti masuk surge”. Bahkan kita sudah ke surga sebelum kita meninggal karena sejak kita menerima Kristus kita menjadi warga negara surga. Yesus mengerjakan bagian kita untuk memberi kepastian kita pasti masuk ke kerajaan surga,  kita diberi pengampunan atas dosa-dosa kita.
          Suatu kali Martin Luther didatangani iblis. Tiba-tiba iblis melemparkan gulungan kertas dan berkata, “Baca itu!” Lalu gulungan kertas itu diambil dan dibaca oleh Marin Luther. Isinya daftar dosa yang dilakukan oleh Martin Luther. Ada tanggal dan jam. Martin Luther gemetar. Dosanya dicatat lebih banyak dari yang dia ingat. Di agama lain, diajarkan ada 2 malaikat di kiri kanan pundak manusia. Malaikat di sebelah kanan mencatat semua kebaikan dan malaikat di sebelah kiri mencatat kejahatan manusia tersebut. Malaikat yang di kiri kecapaian mencatat dosa manusia. Sementara malaikat di sebelah kanan minta cuti daripada tidak kerja, karena ditunggu-tunggu tidak ada perbuatan baik yang dilakukan manusia.  Kemudian iblis berkata , “Hai Martin Luther,  aku kira kamu selamat tapi dosamu banyak sekali. Itu yang saya catat dan yang ingat.” Jadi Marin Luther gemertar dan berpikir, “Jangan-jangan aku tidak selamat gara-gara banyak dosaku.” Lalu iblis tertawa dan melemparkan lagi gulungan berikutnya. Ketika gulungan kertas kedua dibuka oleh Martin Luther, ternyata ia lebih kaget lagi. Itu dosa masa depan Martin Luther. Banyak orang berpikir untuk berbuat dosa di masa depan sehingga ada pembunuhan yang direncanakan 2 bulan lalu, pencurian yang direncanakan, perceraian yang direncanakan, pertengkaran direncanakan, iblis tahu dan mencatatnya. Martin Luther kaget. Ia gemetar, “Oh Tuhan bagaimana aku menyelesaikan hal ini?” Hal ini sama seperti teriakan Rasul Paulus, “Aku manusia celaka. Siapa yang akan menyelamatkan aku?” Martin Luther teringat, Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba (Yes 1:18) lalu ia menggulung kertas itu dan dengan tegas berkata ke iblis,”Balik hai iblis! Enyahlah! Darah Kristus menghapus dosaku.” Sehingga iblis balik ke neraka dan tidak kembali lagi. Yesus telah menggenapi apa yang kita tidak sanggup genapi. Yesus telah lakukan apa yang tidak sanggup kita lakukan. Kita mesyukuri apa yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Kita berterima kasih untuk apa yang telah diperbuatNya bagi kita dengan cara melakukan apa yang bisa kita layani. Memberi apa yang bisa kita beri, berdoa apa yang bisa kita doakan. Tuhan ingin kita melayani Dia karena Dia telah melayani kita. Tidak ada lagi yang perlu kita perbuat untuk menggenapi hukum Taurat, karena Yesus telah menggenapinya


Oleh :  Pdt. Gunar Sahari

Pdt. Gunar Sahari melayani di Gereja Presbyterian Indonesia dan mendirikan Sekolah Teologia Pelita Dunia berlokasi di Gading Serpong.

No comments:

Post a Comment