Sunday, August 4, 2013

Berikanlah yang Terbaik

Pdt. Liem Ie Liong

Kej 4:1-5
1  Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;
4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,
5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Kejadian 4:1-5 merupakan perikop tentang persembahan Kain dan Habel kepada Tuhan. Ada beberapa pertanyaan yang tidak mudah dijawab timbul :
1.     Mengapa persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain tidak? Apakah Allah pilih kasih?
2.     Kapan kita tahu persembahan Kain tidak diterima dan Habel tidak? Apakah saat persembahan diberikan atau sesudahnya?
3.     Bagaimana kita tahu bahwa persembahan kain itu salah dan persembahan Habel benar dihadapan Allah, sehingga Allah menerima persembahan Habel dan tidak menerima persembahan Kain. Apakah persembahan Kain salah dan Habel benar sehingga diterima?
Apakah kita merenungkannya saat membawa persembahan kepada Tuhan? Apakah persembahan kita diterima oleh Tuhan?

Apa persembahan  Kain dan Habel?
Keduanya membawa persembahan dari hasil pekerjaan mereka. Kain seorang petani membawa hasil pertaniannya, Habel seorang peternah dan membawa anak sulung kambing domba. Keduanya, membawa hasil dari usahanya. Waktu sekolah minggu, ada guru Sekolah Minggu yang menceritakan bahwa persembahan Kain yang jelek/ busuk. Padahal firman Tuhan tidak menceritakan demikian. Kain membawa persembahan dari hasil pertaniannya , tidak dikatakan membawa hasil pertanian yang jelek/buruk. Keduanya membawa persembahan yang menurut pandangan manusia baik. Mereka melihat hasil usaha mereka dan membawanya kepada Allah.
Persembahan Habel diterima dan Kain tidak, karena Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Secara manusiawi, apa yang dipersembahkan mereka baik, namun yang dilihat adalah orang yang bagaimana yang mempersembahkannya. Kain setelah tahu persembahannya tidak diterima menjadi marah, lalu membunuh adiknya. Karakter Kain dinilai tidak baik dan hal ini dilihat dari bagaimana ia bersikap saat membawa persembahan kepada Allah. Mungkin dengan sikap yang sombong. Sikap inilah yang tidak berkenan dihadapan Allah. Tetapi Habel membawa persembahannya dengan merendahkan hati di hadapan Tuhan . Yak 4:6 Allah mengasihi orang yang rendah hati, sebaliknya Allah menentang orang yang sombong. Tuhan memperhatikan orang yang membawa persembahan itu. Habel persembahannya diterima, karena ia membawa dengan sikap yang rendah hati, tulus, sungguh-sungguh dan pernyataan syukur ke hadapan Tuhan sehingga persembahannya diterima. Alm Pdt. Eka Darmaputra mengatakan, “Siapakah saya ketika membawa persembahan di hadapan TUhan?” Bagaimana dengan kita? Adakah sikap yang benar , rendah hati dan bersyukur ketika membawa persembahan di hadapan Tuhan?

2 Korintus 9:6-7
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.  Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Bagian ini ingin memberitahukan kita, bukan kita membawa persembahan untuk menerima berkat Tuhan. Tetapi kita menyadari membawa persembahan , ini adalah berkat Tuhan. Seringkali orang Kristen membawa persembahan supaya saya mendapat berkat Tuhan Seharusnya saat membawanya kita menyadari , ini berkat Tuhan.
Bagaimana saya membawa persembahan itu kepada Tuhan?
- Kerelaan hati, jangan  terpaksa atau bukan terpaksa.
- Sukacita, jangan sedih hati/ bukan dengan sedih.
-  Membawa dengan hati bersyukur atas berkat Tuhan.

2 Kor 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.. Dengan kebajikan , kita menyalurkan berkat Tuhan karena Tuhan sudah memberkati. Tuhan mengingatkan, apakah kita sudah membawa persembahan yang terbaik kepada Tuhan. Habel sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan ketika membawa persembahan. Habel membawa anak sulung kambing domba. Ia tahu memberikan persembahan yang terbaik. Habel rendah hati dan tulus, dengan kerelanan dan sukacita dan diberikan kepada Tuhan sebagai ucapan/ korban syukur sehingga Tuhan boleh menerima persembahan Habel. Ketika membawa persembahan kepada Tuhan, apakah kita mempunyai motivasi yang salah? Misalnya ; supaya Tuhan memberkati dengan banyak. Tuhan tidak melihat berapa banyaknya. Tuhan tidak melihat kuantitas tetapi kualitasnya. . Kalau Tuhan sudah memberkati dan memberikan yang terbaik,mengapa kita tidak dapat memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Bukan saja di dalam memberi  persembahan, tetapi juga di dalam melayani Tuhan. Dalam memberi persembahan, sudahkah kita  setiap kali membawa persembahan yang terbaik bagi Tuhan?

Lukas 21:1-4.
Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.   Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.  Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.   Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Ketika Tuhan Yesus di bait Allah, ada orang membawa persembahan, dan Yesus memperhatikan mereka memberi persembahan. Banyak orang kaya yang memasukkan persembahan dalam jumlah yang besar. Tetapi ada seorang janda yang mempersembahkan hanya 2 peser (mata uang yang terkecil waktu itu). Tetapi ketika Tuhan Yesus melihat mereka membawa persembahan, Ia berkata, “Sesungguhnya, janda itu memberi lebih banyak dari semua orang. Orang kaya member di dalam kelimpahan, tetapi janda ini membawa di dalam kekurangan, bahkan sesluruh nafkah.” Tuhan mengatakan itu baik padahal 2 peser nilai yang paling kecil. Orang kaya pasti memberi persembahan dengan uangnya yang banyak. Tetapi Tuhan Yesus berkata, “Lebih banyak janda itu memberikan.” Karena orang kaya diberkati dengan limpah. Ia bisa memberikan jumlah yang banyak. Tetapi janda dalam kekurangannya masih bisa memberi persembahan . Tuhan tidak melihat kuantitas, tetapi Tuhan melihat orang yang memberikan. Di Bandung, ada liturgis yang sebelum persembahan berkata, “Saudara-saudara mari kita membawa persembahan yang banyak.” Lalu ada seorang majelis yang mengatakan, “Jangan ngomong begitu.” Anggapan majelis itu, yang baik itu adalah persembahan dalam jumlah yang besar. Bukan demikian! Memberi persembahan tidak begitu. Kita menyadari siapa kita ini. TUhan memberkati saya, saya membawa persembahan ini di hadapan Tuhan sebagai ucapan syukur dan dengan sukacita. Apakah kita memberikan waktu yang terbaik saat datang ke hadapan Tuhan? Demikian juga waktu kita melayani Tuhan, apakah kita melayani Tuhan dengan yang terbaik? Banyak yang mengatakan , “Saya memberikan yang terbaik.” Apakah betul kita mmberi yang terbaik? Ketika merenungkan hal ini, sepatutnyakah kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Tuhan Yesus sudah memberikan yang terbaik. Karena ia sudah mau mati di atas kayu salib, menebus dosa kita menggantikan kita yang seharusnya dihukum. Ia berikan dirinya untuk menebus dosa kita. Begitu besar kasihNya kepada kita. Dia sudah berikan yang terbaik, karena darahNya tertumpah menebus kita. Ketika mengikuti sakramen, kita diingatkan Tuhan Yeus memberikan terbaik , selayaknya kita juga memberikan yang terbaik. Biarlah kita sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dengan segenap hati melakukannya untuk Tuhan. Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti bukan untuk manusia tetapi kepada TUhan. Biarlah kita dengan ucapan penuh syukur di hadapan Tuhan.


No comments:

Post a Comment