Sunday, August 11, 2013

Kehidupan Orang Kristen

Ev Amelia

Kol 3:5-15
5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
6  semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
7  Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.
8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
9  Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,
10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
14  Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.

Mengapa kita menjadi orang Kristen? Ada yang mengatakan agar kita memperoleh perlindungan-pertolongan Tuhan, kehidupan kekal (masuk surga), namun jangan lupa agar kita menjadi orang yang lahir baru (mengalami perubahan dari kebiasaan , cara berpikir, perilaku yang tidak baik). Sudah berapa lama kita menjadi orang Kristen? Mungkin ada yang dari lahir, TK, remaja, menikah atau baru saja menjadi orang Kristen. Setelah sekian lama kita jadi orang Kristen, apakah kita memperlihatkan perbedaan sebagai orang Kristen? Apakah kita masih tetap orang yang sama seperti sebelumnya? Apakah kita merasa puas hanya dengan memiliki keselamatan di dalam Kristus? Menjadi orang Kristen tujuannya bukan hanya untuk mendapat hidup kekal. Allah menebus kita dengan darah Kristus yang mahal tidak sekedar memindahkan kita dari dunia ke sorga , tetapi setiap orang Kristen supaya menampakkan perubahan cara hidup, kebiasaan dan sifat. Saat ini hal ini kurang didengungkan di mimbar. Padahal dari dulu sering dikhotbahkan tentang orang Kristen yang diubahkan. Setelah menjadi Kristen, apakah orang lain lebih menyukai kita, ada sukacita, dan merasakan pergaulan di gereja menyenangkan? Ini adalah tanda kita sudah berubah atau tidak. Itulah sebabnya Tuhan katakan kepada kita Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuanny  ,Setelah jadi orang Kristen, kita harus membuang hal-hal pada ayat 8. Ibaratnya pamper yang digunakan bukan saja saat bayi tapi juga setelah menjadi tua. Pamper berguna untuk menampung kotoran yang keluar dari tubuh kita. Kalau sudah terkena kotoran, maka saat dipakai sudah tidak enak, karena gatal dan gerah. Sebagai orang Kristen kita harusnya merasa gerah dengan kehidupan kita yang lama. Maka kita membuangnya seperti membuang pamper yang kotor.

Pertama-tama yang perlu dibuang adalah amarah. Tidak ada orang yang lepas dari hawa amarah. Kalau ada sesuatu yang menyinggung, maka kita marah. Marah tidak dikatakan sebagai dosa. Marah reaksi emosional yang sangat alamiah. Tuhan juga marah bahkan murka. Tetapi yang dimaksud di sini adalah marah yang sifatnya merusak, menyakiti , menghancurkan, melukasi orang lain dan diri sendiri serta melakukan kejahatan. Marah digandeng dengan geram  menjadi kemarahan yang begitu membara sehingga kita ingin balas dendam dan ingin menyerang. Ada yang mengatakan “bahkan mati tidak akan lupa”.  Kemarahan itulah yang kemudian membuat kita melakukan kejahatan yang bisa ditujukan kepada orang yang salah atau bisa juga ke orang yang tidak berdosa. Kejahatan bisa berbentuk perkataan dan perbuatan yang menyakiti orang lain dan mengakibatkan kerugian pada sesama atau hal yang buruk terjadi pada orang lain. Yang lebih parah, orang menjadi terbiasa melakukan kejahatan, bahkan tidak sadar sedang melakukannya malah menganggapnya sedang melakukan kebenaran. Kejahatan harus dibuang. Kemarahan bisa mengakibatkan memburuk-burukkan, memfitnah atau menghancurkan hidup orang lain, mengeluarkan kata-kata kotor atau berdusta. Karena kita ingin orang lain hancur dan ingin orang tersebut terluka. Fitnah biasanya bercampur dengan gossip. Dalam bergosip seringkali kita melakukan fitnah terhadap orang lain karena kita tidak tahu apa yang dikatakan atau dibicarakan orang lain. Biasanya kita bilang, “Katanya dia itu begitu-begini”, lalu orang lainnya menambahkan lagi kata-kata lain. Akibatnya hal buruk telah masuk dalam pikiran orang-orang lain karena dimulai dari kata-katanya. Barangkali kita sudah melakukan banyak fitnah dalam hidup kita. Tuhan Yesus berkata bahwa barang siapa mengatakan saudaranya bodoh-gila, akan masuk neraka. Selanjutnya kata-kata kotor (kata-kata makian yang dikeluarkan saat seseorang marah) harus dibuang.. Ada orang yang terlatih mengucapkan kata-kata seperti ini. Begitu marah, langsung keluar kata makian nan kotor. Mengucapkan kata-kata kotor yang menyeramkan, dikatakan saat marah. Bisa juga disebabkan karena irihati erhadap teman. Misalnya : temannya dulu miskin sekarang kaya, sehingga dicari-cari kekurangannya. Hati-hati dengan cerita buruk. Alkitab juga mengatakan kepada kita supaya kita tidak berdusta. Ada banyak yang buruk di dalam diri kita, yang merusak orang lain, agar dibuang sekarang juga.

Kemarahan menyakiti hati dan diri kita sendiri.
Kalau kita melakukan hal-hal buruk seperti yang tertulis di ayat 8 akan merusak diri sendiri. Dengan kemarahan , kita tidak bisa hidup damai dan tenang. Orang yang susah marah, hidupnya damai dan tenang. Walaupun punya masalah dalam hidupnya, hidupnya seolah-olah terlihat tidak punya masalah. Jika menyimpan kepahitan, kemarahan dan dendam dalam hati, sebenarnya kita secara perlahan-lahan sedang membunuh diri sendiri. Seperti contoh berikut. Ada seekor burung elang yang gagah sekali. Suatu kali ia terbang dengan perkasa dan menukik ke bawah menyambar seekor binatang kecil (cerpelai). Lalu dia terbang tinggi membawanya serta, namun setelah terbang beberapa saat tiba-tiba dia turun kembali menghujam bumi, menggelepar-lepar lalu mati. Rupanya cerpelai tersebut menggigit burung elang diam-diam sehingga akhirnya sang elang binasa. Kemarahan seperti hewan kecil tersebut, kalau kita simpan dalam hati kita, maka perlahan-lahan akan menggerogoti, merusak hati kita. Ada yang ingin terus marah kepada orang tertentu sampai mati dan tidak pernah ingin melupakannya. Melakukan hal seperti itu, seperti kita sedang berupaya bunuh diri. Semua kemarahan akan  merusak diri sendiri. 

Bagaimana reaksi kita kalau ada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
Kalau ada orang yang berbuat jahat, maka kita akan marah. Ini reaksi yang alamiah. Kita harus berani dengan iman percayakan kejahatan orang lain kepada Tuhan, jangan terus dipelihara. Karena Alkitab memberikan suatu jaminan. Rom 12:17-19. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!  Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Kita tidak perlu membalas, tetapi cukup menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Kita percayakan segala sesuatu termasuk orang yang berbuat jahat kepada Tuhan. Karena pembalasan itu hak Tuhan. Dia Allah yang adil dan pengetahuanNya luar biasa. Dia yang akan melakukan pembalasan.
Suatu ketika saya mengalami hal yang mungkin paling buruk dalam hidup saya. Ada orang yang membuat saya marah, saya bergumul hebat untuk mengatasinya. Saya merasa sangat direndahkan, serendah keset kaki yang diinjak-injak orang. Saya sangat terhina dan sangat sulit menerimanya. Saya berdoa dan Tuhan minta saya melakukan seperti yang ada pada Roma 12:17-19 walau hal tersebut sulit. Saya merasa diri saya lemas sewaktu bangun. Namun Tuhan mengajarkan kepada saya untuk rendah hati, mengampuni, tetap berbuat baik dengan cara menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Bagi saya itu puncak untuk belajar jadi rendah hati. Serahkan pergumulan kita kepada Tuhan dalam segala perkara. Secara perlahan-lahan, luka hati saya sembuh dan pulih. Yang mengherankan, Tuhan perlihatkan kepada saya, orang yang menyebabkan saya sedemikian terhina, juga mengalami hal  yang sama. Kita dapat menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Karena pembalasan adalah hak Tuhan. Tidak tidak bersyukur untuk hal buruk yang terjadi orang yang berbuat jahat kepada kita.  Jadi saya dapat pelajaran berharga dari Tuhan dalam hidup saya dan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memperlihatkan kebenaran dari firmanNya. Sekarang saya hanya dapat mengatakan Puji TUhan untuk semua kasih karunianya. Jadi bila ada yang melakukan kejahatan, percayakan saja pada Allah.

Buanglah Dusta.
Alkitab juga mengatakan dalam ayat selanjutnya. Jangan lagi kamu saling mendustai. Setiap kita pernah berbohong. Orang berdusta karena menginginkan sesuatu. Atau karena ingin melindungi diri sendiri atas apa yang telah diperbuat menghindari akibat perbuatan tersebut. Bila melakukan hal tersebut, itu menunjukkan kita adalah orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berani menanggung akibat dari kesalahan sendiri. Ada orang yang pandai mengarang cerita untuk menutupinya. Banyak kebohongan dilakukan untuk melindungi diri kita. Kita harusnya jangan menambahkan dosa di atas dosa. Jangan kita berbohong untuk menutupi dosa. Kita harus lebih takut kepada Tuhan daripada takut menanggung akibat kesalahan kita. Kalau kita melakukan kesalahan, mintalah maaf. Jangan menimpakan kesalahan (dosa) di atas kesalahan (dosa) lain. Sekali berbuat salah, cukup. Tuhan tahu yang terbaik. Percayakan semua kepada Tuhan.  Berdusta sangat merusak hubungan. Tuhan ingin kita punya hubungan yang baik dengan orang lain. Kepercayaan sangat penting dalam hubungan. Dusta akan mengakibatkan renggangnya (pemutusan) hubungan. Apalagi kalau dusta tidak diakui dan bertobat. Berdusta sangat merusak hubungan sehingga jangan berdusta. Sehingga dikatakan, jangan lagi kamu saling mendustai. Jangan merusak hubungan di manapun juga. Walaupun kebanyakan kita pernah berdusta, maka buanglah. Rusaknya hubungan karena dosa. Padahal hubungan itu penting. Uang, prestasi , harta penting. Namun orang yang terlalu mementingkannya dapat merusak hubungan dengan orang lain. Yang lebih penting adalah hubungan dengan orang-orang. Terutama orang-orang yang dekat dengan kita. Banyak orang yang hidup sederhana di kampung, saling terbuka, hidup sederhana tetapi mereka hidup lebih bahagia dari kita yang lebih banyak uang tapi banyak hubungan yang rusak. Kebahagian kita terkait dengan hubungan kita dengan orang-orang di seputar kita.

Apa yang harus kita lakukan kepada orang yang melakukan kejahatan kepada kita?
12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Kalau kita bertingkah laku buruk , maka orang akan menertawakan kita. Kita harus punya hubungan yang baik dengan orang lain. Hidup kita ini pasti akan berakhir. Jika kita meninggal, ada berapa jiwa yang sudah kita menangkan bagi Kristus? Kita hanya bisa memenangkan jiwa bagi Kristus dengan perkataan dan perbuatan kita. Tuhan ingin persekutuan kita dalam gereja menjadi sesuatu yang indah. Kita menjadi orang Kristen bukan hanya untuk datang dan pergi. Tetapi supaya kita mempunyai hubungan yang hangat dan manis. Di dalam gereja mula-mula hubungan yang seperti ini merupakan salah satu faktor yang membuat jemaat bertambah karena punya hubungan yang indah satu dengan yang lain. Alkitab mengatakan, di atas semuanya itu kenakanlah kasih. Biarlah kasih yang mengikat kita untuk membuang sifat-sifat buruk dan mengenakan sifat-sifat baik. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu. Karena untuk itulah kamu dipanggil dalam satu tubuh. Kesatuan kita sebagai satu tubuh tidak mungkin terjadi kalau kita cepat marah, jikalau ada dendam atau sakit hati terhadap sesama kita. Jikalau kita berbuat jahat kepada yang lain, jikalau kita memfitnah, mengucapkan kata kotor dan berdusta. Tetapi kesatuan kita sebagai jemaat Tuhan, juga keluarga di rumah hanya bisa terjadi kalau kita menjadi sebagai orang-orang yang penuh belas kasihan, mudah menolong, penuh kemurahan, bersedia, mengalah, rendah hati, menghargai orang lain, berlaku lemah lembut terhadap sesame, sabar dan mau mengampuni. Hanya dengan cara demikian, baru kita bisa hidup dengan damai sejahtera dengan orang-orang lain di manapun kita berada. Kiranya Tuhan menolong kita menjadi orang Kristen dan membangun gereja yang indah. Buanglah segala marah, geram, dan dosa-dosa lain yang mengakibatkan rusaknya hubungan kita.

No comments:

Post a Comment