Sunday, July 7, 2013

Jadilah Penyembah-Penyembah yang Benar

Pdt. Liem Ie Liong

Yoh 4:1-24
1  Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
2   —  meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya,  — 
3  Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
4   Ia harus melintasi daerah Samaria.
5  Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
6  Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
7  Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
8  Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
9  Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
10  Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
11  Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
12  Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
13  Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
14  tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
15  Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
16  Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
17  Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
18  sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
19  Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
20  Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
22  Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
23  Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
24  Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Mat 4:10  Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Apakah tujuan kita datang ke gereja? Bila ditanya demikian tentu kita mengatakan, bahwa tujuan  datang ke gereja untuk menyembah Tuhan. Memang benar. Kiranya hal ini tertanam dalam hati kita. Namun ada juga orang Kristen yang datang ke gereja dengan motivasi lain, misalnya ada yang lebih mementingkan hubungan dengan sesama (datang ke gereja yang lebih ramai atau jumlah jemaatnya lebih banyak) dll. Seharusnya kita datang ke gereja bukan sekedar bertemu dengan saudara seiman, namun yang lebih utama karena kita mau menyembah Tuhan. Biarlah Tuhan memberikan berkatnya melalui ibadah, puji-pujian, dan firman Tuhan. Ketika Tuhan Yesus dicobai iblis mengatakan, “Semua kerajaan dunia dengan kemegahannya akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Namun pada Mat 4:10, Tuhan Yesus berkata, ada tertulis (artinya ada firman Tuhan) "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Di sini Tuhan Yesus memberitahukan kita juga untuk menyembah Allah. Pada waktu kita datang ke rumah Tuhan, apakah hati dan pikiran kita seluruhnya berada di rumah Tuhan dan sunguh-sungguh menyembahNya? Pdt. Paulus Daun dalam salah satu bukunya menulis, “Salah satu faktor pertumbuhan rohani orang Kristen adalah mengenal hakikat ibadah yang benar.” Inilah yang Tuhan Yesus ajarkan dan kehendaki dalam setiap kehidupan anak-anakNya yaitu supaya kita boleh datang beribadah dengan benar, menjadi penyembah-penyembah yang benar. Suatu kali Tuhan Yesus melintasi daerah Samaria dalam perjalanan dari Yudea ke Galilea dan sampailah Dia di sumur. Karena pk 12 siang matahari bersinar dengan terik, maka Tuhan Yesus merasa haus. Tiba-tiba ada seorang perempuan Samaria dating untuk mengambil air dari sumur. Tuhan Yesus berkata, "Berilah Aku minum." dan "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.". Tuhan Yesus mengalihkan dari air jasmawi ke air rohani. Perempuan itu berkata,” Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?” Ketika itu Tuhan Yesus tidak bicara tentang air jasmani tetapi air hidup. Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,  tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. Perempuan Samaria adalah perempuan yang berdosa, hidup dalam dosa dan  membutuhkan air hidup. Ia sudah bersuami 5 orang yang sebenarnya bukan suaminya. Orang Samaria menyembah di gunung. Sedangkan orang Yahudi mengira bahwa penyembahan itu di Yerusalem tempatnya. Tetapi Tuhan Yesus mengubah hal ini. Yesus mengatakan bahwa penyembahan itu bukan di gunung atau Yerusalem tetapi Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang benar yang menyembah dalam roh dan kebenaran. Akhirnya perempuan Samaria ini percaya. Tuhan Yesus juga mau agar perempuan Samaria ini menyembah dengan benar.  

Dalam Yoh 4:42 dikatakan, dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.".  Ketika perempuan Samaria sudah bertemu Tuhan Yesus dan percaya, ia kemudian bersaksi dan menceritakan tentang Tuhan Yesus sehingga akhirnya orang-orang yang mendengarkan  juga percaya. Perempuan Samaria ini mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya bukan karena kata orang, tetapi karena ia sudah mengenal Tuhan Yesus. Sebelumnya Tuhan Yesus mengatakan, "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.  Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal” Karena perempuan Samaria menyembah tapi tidak mengenal siapa yang disembah. Ketika Rasul Paulus memberitakan Injil dari satu kota ke kota lain, sampailah dia ke kota Atena (Kisah rasul 17). Orang Atena menyembah dewa dan patung. Lalu Rasul Paulus melihat ada 1 mezbah yang ada tulisannya, kepada allah yang tidak dikenal. Penduduk Atena amat beribadah, tetapi mereka tidak mengenal siapa yang disembahnya. Tuhan Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria bahwa sekarang kamu akan menyembah yang kamu kenal. Setelah percaya, kita mengenal Allah kita sebagai Kristus Tuhan Juruselamat kita. Ketika datang menyembah Allah, kita juga menyembah Tuhan Yesus yang sudah mati menebus dosa kita melalui kematiannya di atas kayu salib, kemudian bangkit dan mendamaikan kita dengan Allah. Melalui Tuhan Yesus kita mengenal Allah yang benar. Yesus memyatakan diri kepada kita, bahwa Dia adalah Allah. Ketika kita datang menyembah Allah, maka kita mengenal siapa yang kita sembah. Dahulu sebelum kita percaya, kita tidak mengenal siapa yang kita  sembah. Maka Rasul Paulus berkata, kiranya kita bertumbuh dalam pengenalan kita kepada Allah. Demikian pula pada 2 Pet 3:18 Rasul Petrus menulis, Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. biarlah kita semakin mengenal Allah. Waktu menyembah Allah, kita menjadi penyembah-penyembah yang benar yaitu menyembahNya dalam roh dan kebenaran.

Menyembah dalam roh
Kita menyembah dalam roh karena Tuhan Yesus mengatakan bahwa Allah kita adalah roh adanya dan tidak kelihatan. Maka waktu kita menyembah Allah tidak perlu visualisasi seperti di depan patung atau gambar Yesus. Menyembah dalam roh dan kebenaran bukan demikian. Kita menyembah Allah yang adalah roh adanya. Ketika menyembah dalam roh dan kebenaran itulah yang Allah kehendaki. Maka kita boleh menjadi penyembah yang benar. Apa itu kebenaran (alatea, dalam bahasa Yunani artinya jujur, sungguh, tulus). Menyembah Allah dalam roh dan kebenaran dengan seluruh diri kita yaitu tubuh jiwa dan roh. Karena itu kita menyembah Allah dalam roh dalam kesungguhan dan ketulusan hati kita. Kita menyembah dalam roh dan kebenaran, berarti sungguh kita dibangunkan dalam kehidupan kita sesuai kebenaran firman Tuhan. Ketika menyembah Tuhan, kita mendengarkan firman Tuhan yang bisa menolong untuk mengerti dengan benar sehingga kita menyembah dalam roh dan kebenaran. Setiap kita datang kepada Tuhan, adakah hati kita mau dipuaskan oleh firman Tuhan? Dalam bukunya John Piper menulis bahwa,”Orang yang tidak menyukai apa yang dilakukan Allah melalui Tuhan Yesus, tidak menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Orang yang dibangun dengan kesalahan tentang pandangan terhadap Allah, tidak menyembah dalam roh dan kebenaran.” Tuhan Yesus menuntut keduanya yaitu menyembah dalam roh dan kebenaran. Ini merupakan pengalaman ibadah kita, di dalam pengenalan kita kepada Allah yang benar. Dan roh kita yang dibangun, digerakkan, oleh kebenaran maka ketika kita datang kepada Tuhan, dan menyembahNya maka kita menyembah dalam roh dan kebenaran. Dalam memuji Tuhan, apakah roh ikut menyembahnya? TUhan Yesus mencela orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka memuji Tuhan dengan mulutnya sehingga tidak berkenan di hadapanNya. Pada Matius 15:7-9 Tuhan Yesus berkata, Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:   Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.  Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.". Perhatikan firman Tuhan yang dikatakan begitu keras kepada pemimpin agama Yahudi waktu itu. Memuji Tuhan harus dari hati. Waktu mengajar SMP, dalam ibadah tiap minggu selalu pakai tepuk tangan. Para siswa memuji Tuhan dengan tepuk tangan , tapi tidak menyanyi. Tepuk tangannya luar biasa. Walau tidak alergi , saya tidak mau ikut tepuk tangan saat itu karena mereka bukan memuji Tuhan. Saat memuji Tuhan, Tuhan bukan hanya ingin mulut kita memuji TUhan, tetapi Tuhan mau kita menyembah dalam roh dan kebenaran dalam seluruh keberadaan kita. Hati dan pikiran kita yang sudah disucikan oleh Tuhan. Percuma kita menyembah kalau hanya berdasarkan ajaran atau perintah manusia semata dan bukan Allah. Kalau bukan perintah Allah berarti bukan firman Tuhan. Maka waktu menyembah Tuhan, kita sungguh-sungguh mau mendengar firman Tuhan. Apa yang Tuhan perintahkan dan kehendak Tuhan dalam hidup saya, maka dalam menyembah dalam roh dan kebenaran , kita sungguh rindu mendengar firman Tuhan , tidak melihat siapa yang khotbah. Ada jemaat bila yang khotbah Pdt A ia datang, sebaliknya kalau si B yang khotbah ia tidak datang. Hamba Tuhan dari suatu gereja pernah bercerita. Ada seorang jemaat yang mengikuti ke manapun pengkhotbahnya berkhotbah. Tidak persoalan jaraknya. Suatu kali karena macet pendeta itu tidak bisa sampai ke Bogor, sehingga jemaat itu harus menggantikannya. Apakah penyembahan kita benar bila saat datang, hanya ingin melihat pengkhotbahnya? Suatu kali ada pendeta luar negeri yang bisa berkhotbah dengan gaya yang begitu menarik dan isi firman Tuhannya padat, jelas dan berwibawa. Seorang jemaat merasa ia mendapat berkat dari firman Tuhan yang disampaikan . Lalu ia pulang dan mendengar bahwa pendeta tersebut akan khotbah lagi, maka ia datang lagi minggu depan. Pengkhotbah menyampaikan khotbah dengan padat seperti minggu lalu, ia berkhotbah dengan menarik sama seperti minggu sebelumnya. Isi firman Tuhan begitu jelas disampaikan, namun setelah selesai kebaktian, sang jemaat tidak mendapat apa-apa. Ia pun heran, “Kenapa minggu lalu saya dapat berkat sedang hari ini tidak ?” Ketika selesai bersalaman di depan, ia bertanya kepada pendeta ini. Pendeta ini menjawab dengan bijak. Ia mengatakan , “Hanya 1 penyebabnya. Minggu lalu kamu datang mendengar firman Tuhan dan beribadah kepadaNya. Tetapi hari ini  kamu datang untuk mendengarkan suara dan mengagumi saya.” Maka tidak heran, jika hari ini kamu tidak mendapat berkat. Ibadah yang benar kalau sungguh datang kepada Tuhan, kita menjadi penyembah-penyembah yang benar, dalam roh dan kebenaran. Kalau kita salah motivasi dalam menyembah Tuhan, maka kita tidak mendapat apa-apa. Ibadah yang benar, akan menumbuhkan rohani kita. Jikau dikatakan, saya tidak bertumbuh kerohanian saya, berarti minggu ini tidak menyembah yang benar. Tuhan yesus mengehendaki penyembah seperti ini. Bukan menyembah di gunung atau Yerusalem, tetapi menyembah dengan roh. Menyembah dalam kebenaran, engkau menjadi penyembah yang benar. Biarlah kita mengintrospeksi diri kita, apakah saya datang pada setiap ibadah dan bertumbuh kerohanian kita. Saya datang dengan tangan kosong, bukan pulang dengan tangan kosong, tetapi pulang dengan berkat. Setiap menyembah Tuhan, kita rindu. Jadilah penyembah yang benar. Sehingga penyembah sungguh berkenan kepada Tuhan. Ketika kita mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus kita menyembah Tuhan dan Allah kita dalam roh yang benar.

No comments:

Post a Comment